Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

“Kaca Plan Paralel”

ARMANDO ALOANIS

17503004

KELOMPOK II

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2018
A. TUJUAN

1. Menyelidiki sifat pembiasan pada kaca plan pararel.

2. Membandingkan besarnya pergeseran sinar pada kaca plan pararel dari hasil

pengukuran langsung dengan hasil pengukuran.

3. Menentukan indeks bias kaca.

4. Menentukan hubungan antara sinar datang, sinar pantul,dan ketebalan kaca.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Kaca Plan Pararel.

2. Busur derajat

3. Kertas

4. Styrofoam kertas Kardus

5. Jarum pentul

6. Pensil

7. Penggaris

C. TEORI

Kaca plan paralel adalah sekeping kaca yang kedua sisi panjangnya dibuat sejajar.

Kaca plan paralel dapat digunakan untuk mengamati jalannya sinar yang

mengalami pembiasan dan untuk menentukan indeks bias kaca tersebut. Jika

sebuah berkas sinar datang menuju permukaan kaca plan paralel, maka sinar

tersebut akan mengalami pembiasan sebanyak dua kali.

Pembiasan pertama terjadi ketika cahaya masuk ke kaca. Dan pembiasan kedua

terjadi ketika cahaya keluar dari kaca ke udara. Ketika cahaya dari udara masuk

ke kaca, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Setelah itu, cahaya akan

keluar dari kaca dan dibiaskan oleh udara menjauhi garis normal. Perjalannya
cahaya yang mengalami pembiasan dua kali ini dapat kalian lihat pada gambar

berikut.

Keterangan gambar:

n1 = indeks bias udara

n2 = indeks bias kaca plan paralel

Jika seberkas cahaya datang pada salah satu sisi kaca plan paralel maka sinar

ini di dalam kaca akan dibiaskan dan akhirnya keluar dari sisi lain, yang

arahnya selalu sejajar dengan sinar datang. Dari gambar di atas, berkas sinar

datang AB dibiaskan oleh kaca menjadi sinar BC mendekati garis normal dan

setelah ke luar dari kaca dibiaskan lagi menjadi sinar CD menjauhi garis

normal.

Bukti:
■ Sinar datang dari udara menuju kaca planparalel berlaku Hukum Snellius
sebagai berikut.
n1 sin i1 = n2 sin r1
sin
n2
i1 …………… Pers.
=
sin (1)
n1
r1
■ Sinar datang dari kaca planparalel menuju udara berlaku Hukum Snellius
sebagai berikut.
n2 sin i2 = n1 sin r2

n1 sin r2
= …………… Pers. (2)
n2 sin i2
Dengan demikian, persamaan (1) = persamaan (2) sehingga:

sin i1 sin r2
=
sin r1 sin i2

Karena r1 = i2, maka:

sin i1 sin r2
=
sin r1 sin r1

sin i1 = sin r2

Jadi, i1 = r2, oleh karena itu CD // AB (terbukti).

Akan tetapi, dari lukisan di atas ternyata sinar keluar CD telah mengalami
pergeseran sejauh t terhadap sinar datang AB. Misalkan ketebalan kaca plan
paralel adalah d cm, maka besar pergeseran sinar dapat dihitung dengan cara
berikut.
Dari gambar lukisan di atas, perhatikan ∆CBE yang siku-siku di E.
β = (i1 – r1)
CE
sin β =
BC
CE
sin (i1 – r1) =
BC
CE = t = BC sin (i1 – r1) …………… Pers. (3)
Kemudian lihat ∆CBF yang siku-siku di F
BF
cos r1 =
BC
BF
BC =
cos r1
BF = d sehingga:
d
BC = …………… Pers. (4)
cos r1
Apabila persamaan (4) kita subtitusikan ke persamaan (3) maka kita peroleh
persamaan berikut.

sin (i1 – r1)


t = d
cos r1
Keterangan:
t = pergeseran sinar
d = ketebalan kaca plan paralel
i1 = sudut datang sinar dari udara ke kaca
r1 = sudut bias sinar dari udara ke kaca

D. PROSEDUR

1. Meletakan tryrofoam atau kertas kardus di atas meja.

2. Mengambil kertas dan menempelkan pada Styrofoam .

3. Mengambil kaca planpararel dan mengukur ketebalan.

4. Meletakkan kaca planpararel di atas kaca.

5. Menggambar bagian tepi kaca.


6. Membuatgaris normal(N1) Pada bagian pinggir kaca .

7. Membuat sudut datang (i1).

8. Menancapkan dua jarum pentul pada ujung sinar datang.

9. Mengamati dua jarum pentul yang yang di tancapkan pada sinar datang .

10. Menancapkan dua jarum pentul lagi di sisi lain kaca pararel agar terlihat

berimpit dengan jarum pentul yang tertancap pada sinar datang.

11. Mengambil kaca plan pararel dan menarik garis hubung dua jarum pentul.

12. Menarik garis hubung antara sinar datang dan sinar pantul.

13. Membuat garis normal (N2) dan mengukur sudut bias (r2).

Dengan t: pergeseran sinar i: sudut datang r : sudut refleksi sudut bias d : d :

tebal kaca

14. Menggambar garis hubung anatar sinar datang dan sinar bias.

15. Mengukur besar sudut i1 dan r2.

16. Memanjangkan sinar datang.

17. Menarik garis yang tegak lurus menghubungkan perpanjangan sinar datang

dengan sinar bias.

E. HASIL PENGAMATAN
𝑑 = 6,1 𝑐𝑚
𝐼1 = 45°
𝑟1 = 30°
𝐼2 = 45°
𝑟2 = 30°
𝑡 = 2,3 𝑐𝑚

F. PENGOLAHAN DATA

sin(𝑖1 − 𝑟1 )
𝑡=𝑑
cos 𝑟1
sin(45° − 30°)
𝑡 = 6,10
cos 30°
0,259
𝑡 = 6,10
0,866
𝑡 = 6,10 × 0,299
𝑡 = 1,82 𝑐𝑚
G. PEMBAHASAN

Pergeseran yang terjadi sesuai yang didapat ialah

Pengukuran Hasil Pengamatan Persentase


1,82 cm 2,3 cm 20,87%

Hal ini memang bisa terjadi mengingat sudut yang diukur bisa mengalami

kesalahn ±1° sehingga cukup rentan kesalahannya. Pergeseran inilah sejauh mana

sinar datang mengalami perpindahan karena pembiasan dari kaca.

H. KESIMPULAN & SARAN

Dalam seiap medium, cahaya mengalami pembiasan juga termasuk kaca.

Pembiasan ini merupakan sebagaimana jauh sinar datang yang seharusnya lurus

namun dibelokkan sehingga nampak dibelok.

Untuk praktikum selanjutnya agar bisa menggunakan sinar laser agar lebih

nampak lagi proses refraksi dari kaca.

I. REFERENSI

---------, 2018. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II. Bagian I, Tondano: Jurusan

Fisika FMIPA Universitas Negeri Manado.

--------, 2017. Pembiasan Cahaya Pada Kaca Plan Paralel, Contoh Soal dan

Pembahasan. https://www.fisikabc.com/2017/11/pembiasan-cahaya-pada-kaca-

plan-paralel.html. Diakses 23 Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai