Anda di halaman 1dari 24

Agustus 19, 2017

FISIKA

PEMBIASAN CAHAYA

TUJUAN

- Mencari nilai indeks bias belok kaca

- Mencari besar pergeseran sinar pada kaca plan paralel

ALAT DAN BAHAN

Balok kaca : 1 buah

Busur derajat : 1 buah

Kertas HVS : secukupnya

Jarum pentul : secukupnya

Styrofoam : 1 buah

Kalkulator : 1 buah

DASAR TEORI

Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua
medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam
yaitu :

a. Mendekati garis normal

Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik kurang rapat ke
medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air.
b. Menjauhi garis normal

Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke
medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air ke udara.

Syarat-syarat terjadinya pembiasan :

1) Cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya;

2) Cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90o)

Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari diantaranya :

1. Dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.

2. Kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat membuat jelas pandangan bagi
penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya pembiasan.

3. Terjadinya pelangi setelah turun hujan.

Hukum Snell

Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591 –1626) melakukan
eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini
dikenal dengan nama hukum Snell yang berbunyi :

1. sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.

2. hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut indeks
bias.

Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian cahaya datang dipantulkan
pada perbatasan. Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas cahaya datang membentuk sudut
terhadap permukaan (bukan hanya tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki
medium yang baru. Pembelokan ini disebut Pembiasan.

Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua media dan pada sudut datang. Hubungan analitis antara
q1 dan q2 ditemukan secara eksperimental pada sekitar tahun 1621 oleh Willebrord Snell .

Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Snell dan dituliskan:


n1 sin q1 = n2 sin q2

q1 adalah sudut datang, dan q2 adalah sudut bias (keduanya diukur terhadap garis yang tegak lurus
permukaan antara kedua media). n1 dan n2 adalah indeks-indeks bias materi tersebut. Berkas-berkas
datang dan bias berada pada bidang yang sama, yang juga termasuk garis tegak lurus terhadap
permukaan. Hukum Snell merupakan dasar Hukum pembiasan.

Jelas dari hukum Snell bahwa jika n2 > n1, maka q2 > q1, artinya jika cahaya memasuki medium dimana
n lebih besar (dan lajunya lebih kecil), maka berkas cahaya dibelokkan menuju normal. Dan jika n2 > n1,
maka q2 > q1, sehingga berkas dibelokkan menjauhi normal

Sinar yang masuk bidang pembias I akan sejajar dengan sinar yang keluar dari bidang pembias II dan
mengalami pergeseran. Pergeseran sinar tersebut dirumuskan :

t = d sin (i-r)/cos r

LANGKAH KERJA

Tempelkan kertas pada styrofoam dengan menggunakan jarum pentul

Letakkan balok kaca pada kertas dengan posisi seperti gambar di bawah ini dan buatlah garis pada sisi-
sisi balok kaca pada kertas.

Tancapkan dua buah jarum pentul A dan B. Amati kedua pentul dari sisi lain balok (bersebrangan),
kemudian tancapkan dua buah jarum pentul C dan D sehingga ketika diamati dari sisi bersebrangan
seolah-olah keempat jarum pentul tersebut terlihat dalam garis lurus (pengamatan dilakukan di dalam
balok kaca)

Angkatlah balok kaca dari kertas, hubungkan dengan garis antara jarum pentul A dan B sampai pada sisi
batas garis balok kaca. Demikian juga dengan jarum pentul C dan D.

Buatlah garis normal tegak lurus garis sisi-sisi balok kaca pada posisi perpotongan antara sisi balok
dengan garis jarum pentul. Kemudian ukurlah besar sudut datang dan sudut bias.

Informasi:

i. Garis yang melalui AB merupakan sinar datang sehingga sudut datang adalah sudut antara
garis AB dengan garis normal

ii. Garis yang melalui CD merupakan sinar bias sehingga sudut bias adalah sudut antara garis AB
dengan garis normal

Lakukan percobaan sampai tiga kali dengan sudut datang yang berbeda-beda.

Masukkan data hasil percobaan ke dalam tabel data.

DATA & ANALISIS

1. Data Percobaan

No
&

Nama

Sudut Datang 1

(i1)o

Sudut Datang 2

(i2)o

Sudut Bias 1

(r1) o

Sudut Bias 2

(r2) o

Sudut rata-rata

Sin i

Sin r

Sin i/

Sin r

1. Vanya

11

8,5

0,15
0,14

1,07

2. Mey

23

23

12

10

23

11

0,4

0,2

3. Amel

41

41

26

26

41

26

0,65

0,43

1,51

4. Nathan

36

36
22

22

36

22

0,58

0,37

1,57

2. Analisis Data

a. Berdasarkan tabel di atas, buatlah grafik hubungan antara sin i dan sin r

b. Dari hasil pengukuran sudut dan nilai sinusnya pada kaca plan paralel, kecenderungan apa yang
dapat diketahui?

Pada percobaan kali ini, menggunakan kaca plan paralel atau balok kaca. Balok kaca itu sendiri adalah
keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa besar sudut datang tidak sama dengan sudut biasnya.
Sudut datang dan sudut bias disini ditentukan oleh sudut datang sang pengamat. Jika pengamat melihat
dari arah kiri, maka sudut datangnya akan mengarah ke arah kiri bawah, begitu ula sebaliknya, jika
pengamat mengamat dari sebelah kanan, maka sudut yang dibentuk akan mengarah ke kanan bawah.
Pergeseran yang terjadi dalam kaca plan paralel ini merukapan pergeseran yang selalu mendekati garis
normal. Hal ini disebabkan sinar datang dari medium udara (kurang rapat) ke medium yang lebih rapat
(plan paralel). Pergeseran yang terjadi disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok kaca.

Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius: berbunyi “ Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke
medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar di belokkan
mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
maka sinar di belokkan menjauhi garis normal ”.

Sudut datang selalu lebih besar daripada sudut bias. Dalam grafik, dapat dilihat pula bahwa semakin
besar sin i maka sin r juga akan semakin besar. Nilai sin i / sin r pun apabila di rata-rata akan
menghasilkan angka mendekati 1,5 yaitu 1,53. Hal ini menunjukkan bahwa pada praktikum kali ini, nilai
indeks biasnya apabila di rata-rata, hampir sama dengan indeks bias kaca plan paralel itu sendiri yaitu
1,5.

c. Hitunglah nilai indeks bias dari kaca plan paralel!

1) n = 0,15 / 0,14 = 1,07

2) n = 0,4 / 0,2 = 2

3) n = 0,65 / 0,43 = 1,51

4) n = 0,58 / 0,37 = 1,57

n rata-rata = 1,53

d. Indeks bias relatif kaca terhadap udara nilainya sekitar

N21 = n2 / n1

1) N21 = 1,07 / 1 = 1,07

2) N21 = 2 / 1 = 2

3) N21 = 1,51 / 1 = 1,51

4) N21 = 1,57 / 1 = 1,57


n rata-rata = 1,53

PEMBAHASAN

1. Dari hasil pengukuran sudut dan nilai sinusnya pada kaca plan paralel, kecenderungan apa yang
dapat diketahui ?

Pada percobaan kali ini, menggunakan kaca plan paralel atau balok kaca. Balok kaca itu sendiri adalah
keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa besar sudut datang tidak sama dengan sudut biasnya.
Sudut datang dan sudut bias disini ditentukan oleh sudut datang sang pengamat. Jika pengamat melihat
dari arah kiri, maka sudut datangnya akan mengarah ke arah kiri bawah, begitu ula sebaliknya, jika
pengamat mengamat dari sebelah kanan, maka sudut yang dibentuk akan mengarah ke kanan bawah.
Pergeseran yang terjadi dalam kaca plan paralel ini merukapan pergeseran yang selalu mendekati garis
normal. Hal ini disebabkan sinar datang dari medium udara (kurang rapat) ke medium yang lebih rapat
(plan paralel). Pergeseran yang terjadi disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok kaca.

Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius: berbunyi “ Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke
medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar di belokkan
mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
maka sinar di belokkan menjauhi garis normal ”.

Sudut datang selalu lebih besar daripada sudut bias. Dalam grafik, dapat dilihat pula bahwa semakin
besar sin i maka sin r juga akan semakin besar. Nilai sin i / sin r pun apabila di rata-rata akan
menghasilkan angka mendekati 1,5 yaitu 1,53. Hal ini menunjukkan bahwa pada praktikum kali ini, nilai
indeks biasnya apabila di rata-rata, hampir sama dengan indeks bias kaca plan paralel itu sendiri yaitu
1,5.

2. Hubungan antara sudut datang dan sudut bias dapat dinyatakan dengan rumus

· Jawaban :

n1 sin q1 = n2 sin q2

3. Adakah perbedaan antara i1 dan i2 serta r1 dan r2 ? (iya/tidak) Mengapa bisa terjadi?

· Ada perbedaan pada percobaan pertama yaitu pada i1 dan i2. Nilai i1 adalah 6o sedangkan nilai i2
adalah 11o. Sedangkan nilai r nya sama. Juga ditemukan perbedaan pada percobaan kedua, yaitu pada
nilai r1 dan r2. Nilai r1 adalah 12o dan r2 adalah 10o sedangkan nilai i nya sama. Sedangkan pada
percobaan lainnya, yaitu percobaan pertama hingga ketiga menunjukan nilai indeks bias yang sama.

· Perbedaan yang terjadi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Ketidak telitian pengamat pada saat melakukan pengamatan proses pembiasan saat mengamati
jarum kaca.

2. Kurangnya ketelitian pengamat dalam melakukan pengukuran terhadap sudut bias maupun sudut
datang.

3. Mata pengamat tidak sesuai dengan cara mengukur yang tepat.

4. Kurangnya pengalaman yang dilakukan pengamat sehingga menghambat jalannya percobaan.

5. Kurang tepatnya peletakan jarum pentul pada saat pengamatan sedang di lakukan.

6. Penggambaran sinar bias atau sinar datang serta perpanjangannya yang kurang tepat atau tidak
benar-benar lurus

KESIMPULAN

Dari percobaaan yang telah dilakukan dapat di peroleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1) Sinar datang mengalami pergeseran sehingga sudut datang berbeda dari sudut biasnya.

2) Pergeseran yang terjadi mendekati garis normal karena sinar datang dari medium yang renggang
ke medium yang lebih rapat.

3) Semakin besar nilai sin i maka semakin semakin besar nilai sin r nya.

4) Besar nilai indeks rata-rata yang diperoleh dari hasil percobaan sesuai dengan nilai indeks kaca plan
paralel pada umumnya, yaitu 1,5.

5) Umumnya, besar sudut datang akan selalu lebih besar dari sudut biasnya.

Selasa, 05 November 2013


pembiasan cahaya

1. Latar Belakang

Banyak kejadian sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan konsep pembiasan, seperti dasar bak mandi
yang berisi air terliht lebih dangkal, ikan-ikan dan karang dipantai terlihat lebih jelas dari atas perahu,
dan ssebagainya. Akan tetapi tiap lensa mempunyai jarak fokus yang berbeda, sehingga perlu melakukan
penelitian untuk menentukan jarak fokus dan titik fokus lensa tersebut. Lensa adalah peralatan sangat
penting dalam kehidupan manusia. Mikroskop menggunakan susunan lensa untuk melihat jasad-jasad
renik yang tak terlihat oleh mata telanjang. Kamera menggunakan susunan lensa agar dapat merekam
obyek dalam film. Teleskop juga memanfaatkan lensa untuk melihat bintang-bintang yang jaraknya
jutaan tahun cahaya dari bumi.

Kuat lensa berkaitan dengan sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar) dan divergen (menyebarkan
sinar) suatu lensa. Untuk Lensa positif, semakin kecil jarak fokus, semakin kuat kemampuan lensa itu
untuk mengumpulkan berkas sinar. Untuk Lensa negatif, semakin kecil jarak fokus semakin kuat
kemampuan lensa itu untuk menyebarkan berkas sinar. Oleh karenanya kuat lensa didefinisikan sebagai
kebalikan dari jarak fokus.

Dalam fisika lensa juga berhubungan dengan alat optik. Alat Optik merupakan segala sesuatu yang
mempelajari tentang gejala atau sifat-sifatnya. Alat-alat optik tersebut misalnya adalah kacamata,
kamera, teleskop, teropong, dan lain sebagainya. Semua alat-alat optik tersebut memilki lensa yang
sangat canggih sehingga manusia benar-benar terkagum dengan kecanggihan itu. Misalnya penggunaan
kamera hp Lensa tersebut tentunya tidak terlepas dari jarak objek, jarak bayangan,dan jarak fokus yang
dihasilkan. Namun dalam hal ini, percobaan yang dilakukan cukup sederhana yaitu percobaan dilakukan
dengan lensa konvergen. Kemudian dari itu akan diketahui hubungan antara ketiga jarak tersebut dan
nantinya menyangkut mengenai bayangan yang dihasilkan.

2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum yang akan dicapai setelah melakukan praktikum adalah:

1. Memahami konsep pembiasan pada lensa.

2. Menentukn sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa.


3. Menentukan jarak fokus lensa.

3. Tinjauan Pustaka

Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua medium
yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di
ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan
indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah
perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan
cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.

Cahaya mempunyai sifat dapat dibiaskan, yaitu pembelokkan cahaya sehubungan dengan perubahan
kelajuan cahaya rambat dari satu medium yang lain. Pembiasan cahaya dapat terjadi pada lensa. Lensa
dalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang
datar (modul praktikum). Lensa dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Lensa Cembung (konveks)

Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian pinggirnya. Lensa
cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya
(konvergen). Apabila ada berkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa, maka berkas
cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Lensa cembung dibagi menjadi tiga:

1. Lensa cembung dua (bikonveks).

2. Lensa cembung datar (plan konveks).

3. Lensa cembung cekung (konkaf konveks).

Pada lensa cembung terjadi tiga sinar istimewa yaitu :

1. Berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama, akan dibiaskan menuju titik fokus di seberang.

2. Berkas sinar datang melalui titik fokus, akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.

3. Berkas sinar datang melalui titik pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi diteruskan.

Untuk melukiskan pembentukan bayangan pada lensa cembung cukup diperlukan minimal dua sinar
istimewa. Sifat bayangan yang dihasilkan bergantung pada letak benda. Hubungan antara titik fokus dan
jarak benda dapat dituliskan dalam bentuk:

(Modul praktikum).
2. Lensa Cekung (divergaen)

Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian pinggir. Lensa cekung
disebut juga lensa negatif. Lensa cekung memiliki sifat dapat menyebarkan cahaya (divergen). Apabila
seberkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa cekung, maka berkascahaya tersebut
akan dibiaskan menyebar seolah-olah berasal dari satu titik. Lensa cekung dibagi lagi menjadi tiga:

1. lensa cekung dua (bikonkaf).

2. lensa cekung datar (plan konkaf).

3. lensa cekung cekung (koveks konkaf).

Pada lensa cekung terdapat tiga sinar istimewa yaitu :

1. Berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus
pertama.

2. Berkas sinar datang menuju titik fokus kedua akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.

3. Berkas sinar datang melalui titik pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi diteruskan.

Untuk melukiskan pembentukan bayangan pada lensa cekung cukup diperlukan minimal dua sinar
istimewa. Sinar istimewa jika diwujudkan dalam bentuk gambar adalah:

3. Indeks Bias

Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa dan cepat rambat cahaya dalam medium disebut
indeks bias dan dirumuskan sebagai berikut.

n=c/v

keterangan:

n: indeks bias

c : cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 m/s)

v : cepat rambat cahaya dalam medium (m/s)

4. Pembiasan Hukum Snell


Ketika cahaya melintas dari suatu medium lainnya, sebagian cahaya datang dipantulkan pada
perbatasaan. Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas cahaya datang dan membentuk sudut
terhadap permukaan (bukan hanya tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki
medium yang baru. Pembelokan ini disebut pembiasan. Gambar A di bawah ini menunjukkan sebuah
berkas yang merambat dari udara ke air. Berkas dibelokkan menuju normal ketika memasuki air. Hal ini
selalu terjadi ketika berkas cahaya memasuki medium dimana lajunya lebih kecil. Jika cahaya merambat
dari satu medium ke medium kedua dimana lajunya lebih besar berkas dibelokkan menjauh normal,
ditunjukkan oleh gambar B. (Giancoli. 2001)

Gejala-gejala fisis yang dialami oleh cahaya adalah:

1. Refleksi, merupakan proses pemantulan cahaya. Biasanya dipelajari untuk memahami prinsip-
prinsip cermin baik cermin datar ataupun cermin cekung dan cembung.

2. Refraksi, merupakan proses pembiasan cahaya. Mengapa pensil yang dimasukan ke dalam segelas
air terlihat bengkok. Hal tersebut karena pembiasan. Biasanya digunakan untuk memahami prinsip-
prinsip dari Lensa baik lensa cekung, cembung ataupun lensa tebal.

3. Dispersi, merupakan proses penguraian cahaya. Dispersi berhubungan dengan refraksi yang
menggunakan prinsip dari Hukum Snellius yang berhubungan dengan indeks bias cahaya dalam medium.
Biasanya dicontohkan melalui prisma yang disinari cahaya akan terurai warna berupa pelangi.

4. Interferensi, merupakan proses perpaduan dua buah gelombang cahaya yang menghasilkan pola
terang dan gelap. Dikemukakan oleh Thomas Young melalui percobaan Celah Ganda dengan syarat
terjadinya interferensi sumber cahaya harus bersifat koheren yang berarti cahaya yang digunakan harus
memiliki frekuensi dan amplitudo yang sama serta beda fase tetap. Selain itu terdapat pula interferensi
pada lapisan tipis seperti yang terjadi pada minyak tanah yang tercampur air akan terlihat berwarna,
begitupula dengan busa sabun yang tampak bewarna ketika terkena cahaya.

5. Difraksi, merupakan peristiwa pelenturan cahaya. Peristiwa ini berhubungan dengan interferensi
karena difraksi sendiri adalah kasus khusus dari interferensi dimana panjang gelombang cahayanya
minimal harus sama dengan lebar celahnya. Dalam kehidupan sehari-hari peristiwa difraksi bisa kita lihat
saat cahaya matahari masuk melalui lubang atap rumah terlihat cahaya melebar serta membentuk pola
terang gelap.

6. Polarisasi, merupakan proses pengkutuban atau penyerapan/pemfilteran cahaya sehingga


dihasilkan arah gelombang cahaya yang sesuai. Polarisasi bisa kita rasakan saat siang hari yang cerah
warna langit menjadi biru atau dalam dunia modern ini polarisasi dimanfaatkan untuk pemakaian
kacamata polarisasi atau juga untuk kacamata 3D.
7. Daya Urai Optik, merupakan pemisahan dua buah sumber cahaya yang terlihat bersatu. Seperti
saat melihat cahaya dari dua lampu mobil yang kita lihat makin jauh makin mendekat dan bersatu,
namun mata kita masih bisa melihat cahayanya terpisah. (Abdullah Renreng. 1985).

5. Persamaan Lensa

Persamaan ini akan membuat penentuan posisi bayangan lebih cepat dan lebih akurat dibandikan
dengan penelusuran berkas. Ini disebut persamaan lensa. Persamaan ini menghubungkan jarak
bayangan d denga jarak d awal dan panjang f.

Perbesaran lateral m, sebuah lensa didefinisikan sebagai perbandingan sebagai tinggi bayangan dengan
tinggi benda.

Untuk bayangan tegak, perbesaran positif dan untuk bayangan terbalik bernilai negatif. Lensa
konvergen, dalam dioptri adalah positif sementara daya lensa divergen negatif. Lensa konvergen
kadang-kadang disebut sebagai lensa positif, dan lensa divergen disebut sebagai lensa negatif.
(Giancoli.2001)

4. Alat dan Fungsinya

Alat dan fungsinya yang digunakan dalam praktikum adalah:

1. Lampu 18 watt 1 buah fungsinya sebagai sumber cahaya.

2. Rel presisi 2 buah fungsinya sebagai tempat meletakkan lensa, lampu, dan diafragma anak panah.

3. Penyambung rel presisi 3 buah fungsinya untuk menyambung rel presisi.

4. Pemegangan kontak cahaya fungsinya untuk memegang kontak cahaya

5. Catu daya 1 buah fungsinya untuk memberikan energi listrik pada cahaya.

6. Kabel penghubung warna merah 1 buah dan warna hitam 1 buah fungsinya untuk menghantarkan
atau menyambungkan arus listrik.

7. Lensa cembung 2 buah 50 mm, dan 100 mm fungsinya untuk melukis pembentukan bayangan.

8. Tumpakan berpenjepit 4 buah fungsinya untuk penjepit lensa.

9. Diafragma anak panah 1 buah fungsinya sebagai benda untuk pembentukan gambar.

10. Layar 1 buah fungsinya sebagai untuk melihat gambar yang dihasilkan atau untuk menangkap
bayangan yang terbentuk.
5. Prosedur Praktikum

1. Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan (konsultasikan dengan dosen pengasuh atau asisten).

2. Susun rangkaian seperti pada skema gambar dibawah ini :

3. Hidupkan catudaya, berikan tegangan masukkan 12 volt.

4. Tentukanlah jarak antara lensa dengan benda (s).

5. Geser-geserlah layar mendekati atau menjauhi lensa untuk mendapatkan bayangan yang jelas.

6. Catat jarak antara lensa ke layar (s’).

7. Ulangi langkah 3, 4, 5, dan 6 untuk s yang lain sebanyak 5 kali.

6. Hasil dan pembahasan

6.1 Hasil

Table Hasil Pengamatan.

No

Jarak Fokus Lensa (f)

fprak

50 mm

7 cm
23 cm

30 cm

161 cm

5,37 cm

9 cm

14 cm

23 cm

126 cm

5,47 cm

11 cm

10,5 cm

21,5 cm

115,5 cm

5,37 cm

13 cm

9 cm

22 cm

117 cm

5,31 cm

15 cm

8 cm
23 cm

120cm

5,21 cm

= 26,73 cm

f`praktek =

= 5,346 cm

Presentasi Kesalahan

= 6,92%

No

Jarak Fokus Lensa (f)


S

Fprak

100 mm

14 cm

59 cm

73 cm

826 cm

11,31 cm

16 cm

44 cm

60 cm

704 cm

11,73 cm

18 cm

34 cm

52 cm

612 cm

11,76 cm

4
20 cm

27 cm

47 cm

540 cm

11,48 cm

22 cm

24 cm

46 cm

528 cm

11,47 cm

= 57,75 cm

fpraktek =

= 11,55 cm

Presentasi Kesalahan
= 15,5%

6.2 Pembahasan

Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh, pada jarak fokus lensa 50 mm, dengan jarak benda 7 cm dan
ruang bayangan benda berada di ruang 2. Sedangkan pada jarak bayangan 23 cm ruang bayangan
benda berada di ruang 4. Seharusnya menurut teori ruang bayangan berada di ruang 3. Pada jarak fokus
lensa 50 mm, dengan jarak benda 9 cm dan ruang bayangan benda berada di ruang 2. Sedangkan pada
jarak bayangan 14 cm ruang bayangan benda di ruang 3. Pada jarak fokus lensa 50 mm, dengan jarak
benda 11 cm ruang bayangan benda berada di ruang 3. Sedangkan pada jarak bayangan 10,5 cm ruang
bayangan benda berada di ruang 3. Pada jarak fokus lensa 50 mm, dengan jarak benda 13 cm ruang
bayangan benda berada di ruang 3. Sedangkan pada jarak bayangan 9 cm ruang bayangan benda di
ruang 2. Pada jarak fokus lensa 50 mm, dengan jarak benda 15 cm, dan ruang bayangan benda di ruang
3. Sedangkan pada jarak bayangan 8 cm ruang bayangan benda berada di ruang 2.

Pada jarak fokus lensa 100 mm, dengan jarak benda 14 cm dan ruang bayangan benda berada di ruang
2. Sedangkan pada jarak bayangan 59 cm ruang bayangan benda berada di ruang 4. Seharusnya menurut
teori ruang bayangan benda berada di ruang 3. Pada jarak fokus lensa 100 mm, dengan jarak benda 16
cm, ruang bayangan benda berada di ruang 2. Sedangkan pada jarak bayangan 44 cm ruang bayangan
benda berada di ruang 4. Seharusnya menurut teori ruang bayangan benda berada di ruang 3. Pada
jarak fokus lensa 100 mm, dengan jarak benda 18 cm ruang bayangan benda berada di ruang 2.
Sedangkan pada jarak bayangan 34 cm ruang bayangan benda berada di ruang 3. Pada jarak fokus lensa
100 mm, dengan jarak benda 20 cm dan ruang bayangan benda berada di ruang 3. Sedangkan pada jarak
27 cm ruang bayangan benda berada di ruang 3. Seharusnya menurut teori ruang bayangan benda
berada di ruang 2. Pada jarak fokus lensa 100 mm, dengan jarak benda 22 cm, ruang bayangan benda
berada di ruang 3. Sedangkan pada jarak bayangan 24 ruang bayangan benda berada di ruang 2.

Dari beberapa data hasil percobaan paktikum ada beberapa titik yang jika dibandingkan dengan teori
hasil yang diperoleh berbeda atau tidak sesuai dengan teori tersebut. Contohnya pada jarak 7 cm
didapatkan bayangan benda terdapat pada jarak 23 cm berada pada ruang 4. Namun seharusnya jika
berdasarkan teori bayangan tersebut harus berada pada ruang 3. Perbedaan tersebut dapat disebabkan
karena kurangnya adanya kualitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu, juga tidak akuratnya diafragma
anak panah. Maka hal tersebut yang menyebabkan adanya perbedaan antara hasil percobaan dengan
hasil teori.

Adapun sifat – sifat bayangan yang terbentuk.

No

Jarak Fokus Lensa


s (cm)

s’ (cm)

Sifat bayangan

50 mm

7 cm

23 cm

Nyata, terbalik, diperbesar

9 cm

14 cm

Nyata, terbalik, diperbesar

11 cm

10,5 cm

Nyata, terbalik, diperbesar

13 cm

9 cm

Nyata, terbalik, diperkecil

15 cm

8 cm

Nyata, terbalik, diperkecil

100 mm

14 cm

59 cm

Nyata, terbalik, diperbesar


16 cm

44 cm

Nyata, terbalik, diperbesar

18 cm

34 cm

Nyata, terbalik, diperbesar

20 cm

27 cm

Nyata, terbalik, diperbesar

22 cm

24 cm

Nyata, terbalik, diperbesar

7. Kesimpulan

Pada pembiasan lensa cembung berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama, akan dibiaskan menuju
titik fokus di seberang, dan berkas sinar datang melalui titik fokus, akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama, selanjutnya berkas sinar datang melalui titik pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi
diteruskan. Sedangkan pada pembiasan lensa cekung berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama
akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus pertama, dan berkas sinar datang menuju titik fokus kedua
akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama, selanjutnya berkas sinar datang melalui titik pusat optik
tidak mengalami pembiasan, akan tetapi diteruskan.

2. Dari hasil praktikum dengan menggunakan lensa 50 mm hasilnya jika gambar yang dihasilkan oleh
layar semakin dekat maka gambar yang dihasilkan semakin jelas dan berukuran kecil, sifatnya nyata,
terbalik, diperbesar dan juga nyata, terbalik, diperkecil. Sedangkan dengan lensa 100 mm hasilnya jika
gambar yang dihasilkan oleh layar dijauhkan maka gambar akan terlihat lebih jelas dan berukuran besar,
sifatnya nyata, terbalik, diperbesar.

3. Untuk menentukan jarak fokus lensa menggunakan Persamaan yang menghubungkan jarak
bayangan d denga jarak d awal dan panjang f.
Perbesaran lateral m, sebuah lensa didefinisikan sebagai perbandingan sebagai tinggi bayangan dengan
tinggi benda.

Anda mungkin juga menyukai