Anda di halaman 1dari 5

NAMA KELOMPOK: -CAKRA SHANDI.

S ( 06 )
-FITRI RAHMA.L ( 09 )
-INDANA DAMAYANTI ( 10 )
-KAKA NUARI S.N ( 15 )
-NOVAL NANDA B ( 22 )

LAPORAN PRATIKUM
PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PARAREL

A.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapt diambil suatu rumusan
masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana besarnya indeks bias kaca plan paralel?
2.Bagaimana besarnya pergeseran sinar cahaya pada kaca plan
paralel?

B.TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1.Menentukan besarnya indeks bias kaca plan paralel.
2.Menentukan besarnya pergeseran sinar cahaya pada kaca plan
paralel.

C.LANDASAN TEORI
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya
saat melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda
indeks biasnya”. Pada Hukum I Snellius berbunyi,”Sinar
datang,sinar bias,dan garis normal terletak pada satu bidang
datar.Sedangkan Hukum II Snellius berbunyi, jika sinar datang dari
medium renggang ke medium rapat ( misalnya dari udara ke air
atau dari udara ke kaca),maka sinar dibelokkan mendekati garis
normal.jika sebaliknya,sinar dating dari medium rapat ke medium
renggang ( misalnya dari air ke udara) maka sinar dibelokkan
menjahui garis normal.”
Kaca plan pararel atau balok kaca adalah keeping kaca tiga
dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar persamaan pegeseran
sinar pada balok kaca:

t= d sin(i-r)
cosr

Keterangan:
d = tebal balok kaca,(cm)
I = sudut dating,(0)
r = sudut bias,(0)
t = pergeseran cahaya,(cm)

D.ALAT DAN BAHAN


1.Kaca plan pararel 4.Kertas Hvs
2.Jarum Pentul 5.Alat Tulis lainnya
3.Penggaris

E.LANGKAH-LANGKAH
1. Meletakkan kaca plan paralel diatas kertas buram dan
menggambarnya.
2. Membuat garis vertikal yang tegak lurus dengan kaca plan
paralel sebagai garis normal.
3. Membuat sinar datang dan menentukan sudutnya yakni
sebesar 25°.
4. Menancapkan jarum pada garis sinar datang.
5. Mengamati posisi jarum dari sisi lain kaca plan paralel.
6. Menancapkan jarum pada titik tertentu sehingga kedudukan
jarum berhimpit dengan jarum yang berbeda pada garis sudut
datang.
7. Membuat garis pada titik jarum yang berimpit , garis tersebut
merupakan garis yang meninggalkan kaca plan parallel
8. Membuat garis dari titik sudut datang pada batas sisi kaca
planparalel sampai titik sinar yang meninggalkan kaca plan

paralel pada batas sisi kaca planparalel. Garis ini adalah garis
sinar bias.
9. Mengukur sudut bias dengan busur drajat.
10. Mengukur besarnya pergeseran dengan penggaris.
11. Mengulangi percobaan sebanyak 5 kali dengan sudut datang
yang berbeda (30°,35°, 40°, dan 45°).
12. Menghitung nilai indeks bias dan pergeseran secara teoritis.
13. Membuat grafik hubungan sinus i dengan r.

F.HASIL PENGAMATAN

G.PEMBAHASAN
Percobaan yang telah kami lakukan yaitu tentang pembiasan
pada kaca plan paralel. Pembiasan cahaya merupakan peristiwa
pembelokan atau penyimpangan cahaya karena melewati dua
medium yang berbeda kerapatannya. Hal ini dapat dibuktikan pada
percobaan yang kami lakukan dimana arah sinar datang tidak sama
dengan arah sinar bias, tetapi ada pembelokan.
Pada pembiasan cahaya, ada dua macam pembiasan yaitu
mendekati garis normal dan menjauhi garis normal. Dikatakan
mendekati garis normal, jika cahaya merambat dari medium optik
yang kurang rapat ke medium optik yang lebih rapat. Dikatakan
menjauhi garis normal, jika cahaya merambat dari medium optik
lebih rapat ke medium optik yang kurang rapat. Pembiasan pada
kaca plan paralel merupakan jenis pembiasan cahaya yang
mendekati garis normal. Alasannya karena cahaya merambat dari
udara (medium optik yang kurang rapat) ke kaca (medium optik
yang lebih rapat).

H.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat kita
disimpulkan bahwa untuk menghitung besar nilai indeks bias kaca
plan paralel, perlu diketahui terlebih dahulu nilai sudut datang dan
silai sudut biasnya. Besarnya nilai indeks yang diperoleh dari hasil
percobaan sesuai dengan nilai indeks kaca plan paralel pada
umumnya, yaitu 1,5.
Berkas cahaya yang masuk dengan berkas cahaya yang keluar dari
kaca plan paralel adalah sejajar. Berkas cahaya tersebut mengalami
pergeseran (t). Dalam percobaan ini, pergerseran dapat dihitung
dengan cara membuat garis putus-putus yang merupakan
perpanjangan sinar yang keluar dari kaca plan paralel. Selanjutnya
mengukur jarak antara perpanjangan sinar yang keluar dari kaca
plan paralel dengan sinar datang menggunakan penggaris. Terdapat
perbedaan nilai t yang diperoleh dengan cara pengukuran dan
perhitungan. Namun, selisih/ perbedaan tersebut tidak
menunjukkan selisih yang bernilai besar.
Besar kecilnya nilai sudut datang, akan berpengaruh pada besar
kecilnya pergeseran kaca plan paralel yang diperoleh. Maka hasil
tersebut bisa diketahui bahwa semakin besar sudut datang maka
semakin besar pula pergeseran yang terjadi.
I.LAMPIRAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat kita disimpulkan
bahwa untuk menghitung besar nilai indeks bias kaca plan paralel, perlu
diketahui terlebih dahulu nilai sudut datang dan silai sudut biasnya dengan
menggunakan rumus n = s i n  s i n  ⁄
Hasil dari percobaan kami didapat nilai rata-rata indeks bias kaca dengan
standant devisiasi (sd) sebesar (1,31 ± 0,135). Berkas cahaya yang masuk
dengan berkas cahaya yang keluar dari kaca plan paralel adalah sejajar.
Berkas cahaya tersebut mengalami pergeseran (t). Dalam percobaan ini,
besarnya pergerseran dapat dihitung dengan cara membuat garis putus-
putus yang merupakan perpanjangan sinar yang keluar dari kaca plan
paralel. Selanjutnya mengukur jarak antara perpanjangan sinar yang
keluar dari kaca plan paralel dengan sinar datang menggunakan
penggaris. Hasil yang diperoleh dari percobaan sudah sesuai dengan teori
yaitu semakin besar sudut datang maka pergeseranya akan semakin
panjang yaitu 10 kali pengulangan secara berturut-turut 0,3; 0,6; 0,9; 1,0;
1,1; 1,8; 1,9; 2,1; 2,9 dan 3,9.

Anda mungkin juga menyukai