Indeks bias adalah perbandingan kecepatan rambat cahaya dalam udara dengan kecepatan
rambat cahaya dalam suatu medium. Indeks bias berfungsi untuk mengidentifikasi kemurnian
zat. Alat untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer. Suhu pengukuran harus benar-benar
diatur pada 20oC karena sangat berpengaruh pada keakuratan hasil pengukuran. Untuk mencapai
kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standar.
Secara matematis, indeks bias dapat ditulis:
n = c / cm (1)
n = indeks bias, c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 m/s), cm = cepat rambat cahaya
di suatu medium.
Atau
n = λ1 / λ2 = sin α / sin (2)
Pembiasan cahaya terjadi karena cahaya tidak dapat melewati suatu benda. Penyebab
suatu benda dapat dilihat oleh mata kita adalah karena cahaya yang menuju suatu benda sebagian
atau seluruhnya dipantulkan ke mata kita. Benda yang dapat memantulkan cahaya dengan
sempurna adalah kaca yang dilapisi oleh malgama perak.
Pada pemantulan cahaya terdapat suatu keteraturan yang sifatnya alami dan terus berlaku
pada semua pemantulan suatu benda. Suatu keteraturan in dinamakan hukum alam, yang
ditemukan oleh Snell yang berkebangsaan Belanda pada tahun 1621 sehingga disebut hukum
Snellius. Ada dua macam hukum Snellius tentang pemantulan, pertama, semua sinar yang jatuh
pada suatu bidang benda pantul, sinar pantulnya dan garis yang tegak lurus terhadap bidang
pantulnya terletak pada satu titik pada bidang datar tersebut. Kedua, sudut yang terbentuk antara
sinar datang dan garis normalnya sama dengan sudut yang terbentuk antara garis normal dan
sinar pantulnya. Hukum Snellius juga berlaku untuk benda yang permukaannya tidak teratur.
Untuk permukaan semacam ini garis normal tiap bidang tidak sejajar sehingga pemantulan tiap
bagian permukaannya tidak sama. Sehingga pemantulan pada bidang yang tidak teratur ini
disebut pemantulan baur, sementara pemantulan pada bidang datar disebut pemantulan teratur.
sin i V 1
= Persamaan pembiasan cahaya (5)
sin r V 2