PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum penentuan indeks bias kaca dan prisma adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh sudut datang terhadap sudut deviasi?
2. Mengetahui perbandingan indeks bias kaca plan paralel dari hasil praktikum
dengan literatur?
3. Mengetahui perbandingan indeks prisma dari hasil praktium dengan literatur?
1.4 Manfaat
Penerapan konsep indeks bias banyak di temukan dalam kehidupan sehari.
Contoh globalnya dalam pembiasan adalah sedotan yang ditempatkan dalam
segelas air, apabila di lihat dari samping tampak sedotan patah atau bengkok.
Sedangkan konsep indeks bias pada prisma yaitu pelangi dan fatamorgana.
Pemanfaatannya pada benda berlensa mislnya teropong dan teleskop.
Gambar 2.1Pergeseran sinar bias terhadap arah semula dari sinar datang pada kaca
plan paralel. Berkas sinar bias akhir sejajar dengan sinar datang namun bergeser
sejauh jarak titik G-C
(Sumber: Stockley, 2007)
Prisma adalah bahan bening yang dibatasi oleh dua bidang datar bersudut.
Besarnya sudut antara kedua bidang datar itu disebut sudut pembias (β). Sudut
deviasi adalah suatu sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan
cahaya datang dengan perpanjangan cahaya bias yang meninggalkan prisma.
Gambar 2.2 Pembiasan pada prisma
(Sumber: Soeharto,1992)
Persamaan sudut bias prisma adalah sebagai berikut:
δ = (i1 + r2) – β . . . (2.3)
dimana, δ= sudut deviasi
i1 = sudut datang pada bidang batas pertama (°)
r2 = sudut bias pada bidang batas kedua berkas sinar keluar dari prisma (°)
β = sudut puncak atau sudut pembias prisma (°)
(Soeharto,1992).
Sudut deviasi akan mencapai minimum jika sudut datang cahaya ke prisma
sama dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma (δm » i = r). Jika prisma
berada di udara, maka n1 = 1 dan n2 = n, sehingga δm = (n-1) β. Sudut bias (r)
mendekati garis normal dikarenakan indeks bias kaca lebih besar dari indeks bias
udara yaitu nkaca=1,5
(Tripler, 1992).
BAB 3. METODELOGI PERCOBAAN
D= -A
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang di peroleh dari kedua percobaan dalam praktikum penentuan
indeks bias kaca dan prisma adalah sebagai berikut:
4.1.1 Tabel
4.1.1.1 Menentukan indeks bias kaca plan paralel
No. θ1 (°) θ2 (°) Sin θ1 Sin θ2
1 15 12 0,258 0,207
2 20 15 0,342 0,258
3 25 15 0,422 0,390
4 30 17 0,500 0,292
5 35 20 0,573 0,342
No ΔD n21 Δ n21 I K AP
1 0,87220 1,638304 0,244987 0,149537 99,85046 2
2 0,99433 1,705280 0,245048 0,143699 99,85630 2
3 0,87220 1,638304 0,249870 0,149537 99,85046 2
4 0,78500 1,586707 0,244944 0,154372 99,84563 2
5 0,78500 1,586707 0,244944 0,154372 99,84563 2
4.1.2 Grafik
4.1.2.1 Menentukan indeks bias kaca plan paralel
15°
20°
25°
30°
35°
Percobaan ke dua yaitu penentuan indeks bias pada prisma. Hasil yang di
peroleh dari percobaan yaitu pada tabel pertama tabel 2.2, sedangkan
perhitungannya yaitu pada tabel ke dua dari tabel 2.2. percobaan di lakukan
dengan memberikan variasi pada sinar datang seperti pada percobaan pertama
yaitu dengan sudut (θi) sebesar 15°, 20°, sampai 35°. Sesuai dengan hasil tersebut,
disimpulakn bahwa semakin besar sudut datang yaitu sudut yang di bentuk sinar
datang dan garis normal maka sudut deviasi semakin besar pula. Sebaliknya,
apabila sudut dari sinar datang semakin kecil maka sudut deviasi semakin kecil
pula. Hal ini di karenakan sudut sinar datang (θi) berbanding lurus dengan sudut
deviasi.
Indeks bias bias sendiri dari prisma pada literatur dan hasil perhitunagn
tidak sesuai, hal ini di sebabkan hal yang sama yaitu pengambilan data yang
kurang teliti dan indeks bias uadara tidak sama pada ruang hampa atau tidak sama
dengan satu.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semakjin besar sudut datang yaitu (θi) maka semakin besar pula sudut deviasi
yang dihasilkan, hal ini terjadi karena θi dan sudut deviasi (D) berbanding
lurus.
2. Indeks bias yang didapat dari hasil perhitungan tidak sesuai dengan literatur
karena. Hal ini diakrenakan pengambilan data yang kurang teliti ataupun
indeks bias pada medium pertama yaitu udara tidak sama dengan satu.
3. Indeks bias yang di dapat dari hasil perhitungan penentuan indeks bias prisma
tidak sesuai dengan literatur. Hal ini terjadi karena penagmbilan data yang
klurang teliti ataupun indeks bias pada medium pertama yaitu udara tidak sama
dengan satu.
5.2 Saran
Saran untuk praktikan selanjutnya adalah praktikan datang tepat waktu
sesuai jadwal sehingga praktikum bisa dilakukan secara maksimal. Sebelum
memulai percobaan, periksa alat terlebih dahulu. Pastikan alat-alat bisa di
gunakan dengan baik. pengambilan data untuk percobaan dilakukan dengan teliti
sehingga sesuai dengan literatur.
DAFTAR PUSTAKA