Disusun Oleh :
Daning Herawati
36 / XII IPA 5
C. Dasar Teori
Kaca plan paralel ialah kaca dengan tebal tertentu yang dibatasi oleh dua
bidang sejajar. Bidang sejajar ialah bidang pembias. Pembiasan cahaya berarti
pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua medium bening
yang berbeda indeks biasnya. Pada
Hukum I Snellius berbunyi, “sinar
datang, sinar bias, dan garis normal
terletak pada satu bidang datar.
Sedangkan Hukum II Snellius berbunyi,
“jika sinar datang dari medium renggang
ke medium rapat (misalnya dari udara ke
air atau dari udara ke kaca), maka sinar
dibelokkan mendekati garis normal. Jika
sebaliknya, sinar datang dari medium rapat ke medium renggang (misalnya dari
air ke udara) maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal”. Contoh penerapan
Hukum Snellius, misalkan pada cahaya yang merambat dari medium 1 dengan
kecepatan v1 dan sudut datang i menuju ke medium 2. Saat di medium 2
kecepatan cahaya berubah menjadi v2 dan cahaya dibiaskan dengan sudut bias r.
Sinar datang (i) > sinar bias (r) atau dengan kata lain sinar bias mendekati
garis normal, terjadi ketika sinar menembus batas bidang dari medium renggang
ke medium rapat. Bila sinar berasal dari sebaliknya, yakni dari medium rapat ke
medium rengang, maka sinar menjauhi garis normal (i < r) dan terjadi
pemendekan semu. Bila sudut datang terus diperbesar, maka tidak ada lagi cahaya
yang dibiaskan, sebab seluruhnya akan dipantulkan. Sudut datang pada saat sudut
biasnya mencapai 90°, dimana sudut ini ini disebut sudut kritis (saat sin r = sin 90
= 1).
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua
sisinya dibuat sejajar. Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca :
Keterangan :
d : tebal balok kaca, (cm)
i : sudut datang, (°)
r : sudut bias, (°)
t : pergeseran cahaya, (cm)
D. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ukurlah tebal kaca plan paralel, ini disebut d
3. Letakkan kaca plan paralel di atas kertas
4. Buatlah garis dari sisi-sisi kaca plan paralel tersebut
5. Tariklah garis vertikal di sebelah kiri pada gambar yang sudah dibuat
untuk menentukan sudut datang
6. Tentukanlah sudut datang terhadap garis vertikal dengan busur (garis 1)
Pada percobaan ini menggunakan sudut sebesar 37o, 47o, dan 57o pada tiap-
tiap gambar
7. Lalu letakkan kaca plan pararel di atas gambar semula
8. Amati garis sudut datang tersebut dari bagian atau sisi seberang garis
sudut datang
9. Buatlah garis yang terlihat sejajar dari sudut seberang yang diamati dengan
kaca plan pararel tersebut (garis 2)
10. Ambil kembali kaca plan paralel dari atas kertas
11. Tariklah garis 1 hingga sisi satunya atau sisi seberang gambar
12. Tariklah garis dari titik garis 1 menuju titik garis 2 (ini adalah garis 3)
13. Hitunglah sudut antara garis 3 dengan sumbu vertikal, inilah yang disebut
sudut datang
14. Ukur dan hitung jarak dari garis 1 dan garis 2 yang berada di seberang
gambar kaca plan paralel, jarak ini disebut pergeseran sinar atau cahaya
15. Bandingkan jarak yang diukur dengan garis dan yang diukur
menggunakan rumus
16. Masukkan data-data yang diperoleh dari 3 sudut diatas di tabel
pengamatan
E. Data Pengamatan
n t
Perc. d i r t
( sini i : sin r ) ( d sin(i-r) : cos r )