(PLANPARALEL)
Disusun Oleh :
1. Advelina Hubertha Fanggidae (02)
2. Felix Gozali ()
3. Jesslyn Patricia Salim ()
4. Nico Timotius (19)
5. Verin (26)
SMA XAVERIUS 3
2019
I. Landasan Teori
Pembiasan pada Kaca Plan Paralel.
Kaca plan paralel adalah benda yang terbuat dari kaca berbentuk kubus dengan enam
sisi yang rata dengan sisi yang berhadapan sejajar. Bentuknya lempeng tipis seperti batu
bata atau korek api. Ia memiliki ketebalan tertentu yang sering dilambangkan d. Peristiwa
yang terjadi ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca plan paralel adalah sinar tersebut
akan mengalami pergesaran. Cahaya atau berkas sinar akan mengalami dua kali pembiasan
oleh dua medium yang berbeda kerapatannya. Berkas cahaya dari udara yang masuk ke
dalam kaca akan mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya.
Hal ini disebabkan medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang
berbeda. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati
dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal
ketika sinar datang dari medium kurang rapat atau udara ke medium lebih rapat atau kaca.
Sinar bias akan menjauhi garis normal ketika cahaya merambat dari medium lebih rapat
atau kaca ke medium kurang rapat atau udara.
Terjadinya pembiasan tersebut telah dibuktikan oleh seorang ahli maematika dan
perbintangan Belanda pada tahun 1621 bernama Willebrord Snell bahwa hasil
percobaannya dirumuskan dan dikenal dengan Hukum Snellius.
Keterangan :
n = indeks bias
i = sudut datang
r = sudut bias
Berkas cahaya hanya mengalami pergeseran sebesar t (besaran panjang). Jika berkas
datang dengan sudut i maka pergeserannya dapat dihitung sebagai berikut :
Keterangan :
t = pegeseran sinar
d = tebal kaca
A. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
B. Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat,
sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium yang
lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan menjauhi garis
normal.
Indeks Bias
Berkas cahaya yang melewati dua medium yang berbeda menyebabkan cahaya berbelok.
Di dalam medium yang lebih rapat, kecepatan cahaya lebih kecil dibandingkan pada
medium yang kurang rapat. Oleh sebab itu cahaya membelok. Perbandingan laju cahaya
dari dua medium tersebut disebut indeks bias dan diberi simbol n. Jika cahaya merambat
dari udara atau hampa ke suatu medium indeks biasnya disebut indeks bias mutlak. Secara
matematis dituliskan :
Keterangan :
n = indeks bias
Indeks bias mutlak dan beberapa medium dapat dilihat pada tabel berikut :
Jika salah satu medium tersebut bukan udara, perbandingan laju cahaya tersebut
merupakan nilai relatif atau indeks bias relatif. Misalnya, berkas cahaya merambat dari
medium 1 denga kelajuan v1 masuk pada medium 2 dengan kelajuan v2, indeks bias relatif
medium 2 terhadap medium 1 adalah :
Maka,
Keterangan :
1. Mendekati garis normal Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya
merambat dari medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat. Contohnya
cahaya merambat dari udara ke dalam air.
2. Menjauhi garis normal Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat
dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat. Contohnya cahaya
merambat dari dalam air ke udara. Syarat-syarat terjadinya pembiasan :
Cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya .
Cahaya datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari
90o) Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari diantaranya : - Dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.
- Kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif)
dapat membuat jelas pandangan bagi penderita rabun jauh
atau rabun dekat karena adanya pembiasan.
- Terjadinya pelangi setelah turun hujan.
II. Tujuan : Mengamati jalannya sinar pada bidang batas antara 2 median (planparalel)
X Gambar 1
Y
X Gambar 2
N
P1
P2
P3
P4
Arah melihat /
Mengamati P1 dan P2
Gambar 3
N
P1
P2
Q
C
Q1
P3
N
P4
Gambar 4
1. Sediakan kertas grafik dengan ujung – ujungnya ditusuk dengan paku payung.
a. Buatlah sumbu x dan sumbu y pada kertas grafik itu dan kuadran ke-2 buat sudut yakni
300 (Gambar 1)
b. Letakanlah kertas grafik itu di papan dan pakulah sudut – sudutnya dengan paku payung
( Gambar 2 )
c. Letakan balok kaca/planparalel di atas kertas grafik yang sudah dibuat sudut ( Gambar 2 )
d. Batasi kaca planparalel dengan pensil.
2. Tusukan/tancapkan jarum pentul P1 pada g garis sudut 30o. lalu amatilah dari arah yang berlainan
dan tusukan P2 juga pada garis sudut 30o ketika diamati jarum P1 dan P2 hanya terlihat P2 saja.
Kemudian tusukan jarum P3 ketika diamat hanya P3 saja, kemudian tusukan jarum P4 ketika
diamati yang tampak hanya P4 sehingga dari ke-4 jarum terlihat satu garis lurus.
3. Angkatlah balok kaca.
4. Tariklah garis P3 ke P4 hingga mengenai tepi bawah balok kaca itu ( Gambar 4 ) sebutlah titik tepi
balok Q1. tarik garis O dan Q1.
5. Ulangi percobaan di atas untuk berikut 150, 250, 350, 450, 600 dan 750 (jangan lupa untuk memberi
tanda setiap perpanjangan gaeris yang di dapat).
Isikanlah hasil pengukuran ke dalam table dibawah ini :
𝒔𝒊𝒏 𝒊
No. i r Sin i Sin r 𝒔𝒊𝒏 𝒓 Cos r t d
6. Sudut – sudut 150, 250, 350, 450, 600 dan 750 adalah arah sinar……………………….………..( 1 )
pada bidang batas udara – kaca, sedangkan garis Q Q1, Q1 P2 dst adalah arah sinar …………..( 2 )
di dalam kaca Garis y adalah garis normal di titik C. Bagaimana kesimpulan dari letak – letak
sinar – sinar tersebut di atas dengan garis normalnya?
......................................................................................................................................................( 3 )
7. Dalam tabel di atas, kecenderungan apakah yang anda dapatkan mengenai hasil bagi sinus i
dengan sinus r?
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..…( 4 )
8. Dari hasil eksperimen ini kesimpulan yang diperoleh adalah
1. ……………………………………………………………………………………….……..( 5 )
2. ………………………………………………………………………………………….…..( 6 )
9. Yang dikenal sebagai hukum pembiasan dari Snellius dan Indeks bias kaca didapat adalah
…………………………………………………………………………………………………..( 7 )
V. Hasil Kerja
𝒔𝒊𝒏 𝒊
No. i r Sin i Sin r 𝒔𝒊𝒏 𝒓 Cos r t d
1. 11,5 cm
2. 11,5 cm
3. 11,5 cm
4. 11,5 cm
5. 11,5 cm
6. 11,5 cm
Sudut – sudut 150, 250, 350, 450, 600 dan 750 adalah arah sinar datang, pada bidang batas
udara – kaca, sedangkan garis Q Q1, Q1 P2 dst adalah arah sinar bias di dalam kaca Garis y adalah
garis normal di titik C. Bagaimana kesimpulan letak – letak sinar – sinar tersebut di atas dengan
garis normalnya?
......................................................................................................................................................( 3 )
Dalam tabel di atas, kecenderungan apakah yang anda dapatkan mengenai hasil bagi
sinus i dengan sinus r?
Sudut datang selalu lebih besar daripada sudut bias. Dapat dilihat pula bahwa semakin
besar sin i maka sin r juga akan semakin besar. Nilai sin i / sin r pun apabila di rata-rata
akan menghasilkan angka mendekati 1,5 yaitu 1,53. Hal ini menunjukkan bahwa pada
praktikum kali ini, nilai indeks biasnya apabila di rata-rata, hampir sama dengan indeks
bias kaca plan paralel itu sendiri yaitu 1,5.
Yang dikenal sebagai hukum pembiasan dari Snellius dan Indeks bias kaca didapat adalah
…………………………………………………………………………………………………..( 7 )
Lampiran