Anda di halaman 1dari 99

1.

KONSEP PERUBAHAN MATERI DAN MATERI


A. Perubahan Materi dan Materi
Materi dan perubahannya merupakan kajian dalam bidang IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) yang mempelajari wujud materi dan perubahan materi.
Secara garis besar wujud materi dikelompokkan menjadi padat, cair dan gas.
Benda- benda di sekitar kita yang tergolong materi contohnya yaitu kursi,
buku, air, awan dan udara. Benda-benda tersebut tergolong materi karena
selain menempati ruang juga mempunyai massa. Banyak cara untuk
mengetahui apakah sesuatu itu termasuk materi atau bukan. Misalnya, untuk
menunjukkan bahwa udara menempati ruang ditunjukkan oleh balon akan
mengembang jika ditiup. Dalam kehidupan sehari- hari sering kita temukan
adanya perubahan- perubahan yang terjadi pada benda tersebut. Misalnya,
air menjadi es, kursi menjadi arang jika dibakar, awan berubah bentuknya.
Perubahan-perubahan yang terjadi di alam dapat digolongkan menjadi
perubahan kimia, biologi dan fisika. Perubahan tersebut disebabkan
beberapa faktor, yaitu suhu, kelembaban, ada tidaknya kuman, dan waktu.
Beberapa faktor di atas berkaitan dengan perubahan materi yang disebabkan
oleh adanya pembakaran, perkaratan oleh oksigen dan air, pemanasan,
pembusukan, pendinginan, dan pemberian tekanan.
Dengan memahami berbagai aspek materi dan perubahannya ini akan
menambah wawasan serta dapat bermanfaat. Materi dan perubahannya ini
sangat luas maka di pilih konsep-konsep yang esensial sebagai bahan
pendukung bagi guru SD apabila saat mengajar menemukan suatu masalah
yang berkaitan dengan materi dan perubahannya.
1. Pengertian Materi
Materi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang mepunyai massa dan
menempati ruang. Benda yang tergolong materi contohnya air, udara,
meja, dan tanah. Cahaya dan sinar bukan materi karena tidak menempati
ruang.
a. Wujud Materi
Berdasarkan wujudnya materi dapat dikelompokkan menjadi:
1) Padat
Mempunyai bentuk yang tetap dan volumenya tetap.

Contoh: meja, kursi, batu, dan sebagainya.


2) Cair
Mempunyai bentuk sesuai dengan tempatnya dan volumenya tetap.
Contoh: air, sirup, minyak, dan sebagainya.
3) Gas
Mempunyai bentuk sesuai tempatnya dan volumenya berubahubah.
Contoh: nitrogen, oksigen, karbondioksida, dan sebagainya.
b. Sifat Materi
Sifat materi terbagi menjadi 2 yaitu sifat kimia dan sifat fisika
1) Sifat Kimia
Sifat kimia adalah sifat yang berhubungan dengan pembentukan zat
baru dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Mudah atau sukar menjadi zat baru
Beracun
Dapat atau sukar terbakar
2) Sifat Fisika
Sifat fisika adalah sifat yang berhubungan dengan jumlah dan
ukuran zat dengan memperhatikan hal berikut :
Warna
Rasa
Bau
Titik didih
Titik lebur
c. Macam- macam Materi
1) Zat Murni
Zat murni adalah suatu zat asli tanpa adanya campuran (zat terlarut)
dalam suatu pelarut. Zat murni di kelompokkan sebagai berikut:
a) Unsur
Unsur adalah suatu zat murni dengan upaya proses kimiawi
tidak dapat dipecah lagi menjadi zat yang lebih sederhana.
Contoh: emas (Cu), besi (Fe), perak (Ag), oksigen (O2), dan
lainnya.
b) Senyawa
Senyawa adalah zat murni dengan upaya proses kimiawi dapat
dipecah menjadi zat yang lebih sederhana.
2

Contoh: air (H2O) dapat dipecah menjadi hidrogen (H) dan


oksigen (O2), glukosa (C6H12O6) menjadi karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O), dan sebagainya.
2) Zat Campuran
Zat campuran adalah perpaduan zat tunggal yang dapat diuraikan
lagi menjadi komponen penyusun melalui proses fisika yaitu
dengan cara dipanaskan, penyulingan, siltrasi, dan lainnya.
a) Campuran Homogen
Campuran homogen adalah campuran yang tiap bagian dari
sistem mempunyai susunan yang sama. Contoh: air, sirup, udara
yang dimasukkan dalam tabung.
b) Campuran heterogen
Campuran heterogen adalah campuran yang tiap bagian tidak
terdiri dari bagian yang sama. Contoh: air kopi, ada bagian
endapan kopi dan ada yang tidak, lumpur, ada bagian yang
banyak tanahnya dan ada yang banyak airnya.
2. Perubahan Materi
Wujud materi tidak selalu tetap. Setiap materi yang mendapat perlakuan
tertentu pasti akan berubah baik wujud maupun bentuknya. Perubahan
wujud tersebut dapat berlangsung secara fisika, kimia, atau biologi.
a. Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan suatu zat yang tidak menghasilkan
zat baru dan dapat diubah kembali menjadi zat semula. Perubahan
fisika sering disebut sebagai perubahan yang bersifat sementara.
Contoh: perubahan pada air. Jika air didinginkan akan membeku
menjadi es. Jika es dipanaskan maka akan kembali menjadi air.
b. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan suatu zat yang menghasilkan zat
baru dan tidak dapat diubah menjadi zat semula. Perubahan kimia
bersifat tetap.

Contoh: perubahan kertas yang dibakar. Kertas akan berubah wujud


dan bentuknya menjadi abu. Abu itu tidak dapat diubah lagi menjadi
kertas dengan perlakuan apapun.
c. Perubahan Biologi
Perubahan biologi adalah perubahan suatu benda yang dipengaruhi
oleh organisme hidup dan tidak dapat lagi kembali seperti semula.
Contoh: perubahan pada buah yang membusuk. Setelah membusuk,
buah tidak dapat lagi menjadi segar walaupun didinginkan atau diberi
perlakuan apapun.
3. Faktor Perubahan Materi
Perubahan materi dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya suhu,
kelembaban, ada tidaknya kuman, dan waktu.
a. Suhu
Suhu mempengaruhi perubahan materi. Makin tinggi suhu, perubahan
materi semakin cepat.
b. Kelembaban
Kelembaban adalah banyak sedikitnya kandungan air pada benda.
Kelembaban tinggi berarti kandungan air banyak. Kelembaban rendah
berart kandungan air sedikit.
c. Ada tidaknya kuman
Tingkat perubahan benda juga dipengaruhi ada tidaknya kuman.
Semakin banyak kuman yang ada pada materi semakin mempercepat
proses perubahan pada materi itu.

d. Waktu
Waktu juga mempengaruhi tingkat perubahan benda. Semakin lama
waktu suatu materi maka semakin cepat proses perubahan materi
tersebut.
4. Faktor Perubahan Sifat Materi

Perubahan sifat materi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu


pembakaran, perkaratan oleh oksigen dan air, pemanasan, pembusukan,
pendinginan, dan pemberian tekanan.
a. Pembakaran
Proses perubahan sifat materi yang tidak dapat kembali ke wujud
aslinya.
Contohnya: batang lidi yang dibakar tidak akan berubah wujud
kembali menjadi batang lidi yang seutuhnya.
b. Perkaratan oleh oksigen dan air
Perkaratan disebakan karena faktor udara dan dapat pula disebabkan
oleh air yang akan mengakibatkan perubahan warna pada materi.
Perubahan tersebut biasanya terjadi pada matengandung yang
mengandung logam.
Contohnya: besi jika dibiarkan terlalu lama di tempat terbuka dan
suhu yang rendah maka akan terjadi perkaratan yang ditandai dengan
munculnya warna kuning kecoklatan pada materi tersebut.
c. Pemanasan
Pemanasan akan mengakibatkan suatu sifat materi yang semula padat
dapat meleleh atau mencair. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara
memberikan suatu sumber panas seperti sinar matahari, api, belerang
pada materi lain yang berbeda.
Contohnya: air di sungai yang terkena panas matahari akan hangat.
d. Pembusukan
Pembusukan dapat terjadi karena ada bakteri dan kandungan air yang
berlebihan serta faktor udara yang mengakibatkan suatu materi
tersebut membusuk.
Contohnya: buah selama 1 bulan jika di letakkan di tempat yang
lembab akan mudah sekali mngaalami pembusukan.
e. Pendinginan
Pendinginan adalah diturunkannya suhu pada suatu materi.

Contohnya: ikan segar dibekukan dengan menggunakan es agar tidak


mudah membusuk.
f. Pemberian tekanan
Pemberian tekan akan mengakibatkan sifat benda berubah. Hal ini
dapat dilakukan dengan menekan benda.
Contoh: plastisin dapat berubah bentuknya apabila ditekan.
5. Aplikasi dalam Kehidupan Sehari- hari
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai hal-hal yang
berhubungan dengan Materi dan Perubahannya, seperti :
a. Pembakaran sampah, kertas, dll.
b. Penyalaan lilin
c. Pembekuan air menjadi es
d. Pelelehan es menjadi air
e. Pelarutan gula, garam dll.
f. Dll.
6. Contoh Percobaan
a. Percobaan pembakaran pada kertas
1) Bahan: Kertas
Korek api
2) Langkah kerja :
Siapkan bahan yang diperlukan
Siapkan alas untuk menampung hasil pembakaran
Nyalakan korek api dan siapkan kertas yang akan dibakar
Bakar kertas
3) Hasil: kertas berubah menjadi abu karena terjadi perubahan kimia
yang tidak dapat kembali ke wujud semula
b. Percobaan pelarutan
1) Bahan:
Gula
Air
Gelas
Pengaduk
2) Langkah kerja:
Siapkan bahan yang diperlukan
Masukkan gula dan air ke dalam gelas
Aduk gula sampai gula itu larut
3) Hasil: gula larut dalam air dan bercampur dengan partikel air yang
menyebabkan air menjadi manis.
6

c. Percobaan pelelehan
1) Bahan:
Lilin
Korek api
Alas
2) Langkah kerja:
Siapkan bahan yang diperlukan.
Panaskan lilin dengan api, tunggu beberapa saat sampai lilin
meleleh.
3) Hasil: lilin akan meleleh dan tidak menghasilkan zat baru karena
merupakan perubahan fisika.
7. Simpulan
Materi merupakan sesuatu yang memiliki masa dan volume serta
menempati ruang, contohnya: meja, buku, air, dan udara, cahayanya dan
sinar bukan merupakan materi, sebab tidak menempati ruang materi atau
zat diklasifikasikan kedalam zat tunggal yang terdiri dari unsur dan
senyawa, dan zat campuran, berdasarkan wujudnya materi dibagi
menjadi tiga bagian, padat, cair dan gas dan ketiganya itu dapat
mengalami perubahan fisika, perubahan biologi, dan perubahan kimia.
Dengan demikian setelah kita tahu pengertian materi, nantinya kita bisa
membedakan benda-benda yang ada disekitar kita. Termasuk materi atau
bukan.
2. KONSEP LOGAM DAN NON LOGAM
Logam berasal dari bahasa Yunani, yaitu Metallon. Dalam kimia, logam
adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki
ikatan logam. Logam adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang
dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan bersama dengan semi-logam dan nonlogam.
Non logam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif,
yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain dari pada
melepaskannya. Yang termasuk dalam non logam adalah halogen, gas mulia,

dan 7 unsur yaitu hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor
(P), belerang (S), dan selenium (Se).
Logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat, merupakan
penghantar panas dan listrik yang baik, serta mempunyai titik lebur tinggi.
Benda logam pada awalnya dibuat dari bijih logam, yang dapat diperolah
dengan cara menambang baik yang berupa bijih logam murni maupun yang
bercampur dengan materi lain. Bijih logam yang diambil dalam keadaan murni
diantaranya adalah emas, platina, perak, bismus dll. Sedangkan ada juga bijih
logam yang bercampur dengan unsur lain seperti tanah liat, fosfor, silikon,
karbon, serta pasir. Adapun unsur-unsur logam umumnya berwujud padat pada
suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada umumnya
unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi benda benda
lainnya. Logam yang ditemukan berbentuk mineral atau bijih didalam tanah.
Akan tetapi, sebagian logam ditemukan bercampur atau menyatu dengan zat
lain tersebar dalam batuan bumi. Pada umumnya, logam memiliki banyak
manfaat, seperti di bidang teknik, industri, pertanian dan kedokteran. Logam
merupakan elemen kerak bumi (mineral) yang terbentuk secara alami. Jumlah
logam diperkirakan 4% dari kerak bumi. Logam dalam bidang keteknisian
adalah besi. Biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan, pipa-pipa,
alat-alat pabrik dan sebagainya. Contoh dari logam yang sudah memiliki sifatsifat penggunaan teknis tertentu dan dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup
banyak adalah besi, tembaga, seng, timah, timbel, nikel, aluminium, dan
magnesium. Logam mempunyai beberapa karakteristik yaitu, dapat ditempa
dan diubah bentuk, merupakan penghantar panas dan listrik yang baik, keras
(tahan terhadap goresan, potongan), kenyal (tahan patah bila dibentang), kuat
(tahan terhadap benturan, pukulan martil), dan liat (dapat ditarik), serta
mempunyai titik lebur tinggi. Logam juga merupakan bahan yang dapat
ditempa, mengkilat, magnetis, dan dapat dicampur secara homogen dalam
berbagai kadar.
Logam merupakan unsur yang jumlahnya paling banyak di bumi ini. Jenisjenis logam memiliki sifat dan kegunaanya masing-masing. Sampai saat ini,

terdapat 65 logam yang terbentuk secara alami di bumi, namun hanya sedikit
yang bisa dimanfaatkan dengan cara yang benar.
A. Logam
Logam merupakan kelompok unsur kimia yang berwujud padatan
mengkilap, merupakan penghantar panas dan listrik yang baik. Tidak semua
logam memiliki sifat ini (misalnya merkuri adalah cairan). Dalam kimia ada
beberapa jenis logam. Logam dari blok p dan s (misalnya Natrium dan
Aluminium) biasanya merupakan unsur reaktif. Logam blok p
merupakan unsur-unsur yang memiliki elektron terluarnya mengisi orbital p
dengan konfigurasi elektron terluar s2px. Dalam susunan berkala (tabel
periodik), unsur-unsur yang elektron terluarnya mengisi orbital p adalah unsurunsur golongan 13 sampai golongan 18. Untuk senyawa blok p, secara umum
porsi ikatan kovalen lebih dominan. Prinsip penting dalam senyawa unsur blok
p adalah ikatan kimia dan termokimia yang berhubungan dengan ikatan
kovalen. Pada golongan 17 dan 18 semua unsur bersifat non logam. Pada blok
p, adanya garis diagonal menjadi pembatas antara logam dan nonlogam.
Unsur yang memiliki kemampuan untuk melepas elektron digolongkan
sebagai logam dan unsur yang memiliki kemampuan untuk menerima elektron
digolongkan sebagai non logam. Terdapat unsur yang memiliki kemampuan di
antara keduanya, yakni memiliki kecenderungan melepaskan atau menerima
elektron digolongkan sebagai metaloid.
Logam umumnya bersifat sebagai reduktor, sebab dapat dioksidasi.
Logam-logam yang berada dalam golongan utama dalam sistem periodik,
umunya merupakan pereduksi kuat. Sedangkan pada logam-logam yang berada
pada golongan transisi memiliki sifat pereduksi yang relatif lebih rendah dari
logam golongan utama. Logam yang memiliki jari-jari lebih besar, umunya
bersifat lebih reaktif, sebab kemampuannya untuk melepaskan elektron pada
kulit terluar lebih mudah. Dengan adanya deret volta, logam dapat dijelaskan
lebih baik dimana deret tersebut menunjukkan kemampuan suatu logam untuk
bereaksi dengan kation logam lain, sehingga membentuk logam dan kation
logam yang baru.

1. Jenis jenis logam


a. Alumunium
Alumunium adalah logam dengan warna putih keperak-perakan
yang memiliki sifat sangat ringan dan tahan terhadap korosi (karat).
Logam ini berasal dari bijihnya, bauksit, dengan proses elektrolisis.
Alumunium digunakan dalam kabel-kabel listrik lintas udara, pesawat
terbang, kapal, mobil, kaleng minuman, dan foil dapur (pembungkus
makanan).
Di dalam kelistrikan Aluminium memiliki kepadatan rendah dan
daktilitas tinggi adalah apa yang membuatnya cocok untuk transmisi
listrik tegangan tinggi jarak jauh. Saluran listrik dari tembaga yang mahal
dan perlu struktur pendukung tambahan untuk mendukung konduktivitas
listrik yang tinggi. Sedangkan Aluminium tidak memerlukan semua ini,
yang menghemat biaya dan menjadi tahan terhadap korosi, meningkatkan
daya tahan. Oleh karena itu, aluminium menggantikan tembaga dalam
transformator dan sistem kabel. Hal ini juga dapat digunakan dalam
casing, penyangga, kotak sekering, piring satelit, televisi, peralatan
rumah tangga, sistem suara, dan komunikasi lainnya dan peralatan
elektronik.
b. Baja
Baja merupakan salah satu aloi yang sangat sering kita dengar dan
kita jumpai namanya. Baja memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, kenapa demikian? Karena Baja merupakan aloi besi
dan karbon yang merupakan satu dari sedikit bahan terpenting dalam
industri, seperti yang kita ketahui, bidang industri ini mempengaruhi
dunia secara global. Baja memiliki sifat tahan karat, dan kegunaanya
yang sangat penting adalah untuk bidang industri ruang angkasa.
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran
karbon. Berdasarkan campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi 3
yaitu: baja dengan kadar karbon rendah (0 hingga 0,25 %), baja dengan
kadar karbon menengah (0,25 hingga 0,55 %), baja dengan kadar karbon
tinggi (di atas 0,55%).

10

Meskipun konduktivitas baja rendah tetapi digunakan pada


penghantar transmisi yaitu ACSR, fungsi baja dalam hal ini adalah untuk
memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis
dengan seng. Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah
menghemat pemakaian aluminium. Berdasarkan pertimbangan tersebut
dibuat penghantar bimetal.
c. Besi
Besi merupakan logam yang memiliki warna abu-abu keputihputihan. Logam ini dihasilkan terutama dari peleburan biji hematit dalam
tanur sembur. Kegunaanya adalah dipakai untuk bangunan dan bidang
teknik, juga dapat dimanfaatkan untuk membuat aloi baja.
d. Emas
Unsur logam emas memiliki sifat yang lunak, dan memiliki warna
kuning terang yang digunakan untuk perhiasan dan alat-alat elektronik.
Tentunya emas tidak mudah didapat di pasaran, karena memiliki harga
yang sangat tinggi dan terus meningkat.
Di dalam sIstem kelistrikan emas jarang di pakai sebagai bahan
konduktor meskipun emas adalah penghantar listrik yang baik, karena di
samping harga yang cukup mahal emas merupakan logam yang sangat
berharga yang tidak mudah di dapatkan. Adapun Konsentrasi elektron
bebas dalam logam emas 5,90 1022 cm-3. Emas sangat konduktif untuk
listrik, dan telah digunakan untuk jaringan kabel listrik di beberapa
aplikasi energi tinggi (hanya perak dan tembaga lebih konduktif per
volume, tapi emas memiliki keuntungan ketahanan korosi). Seperti
terlihat pada emas dengan konduktivitas 6,17 x 107 S/m. Meskipun emas
bereaksi kimia oleh klorin bebas, konduktivitas yang baik dan ketahanan
umum terhadap oksidasi dan korosi pada lingkungan lain (termasuk tahan
terhadap asam non-diklorinasi) telah menyebabkan industri digunakan
secara luas di era elektronik sebagai lapisan lapisan tipis konektor
elektris dari segala jenis, sehingga memastikan koneksi yang baik.
Sebagai contoh, emas yang digunakan dalam konektor kabel elektronik
lebih mahal, seperti audio, video dan kabel USB.
e. Kalium

11

Kalium adalah logam ringan dengan warna keperakan, juga


memiliki sifat sangat reaktif. Senyawa-senyawa kalium digunakan dalam
pupuk kimia dan untuk pembuatan kaca.
f. Kalsium
Logam ini memiliki putih keperak-perakan, sifatnya yang mudah
dibentuk sesuai dengan tempat ditemukannya, yaitu di dalam batu kapur
dan kapur. Dalam makhluk hidup juga terdapat logam yang satu ini, salah
satunya di tulang gigi hewan. Pemanfaatan logam ini biasanya untuk
membuat semen dan baja kualitas tinggi.
Kalsium unsur kimia (Ca), nomor atom 20, merupakan unsur
kelima dan logam yang paling melimpah ketiga di kerak bumi. Logam ini
trimorphic, lebih sulit daripada sodium, tapi lebih lembut dari aluminium.
Sebuah serta berilium dan aluminium, dan tidak seperti logam alkali,
tidak menyebabkan kulit terbakar. Hal ini kurang kimia reaktif dari
logam alkali dan dari logam alkali tanah lainnya.
g. Kuningan
Kuningan adalah paduan logam tembaga dan logam seng dengan
kadar tembaga antara 60-96% massa. Kuningan merupakan sebuah aloi
yang terbuat dari tembaga dan seng. Pemanfaatanya sangat banyak
terjadi di bumi ini, yaitu untuk barang-barang hiasan, sekrup, alat-alat
musik, dan paku-paku kecil.
h. Kupronikel
Merupakan aloi yang terbuat dari tembaga dan nikel yang
digunakan untuk membuat uang logam berwarna perak.
i. Kromium
Kromium adalah logam berkilau, getas dan keras, serta berwarna
perak abu-abu. Ketika dipanaskan, kromium membentuk oksida kromat
hijau. Logam ini tidak stabil pada oksigen dan segera menghasilkan
lapisan oksida tipis. Kromium ditambang sebagai bijih kromit
(FeCr2O4). Penambangan bijih kromium antara lain terdapat di Afrika
Selatan, Zimbabwe, Finlandia, India, Kazakihstan, dan Filipina.
j. Magnesium
Magnesium adalah logam alkali tanah dan elemen kedua yang
terletak di baris kedua dari tabel periodik. Ini adalah unsur kedelapan

12

yang paling berlimpah di Bumi. Atom magnesium memiliki 12 elektron


dan 12 proton. Ada dua elektron valensi di kulit terluarnya. Dalam
kondisi standar magnesium merupakan logam ringan dengan warna putih
keperakan. Bila terkena udara, magnesium akan memudar dan menjadi
dilindungi oleh lapisan tipis oksida. Ketika magnesium bersentuhan
dengan air, magnesium akan bereaksi dan menghasilkan gas hidrogen.
Jika terendam air, Anda akan melihat gelembung gas mulai terbentuk.
Bila dibakar, Magnesium berwarna putih yang sangat terang. Pada suatu
waktu bubuk magnesium digunakan untuk menghasilkan kilatan cahaya
untuk fotografi.

k. Natrium
Natrium merupakan sebuah logam yang sangat reaktif. Memiliki
sifat lunak dan berwarna putih keperakan logam ini terdapat dalam garam
dapur dan digunakan untuk lampu jalanan dan dalam industri kimia.
l. Perak
Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Argentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak
memiliki konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan
terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas. Logam ini digunakan dalam
koin, perhiasan, peralatan meja, dan fotografi. Perak termasuk logam
mulia seperti emas. Perak termasuk logam mulia karena tidak mengalami
proses korosif, namun perak bisa mengalami proses oksidasi. Proses
oksidasi pada perak mengakibatkan lapisan kehitaman pada permukaan
perak yang biasa disebut "tarnish". Namun proses oksidasi ini tidak
mengakibatkan kerusakan pada unsur tersebut, beda hal-nya dengan
proses korosi pada logam besi (Fe).
Perak merupakan suatu logam yang mudah dibentuk, berwarna
putih abu-abu yang merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat
baik. Logam ini digunakan untuk membuat perhiasan, peralatan perak
,dan film fotografi.
13

m. Perunggu
Merupakan sebuah aloi dari tembaga dan timah yang dikenal sejak
jaman kuno. Aloi ini memiliki sifat tahan korosi dan mudah dibentuk. Di
banyak negara perunggu dimanfaatkan untuk membuat uang logam yang
bernilai rendah.
Adapun definisi perunggu adalah campuran tembaga dengan unsur
kimia lain, biasanya dengan timah, walaupun bisa juga dengan unsurunsur lain seperti fosfor, mangan, alumunium, atau silikon. Perunggu
bersifat keras dan digunakan secara luas dalam industri. Perunggu sangat
penting pada masa lampau, bahkan pernah suatu masa disebut sebagai
Zaman Perunggu.
n. Platina
Platina adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Pt dan nomor atom 78. Sebuah logam transisi yang
berat, "malleable", "ductile", berharga, berwarna putih-keabuan.
Platinum tahan karat dan terdapat dalam beberapa bijih nikel dan
tembaga. Platina digunakan dalam perhiasan, peralatan laboratorium,
gigi, dan peralatan kontrol emisi mobil. Platina atau platinum merupakan
unsur berwarna putih abu-abu. Biasanya berasosiasi dengan mineral
lain emas, tembaga, nikel dan besi. Kebanyakan mengandung logam
berat langka seperti iridium, osmium, rhodium dan palladium.
Platina merupakan Logam berwarna putih keperakan, yang mudah
dibentuk, digunakan untuk membuat perhiasan, barang elektronik, dan
sebagai katalisator.
o. Plutonium
Logam radioaktif yang dihasilkan dengan cara membombardir
uranium dalam reaktor nuklir dan digunakan dalam senjata nuklir.
Logam ini memiliki penampilan keperakan dan mengambil becek kuning
ketika sedikit teroksidasi. Hal ini secara kimia reaktif. Sepotong relatif
besar plutonium yang hangat saat disentuh karena energi yang dilepaskan
dalam peluruhan alfa. Potongan yang lebih besar akan menghasilkan
panas yang cukup untuk merebus air. Logam mudah larut dalam asam

14

pekat klorida, asam iodat, atau asam perklorat. Logam ini menunjukkan
enam modifikasi allotropic memiliki berbagai struktur kristal.
p. Raksa
Raksa merupakan logam berbentuk cairan yang berat. Logam cair
ini memiliki warna putih keperakan , dan juga beracun. Digunakan dalam
termometer, tapal gigi dan digunakan dalam beberapa bahan peledak.
Air Raksa adalah satu-satunya logam biasa yang cair pada suhu biasa. Air
Raksa kadang-kadang disebut raksa. Ini adalah berat, logam cair putih
keperakan. Ini adalah konduktor yang panas dan buruk jika dibandingkan
dengan logam lain tetapi merupakan konduktor yang adil dalam sistem
listrik. Ini paduan mudah dengan banyak logam, seperti emas, perak, dan
timah. Paduan ini disebut amalgam.
q. Seng
Seng merupakan logam putih kebiruan yang diambil dari mineral
seng blende (sfarelit). Logam ini digunakan untuk melapisi besi agar
tidak berkarat (disebut galvanisasi). Logam ini juga digunakan di bateraibaterai listrik tertentu dan dalam aloi-aloi seperti kuningan. Seng bersifat
getas pada suhu normal, tetapi berubah menjadi ulet dan bisa ditempa
ketika dipanaskan antara 110 C hingga 150 C. Unsur ini merupakan
logam cukup reaktif yang akan bereaksi dengan oksigen dan non logam,
serta bereaksi dengan asam encer untuk melepaskan hidrogen.
r. Solder
Solder merupakan aloi dari timah dan timbal yang memiliki titik
lebur yang rendah dan digunakan untuk menyambungkan kabel-kabel
dalam barang-barang elektronik.
s. Tembaga
Logam yang mudah dibentuk, berwarna kemerah-merahan yang
digunakan untuk membuat kabel listrik, tangki air panas, dan aloi
kuningan, perunggu, dan kupronikel. Tembaga merupakan logam
kemerahan dengan struktur kristal kubus. Tembaga memantulkan sinar
merah dan oranye dan menyerap frekuensi lain dalam spektrum cahaya.
Logam ini mudah ditempa, ulet, dan merupakan konduktor panas dan
listrik yang baik. Tembaga lebih lunak dari seng, dapat dipoles, dan
memiliki reaktivitas kimia rendah. Dalam udara lembab, tembaga
15

perlahan-lahan membentuk selaput permukaan kehijauan yang disebut


patina. Lapisan ini melindungi dari serangan korosi lebih lanjut. Tembaga
merupakan unsur yang banyak terdapat di alam. Tembaga memasuki
udara terutama melalui proses pembakaran bahan bakar fosil. Logam ini
akan terus berada di udara hingga kemudian mengendap ke tanah melalui
hujan.
t. Timah
Suatu logam yang lunak, mudah dibentuk, berwarna putih
keperakan. Logam ini digunakan untuk menyepuh baja, guna
menghentikan korosi dan dalam aloi perunggu, pewter (logam campuran
timah dan timbal), dan solder. Cassiterite banyak ditemukan dalam
deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak
berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat
mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari
berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil.
Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium atau
istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg
Cassiterite maka sekitar 7 sampai 8 ton biji timah/alluvial harus
ditambang disebabkan konsentrasi cassiterite sangat rendah.
u. Timbal
Logam berat berwarna biru keputih-putihan ,mudah dibentuk dan
beracaun, diambil dari mineral galena dan digunakan dalam baterai, atap,
dan perisai radiasi dari sinar X. Timbal digunakan untuk tangki garis
yang menyimpan cairan korosif, seperti asam sulfat (H2SO4). Kepadatan
tinggi timbal membuatnya berguna sebagai perisai terhadap sinar-X dan
radiasi sinar gamma dan digunakan dalam mesin sinar X dan reaktor
nuklir. Timbal juga digunakan sebagai penutup pada beberapa kawat dan
kabel untuk melindungi dari korosi, sebagai bahan untuk menyerap
getaran dan suara dan dalam pembuatan amunisi. Sebagian besar timbal
saat ini digunakan dalam produksi baterai seperti baterai yang ditemukan
di mobil.
v. Titanium

16

Suatu logam yang kuat, berwarna putih, dan mudah dibentuk.


Logam ini sangat tahan terhadap korosi dan digunakan untuk aloi-aloi
dalam pesawat luar angkasa, pesawat terbang, dan kerangka sepeda.
Platinum adalah logam putih keperakan, yang mudah ditempa, dan
merupakan logam ulet berkilau.
w. Uranium
Suatu logam putih keperakan, radioaktif yang digunakan sebagai
sumber tenaga nuklir dan juga senjata nuklir. Uranium (U) merupakan
unsur yang terjadi secara alami yang dapat ditemukan di dalam semua
batu karang, tanah, maupun air. Uranium memiliki bilangan tertinggi
yang ditemukan secara alami dalam jumlah yang banyak di atas bumi dan
selalu ditemukan berikatan dengan unsur yang lain. Uranium secara
alami yang dibentuk dari ledakan supernova. Uranium memberi warna
fluorescence hijau dan kuning ketika ditambahkan ke gelas bersama
dengan zat adiktif yang lain. Logam uranium bereaksi dengan hampir
semua unsur non logam dan senyawanya dengan peningkatan kereaktifan
seiring peningkatan temperatur.
x. Vanadium
Suatu logam yang keras, putih beracun, yang digunakan untuk
meningkatkan kekerasan aloi-aloi baja. Sebuah senyawa vanadium
digunakan sebagai katalisator untuk pembuatan asam sulfat. Vanadium
diperoleh dari bijih sebagai vanadium pentoksida (V2O5) melalui
berbagai proses peleburan, pencucian, dan pemanggangan. Pentoksida
tersebut kemudian dikurangi menjadi ferrovanadium atau bubuk
vanadium. Penyusunan vanadium sangat murni sulit karena logam
vanadium yang cukup reaktif terhadap oksigen, nitrogen, dan karbon
pada suhu tinggi.
y. Wolfram
Suatu logam yang keras, berwarna abu-abu keputihan. Logam ini
digunakan dalam filamen lampu, dalam barang-barang elektronik, dan
dalam aloi-aloi baja untuk membuat alat-alat pemotong bertepi tajam.
B. Non Logam

17

Non logam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif,


yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain dari pada
melepaskannya. Adapun unsur non logam sebagai berikut:
1. Halogen: Fluorine (F), Chlorine (Cl), Bromine (Br), Iodine (I), Astatine
(At), Ununseptium (Uus).
2. Gas mulia: Helium (H), Neon (Ne), Argon (Ar), Krypton (Kr), Xenon (Xe),
Radon (Rn), Ununoctium (Uuo).
3. Nonlogam lainnya: Hidrogen (H), Carbon (C), Nitrogen (N), Phosphorus
(F), Oxygen (O), Sulfur (B), Selenium (Se).
Sebagian besar non logam ditemukan pada bagian atas tabel periodik,
kecuali hidrogen yang terletak pada bagian kiri atas bersama logam alkali.
Walaupun hanya terdiri dari 20 unsur, non logam merupakan penyusun
sebagian besar isi bumi, terutama lapisan luarnya.
1. Sifat Fisis Non Logam
Pada umumnya unsur nonlogam mempunyai sifat fisis, antara lain:
a. Non logam tidak dapat memantulkan sinar yang datang sehingga non
logam tidak terlihat mengkilat.
b. Non logam tidak dapat menghantarkan panas dan listrik sehingga disebut
sebagai isolator.
c. Non logam sangat rapuh sehingga tidak dapat ditarik menjadi kabel atau
ditempa menjadi lembaran.
d. Densitas atau kepadatannya pun relatif rendah sehingga terasa ringan jika
dibawa dan tidak bersifat diamagnetik (dapat ditarik magnet).
e. Nonlogam berupa padatan, cairan dan gas pada suhu kamar. Contohnya
padatan Carbon (C), cairan Bromin (Br) dan gas Hidrogen (H).
2. Sifat Kimia Non Logam
Sifat-sifat kimia yang dimiliki unsur non logam antara lain:
a. Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur non logam
cenderung menangkap elektron karena memiliki energi ionisasi yang
besar untuk membentuk anion.
b. Umumnya unsur nonlogam memiliki titik leleh dan titik didih yang
relatif rendah jika dibandingkan dengan unsur logam.
c. Non logam memiliki 4 sampai 8 elektron dalam kulit terluar dari atomatomnya.
d. Non logam yang bereaksi dengan logam akan membentuk garam.
e. Kebanyakan nonlogam oksida yang larut dalam air akan bereaksi
membentuk asam.

18

f. Non logam dapat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.
3. Jenis Jenis Non Logam
Adapun beberapa jenis dari non logam sebagai berikut:
a. Hidrogen (H)
Hidrogen merupakan unsur pertama dalam tabel periodik. Dalam
kondisi normal, hidrogen merupakan gas yang tidak berbau dan tidak
berwarna. Hidrogen merupakan salah satu unsur utama dalam air dan
semua bahan organik serta tersebar luas tidak hanya di bumi tetapi juga
di seluruh alam semesta.
b. Karbon (C)
Karbon merupakan unsur unik yang bisa berikatan dengan unsur
lain untuk membentuk berbagai senyawa baru. Kelompok terbesar ikatan
karbon adalah dengan hidrogen yang kemudian membentuk senyawa
yang disebut hidrokarbon. Setidaknya sekitar 1 juta komponen organik
terbentuk dari hidrokarbon. Karbon juga membentuk ikatan dengan
senyawa lain yang dianggap sebagai anorganik, meskipun dalam jumlah
yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan senyawa organik.
c. Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan gas tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,
dan sebagian besar merupakan gas diatomik. Nitrogen menyumbang 78
persen atmosfer bumi dan merupakan konstituen dari semua jaringan
hidup. Nitrogen merupakan elemen penting bagi kehidupan karena
merupakan salah satu penyusun DNA, dan dengan demikian merupakan
bagian dari kode genetik. Molekul nitrogen terjadi terutama di udara.
Dalam air dan tanah, nitrogen ditemukan pada senyawa nitrat dan nitrit.
Semua zat ini adalah bagian dari siklus nitrogen sehingga semua saling
berhubungan. Manusia telah mengubah keseimbangan nitrat dan nitrit
alami terutama karena penggunaan pupuk yang mengandung nitrat.
Nitrogen dihasilkan oleh berbagai industri sehingga meningkatkan kadar
nitrat dan nitrit dalam tanah dan air.
d. Oksigen (O)
Oksigen merupakan unsur paling melimpah di kerak bumi, dengan
hampir seperlima (dalam volume) komposisi udara adalah oksigen. Gas
oksigen biasanya terdapat dalam bentuk molekul diatomik, O2, tetapi ada

19

juga dalam bentuk triatomik, O3, bernama ozon. Dalam kondisi normal,
oksigen merupakan gas tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.
Oksigen sangat reaktif dan akan membentuk oksida dengan semua
elemen lain kecuali helium, neon, argon, dan kripton. Gas oksigen
merupakan penyusun seperlima atmosfer dengan massa lebih dari satu
juta miliar ton. Oksigen di atmosfer bumi berasal dari fotosintesis
tanaman yang telah terakumulasi selama jutaan tahun.
e. Fosfor (P)
Fosfor adalah unsur bukan logam multivalen dari kelompok
nitrogen. Unsur ini ditemukan di alam dalam beberapa bentuk alotropik
dan merupakan elemen penting bagi kehidupan organisme. Terdapat
beberapa bentuk fosfor yaitu fosfor putih, merah, dan hitam. Fosfor putih
adalah jenis yang lazim diproduksi industri. Fosfor putih bersinar dalam
gelap, terbakar secara spontan bila terkena udara, dan merupakan racun
mematikan. Fosfor merah bervariasi dalam warna dari oranye ke ungu
karena variasi kecil dalam struktur kimianya. Bentuk ketiga, fosfor
hitam, dibuat di bawah tekanan tinggi, berwujud seperti grafit serta
mampu menghantarkan listrik. Di alam, fosfor tidak pernah ditemui
dalam bentuk murni, tetapi hanya sebagai fosfat yang terdiri dari atom
fosfor yang terikat pada empat atom oksigen. Fosfor juga terdapat dalam
berbagai makanan. Makanan yang kaya fosfor termasuk tuna, salmon,
sarden, hati, kalkun, ayam, telur dan keju (200 mg/100 g). Di alam,
terdapat banyak mineral fosfat dengan bentuk yang paling berlimpah
adalah apatit.
f. Belerang (S)
Belerang (sulfur) adalah unsur non logam multivalen, berlimpah,
tidak berasa dan tidak berbau. Dalam bentuk alami, belerang berbentuk
kristal padat berwarna kuning. Meskipun belerang terkenal karena
baunya yang mirip telur busuk, bau ini sebenarnya berasal dari gas
hidrogen sulfida (H2S), bukan dari belerang murni. Kehidupan di bumi
mungkin terjadi karena kehadiran belerang yang berkontribusi pada

20

pembentukan berbagai asam amino yang merupakan pembangun dasar


kehidupan.
g. Silikon (Si)
Silikon adalah unsur elektropositif yang paling melimpah di kerak
bumi, bersifat metalloid dengan kilap logam, dan sangat rapuh. Silikon
merupakan semikonduktor intrinsik dalam bentuknya yang paling murni,
meskipun intensitas semikonduktor bisa ditingkatkan dengan sejumlah
kecil pengotor. Unsur ini memiliki kelimpahan jauh lebih banyak
daripada unsur lainnya, selain dari oksigen. Silikon merupakan penyusun
27,72% kerak bumi, sementara oksigen menyumbang 46,6%.
h. Helium (He)
Helium merupakan salah satu gas mulia kelompok O dalam tabel
periodik. Gas ini merupakan unsur paling ringan kedua setelah hidrogen.
Sumber helium utama dunia adalah serangkaian ladang gas alam di
Amerika Serikat. Helium adalah gas tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna, dan tidak beracun. Gas ini kurang larut dalam air dibandingkan
gas lainnya. Helium merupakan unsur kurang reaktif dan hampir tidak
membentuk senyawa kimia dengan unsur lain. Helium adalah unsur
paling melimpah kedua di alam semesta, setelah hidrogen. Helium
menyumbang 23% dari semua massa dasar alam semesta.
i. Argon (Ar)
Argon adalah gas mulia ketiga dan berkontribusi pada sekitar 1%
atmosfer bumi. Argon biasanya diperoleh melalui fraksinasi udara cair.
j. Neon (Ne)
Neon adalah gas mulia teringan kedua setelah helium. Gas ini
berwarna oranye kemerahan saat dimasukkan dalam tabung vakum dan
dalam lampu neon.
3. PENGGUNAAN LOGAM DAN NON LOGAM DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
A. Penggunaan Logam
Umumnya, logam bermanfaat bagi manusia, karena penggunaannya di
bidang industri, pertanian, dan kedokteran. Contohnya adalah merkuri yang
digunakan dalam proses klor alkali. Proses klor alkali merupakan proses
21

elektrolisis yang berperan penting dalam industri manufaktur dan pemurnian


zat kimia. Pada industri angkasa luar dan profesi kedokteran dibutuhkan
bahan yang kuat, tahan karat, dan bersifat noniritin, seperti aloi titanium.
Sebagian jenis logam merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam
berbagai fungsi biokimiawi. Pada zaman dahulu, logam tertentu, seperti
tembaga, besi, dan timah digunakan untuk membuat peralatan, perlengkapan
mesin, dan senjata.
Secara umum logam mulia berarti logam-logam termasuk paduannya
yang biasa dijadikan perhiasan, antara lain emas, perak, perunggu dan
platina. Logam-logam tersebut memiliki warna yang bagus, tahan karat,
lunak dan terdapat dalam jumlah yang sedikit di alam, sehingga harganya
mahal. Emas dan perak memiliki sifat penghantar listrik yang sangat baik
sehingga banyak dipakai untuk melapisi konektor-konektor pada perangkat
elektronik.
Kemampuan logam untuk meregang apabila ditarik disebut duktilitas.
Kemampuan logam meregang dan menghantarkan listrik dimanfaatkan
untuk membuat kawat atau kabel, contohnya tembaga. Kemampuan logam
berubah bentuk jika ditempa disebut maleabilitas. Kemampuan logam
berubah bentuk jika ditempa dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam
jenis barang, misalnya golok, pisau, cangkul, dan lain-lain.
Sebagai konduktor panas yang baik, logam juga digunakan untuk
membuat panci. Logam bersifat kuat sehingga dapat digunakan untuk
membangun rangka bangunan dan jembatan. Logam juga dapat
menimbulkan suara dering yang nyaring jika dipukul, maka logam juga
dapat digunakan dalam pembuatan bel.
Logam berat adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan
nomor atom 22 sampai dengan 92. Namun logam berat dianggap berbahaya
bagi kesehatan apabila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh
manusia. Beberapa logam tersebut di antaranya bersifat membangkitkan
kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan dengan
kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.
Kasus-kasus pencemaran lingkungan menyebabkan banyak bahan
pangan mengandung logam berat berlebihan. Kasus yang populer adalah
22

sindrom Minamata, sebagai akibat akumulasi raksa (Hg) dalam tubuh ikan
konsumsi.
Di Indonesia, pernah dilaporkan bahwa ikan-ikan di Teluk Jakarta juga
memiliki kandungan raksa (Hg) yang tinggi. Udang dari tambak Sidoarjo
pun pernah ditolak oleh importir dari Jepang karena dinilai memiliki
kandungan Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) yang melebihi ambang batas.
Diduga logam-logam ini merupakan dampak buangan limbah industri di
sekitarnya. Kakao dari Indonesia juga pernah ditolak pada lelang
internasional karena dinilai memiliki kandungan Cd di atas ambang batas
yang diizinkan. Cd diduga berasal dari pupuk TSP yang diberikan pada
tanaman di perkebunan.
B. Penggunaan Non Logam
Belerang merupakan endapan gas belerang yang membatu.
Terbentuknya belerang karena aktifitas vulkanisme. Belerang (Su) ini
banyak digunakan di berbagai macam industri, misalnya pupuk, kertas,
cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, industri karet dan
ban, industri gula pasir, aki, industri kimia, bahan peledak, pertenunan,
film dan fotografi, industri logam dan besi baja, bahan korek api, obatobatan dan lain-lain. Belerang atau sulfur ini tersebar di Pegunungan Ijen
(Jawa Timur), Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah), dan Tangkuban
Perahu (Jawa Barat).
Fosfat merupakan bahan endapan dari kotoran kelelawar dan burung.
Fosfat terdapat di daerah karst terutama di dalam gua-gua.
Pemanfaatannya digunakan untuk bahan utama pupuk fosfat. Tersebar di
Bojonegoro (Jawa Timur), Ajibarang (Jawa Tengah), dan Bogor (Jawa
Barat).
Contoh dari carbon (C) adalah intan atau berlian. Intan dalam
tingkatan kekerasan batuan, merupakan batuan yang mempunyai tingkatan
kekerasan paling tinggi, sehingga intan bisa digunakan untuk mengiris
kaca dan marmer. Intan berasal dari endapan tumbuhan jenis pakis-pakisan
yang telah mengalami proses yang sangat panjang dan lama. Pemanfaatan
utama intan ialah digunakan sebagai perhiasan. Mineral intan tersebar di

23

Martapura (Kalimantan Selatan), Longiram (Kalimantan Timur), Sei


Pinang (Kalimantan Tengah), dan Muara Mengkiang (Kalimantan barat).
Karbon monoksida (CO) lebih dikenal karena sifatnya yang beracun
daripada kegunaannya. Gas ini dapat berikatan dengan haemoglobin dalam
darah sehingga menghalangi fungsi utama darah sebagai pengangkut
oksigen. Gas CO tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. CO di
udara berasal dari pembakaran tak sempurna dalam mesin kendaraan
bermotor dan industri. Beberapa penggunaan CO adalah sebagai reduktor
pada pengolahan logam, sebagai bahan baku untuk membuat methanol dan
merupakan komponen berbagai jenis bahan bakar gas.
Gas CO2 tidak beracun, tetapi jika kadarnya terlalu besar (10-20%)
dapat membuat pingsan dan merusak sistem pernapasan. CO2 terbentuk
pada pembakaran bahan bakar yang mengandung karbon seperti batu bara,
minyak bumi, gas alam dan kayu. Gas ini juga dihasilkan pada pernapasan
makhluk hidup. Karbon dioksida komersial diperoleh dari pembakaran
residu penyulingan minyak bumi. Dalam jumlah besar juga diperoleh
sebagai hasil samping produksi urea dan pembuatan alkohol dari proses
peragian. Beberapa penggunaan komersial karbon dioksida adalah karbon
dioksida padat yang disebut es kering digunakan sebagai pendingin, untuk
memadamkan kebakaran dan untuk membuat minuman ringan.
4. KONSEP CAMPURAN DAN LARUTAN
A. Campuran
Dalam kimia, campuran adalah sebuah zat yang dibuat dengan
menggabungkan dua zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang
terjadi (obyek tidak menempel satu sama lain). Sementara tak ada
perubahan fisik dalam suatu campuran, properti kimia suatu campuran dapat
menyimpang dari komponennya seperti titik lelehnya. Campuran dapat
dipisahkan menjadi komponen aslinya secara mekanis. Campuran dapat
bersifat homogen atau heterogen.
Campuran adalah hasil pencampuran mekanis atau pencampuran zat
kimia seperti elemen dan senyawa, tanpa penyatuan kimia atau perubahan
kimia lainnya, sehingga masingmasing zat mempertahankan properti dan

24

karakteristik kimianya. Campuran dibagi menjadi dua yatu campuran


homogen dan campuran heterogen.
1. Campuran homogen
Campuran antara dua zat atau lebih yang partikelpartikel penyusun
tidak dapat dibedakan lagi disebut campuran homogen. Campuran
homogen sering disebut dengan larutan. Contoh campuran homogen,
antara lain: campuran air dengan gula dinamakan larutan gula, campuran
air dengan garam dinamakan larutan garam. Ukuran partikel dalam
larutan memiliki diameter sekitar 0,000000001 m, dan tidak dapat dilihat
dengan mikroskop. Beberapa contoh campuran homogen di atas adalah
campuran antar zat cair.
Adakah campuran antar logam, sehingga terbentuk campuran
homogen? Terdapat campuran antara logam dengan logam lain sehingga
terbentuk campuran homogen. Misal, Stainless steel banyak digunakan
untuk keperluan alatalat kesehatan dan rumah tangga. Stainless steel
merupakan campuran logam besi, krom, dan nikel.
Tahukah kamu emas merupakan campuran homogen?
Pencampuran logam dilakukan dengan melelehkan logamlogam tersebut.
Campuran logam satu dengan logam lain dinamakan paduan logam.
Emas murni merupakan logam yang lunak, mudah dibengkokkan. Agar
emas menjadi keras sehingga sulit untuk dibengkokkan, maka emas
murni tersebut dicampur dengan logam lain yaitu tembaga.
Perhiasan yang dijual memiliki kadar 22 karat, 20 karat atau 18
karat. Apa arti kalimat tersebut? Emas murni memiliki kadar 24 karat,
sedangkan emas yangsudah dicampur dengan logam tembaga memiliki
kadar 22 karat, 20 karat, atau 18 karat. Semakin sedikit kadar emas yang
dimiliki, semakin banyak kandungan tembaga didalam emas tersebut.
Kadangkala dalam campuran emas dan tembaga masih dicampur lagi
dengan perak. Hal ini dilakukan agar menambah menarik penampilan
emas tersebut. Campuran antara emas, tembaga dan perak menghasilkan
emas berwarna putih yang biasa disebut emas putih.

25

Jenis campuran homogen, antara lain: campuran gas dalam gas,


campuran gas dalam zat cair, campuran gas dalam zat padat, campuran
zat cair dalam zat cair, dan campuran zat padat dalam zat cair.
2. Campuran heerogen
Campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikelpartikel
penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lainnya disebut campuran
heterogen. Contoh campuran heterogen : tanah, air sungai, makanan,
minuman, air laut, adonan kue, adonan beton cor, dll. Pada campuran
heterogen dinding pembatas antar zat masih dapat dilihat, misal
campuran air dengan minyak, campuran besi dan pasir, campuran serbuk
besi dan air, dll.
Perbedaan campuran homogen dan heterogen:
1. Campuran heterogen merupakan campuran yang komponenkomponennya
masih dapat terlihat terpisah secara kasat mata.
2. Campuran homogen merupakan campuran serba sama, komponen
komponennya sudah tidak dapat dipisahkan secara kasat mata. Campuran
homogen disebut juga dengan larutan.

B. Larutan
Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan
zat kimia yang dapat kita temui dalam berbagai macam bentuk. Salah
satunya dalam larutan yang akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini.
Misalnya garam dapur atau Natrium Klorida (NaCl). Selain memperkaya
rasa masakan ternyata garan dapur (NaCl) yang kita kenal selama ini
mempunyai kegunaan lain. Ternyata garam dapur (NaCl) dalam bentuk
larutan jika disambungkan dengan power supply dapat menghantarkan arus
listrik dan membuat lampu menyala.
Demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air
suling, larutan gula, asam asetat, amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium
klorida, natrium hidroksida, dan masih banyak lagi. Secara garis besar
larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.

26

Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan elektroit
lemah.
1. Sifat Dasar Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul,
atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena
susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena
susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagianbagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.
Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut
(solute). Pelarut adalah medium bagi zat terlarut yang dapat berperan
serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena
pengendapan atau penguapan. Dan uraian mengenai gejala ini
memerlukan komposisi larutan dan berdasarkan daya hantarnya larutan
2.

dibagi menjadi larutan elektrolit dan non elektrolit.


Komposisi Larutan
Ada beberapa cara untuk menyatakan komposisi larutan. Yaitu
dengan Presentase massa/persen bobot: presentase berdasarkan massa
suatu zat dalam larutan. Dalam kimia yang paling bermanfaat

menyatakan komposisi adalah fraksi mol, molaritas, dan molalitas.


3. Jenis Larutan
Larutan berdasarkan daya hantarnya dibagi menjadi dua yaitu
larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
a. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang bisa menghantarkan arus
listrik. Pada larutan ini dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit
lemah.
1) Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar
listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya
air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
a) Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lainlain.
b) Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah,
seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
27

c) Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI,


Al2(SO4)3 dan lain-lain.
Partikel-partikel yang ada di dalam larutan elektrolit kuat adalah
ion-ion yang bergabung dengan molekul air, sehingga larutan
tersebut daya hantar listriknya kuat. Hal ini disebabkan karena
tidak ada molekul atau partikel lain yang menghalangi gerakan ionion untuk menghantarkan arus listrik, sementara molekul-molekul
air adalah sebagai media untuk pergerakan ion. Misalnya HCl
dilarutkan ke dalam air, maka semua HCl akan bereaksi dengan air
dan berubah menjadi ion-ion dengan persamaan reaksi berikut:
HCl (g) + H2O ( l ) H3O+(aq) + Cl (aq)
Reaksi ini biasa dituliskan:
HCl (aq) H+(aq) + Cl (aq)
2) Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya
lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1.
Yang tergolong elektrolit lemah:
a) Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan
lain-lain
b) Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c) Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan
lain-lain.
Misalnya CH3COOH dilarutkan ke dalam air, maka sebagian
CH3COOH akan terion dengan persamaan reaksi seperti berikut:
CH3COOH (s) + H2O ( l ) H3O+ (aq) + CH3COO (aq)
CH3COOH yang terion reaksinya biasa dituliskan:
CH3COOH (aq) H+ (aq) + CH3COO (aq)
Ion-ion yang telah terbentuk sebagian bereaksi kembali membentuk
CH3COOH, sehingga dikatakan CH3COOH yang terion hanya
sebagian. Reaksinya dapat dituliskan:
CH3COOH (aq) H+ (aq) + CH3COO (aq)

28

Partikel-partikel yang ada di dalam larutan adalah molekul-molekul


senyawa CH3COOH yang tek0rlarut dan ion-ion H+ dan CH3COO.
Molekul senyawa CH3COOH tidak dapat menghantarkan arus
listrik, sehinggga akan menjadi penghambat bagi ion-ion H+ dan
CH3COO untuk menghantarkan arus listrik.
b. Larutan non elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat
menghasilkan ion-ion (tidak meng-ion).
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:

Larutan urea
Larutan sukrosa
Larutan glukosa
Larutan alkohol dan lain-lain

Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:


1) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke
lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi
potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.
2) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem,
temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial
dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.
Berdasarkan jenuh atau tidaknya larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung zat terlarut
(solute) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh.
Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat
habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat).
Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion <
Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
2) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah zat
terlarut (solute) yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan
pelarut (solute) padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat

29

dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila


hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
3) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang
mengandung lebih banyak zat terlarut (solute) daripada yang
diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang
tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut (solute) sehingga terjadi
endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali
konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Berdasarkan sifat kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak
zat terlarut (solute) dibanding pelarut (solvent).
2) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit zat terlarut
(solute) dibanding pelarut (solvent).
4. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah
tertentu larutan. Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam %
(persen) atau ppm (part per million) = bpj (bagian per juta). Dalam kimia
konsentrasi larutan dinyatakan dalam molar (M), molal (m) atau normal
(N).
a. Persen massa (% b/b)
Persen massa menyatakan perbandingan massa zat terlarut (solute)
terhadap massa larutan % Solute = 100 %
b. Persen volum (% v/v)
Persen volum menyatakan perbandingan zat terlarut (solute) terhadap
volum larutan % solute = 100 %
c. Persen massa/volum (% b/v)
Persen massa per volum menyatakan perbandingan massa zat terlarut
(solute) terhadap volume larutan.
d. Persen volum/massa (% v/b)
Persen volum per massa menyatakan perbandingan volum zat terlarut
(solute) terhadap massa larutan.
e. Molaritas (M)

30

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter


larutan
M= x
f. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilo gram
(1000 gram) pelarut. m = x
g. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam setiap
liter larutan. N = x n x
h. ppm
ppm menyatakan massa (Mg) zat terlarut (solute) dalam tiap Kg
larutan.
5. Kelarutan
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam
jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut
(solute) yang terlarut dan yang tak terlarut. Banyaknya zat terlarut
(solute) yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu untuk
menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan (solubility) zat itu.
Kelarutan umumnya dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 mL
pelarut, atau per 100 gram pelarut pada temperatur yang tertentu. Jika
kelarutan zat kurang dari 0,01 gram per 100 gram pelarut, maka zat itu
dikatakan tak larut (insoluble).
Jika jumlah zat terlarut (solute) yang terlarut kurang dari
kelarutannya, maka larutannya disebut tak jenuh (unsaturated). Larutan
tak jenuh lebih encer (kurang pekat) dibandingkan dengan larutan jenuh.
Jika jumlah zat terlarut (solute) yang terlarut lebih banyak dari
kelarutannya, maka larutannya disebut lewat jenuh (supersaturated).
Larutan lewat jenuh lebih pekat daripada larutan jenuh. Larutan lewat
jenuh biasanya dibuat dengan cara membuat larutan jenuh pada
temperatur yang lebih tinggi. Pada cara ini zat terlarut harus mempunyai
kelarutan yang lebih besar dalam pelarut panas daripada dalam pelarut

31

dingin. Jika dalam larutan yang panas itu masih tersisa zat terlarut yang
sudah tak dapat melarut lagi, maka sisa itu harus disingkirkan dan tidak
boleh ada zat lain yang masuk. Kemudian larutan itu didinginkan hatihati dengan cara didiamkan untuk menghindari pengkristalan. Jika tidak
ada solute yang memisahkan diri (mengkristal kembali) selama
pendinginan, maka larutan dingin yang diperoleh bersifat lewat jenuh.
Larutan lewat jenuh yang dapat dibuat dengan cara ini misalnya larutan
dari sukrosa, natrium asetat dan natrium tiosulfat (hipo).
Larutan lewat jenuh merupakan suatu sistem metastabil. Larutan ini
dapat diubah menjadi larutan jenuh dengan menambahkan kristal yang
kecil (kristal inti/bibit) umumnya kristal dari zat terlarut (solute).
Kelebihan molekul zat terlarut (solute) akan terikat pada kristal inti dan
akan mengkristal kembali.
Kelarutan senyawa logam biasa, yaitu senyawa logam golongan IA,
IIA, IB, IIB, Mn, Fe, Co, Ni, Al, Sn, Pb, Sb, Bi, dan NH4+ seperti pada
tabel berikut:
Senyawa
Nitrat
Nitrit
Asetat
Klorida
Bromida
Iodida
Sulfat

Kelarutan
Semua larut
Semua larut kecuali Ag+
Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Bi3+
Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Cu3+
Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+
Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Bi3+
Semua larut kecuali Ba+, Sr2+, Pb2+, (Ca2+ sedikit

Sulfit
Sulfida

larut)
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+, Ba2+,

Fosfat
Karbonat
Oksalat
Oksida

Sr2+, Ca2+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, Ba2+, Sr2+,

Hidroksida

Ca2+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+, Ba2+,
Sr2+, (Ca2+sedikit larut)

32

Tabel 1. Kelarutan beberapa senyawa dalam air.


Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain jenis zat
terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan tekanan.
a. Jenis Zat
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling
bercampur dengan baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya
berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur (like dissolves like).
Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar,
sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut
nonpolar. Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna (completely
miscible), air dan eter bercampur sebagian (partially
miscible), sedangkan minyak dan air tidak bercampur (completely
immiscible).
b. Suhu
Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi.
Misalnya jika air dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas
yang keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut dalam air
tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih
besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang
kelarutannya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, misalnya
natrium sulfat dan serium sulfat. Pada larutan jenuh terdapat
kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan
kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses
sebaliknya bersifat eksoterm. Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai
dengan azas Le Chatelier (Henri Louis Le Chatelier: 18501936) kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm. Jadi jika
proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah
pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses pelarutan
bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu yang lebih
tinggi.
c. Tekanan

33

Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau


padat. Perubahan tekanan sebesar 500 atm hanya merubah kelarutan
NaCl sekitar 2,3 % dan NH4Cl sekitar 5,1 %. Kelarutan gas sebanding
dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry (William
Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu
cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan
oleh gas itu (tekanan partial), yang berada dalam kesetimbangan
dengan larutan itu. Contohnya kelarutan oksigen dalam air bertambah
menjadi 5 kali jika tekananpartial-nya dinaikkan 5 kali. Hukum ini
tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl
atau NH3 dalam air.
6. Sifat Koligatif Larutan
a. Sifat Koligati Larutan Non-Elektrolit
Sifat larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Terdapat
empat sifat fisika yang penting yang besarnya bergantung pada
banyaknya partikel zat terlarut tetapi tidak bergantung pada jenis zat
terlarutnya. Keempat sifat ini dikenal dengan sifat koligatif larutan.
Sifat ini besarnya berbanding lurus dengan jumlah partikel zat
terlarut. Sifat koligatif tersebut adalah tekanan uap, titik didih, titik
beku, dan tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih
tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan
uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya berbanding langsung
dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi
hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan
mendekati ideal hanya jika sangat encer.
1) Tekanan Uap Larutan
Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut
murninya. Pada larutan ideal, menurut hukum Raoult, tiap
komponen dalam suatu larutan melakukan tekanan yang sama
dengan fraksi mol kali tekanan uap dari pelarut murni.

34

Dalam larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak


mudah menguap (tak-atsiri ataunonvolatile), tekanan uap hanya
disebabkan oleh pelarut, sehingga PA dapat dianggap sebagai
tekanan uap pelarut maupun tekanan uap larutan.
2) Titik Didih Larutan
Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat
terlarutnya menguap. Jika zat terlarutnya lebih mudah menguap
daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih rendah), maka
titik didih larutan menjadi lebih rendah dari titik didih pelarutnya
atau dikatakan titik didih larutan turun. Contohnya larutan etil
alkohol dalam air titik didihnya lebih rendah dari 100 C tetapi
lebih tinggi dari 78,3 C (titik didih etil alkohol 78,3 C dan titik
didih air 100 C). Jika zat terlarutnya tidak mudah menguap (takatsiri atau nonvolatile) daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut
lebih tinggi), maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi dari
titik didih pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan naik. Pada
contoh larutan etil alkohol dalam air tersebut, jika dianggap
pelarutnya adalah etil alkohol, maka titik didih larutan juga naik.
Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh turunnya tekanan
uap larutan. Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik
didih larutan dari titik didih pelarut murninya berbanding lurus
dengan molalitas larutan.
3) Titik Beku Larutan
Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku
larutan menjadi lebih rendah dari titik beku pelarut murninya.
Hukum sifat koligatif untuk penurunan titik beku larutan berlaku
pada larutan dengan zat terlarut atsiri (volatile) maupun tak-atsiri
(nonvolatile). Berdasar hukum tersebut, penurunan titik beku
larutan dari titik beku pelarut murninya berbanding lurus dengan
molalitas larutan.
4) Tekanan Osmose Larutan

35

Peristiwa lewatnya molekul pelarut menembus membran


semipermeabel dan masuk ke dalam larutan disebut osmose.
Tekanan osmose larutan adalah tekanan yang harus diberikan
pada larutan untuk mencegah terjadinya osmose (pada tekanan 1
atm) ke dalam larutan tersebut. Hampir mirip dengan tekanan
pada gas ideal, pada larutan ideal, besarnya tekanan osmose
berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut.
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari
tekanan osmose, maka pelarut murni akan keluar dari larutan
melewati membran semipermeabel. Peristiwa ini disebut osmose
balik(reverse osmosis), misalnya pada proses pengolahan untuk
memperoleh air tawar dari air laut.
b. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar
dari hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan
nonelektrolit di atas. Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit,
harga i semakin besar, yaitu semakin mendekati jumlah ion yang
dihasilkan oleh satu molekul senyawa elektrolitnya. Untuk larutan
encer, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang dari 0,001 m, harga i
dianggap sama dengan jumlah ion.
Empat macam sifat koligatif larutan elektrolit adalah:
1)
2)
3)
4)

Penurunan tekanan uap,


Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Tekanan osmose

5. PENJELASAN IKATAN KIMIA


Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menerima begitu saja dunia
sekitar kita beserta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya tanpa
mempertanyakan misalnya, apa itu air, apa itu bensin, mengapa bensin bias
terbakar sedangkan air tidak ? Apakah arti tarbakar ? Mengapa besi dapat
berkarat sedangkan emas tidak ? Apa itu karet dan bagaimana membuat karet
tiruan ?

36

Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah sebagian dari masalah yang dibahas


dalam dalam ilmu kimia. Oleh karena itu, ilmu kimia dapat di definisikan
sebagai ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan serta energi yang
menyertai perubahannya.
Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia
sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa
ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara
ion positif [atom yang melepaskan elektron] dan ion negative [atom yang
menangkap elektron]. Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk bersifat polar.
Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu
bentuk ikatan antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari
Amerika serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis ( 1875- 1946) dan Albrecht Kosel
dari Jerman ( 1853- 1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia.
Unsur- unsur gas mulia ( golongan VIIA) sukar membentuk senyawa karena

konfigurasi electronnya memeliki susunan electron yang Stabil.


Setiap unsur berusaha memeliki konfigurasi electron seperti yang di meliki
oleh unsure gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan electron atau

menangkap electron.
Jika suatu unsur melepaskan electron, artinya unsur itu electron pada unsur
lain. Sebaliknya, jika unsur itu menangkap elektron, artinya menerima
elektron dari unsur lain. Jadi susunan yang stabil tercapai jika berikatan

dengan atom unsur lain.


Kecenderungan atom-atom unsur untuk memiliki delapan elektron di kulit

terluar di sebut kaida octet.


A. Pengertian Ikatan Kimia
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk
molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gayagaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang
dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsure-unsur
cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yaitu
struktur elektron gas mulia (Golongan VIII A) seperti dalam tabel berikut:
Unsur

No Atom

37

He

Ne

10

Ar

18

Kr

36

18

Xe

54

18

18

Rn

86

18

32

18

Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan.
Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang
berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron
kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atomatom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8
elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet
Contoh: Br + Br
Br Br
Atau
Br - Br
Sementara itu, atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari
hidrogen sampai dengan boron cenderung memiliki konvegurasi elektron
gas helium atau mengikuti kaidah Duplet.
Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit
terluar atau elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan
suatu atom untuk berikan dengan atom lain. Contoh elektron valensi dari
beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel Elektron Valensi Beberapa Unsur
Elektron

Unsur

Susunan elektron

6C

2. 4

valensi
4

8O

2.6

12Mg

2.8.2

13Al

2.8.3

15P

2.8.5

17Cl

2.8.7
7
Unsurunsur dari golongan alkali dan alkali tanah, untuk menyapai

kestabilan cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk


38

ion positif. Unsurunsur yang mempunyai kecendrungan membentuk ion


positif termasuk unsur elektro positif . Unsurunsur dari golongan halogen
dan khalkhogen mempunyai kecenderungan menangkap elektron untuk
mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negatif. Unsur-unsur yang
demikian termasuk unsur elektron negatif.
B. Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggung
jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul
yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.
Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Ikatan antar atom
a. Ikatan ion = heteropolar
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang
mempersatukan ion-ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang
diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari kation dan juga anion. Kation
terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan
biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara
itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas
elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan
oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat
dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom
pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda
keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan
semakin kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini
memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari perbedaan
keelektronegatifan ion penyusunnya. Pembentukan ikatan ionik
dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation
terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah
oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis.
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar.
Memiliki titik leleh yang tinggi.
Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit.
b. Ikatan kovalen = homopolar

39

Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari


pemakaian elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan.
Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam
ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam
nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan
kedua atom terikat bersama.
Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan
tidak mampu memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron
bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing atom memenuhi
jumlah oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian untuk atom H yang
menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom dari yang tidak terlibat
dalam ikatan kovalen disebut elektron bebas. Elektron bebas ini
berpengaruh dalam menentukan bentuk dan geometri molekul.
Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung
pada jumlah pasangan elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen.
Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan
elektron. Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk
dari dua pasangan elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang
terdiri dari 3 pasangan elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang
ikatan yang lebih pendek daripada ikatan tunggal. Selain itu terdapat
juga bermacam-macam jenis ikatan kovalen lain seperti ikatan sigma,
pi, delta, dan lain-lain.
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar
dan non polar. Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya
mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap elektron pasangan
persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara
atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif
dan negatif. Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik
muatan negatif elekton persekutuan berhimpit karena beda
keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.
c. Ikatan kovalen koordinasi = semipolar
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi
apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom
40

disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu atom yang lain
hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja.
Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:
Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
Atom yang lainnya memiliki orbital kosong
Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan
ikatan ion, namun kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda
keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga
menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen.
d. Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada
ikatan logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua
atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam
ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi
sehingga dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi
atom-atom logam. Akibat dari elektron yang dapat bergerak bebas ini
adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah.
Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri
dari atom unsur-unsur logam semata.
2. Ikatan Antara Molekul
a. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H
dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu
molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan
yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain,
namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan
kovalen maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan
atom N, O, dan F yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen
dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini
membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda
keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin besar
perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.

41

Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih


dari senyawa tersebut. Semakin besar perbedaan
keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari
senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang
memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik
didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogen lain,
bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan
terbesar.
b. Ikatan van der walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua
jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada
gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika.
Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun
sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat
tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika
ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaa
dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan
menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang
muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls.
C. Teori Orbital Molekul
Teori Ikatan Valensi mampu secara kualitatif menjelaskan kestabilan
ikatan kovalen sebagai akibat tumpang-tindih orbital-orbital atom. Dengan
konsep hibridisasi pun dapat .sayangnya dalam beberapa kasus, teori ikatan
valensi tidak dapat menjelaskan sifat-sifat molekul yang tramati secara
memuaskan. Contohnya adalah molekul oksigen.
Menurut gambaran struktur Lewis, semua elektron pada O2
berpasangan dan molekulnya seharusnya bersifat diamagnetik, namun
kenyataanya, menurut hasil percobaan diketahui bahwa Oksigen bersifat
paramagnetik dengan dua elektron tidak berpasangan. Temuan ini
membuktikan adanya kekurangan mendasar dalam teori ikatan valensi.
Sifat magnet dan sifat-sifat molekul yang lain dapat dijelaskan lebih
baik dengan menggunakan pendekatan mekanika kuantum yang lain yang
disebut sebagai teori orbital molekul (OM), yang menggambarkan ikatan

42

kovalen melalui istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi


orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan
molekul secara keseluruhan.
Menurut teori OM, tumpang tindih orbital 1s dua atom hidrogen
mengarah pada pembentukan dua orbital molekul, satu orbital molekul
ikatan dan satu orbital molekul antiikatan. Orbital molekul ikatan memiliki
energi yang lebih rendah dan kestabilan yang lebih besar dibandingkan
dengan orbital atom pembentuknya. Orbital molekul antiikatan memiliki
energi yang lebih besar dan kestabilan yang lebih rendah dibandingkan
dengan orbital atom pembentuknya. Penempatan elektron dalam orbital
molekul ikatan menghasilkan ikatan kovalen yang stabil, sedangkan
penempatan elektron dalam orbital molekul antiikatan menghasilkan ikatan
kovalen yang tidak stabil.
Dalam orbital molekul ikatan kerapatan elektron lebh besar di antara
inti atom yang berikatan. Sementara, dalam orbital molekul antiikatan,
kerapatan elektron mendekati nol diantara inti. Perbedaan ini dapat
dipahami bila kita mengingat sifat gelombang pada elektron. Gelombang
dapat berinteraksi sedemikian rupa dengan gelombang lain membentuk
interferensi konstruktif yang memperbesar amplitudo, dan juga interferensi
destruktif yang meniadakan amplitudo.
Pembentukan orbital molekul ikatan berkaitan dengan interferensi
konstruktif, sementara pembentukan orbital molekul antiikatan berkaitan
dengan interferensi destruktif. Jadi, interaksi konstruktif dan interaksi
destruktif antara dua orbital 1s dalam molekul H2 mengarah pada
pembentukan ikatan sigma (1s) dan pembentukan antiikatan sigma (*1s).
D. Hibridisasi
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbitalorbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan
penjelasan kualitatif sifat ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang
terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul
dari sebuah molekul. Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari teori
ikatan valensi. Walaupun kadang-kadang diajarkan bersamaan dengan teori

43

VSEPR, teori ikatan valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada


hubungannya sama sekali dengan teori VSEPR.
1. Sejarah perkembangan
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam
menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis,
konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang sederhana,
namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang
ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan
struktur senyawa organik.
Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal
perhitungan kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas
pada ikatan yang melibatkan orbital d, seperti yang terdapat pada kimia
koordinasi dan kimia organologam. Walaupun skema hibridisasi pada
logam transisi dapat digunakan, ia umumnya tidak akurat.
Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model
representasi dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam
kasus hibridisasi yang sederhana, pendekatan ini didasarkan pada orbitalorbital atom hidrogen. Orbital-orbital yang terhibridisasikan diasumsikan
sebagai gabungan dari orbital-orbital atom yang bertumpang tindih satu
sama lainnya dengan proporsi yang bervariasi. Orbital-orbital hidrogen
digunakan sebagai dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah satu
dari sedikit orbital yang persamaan Schrdingernya memiliki
penyelesaian analitis yang diketahui. Orbital-orbital ini kemudian
diasumsikan terdistorsi sedikit untuk atom-atom yang lebih berat seperti
karbon, nitrogen, dan oksigen. Dengan asumsi-asumsi ini, teori
hibridisasi barulah dapat diaplikasikan. Perlu dicatat bahwa kita tidak
memerlukan hibridisasi untuk menjelaskan molekul, namun untuk
molekul-molekul yang terdiri dari karbon, nitrogen, dan oksigen, teori
hibridisasi menjadikan penjelasan strukturnya lebih mudah.
Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya
digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O
(kadang kala juga P dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana
sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.
44

Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut


pandang sebuah atom. Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara
tetrahedal (seperti metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki orbitalorbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen.
2. Teori hibridisasi vs. Teori orbital molekul
Teori hibridisasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kimia
organik dan secara umum didiskusikan bersama dengan teori orbital
molekul dalam buku pelajaran kimia organik tingkat lanjut. Walaupun
teori ini masih digunakan secara luas dalam kimia organik, teori
hibridisasi secara luas telah ditinggalkan pada kebanyakan cabang kimia
lainnya. Masalah dengan teori hibridisasi ini adalah kegagalan teori ini
dalam memprediksikan spektra fotoelektron dari kebanyakan molekul,
meliputi senyawa yang paling dasar seperti air dan metana. Dari sudut
pandang pedagogi, pendekatan hibridisasi ini cenderung terlalu
menekankan lokalisasi elektron-elektron ikatan dan tidak secara efektif
mencakup simetri molekul seperti yang ada pada teori orbital molekul.
6. PENJELASAN SISTEM TABEL UNSUR OLEH MENDELEEV
Pada 1869, ilmuwan Rusia, Dmitri Ivanovic Mendeleev
mempublikasikan hasil penelitiannya mengenai pengelompokan unsur-unsur
kimia. Unsur-unsur kimia dikelompokkan Mendeleev ke dalam 12 kelompok
menurut kenaikan massa atom. Berikut ini adalah tabel periodik Mendeleev.
Pada 1871, Mendeleev memperbaiki tabel periodiknya. Ia memutar 90
posisi tabelnya sehingga menjadi seperti tabel berikut:

45

Tabel Periodik yang Diputar 90 oleh Mendeleev

Unsur-unsur kimia dalam tabel periodik Mendeleev dikelompokkan ke


dalam 8 kolom dan 12 baris. Unsur-unsur satu kolom dan satu baris memiliki
sifat kimia yang mirip. Pada tabel tersebut, Mendeleev menyediakan kotak
kosong untuk unsur-unsur yang menurut dugaannya akan ditemukan pada masa
mendatang. Mendeleev memberi nama unsur-unsur tersebut dengan istilah ekaaluminium (nomor atom 44), eka-boron (nomor atom 68), dan eka-silikon
(nomor atom 72).

46

Dugaan Mendeleev terbukti. Pada bulan November 1875, ilmuwan


Prancis Lecoq de Boisbaudran menemukan unsur yang sifatnya sama dengan
eka-aluminium, ia menamakan unsur tersebut galium. Perhatikan tabel berikut
untuk mengetahui persamaan antara prediksi Mendeleev dan penemuan de
Boisbaudran.
Tabel Persamaan Sifat antara Eka-aluminium Menurut Mendeleev dan
Galium Menurut de Boisbaudran
Sifat

Eka-aluminium
Galium
(Ea)
Massa atom
Sekitar 68
69,72
3
Massa jenis
6,0 g/cm
5,9 g/cm3
Titik leleh
Rendah
29,78 C
Valensi
3
3
Kemungkinan
Metode
dari bentuk
Spektroskopi
penemuan
spektrumnya
Rumus: Ea2O3, Rumus: Ga2O3,
Sifat oksida
larut dalam
larut dalam
asam dan basa
asam dan basa
Sama halnya dengan eka-aluminium, dua unsur lain yang diprediksi
Mendeleev (eka-boron dan eka-silikon) ternyata diketahui memiliki sifat yang
sama dengan skandium dan germanium. Sifat unsur skandium yang ditemukan
ilmuwan Swedia, Lars Nilson pada 1879 mirip dengan eka-boron, sedangkan
sifat unsur germanium yang ditemukan ilmuwan Jerman, Clemens Winkler
pada 1886 mirip dengan eka-silikon.
Mendeleev membagi unsur atas 8 golongan dan 12 periode sehingga
unsur dalam satu golongan mempunyai sifat yang mirip. Hal penting yang
terdapat dalam sistem periodik Mendeleev antara lain sebagai berikut:
1. dua unsur yang berdekatan, massa atom relatifnya mempunyai selisih paling
kurang dua atau satu satuan;
2. terdapat kotak kosong untuk unsur yang belum ditemukan, seperti 44, 68,
72, dan 100;
3. dapat meramalkan sifat unsur yang belum dikenal seperti ekasilikon;
4. dapat mengoreksi kesalahan pengukuran massa atom relatif beberapa unsur,
contohnya Cr = 52,0 bukan 43,3.
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan sistem periodik Mendeleev:
47

A. Kelebihan sistem periodik Mendeleev


1. Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah
secara teratur.
2. Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya.
3. Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan pada saat itu dan
telah mempunyai tempat yang kosong.
B. Kekurangan/Kelemahan sistem periodik Mendeleev
1. Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.
2. Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya,
contoh : Te (128) sebelum I (127).
3. Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar antara 1
dan 4 sehingga sukar meramalkan massa unsur yang belum diketahui
secara tepat.
4. Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya.
5. Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak
dijelaskan.
Dmitri Ivanovic Mendeleev (18341907) lahir di Tobolsk, Siberia.Ketika
kecil, Mendeleev tertarik pada gelas yang diproduksi pabrik milik ibunya. Dari
ketertarikan inilah Mendeleev mulai mendalami ilmu Kimia. Pengabdian
Mendeleev dalam studi kimia membuatnya berhasil menyusun tabel periodik
yang menjadi dasar sistem periodik modern. Ketika menyusun tabel
periodiknya Mendeleev menimbang masa setiap unsur dengan teliti. Sebagai
penghargaan terhadap jasanya unsur ke- 101 dinamai sesuai namanya, yaitu
mendelevium.

C. Kekurangan dan kelebihan tabel periodik Mendeleev

48

1. Kelebihan sistem periodik Mendeleev


a. Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah secara
teratur.
b. Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya.
c. Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan pada saat itu dan
telah mempunyai tempat yang kosong.
2. Kekurangan sistem periodik Mendeleev
a. Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.
Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya,
contoh : Te (128) sebelum I (127).
b. Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar
antara 1 dan 4 sehingga sukar meramalkan massa unsur yang belum
diketahui secara tepat.
c. Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya.
Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak
dijelaskan.
D. SistemPeriodik Mendeleev
Dmitri Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan
pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal dan mendapatkan hasil
bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya.

49

Sifat tertentu akan berulang secara periodik apabila unsur-unsur disusun


berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev selanjutnya
menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal
yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut
periode. Sistem periodik yang disusun Mendeleev dapat dilihat pada tabel
berikut:

Mendeleev sengaja mengosongkan beberapa tempat untuk


menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Beberapa kotak juga sengaja
dikosongkan karena Mendeleev yakin masih ada unsur yang belum dikenal
karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai dengan
ramalan Mendeleev adalah germanium yang sebelumnya diberi nama
ekasilikon oleh Mendeleev.
Satu prestasi intelektual yang terbesar dalam kimia adalah tabel
periodik unsur. Tabel periodik dapat dicetak dalam satu lembar kertas,
tetapi apa yang terkandung di dalamnya dan apa yang dapat diberikan
kepada kita sangat banyak dan tidak ternilai. Tabel ini adalah hasil jerih
payah tak kenal lelah, yang berawal dari zaman Yunani, untuk mengetahui
sifat materi sebenarnya.Sem ini dapat dikatakan kitab sucinya kimia. Nilai

50

sistem periodik bukan hanya pada organisasi informasi yang telah


diketahui, tetapi juga kemampuannya memprediksi sifat yang belum
diketahui.Keampuhan sesungguhnya tabel periodik terletak di sini.
1. Usulan-usulan sebelum Mendeleev
Konsep unsur merupakan konsep yang sangat tua, sejak jaman
Yunani, Menurut filsuf Yunani, materi dibentuk atas empat unsur: tanah,
air, api dan udara. Pandangan ini perlahan ditinggalkan, dan akhirnya di
abad 17 definisi unsur yang diberikan oleh kimiawan Inggris Robert
Boyle (16271691) menggantikan definisi lama tadi.Boyle menyatakan
bahwa unsur adalah zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang
lebih sederhana.
Lavoisier mengusulkan daftar unsur dalam bukunya Traite
Elementire de Chemie. Walaupun ia memasukkan cahaya dan panas
dalam daftarnya, anggota lain daftar adalah apa yang kita sebut sebagai
unsur sampai saat ini. Selain itu, ia menambahkan pada daftar unsurunsur yang belum dideteksi tetapi ia yakini keberadaannya. Misalnya,
khlorin pada waktu itu belum diisolasi, tetapi ia menambahkannya pada
tabel sebagai radikal dari asam muriatik. Demikian juga, natrium dan
kalium ada juga dalam tabel.
Di awal abad 19, unsur-unsur ini diisolasi dengan elektrolisis, dan
daftar unsur perlahan diperluas. Di pertengahan abad 19, analisis
spektroskopi, metoda bari mendeteksi unsur dikenalkan dan mempercepat pertambahan daftar ini. Walaupun disambut gembira oleh
kimiawan, masalah-masalah baru muncul. Salah satu pertanyaan adalah
Apakah jumlah unsur terbatas? dan pertanyaan lain adalah Apakah
sifat unsur-unsur diharapkan akan mempunyai keteraturan tertentu?
Penemuan unsu-unsur baru mengkatalisi diskusi-diskusi semacam
ini. Ketika iodin ditemukan di tahun 1826, kimiawan Jerman Johann
Wolfgang Dbereiner (1780-1849) mencatat kemiripan antara unsur ini
dengan unsur yang telah dikenal khlorin dan bromin. Ia juga

51

mendeteksi trio unsur mirip lain. Inilah yang dikenal dengan teori triade
Dbereiner.
2. Prediksi Mendeleev dan kebenarannya
Banyak ide pengelompokan unsur yang lain yang diajukan tetapi
tidak memuaskan masyarakat ilmiah waktu itu. Namun, teori yang
diusulkan oleh kimiawan Rusia Dmitrij Ivanovich Mendeleev (18341907), dan secara independen oleh kimiawan Jerman Julius Lothar
Meyer (1830-1895) berbeda dengan usulan-usulan lain dan lebih
persuasif. Keduanya mempunyai pandangan sama sebagai berikut:
a. Daftar unsur yang ada waktu itu mungkin belum lengkap.
b. Diharapkan sifat unsur bervariasi secara sistematik. Jadi sifat unsur
yang belum diketahui dapat diprediksi.
Awalnya teori Mendeleev gagal menarik perhatian. Namun, di
tahun 1875, ditunjukkan bahwa unsur baru galium ditemukan oleh
kimiawan Perancis Paul Emile Lecoq de Boisbaudran (18381912)
ternyata bukan lain adalah eka-aluminum yang keberadaan dan sifatnya
telah diprediksikan oleh Mendeleev. Jadi, signifikansi teori Mendeleev
dan Meyer secara perlahan diterima.Tabel 5.2 memberikan sifat yang
diprediksi oleh Mendeleev untuk unsur yang saat itu belum diketahui
ekasilikon dan sifat germanium yang ditemukan oleh kimiawan Jerman
Clemens Alexander Winkler (1838-1904).
Tabel Prediksi sifat unsur eka-silikon oleh Mendeleev dan
perbandingannya dengan sifat yang kemudian ditemukan.

Sifat

eka-silicon

52

germanium

Massa atom relatif

72

72,32

Rapat massa

5,5

5,47

Volume atom

13

13,22

Valensi

0,073

0,076

4,7

4,703

<100

86

Kalor jenis
Rapat jenis dioksida
Titik didih
tetrakhlorida (C)

Mendeleev mempublikasikan tabel yang dapat dianggap sebagai


asal mula tabel periodik modern. Dalam menyiapkan tabelnya,
Mendeleev awalnya menyusun unsur berdasarkan urutan massa
atomnya, sebagaimana pendahulunya. Namun, ia menyatakan
keperiodikan sifat, dan kadang menyusun ulang unsur-unsur, yang
berakibat membalikkan urutan massa atom. Lebih lanjut, situasinya
diperumit sebab prosedur menentukan massa atom belum distandarkan,
dan kadang kimiawan mungkin menggunakan massa atom yang
berbeda untuk unsur yang sama. Dilema ini secara perlahan diatasi
setelah International Chemical Congress (Kongres ini diadakan di tahun
1860 di Karlsruhe, Jerman. Tujuan kongres ini untuk mendiskusikan
masalah penyatuan massa atom. Dalam kesempatan ini Cannizzaro
mengenalkan teori Avogadro). Pertama yang dihadiri oleh Mendeleev,
namun kesukaran-kesukaran tetap ada.
Dengan mendasarkan pada valensi dalam menentukan massa
atom, Mendeleev sedikit banyak menyelesaikan masalah.

Tabel Periodik awal Mendeleev (1869).

53

Tabel Periodik dan konfigurasi elektron


Tabel periodik secara terus menerus bertambah unsurnya setelah
tabel periodik diusulkan Mendeleev. Sementara, muncul berbagai
masalah. Salah satu masalah penting adalah bagaimana menangani gas
mulia, unsur transisi dan unsur tanah jarang. Semua masalah ini dengan
baik diselesaikan dan membuat tabel periodik lebih bernilai. Tabel
periodik, kitab suci kimia, harus dirujuk secara rutin.
Golongan baru gas mulia dengan mudah disisipkan di antara
unsur positif yang sangat reaktif, logam alkali (golongan 1) dan unsur
negatif yang sangat reaktif, halogen (golongan 7).
Unsur logam transisi diakomodasi dalam tabel periodik dengan
menyisipkan periode panjang walaupun rasionalnya tidak terlalu jelas.
Masalah yang nyata adalah lantanoid. Lantanoid ditangani sebagai
unsur ekstra dan ditempatkan secara marjinal di luar bagian utama
tabel periodik. Namun, sebenarnya prosedur ini tidak menyelesaikan
masalah utama. Pertama, mengapa unsur ekstra ini ada tidak jelas,
bahkan lebih menjadi teka-teki adalah pertanyaan: apakah ada batas
jumlah unsur dalam tabel periodik ? Karena ada unsur-unsur yang
sangat mirip, sangat sukar untuk memutuskan berapa banyak unsur
dapat ada di alam.

54

Teori Bohr dan percobaan Moseley menghasilkan penyelesaian


teoritik masalah-masalah ini. Penjelasan tabel periodik dari periode
pertama sampai periode ketiga dapat dijelaskan dengan teori
konfigurasi elektron yang dipaparkan di bab 4. Periode pertama (1H
dan 2He) berkaitan dengan proses memasuki orbital 1s. Demikian juga
periode kedua (dari 3Li sampai 10Ne) berkaitan dengan pengisian
orbital 1s, 2s dan 2p, dan periode ke-3 (dari 11Na sampai 18Ar)
berkaitan dengan pengisian orbital 1s, 2s, 2p, 3s dan 3p.
Periode panjang dimulai periode ke-4. Penjelasan atas hal ini
adalah karena bentuk orbital d yang berbeda drastis dari lingkaran, dan
jadi energi elektron 3d bahkan lebih tinggi dari 4s. Akibatnya, dalam
periode ke-4, elektron akan mengisi orbital 4s (19K dan 20Ca) segera
setelah pengisian orbital 3s dan 3p, melompati orbital 3d. Kemudian
elektron mulai menempati orbital 3d. Proses ini berkaitan dengan
sepuluh unsur dari 21Sc sampai 30Zn. Proses pengisian orbital 4p
selanjutnya berkaitan dengan enam unsur dari 31Ga sampai 36Kr. Inilah
alasan mengapa periode ke-4 mengandung 18 unsur bukan 8. Energi
elektron orbital 4f jauh lebih tinggi dari orbital 4d dan dengan demikian
elektron 4f tidak memainkan peran pada unsur periode ke-4.

55

Tabel Konfigurasi elektron atom 1H-54Xe. Tabel Konfigurasi elektron


atom (55Cs-103Lr).

56

Periode ke-5 mirip dengan periode ke-4. Elektron akan mengisi


orbital 5s, 4d dan 5p dalam urutan ini. Akibatnya periode ke-5 akan
memiliki 18 unsur. Orbital 4f belum terlibat dan inilah yang merupakan
alasan mengapa jumlah unsur di periode 5 adalah 18.

57

Jumlah unsur yang dimasukkan dalam periode ke-6 berjumlah 32


sebab terlibat 72 = 14 unsur yang berkaitan dengan pengisian orbital
4f. Awalnya elektron mengisi orbital 6s (55Cs dan 56Ba). Walaupun ada
bebrapa kekecualian, unsur dari 57La sampai 80Hg berkaitan dengan
pengisian orbital 4f dan kemudian 5d. Deret lantanoid (sampai 71Lu)
unsur tanah jarang berkaitan dengan pengisian orbital 4f. Setelah proses
ini, enam unsur golongan utama (81Tl sampai 86Rn) mengikuti, hal ini
berkaitan dengan pengisian orbital 6p.
Periode ke-7 mulai dengan pengisian orbital 7s (87Fr dan 88Ra)
diikuti dengan pengisian orbital 5f menghasilkan deret aktinoid unsur
tanah jarang (dari 89Ac sampai unsur no 103). Dunia unsur akan
meluas lebih lanjut, tetapi di antara unsur-unsur yang ada alami, unsur
dengan nomor atom terbesar adalah 92U. Unsur setelah 92U adalah
unsur-unsur buatan dengan waktu paruh yang sangat pendek. Sukar
untuk meramalkan perpanjangan daftar unsur semacam ini, tetapi
sangat mungkin unsur baru akan sangat pendek waktu paruhnya.
Tabel Konfigurasi elektron tiap perioda.
period

orbital yang diisi

jumlah unsure

1 (pendek)

1s

2 (pendek)

2s, 2p

2+6=8

3 (pendek)

3s, 3p

2+6=8

4 (panjang)

3d, 4s, 4p

2 + 6 + 10 = 18

5 (panjang)

4d, 5s, 5p

2 + 6 + 10 = 18

6 (panjang)
4f, 5d, 6s, 6p
2 + 6 + 10 + 14 = 32
Lawrensium memiliki 14 elektron lebih banyak dari aktinium.
Karena elektron akan mengisi orbital 5f, konfigurasi elektronnya 103Lr
adalah 86Rn. 5f146d17s2.
Sebagaimana dipaparkan sebelumnhya, hukum Moseley
menyatakan bahwa ada hubungan antara panjang gelombang sinar-X

58

karakteristik unsur dan muatan listrik intinya Z (yakni, nomor atom):


1/ = c(Z s)2 (2.11)
Berkat hukum Moseley, unsur-unsur kini dapat disebut dengan
menyebut nomor atomnya.Kini kita dapat dengan tepat mengetahui
jumlah unsur di alam.
7. PENJELASAN TENTANG:
A. KROMATOGRAFI KERTAS
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi
bekerja berdasarkan prinsip yang sama.
Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau
cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase
gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari
campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan
bergerak pada laju yang berbeda pula. Kita akan melihat alasannya pada
halaman selanjutnya.
Kromatografi adalah suatu metode untuk pemisahan tertentu. Cara ini
telah ditemukan oleh TSWETT pada tahun 1903, ia menggunakannya untuk
pemisahan senyawa-senyawa berwarna dan nama kromatografi diambil dari
senyawa berwarna tersebut. Sekarang kromatografi tidak hanya untuk
pemisahan senyawa berwarna saja tetapi untuk senyawa yang tidak
berwarna, termasuk gas.
Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa, yaitu
fasa tetap (stationary) danfasa bergerak (mobile). Pemisahan tergantung dari
gerakan kedua fasa ini. Jika fasa tetap berupa zat padat dan fasa bergerak
berupa zat cair maka cara tersebut dikenal dengan kromatografi serapan
(absorption chromatography). Jika fasa tetap berupa zat cair dan fasa
bergerak berupa zat cair maka cara tersebut dikenal dengan kromatografi
partisi (partition chromatography). Semua pemisahan dengan kromatografi

59

terdistribusi sendiri diantara fasa-fasa bergerak dan dalam perbandingan


yang berbeda. Kromatografi ada bermacam-macam yaitu:
1. Kromatografi lapis tipis
2. Kromatografi penukar ion
3. Kromatografi gas padat
4. Kromatografi gas cair
5. Kromatografi kertas
6. Kromatografi kolom
Kromatografi kertas adalah salah satu materi dari mata kuliah Kimia
Analitik Instrumen. Yang mana merupakan materi yang penting untuk
dipahami bagi mahasiswa khususnya Teknik Kimia. Sedangkan referensi
tentang hal ini masih minim, oleh karena itu diperlukan pembahasan lanjut
akan materi Kromatografi kertas ini.
Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk
partisi cairan-cairan. Serat selulosa yang hidrofilik (suka air) dari kertas
tersebut dapat mengikat air, setelah disingkapkan pada udara lembab, kertas
saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan
persentase tinggi. Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan
persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang
kolom.
Kromatografi kertas merupakan salah satu metode untuk identifikasi
komponen kimia dari suatu campuran zat dengan bantuan perbedaan sifat
fisik masing-masing komponen. Kromatografi digunakan untuk
memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponenkomponennya.Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip
yang sama.Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan
atau cairan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui
fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersamasama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang
berbeda pula.

60

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap. Fase gerak
adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Adsorben (penyerap)
dalam kromatografi kertas adalah kertas saring yaitu selulosa. Cairan fase
bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air, akan
mengalir membawa noda cuplikan yang ditotolkan pada kertas dengan
kecepatan berbeda. Fase mobile (pelarut) dapat beragam, misal: air, etanol,
asam asetat, dll. Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisa kualitatif
maupun kuantitatif. Senyawa-senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat
sangat polar, misalnya: asam-asam amino, gula, atau pigmen-pigmen alam.
Kromatografi kertas merupakan penemuan yang paling baik bagi
kimiawan. Hal ini dikarenakan kromatografi kertas diterapkan untuk analisis
campuran asam amino. Bagi kimiawan pemisahan asam-asam amino adalah
masalah paling sukar yang dihadapinya, sehingga penemuan kromatografi
kertas dianggap berita sangat baik. Hal tersebut juga dikarenakan asam
amino memiliki sifat yang sangat mirip, asam amino larut dalam air dan
tidak mudah menguap.
Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994)
adalah orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino
dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran
kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino
antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa
berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas
proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang
jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi.
Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas
bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan
dua pelarut.
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama
dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi
kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis
ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah.

61

Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi


dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapatsaja beragam. Air, etanol, asam
asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino
dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip,
dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak
mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar
yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan
kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka..
Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994)
adalah orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino
dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran
kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino
antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa
berlangsung berulang-ulang. Ketika pelarut mencapai ujung atas kertas
proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang
jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi.
Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan
lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua
pelarut.
Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar,
dimana pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang
(umumnya bidang datar) yaitu benuk kertas.
Berbagai jenis pemisahan yang sederhana dengan Kromatografi kertas
telah dilakukan dimana proses dikenal sebagai "analisa Kapiler". Metodametoda ini sangat sesuai dengan kromatografi serapan, dan sekarang
kromatografi kertas dipandang sebagai perkembangan dari sistem partisi.
Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fasa tetap yaitu
bubuk selulosa.
Pada kromatografi Kertas peralatan yang dipakai tidak perlu alat-alat
yang mahal. Hasil-hasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan dan

62

materi-materi yang sangat sederhana. Senyawa-senyawa yang terpisahkan


dapat dideteksi pada kertas dan dapat segera diidentifikasikan. Bahkan jika
dikehendaki, komponen-komponen yang terpisahkan dapat diambil dari
kertas dengan jalan memotong-motongnya, kemudian dilarutkan secara
terpisah.

1. Prinsip Kerja Kromatografi Kertas


Kita mungkin telah menggunakan kromatografi kertas sebagai
salah satu hal pertama yang pernah dikerjakan dalam bidang kimia untuk
pemisahan, misalnya campuran dari pewarna-pewarna yang menyusun
warna tinta tertentu. Ini merupakan contoh yang mudah. Mari memulai
dari hal tersebut.
Anggaplah kita mempunyai tiga pena biru dan akan mencari tahu
dari tiga pena itu, yang mana yang digunakan untuk menulis sebuah
pesan. Sampel dari masing-masing tinta diteteskan pada garis dasar pinsil
pada selembar kromatografi kertas. Beberapa pewarna larut dalam
jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di teteskan
pada garis yang sama. Dalam gambar, pena ditandai 1, 2 dan 3 serta tinta
pada pesan ditandai sebagai M.

63

Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut


atau campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa
batas pelarut berada dibawah garis pada bercak diatasnya. Gambar
berikutnya tidak menunjukkan terperinci bagaimana kertas digantungkan
karena terlalu banyak kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat
mengacaukan gambar. Kadang-kadang kertas hanya digulungkan secara
bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan
bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah
wadah.
Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa
astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan
udara dalam gelas kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut
sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.

Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen


yang berbeda dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda
dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
Gambar menunjukkan apa yang tampak setelah pelarut telah
bergerak hampir seluruhnya ke atas.

64

Dengan sangat mudah dijelaskan melihat dari kromatogram akhir


dari pena yang ditulis pada pesan yang mengandung pewarna yang sama
dengan pena 2. Kita juga dapat melihat bahwa pena 1 mengandung dua
campuran berwarna biru yang kemungkinan salah satunya mengandung
pewarna tunggal terdapat dalam pena 3.
Meskipun kromatografi kertas sangat mudah pengerjaannya, tetapi
sangat sulit dijelaskan apabila membadingkannya dengan kromatografi
lapis tipis. Penjelasannya tergantung tingkatan pemilihan pelarut yang
anda gunakan, dan beberapa sumber untuk mengatasi masalah secara
tuntas. Jika telah pernah melakukannya, ini sangat membantu jika dapat
membaca penjelasan bagaimana kromatografi lapis tipis bekerja.
2. Struktur dasar kertas
Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari
gula sederhana, yaitu glukosa.

Sangat menarik untuk mencoba untuk menjelaskan kromatografi


kertas dalam kerangka bahwa senyawa-senyawa berbeda diserap pada
tingkatan yang berbeda pada permukaan kertas. Dengan kata lain, akan
baik menggunakan beberapa penjelasan untuk kromatografi lapis tipis
dan kertas. Sayangnya, hal ini lebih kompleks daripada itu.

65

Kompleksitas timbul karena serat-serat selulosa beratraksi dengan


uap air dari atmosfer sebagaimana halnya air yang timbul pada saat
pembuatan kertas. Oleh karenanya, anda dapat berpikir yakni kertas
sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan yang sangat tipis dari
molekul-molekul air yang berikatan pada permukaan.
Interaksi ini dengan air merupakan efek yang sangat penting
selama pengerjaan kromatografi kertas.
3. Nilai Rf
Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak
yang ditempuh pelarut; beberapa laiinya tetap lebih dekat pada garis
dasar. Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa
tertentu sepanjang anda menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya
jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat.
Jarak relatif pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap
senyawa berlaku rumus sebagai berikut:
Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa
jarak yang ditempuh oleh pelarut
Misalnya, jika salah satu komponen dari campuran bergerak 9.6 cm
dari garis dasar, sedangkan pelarut bergerak sejauh 12.0 cm, jadi Rf
untuk komponen itu:

Dalam contoh kita melihat ada beberapa pena, tidak perlu


menghitung nilai Rf karena kita akan membuat perbandingan langsung
dengan hanya melihat kromatogram.
Jangan membuat asumsi bahwa jika kita memiliki dua bercak pada
kromatogram akhir dengan warna yang sama dan telah bergerak pada
jarak yang sama pada kertas, dua bercak tersebut merupakan senyawa
yang hampir sama. Hal ini tidak selalu benar. Anda dapat saja
66

mempunyai senyawa-senyawa berwarna yang sangat mirip dengan nilai


Rf yang juga sangat mirip.
4. Jika substansi yang ingin di identifikasi tidak berwarna
Dalam beberapa kasus, dimungkinkan membuat bercak menjadi
tampak dengan mereaksikannya dengan beberapa pereaksi yang
menghasilkan produk yang berwarna. Contoh yang baik yaitu
kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.
Anggaplah kita mempunyai campuran asam amino dan ingin
memisahkan asam amino tertentu yang terdapat dalam campuran. Untuk
menyederhanakan, mari berasumsi bahwa anda telah mengetahui
kemungkinan campuran hanya mengandung lima asam amino yang
umum.
Setetes larutan campuran ditempatkan pada garis dasar kertas, dan
dengan cara yang sama ditempatkan asam amino yang telah diketahui
diteteskan disampingnya. Kertas lalu ditempatkan dalam pelarut yang
sesuai dan dibiarkan seperti sebelumnya. Dalam gambar, campuran
adalah M, dan asam amino yang telah diketahu ditandai 1 sampai 5.
Posisi pelarut depan ditandai dengan pinsil dan kromatogram lalu
dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin
bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa berwarna, utamanya
coklat atau ungu.

Gambar di sebelah kiri menunjukkan kertas setelah dilalui pelarut


hampir pada bagian atas kertas. Bercak masih belum tampak. Gambar

67

kedua menunjukkan apa yang mungkin tampak setelah penyemprotan


ninhidrin.
Tidak diperlukan untuk menghitung nilai Rf karena kita dapat
dengan mudah dapat membandigkan bercak dalam campuran dengan
asam amino-asam amino yang telah diketahui berdasarkan posisi dan
warnanya.
Dalam contoh ini, campuran mengandung asam amino yang diberi
tanda 1, 4 dan 5. Bagaimana jika campuran mengandung asam amino lain
selain dari asam amino yang anda gunakan untuk perbandingan ? Akan
terdapat bercak dalam campuran yang tidak sesuai dari asam amino yang
telah diketahui. Maka harus mengulangi percobaan menggunakan asam
amino-asam amino sebagai bahan perbandingan.
5. Kromatografi kertas menggunakan pelarut non polar
Anggaplah kita menggunakan pelarut non polar seperti heksana
untuk mengerjakan kromatogram.
Molekul-molekul polar dalam campuran yang anda coba untuk
pisahkan akan memiliki sedikit atraksi antara akan memiliki sedikit
atraksi untuk molekul-molekul air dan molekul-molekul yang melekat
pada selulosa, dan karena akan menghabisakan banyak waktunya untuk
larut dalam pelarut yang bergerak. Molekul-molekul seperti ini akan
bergerak sepanjang kertas diangkut oleh pelarut. Mereka akan memiliki
nilai Rf yang relatif tinggi.
Dengan kata lain, molekul-molekul polar akan memiliki atraksi
yang tinggi untuk molekul-molekul air dan kurang untuk pelarut yang
non polar. Dan karenanya, cenderung untuk larut dalam lapisan tipis air
sekitar serat lebih besar daripada pelarut yang bergerak.
Karena molekul-molekul ini menghabiskan waktu untuk larut
dalam fase diam dan kurang dalam fase gerak, molekul-molekul tidak
akan bergerak sangat cepat pada kertas.
Kecenderungan senyawa untuk membagi waktunya antara dua
pelarut yang tidak bercampur (misalnya pelarut heksana dan air yang

68

mana tidak bercampur) disebut sebagai partisi. Kromatografi kertas


menggunakan pelarut non polar kemudian menjadi tipe kromatografi
partisi.
6. Kromatografi kertas menggunakan air dan pelarut polar lainnya
Waktu akan mengajarkan bahwa partisi tidak dapat dijelaskan jika
anda menggunakan air sebagai pelarut untuk campuran kita. Jika kita
mempunyai air sebagai fase diam, tidak akan sangat berbeda makna
antara jumlah waktu substansi menghabiskan waktu dalam campuran
dalam bentuk lainnya. Seluruh substansi seharusnya setimbang
kelarutannya (terlarut setimbang) dalam keduanya.
Namun, kromatogram pertama yang telah anda buat mungkin
merupakan tinta menggunakan air sebagai pelarut.
Jika air bertindak sebagai fase gerak selayaknya menjadi fase diam,
akan terdapat perbedaan mekanisme pada mekanisme kerja dan harus
setimbang untuk pelarut-pelarut polar seperti alkohol, misalnya. Partisi
hanya dapat terjadi antara pelarut yang tidak bercampur satu dengan
lainnya. Pelarut-pelarut polar seperti alkohol rendah bercampur dengan
air.
7. Cara Menganalisis Kromatografi Kertas
Dalam mengetahui hasil dari kromatografi kertas dapat digunakan
beberapa cara yaitu:
a. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif ini dilakukan berdasarkan perbandingan Rf
dari zat sampel dengan harga Rf zat standar. Agar analisis kuantitatif
dapat berhail baik perlu diperhatikan halhal berikut:

Kondisi percobaan harus sama, karena harga Rf tergantung pada

kondisi tersebut.
Adanya noda pada kromatogram belum berarti adanya zat tunggal

dalam sampel.
Harus dicobadengan berbagai pelarut.
Faktorfaktor yang mempengaruhi harga Rf adalah:

69

Kualitas adsorben
Ketebalan lapisan , semakin tebal lapisan Rf nya semakin kecil
Kejenuhan ruang kromatografi
Teknik pengembangan
Suhu
Kualitas pelarut
b. Analisis semi kuantitatif
Analisis ini berdasarkan perbandingan luas noda zat sampel
dengan luas noda zat standar:
Kosentrasi zat X = Cx = luas noda x (As)/ luas noda stand X CS
Menghitung luas noda:

Jiplak pada kertas grafik mm


Gunting dan timbang noda yang diperlukan
Gunakan densitometris untuk menghitung kerapatannya

Setelah elusi selesai, noda ditandai dengan penanda. bila noda tidak
berwarna maka harus dideteksi secara fisika dan kimia.

secara fisika dengan menggunakan uap iodium, lampu UV


secara kimia dengan menggunakan pereaksi cerium sulfat,
dragendrof, liberman burchard.

Kecepatan elusi pada kromatografi kertas dipengaruhi oleh:


1) ketebalan kertas
2) kekentalan eluen
3) pelarut, jangan menggunakan pelarut yang terlalu cepat menguap.
Pada kromatografi kertas, eluen bergerak berdasarkan gaya kapiler
dari bawah keatas (ascending) sama dengan KLT. tetapi bisa juga
dengan gaya gravitasi bila elusinya dari atas ke bawah (descending).
eluen yang digunakan pada kromatografi kertas umumnya adalah
campuran berbagai pelarut terutama air.
Kertas kromatografi yang sering digunakan adalah kertas whatmann
yang beredar bermacam-macam seperti ukuran 20 x 20 cm, 5 x 100
cm dan 50 x 50 cm.
8. Kromatografi kertas dua arah
Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan dalam
menyelesaikan masalah pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf yang
70

sangat serupa. Mari membicarakan tentang senyawa-senyawa berwarna


karena lebih mudah melihat apa yang terjadi. Waktu ini kromatogram
dibuat dari bercak tunggal dari campuran yang ditempatkan kedepan dari
garis dasar. Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum
dan sesudah sampai pelarut mendekati bagian atas kertas.
Dalam gambar, posisi pelarut ditandai dengan pinsil sebelum kertas
kering. Posisi ini ditandai sebagai SF1 yaitu pelarut depan untuk pelarut
pertama. Kita akan menggunakan dua pelarut yang berbeda.

Jika di lihat lebih dekat, dapat dilihat bahwa bercak pusat besar
dalam kromatogram sebagian biru dan sebagian hijau. Dua pewarna
dalam campuran memiliki nilai Rf yang hampir sama. Tentunya, nilainilai ini bisa saja sama, keduanya memiliki warna yang sama; dalam hal
ini anda tidak dapat mengatakan bahwa ada satu atau lebih pewarna
dalam dalam bercak itu.
Apa yang kita kerjakan sekarang adalah menunggu kertas kering
seluruhnya, dan putar 90o dan perlakukan kromatogram kembali dengan
pelarut yang berbeda.
Hal yang sangat tidak dipercaya bahwa dua bercak yang
membingungkan akan memiliki nilai Rf dalam pelarut kedua sama
halnya dengan pelarut yang pertama, dengan demikian bercak-bercak
akan bergerak dengan jumlah yang berbeda.

71

Gambar berikutnya menunjukkan apa yang mungkin terjadi pada


berbagai bercak pada kromatogram awal. Posisi pelarut kedua juga
ditandai.
Tentunya kita tidak dapat melihat bercak-bercak dalam posisi awal
dan akhir; Bercak-bercak telah bergerak! Kromatogram akhir akan
tampak seperti ini:

Kromatografi dua arah secara seluruhnya terpisah dari campuran


menjadi empat bercak yang berbeda.
Jika akan mengidentifikasi bercak-bercak dalam campuran, secara
jelas kita tidak dapat melaksanakannya dengan perbandingan substansi
pada kromatogram yang sama seperti yang kita lihat pada contoh
sebelumnya menggunakan pena atau asam amino-asam amino. Dapat
berakhir dengan kekacauan pada bercak-bercak yang tanpa arti.
Meskipun demikian, kita dapat bekerja dengan nilai Rf untuk setiap
bercak-bercak dalam pelarut-pelarut, dan kemudian membandingkan
nilai-nilai yang anda telah ukur dari senyawa yang telah diketahui pada
kondisi yang tepat sama.

72

B. ASAM, BASA, DAN UNSUR AMFOTER


Air murni tidak mempunyai rasa, baud an warna. Bila
mengandung zat tertentu, air dapat terasa asam, pahit, asin dan
sebagainya. Air yang mengandung zat lain dapat pula menjadi
berwarna. Kita ketahui bahwa cairan yang berasa asam di sebut karutan
asam, yang terasa asin disebut larutan garam, sedangkan yang terasa
licin dan pahit di sebut larutan basa. Di ingatkan, jangan menccipi
larutan untuk mengetahui rasanya, sebab berbahaya. Cara yang baik
adalah mencelupkan kertas lakmus, karena lakmus dalam larutan asam
berwarna merah, dan dalam basa berwarna putih.
Sifat asam dan basa larutan tidak hanya terdapat dalam larutan air,
tetapi juga dalam larutan lain seperti amoniak, eter, dan benzene,
akibatnya, cukup sulit mengetahui sifat asam dan basa larutan yang
sesungguhnya.oleh sebab itu, asam dan basa dapat dijelaskan dengan
teori yang disebut teori asam basa, yaitu yang di kemukakan oleh
Arrhenius, Bronsted-lowry, dan Lewis.
1. Teori Asam
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara
umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam
definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton
(ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan
asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam
umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam,
terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
a. Sifat-sifat asam
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila
asamnya asam kuat.

73

Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam,

yaitu korosif terhadap logam.


Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan

elektrolit.
b. Penggunaan asam
Asam memiliki berbagai kegunaan. Asam sering digunakan
untuk menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut
"pengawetasaman" (pickling). Asam dapat digunakan sebagai
elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang
digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan
berbagai hewan, asam klorida merupakan bagian dari asam
lambung yang disekresikan di dalam lambung untuk membantu
memecah protein dan polisakarida maupun mengubah proenzim
pepsinogen yang inaktif menjadi enzim pepsin. Asam juga
digunakan sebagai katalis; misalnya, asam sulfat sangat banyak
digunakan dalam proses alkilasi pada pembuatan bensin.
c. Asam lemah dan asam kuat
Adalah asam yang tidak terionisasi secara signifikan dalam
larutan. Misalnya jika sebuah asam dilambangkan dengan HA,
maka dalam larutan masih terdapat sejumlah besar HA yang
belum terdisosiasi/terionisasi. Dalam air, sebuah asam lemah
terdisosiasi sebagai berikut :
Konsentrasi kesetimbangan dari reaktan dan produk

dihubungkan melalui persamaan konstanta keasaman, Ka.


Semakin besar nilai Ka, maka semakin banyak pembentukan
H+, sehingga pH larutan semakin kecil. Nilai Ka asam lemah
berkisar antara 1.810-16 dan 55.5. Asam dengan Ka dibawah
1.810-16, merupakan asam yang lebih lemah daripada air,
sehingga bersifat basa.
Sedangkan asam dengan Ka diatas 55.5 adalah asam kuat

yang hampir terdisosiasi dengan sempurna saat dilarutkan dalam


air. Sebagian besar asam adalah asam lemah. Asam-asam organik
adalah anggota terbesar dari asam lemah. Asam lemah terdapat di

74

rumah tangga seperti asam asetat dalam cuka dan asam sitrat
dalam jeruk.
2. Teori Basa
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap
ion hydronium ketika dilarutkan dalam air.Basa adalah lawan (dual)
dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki
pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa
kuat. Jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium
hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida
(KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah.
Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut
melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa
tersebut.
Tabel asam dan basa yang sudah dikenal dalam kehidupan

3. Teori asam basa menurut Arrhenius


Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan

ion H+.
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan
ion OH-.

Secara kimia dapat di nyatakan :


1) HCl(aq)

H+(aq) + Cl- (aq)

(asam)

2) HA + aq

H + (aq) + A - (aq )

(asam)

3) NaOH(aq)

Na+(aq) + OH-(aq)

(basa)

75

B+ (aq) + OH- (aq)

4) BOH + aq

(basa)

Setelah diteliti ternyata H + (proton) tidak mungkin berdiri bebas


dalam air, tetapi berikatan koorfinasi dengan oksigen air, membentuk
ion hodronium (H3O+)
H+ + H2O

H3O+

Ion H3O+ dan OH- terdapat dalam air murni melalui reaksi
H2O +

H2O

H3O+ + OHDengan demikian, definisi asam basa Arrhenius dalam versi modern
adalah sebagai berikut :
Asam adalah zat yang menambah konsentrasi ion hidronium
(H3O+) dalam larutan air, dan basa adalah zat yang
menambah konsentrasi ion hidroksida (OH-).

Asam
Merupakan senyawa yang larut dalam air dan membentuk H3O+ dan ion
negative disebut asam.
Molekul asam yang melepaskan satu, dua, dan tiga proton ( H +) disebut
asam amino, di, dan triprotik reaksinya bertahap sesuai dengan jumlah
proton, seperti HNO3, H2SO4 dan H3PO4.

Monoprotik

HNO3

H+

+ NO3

Diprotik

H2SO4

H+

+ HSO4

HSO4
Triprotik

H + + SO4
H3PO4

H+
76

(I)

(II)
+ H2PO4

(I)

H2PO4

H+

HPO4

H + + PO4

+ HPO4

(II)
(III)

Basa

Ada dua cara terbentuknya basa, yaitu senyawa yang mengandung OH dan senyawa yang bereaksi dengan air dan menghasilkan OH-.
Contohnya :
NaOH

Na + OH-

Ba(OH)2

Ba

+ 2OH-

NH4OH

NH4

+ OH-

4. Teori asam basa menurut Brnsted-Lowry


Menurut teori asam basa Brnsted-Lowry, sifat asam atau basa ditentikan
oleh kemampuan senyawa melepas atau menerima proton (H + )
Asam adalah senyawa atau partikel tang dapat memberikan proton (H +)
kepada senyawa atau partikel lain. Basa adalah senyawa atau partikel yang
dapat menerima proton (H +) dari asam.
Asam
Zat dalam larutan disebut asam (HA) bila dapat melepaskan proton kepada
molekul pelarut (HL).
HA + HL

H2L+

+ A

Sebagai contoh :
HCL(g) + H2O

H3O (aq) + CL (aq)

Jadi, ternyata air bersifat basa bila terdapat asam didalamnya.


Basa

77

Yang disebut basa (B) hdala zat yang dapat menerima proton dari pelarut
(HL).
B +

HL

H+ + L

Reaksi umum basa (B) dalam pelarut air dalah :


B

+ H2O

H+ +O

Contoh:
1) HAc(aq) + H2O(l)
asam-1

basa-2

H3O+(aq) + Ac-(aq)
asam-2

basa-1

HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa konjugasi.


H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
2) H2O(l) + NH3(aq)
asam-1

basa-2

NH4+(aq) + OH-(aq)
asam-2

basa-1

H2O dengan OH- merupakan pasangan basa dan basa konjugasi.


NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam dan asam konjugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton
donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti
ini bersifat ampiprotik (amfoter).
5. Teori asam basa menurut Lewis
Walaupun teori Bronsted-Lowry lebih umumdari teori Arrhenius, ada
reaksi yang nirip asam-basa tetapi tidak dapat dijelaskan dengan teori ini,
contohnya antara NH3 dengan BF3 menjadi H3N-BF3

78

N :

N : B
H

Disini terjadi ikatan koordinasi antara atom N dengan B yang pasangan


elektronnya berasal dari N. Berdasarkan pembentukan ikatan koordinasi,
Bilbert N. Lewis menyatakan teori yang disebut teori asam-basa Lewis.
Asam adalah suatu partikel yang dapat menerima pasangan
elektron dari partikel lain untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Basa adalah suatu partikel yang dapat memberikan pasangan elektron
kepada partikel lain untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
6. Kesetimbangan Asam-Basa
a. Kesetimbangan asam
Dalam larutan asam lemah (menurut bronsted-lowry) terdapat
kesetimbangan:
HA

KC

H3O+

H2O

+ A

H3O+ A

H2O

HA

Kesetimbangan ini terjadi dalam larutan encer sehingga konsentrasi


pelarut (H2O) Sangay besar dibandingkan zat terlarut. Dengan kata lain,
konsentrasi air dapat di anggap constan, maka :
H3O+ A
Kc(H2O)

=
HA

79

Supaya lebih praktis H3O+ dituliskan H +

H+
Ka

=
HA

Ka disebut konstanta kesetmbangan asam. Kemampuan asam terionisasi


dalam air tidak sama, ada yang besar, sedang dan kecil sekali. Kemampuan
itu di nyatakan dengan derajat ionisasi @

Jumlah mol yang terion


Jumlah mol mula-mula

Nilai @ lebih besar dari nol dan lebih kecil dari satu (1>@>0). Dan ada
hubungannya dengan Ka
Konstanta kesetimbangan beberapa asam pada 25 C
Nama

Rumus

Ka

Asam Klorida

HCL

1,0 x 10

Asam Perklorat

HCLO4

1,0 x 10

Asam Bromida

HBr

1,0 x 10

Asam Iodida

HI

1,0 x 10

b. Kesetimbangan basa
Basa yang larut banyak atau basa kuat, yaitu hidroksida alkali (LiOH,
NaOH, KOH dan RbOH) dan sebagian hidroksida alkali tanah yaitu:
Ba(OH)2 dan C a(OH)2 dalam air, basa dapat terion sempurna :
NaOH(s)

Na +

80

+ OH-

Basa menurut Bronsted-Lowry hdala senyawa yang dapat menerima


proton dari asam atau pelarut. Basa ini umumnya merupakan basa
lemah dan membentuk kesetimbangan dalam air.
Kesetimbangan basa lemah terjadi dalam larutan encer, maka
konsentrasi air dapat dianggap constan.kebanyakan basa lemah adalah
senyawa organik yang mengandung nitrogen, karena mempunyai
pasangan electrn bebas untuk mengikat proton, dengan Kb relatif
kecil.
3 contoh Konstanta kesetimbangan beberapa basa pada 25 C.
Nama
Amonia
Metilamin

Penginonan
NH3 + H2O

NH4 + OH-

CH3NH2+H2O

CH3NH3+ + OH-

C5H5N + H2O

C5H5NH+ + OH-

piridin

Kb
1,8 x 10
4,2 x 10
1,7 x 10

Ion OH- dari NaOH menggeser kesetimbangan air kekiri sehingga


OH- yang berasal dari air lebih kecil dari 10 dan dapat diabaikan.
7. Larutan asam dan basa lemah
Dalam larutan asam lemah atau basa lemah, terdapat 2
kesetimbangan. Yang pertama, kesetimbangan asam lemah atau basa
lemah, dan kedua kesetimbangn air.
Larutan asam lemah
Penghitunganderajatkeasamandilakukandenganmenghitung
konsentrasi[H+]terlebihdahuludenganrumus:

Dalam larutan asam lemah terdapat kesetimbangan


HA

H+

81

Ca (1-o)

ca o

H2O

H+

ca o

10

10

Ca
o

OH-

= konsentrasi asam
= derajat ionisasi

Ion H + yang berasal dari HA lebih besar dibandingkan yang dari air
sehingga menggeser kesetimbangan air ke kiri. Akibatnya

H + dari

air makin kecil dan dapat diabaikan terhadap yang berasal dari HA
Larutan basa lemah
PenentuanbesarnyakonsentrasiOHtidakdapatditentukanlangsungdari
konsentrasibasalemahnya(sepertihalnyabasakuat),akantetapiharus
dihitungdenganmenggunakanrumus:

Dalam larutan basa lemah terdaapat dua kesetimbangan :


B

BH +

H2O

cb (1-o)

cbo

H2O

H+

10
Kb =

OH-

BH +

cbo

cbo

cb (1-o)

82

OH-

cbo
OH10

Karena o amat kecil, maka : (1-o) = 1 sehingga


Kb =

cbo

o =

Kb

cb
OH- dari air dapat di abaikan karena sangat kecil di bandingkan yang
dari basa, maka :
OH-

cb

=
OH-

cbo

Kb

Cb

Kb cb

8. Amfoter
Dalam kimia, amfoter merujuk pada zat yang dapat bereaksi sebagai
asam atau basa. Perilaku ini terjadi bisa karena memiliki dua gugus
asam dan basa sekaligus atau karena zatnya sendiri mempunyai
kemampuan seperti itu.
Contoh Zat amfoter yang umum orang kenal adalah asam amino,
protein, dan air. Beberapa logam, seperti seng, timah, aluminium,
dan berilium, dapat membentuk oksida amfoterik.
Reaksi amfoter beberapa zat amfoter :
a. seng oksida (ZnO)
Dalam asam:
ZnO + 2H+ Zn2+ + H2O
Dalam basa:
ZnO + H2O + 2OH- [Zn(OH)4]2Gejala ini dapat dimanfaatkan untuk memisahkan kation dalam
larutan, misalnya Zn dari Mn
b. air atau H2O
Sebagai basa:
H2O + HCl H3O+ + Cl
Sebagai asam:
H2O + NH3 NH4+ + OH
c. Aluminium hidroksida [Al(OH)3]
83

Sebagai basa:
Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O
Sebagai asam:
Al(OH)3 + NaOH NaAl(OH)4
OKSIDA amfoter yang umum dikenal adalah Al2O3.
C. KERTAS SARING DAN KEGUNAANNYA
Kertas saring biasa digunakan pada penelitian yang berhubungan
dengan sampel lingkungan. Tujuan utama penyaringan sampel
lingkungan, khususnya media cair adalah untuk memisahkan zat padat
terlarut dan zat padat tersuspensi. Zat padat terlarut merupakan zat
padat yang dapat melewati kertas saring berpori dengan ukuran tertentu,
sedangkan zat padat tersuspensi merupakan zat padat yang tertahan
pada kertas saring tersebut. kertas saring mempunyai ukuruan pori yang
berbeda-beda, tetapi pada umumnya ukuran standar pori yang sering
digunakan adalah 0.45 m.
Karena kertas saring terdapat dalam berbagai ukuran pori, maka
pemilihan kertas saring harus disesuaikan dengan jenis parameter yang
akan diuji. Kesalahan pemilihan kertas saring akan menghasilkan
ketidak akuratan pada hasil analisis karena terjadi kontaminasi positif
dan kontaminasi negatif.
Kontaminasi positif terjadi karena penambahan bahan kimia ke
dalam sampel, sedangkan kontaminasi negative terjadi karena adsorpsi
atau absorpsi parameter di dalam sampel atau penguapan parameter
tersebut.
1. Persyaratan Umum Kertas Saring
Untuk mendapatkan hasil yang representative, akurat, dan
presisi kertas saring harus memenuhi beberapa persyaratan umum
sebagai berikut:
mempunyai ukuran pori yang uniform dan reproductive
mampu menyaring dengan cepat dan tidak mudah tersumbat
Tidak higroskospis
mampu menahan partikel yang disaring di permukaannya
mempunyai kandungan debu (ash content) yang rendah untuk
mencegah kontaminasi sampel dan memungkinkan analisis

84

parameter dalam zat padat tersuspensi melalui destruksi kertas

saring,
dapat larut secara kimia dalam pelarut organic, seperti kloroform

(CHCl3) atau tetra kloro metan(CCl4)


tidak mengadsorpsi zat atau parameter uji selama penyaringan
harus kuat sehingga tidak rusak sewaktu dipakai
tidak terjadi elusi pada zat yang terkandung di dalamnya sehingga

sampel tidak terkontaminasi


tidak terjadi kerusakan pada sel plankton yang tertahan di kertas
2. Jenis-jenis Kertas Saring yang Umum dipakai dalam Penelitian
Lingkungan
Berikut akan disajikan berbagai jenis kertas saring yang memiliki
berbagai ukuran pori yang berbeda-beda serta dari bahan baku yang
berbeda pula.
Selectron BA 85 : Bahan solulosa nitrat (0.45 m)
Selectron OE 67 : Bahan solulosa asetat (0.45 m)
Selectron GF : Bahan Borosilikat gelas (1 m)
Selectra 589/3 : Bahan 95% @ selulosa, linters (- m)
Selectra G : Bahan borosilikat gelas (1 m)
Macherey-Nagel 640 dd : Bahan 95% @ selulosa, linters ( - m)
Millipore HA : Bahan campuran selulosa ester (0.45 m)
Membranfilter Ges : Bahan Solulosa asetat (0.45 m)
Nucleopore : Bahan polikarbonat (0.45 m)
Flotronic silver : Bahan perak (0.45 m)
Gelman A : Bahan borosilikat gelas ( 0.3 m dan 1.6 m)
Whatman GF/B : Bahan borosilikat gelas (1.0 m)
Whatman GF/C : Bahan borosilikat gelas (1.2 m)
Whatman GF/D : Bahan borosilikat gelas (2.7 m)
Whatman GF/F : Bahan borosilikat gelas (0.7 m)
Whatman WTP : Bahan Teflon (0.5 m)
Bila bahan bakunya tidak diketahui, sebelum dipakai sebaiknya
dilakukan analisis terlebih dahulu. Misalnya, untuk menganalisis
kadar logam berat pada air laut, kandungan logam berat kertas saring
harus diketahui terlebih dahulu. Kandungan logam berat kertas
saring harus lebih rendah daripada kandungan logam berat air laut.
D. IKATAN KIMIA

85

Ikatan Kimia merupakan salah satu bidang Kimia yang berusaha


menjelaskan fenomena ikatan-ikatan kimia, yang meliputi teori dan
anspek yang ekperimental dari teori kuantum, dasar-dasar teori
kuantum dan atom hydrogen, ikatan kovalen, senyawa berikatan ion,
senyawa polar dan antraksi antar molekul, beberapa terapan dan prinsip
ikatan kimia, serta dasar-dasar spektroskopi molekul, kristal dan
padatan.
Bahan padat dapat diklasifikasikan berdasarkan keteraturan
susunan atom-atom atau ion-ion penyusunnya. Bahan yang tersusun
oleh deretan atom-atom yang teratur letaknya dan berulang (periodik)
disebut bahan kristal. Dikatakan bahwa bahan kristal mempunyai
keteraturan atom berjangkauan panjang. Sebaliknya, zat padat yang
tidak memiliki keteraturan demikian disebut bahan amorf atau bukan
kristal.
Susunan khas atom-atom dalam kristal disebut struktur kristal.
Struktur kristal dibangun oleh sel satuan (unit cell ) yang merupakan
sekumpulan atom yang tersusun secara khusus, secara periodik
berulang dalam tiga dimensi dalam suatu kisi kristal (crystal lattice).
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa sebuah kristal ideal
disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara berulang-ulang
yang tak hingga didalam ruang.Untuk menggambarkan struktur kristal
ini dapat dijelaskan dalam istilah istilah : Lattice (kisi) dan sebuah
Basis yang ditempelkan pada setiap titik lattice (titik kisi)
Kisi kristal: Kisi adalah sebuah susunan titititik yang teratur dan periodi
k di dalam ruang.
Basis: sekumpulan atom, dengan jumlah atom dalam sebuah basis dapat
berisi satu atom atau lebih.
Atau secara singkatnya adalah struktur kristal terdiri dari kisi dan basis,
Struktur kristalakan terjadi bila ditempatkan suatu basis pada setiap titik
kisi sehingga struktur kristalmerupakan gabungan antara kisi dan basis.

86

Apabila dinyatakan dalam hubungan dua dimensi adalah sebagai


berikut:

Sehingga apabila atom atau sekumpulan atom tersebut menempati titiktitik kisi maka akan membentuk suatu struktur kristal.
Kisi Kristal
Didalam kristal terdapat kisi-kisi yang ekivalen yang sesuai dengan
lingkungannya dandiklasifisikan menurut simetri translasi.
Operasi translasi kisi :
Didefinisikan sebagai perpindahan dari sebuah kristal oleh sebuah
vektor translasi kristal,
Untuk kisi dua dimensi (2D)
Ilustrasi struktur kristal dalam gambaran dua dimensi (2D) :

T merupakan vektor translasi.


A,B, dan C adalah atom Penyusun kristal a1 adalah jarak antara atom,
Vektor posisi dari setiap titik kisi pada kisi dua dimensi yaitu:
T = n1a1 + n2a2

87

a, a1dan a2 merupakan vektor translasi primitif, sedangkan n1 dan n2


merupakan bilangan bulat yang nilainya bergantung pada kedudukan
titik kisi.
untuk kisi tiga dimensi (3D)
Pada kisi tiga dimensi (3D), vektor posisi untuk titik-titikkisiyaitu:

T=n1a1+n2a2+n3a3
a1,a2 dan a3 adalah vektor translasi primitif
, ,dan g adalah sudut yang dibentuk vektor a1, a2 dan a3
Selain simetri translasi, terdapat beberapa operasi lain yang membuat
kisi invarian (tidakberubah bentuknya dari semula), yaitu:

Refleks: Pencerminan pada bidang (simbul :m)


Rotasi Perputaran pada sumbu tertentu dgn sudut sebesar (2/n)

(simbuln= 1,2,3,4,dan 6)
Inversi: Pencerminan pada suatu titik tertentu (simbul:i)
Luncuran/Glide: Operasi gabungan antara refleksi dan translasi
Ulir/Screw: Operasi gabungan antara rotasi dan translasi

Kisi yang memiliki titik-titik kisi yang ekuivalen disebut kisi Bravais
sehingga titik-titik kisitersebut dalam kristal akan ditempati oleh atomatom yang sejenis Titik A, B dan C adalah ekuivalen satu sama lain.
Titik A dan A1 tidak ekivalen (non-Bravais).
Difraksi Sinar X
Pengkajian difraksi pada bagian ini bertujuan untuk
menentukan/mempelajari struktur kristal secara eksperimen. Syarat agar
terjadi difraksi pada kristal adalah penggunaan gelombang radiasi
dengan panjang gelombang yang seorde dengan jarak antar atom dalam
88

kristal (dalam angstrom). Dengan mengetahui puncak-puncak difraksi


dari gelombang yang dipantulkan oleh bidang kristal (lebih tepat atomatom pada bidang), maka struktur kristal dari cuplikan yang
bersangkutan dapat dipelajari atau mungkin dapat di rekonstruksi.
Sumber radiasi yang dapat digunakan untuk keperluan difraksi
kristal meliputi: sinar-x, berkas neutron termal, dan berkas elektron.
Difraksi dapat terjadi bilamana panjang gelombang berkas radiasinya
sekitar 1 angstrom.
Sinar- X adalah gelombang elektromagnetik dengan sifat fisik
yang sama seperti gelombang elektromagnetik lainnya, seperti
gelombang optik. Panjang gelombang sinar-x sama dengan konstanta
kisi kristal, dan hal inilah yang membuat sinar-x berguna dalam analisis
struktur kristal. Pengaturan eksperimen dasar untuk menghasilkan sinarx:

Di antara sumber-sumber radiasi yang dapat dipergunakan untuk


difraksi kristal, berkas sinar-x adalah yang paling layak ditinjau dari
kesederhanaan teknik pembangkitnya serta maksimalnya hasil difraksi
dalam memberikan informasi tentang struktur kristal.
Berkas sinar pertama dan kedua memiliki beda lintasan sebesar
(2d sin ) untuk sampai pada titik pengamatan. Agar terjadi interferensi
yang konstruktif (saling menguatkan), maka beda lintasan yang

89

bersangkutan haruslah merupakan kelipatan bulat dari panjang


gelombang sinar-x tersebut. Ini berarti:

yang disebut syarat Bragg. d jarak antar bidang (hkl) yang sama,
sudut difraksi, dan panjang gelombang sinar-x yang digunakan.
Dalam difraktometer sinar-x, posisi kristal sedemikian sehingga
pengukuran dilakukan pada sudut 2, yaitu sudut yang dibentuk oleh
sinar hambur.
Difraksi sinar x pada suatu material
Difraksi sinar-X merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya fasa kristalin di dalam material-material benda
dan serbuk, dan untuk menganalisis sifat-sifat struktur (seperti stress,
ukuran butir, fasa komposisi orientasi kristal, dan cacat kristal) dari tiap
fasa.
Apabila suatu bahan dikenai sinar-X maka intensitas sinar-X yang
ditransmisikan lebih kecil dari intensitas sinar datang. (Hal ini
disebabkan adanya penyerapan oleh bahan dan juga penghamburan oleh
atom-atom dalam material tersebut. Berkas sinar yang dihantarkan
tersebut ada yang saling menghilangkan karena fasenya berbeda dan
ada juga yang saling menguatkan karena fasenya sama. Berkas sinarX yang saling menguatkan disebut sebagai berkasdifraksi.)
Logika dibalik teori ini adalah asumsi bahwa seandainya suatu
kristal terdiri dari atom-atom yang tersusun secara teratur dan periodik
dalam ruang dan jarak antar atom hampir sama dengan panjang
gelombang sinar-x, maka Kristal tersebut dapat berfungsi sebagai kisikisi yang menghamburkan cahaya. Dengan konsep ini dan mengingat
bahwa sinar-x mempunyai panjang gelombang yang mendekati jarak
antar atom, maka difraksi dapat terjadi kalau Kristal dikenai oleh sinarx.

90

Persyaratan yang harus dipenuhi agar berkas sinar-X yang


dihamburkan merupakan berkas difraksi dikenal sebagai Hukum
Bragg yang menyatakan bahwa perbedaan lintasan berkasdifrasi sinarX harus merupakan kelipatan panjang gelombang, secara matematis
dirumuskan:
n = dsin
Keadaan ini membentuk pola interferensi yang saling menguatkan
untuk sudut-sudut yang memenuhi hukum Brag. Gejala ini dapat
diamati pada grafik hubungan antara intensitas spektrum karakteristik
sebagai fungsi sudut 2.
Analisis bahan dengan menggunakan difraksi sinar-X pada
umumnya untuk menentukan:
a. Struktur Kristal
b. Parameter kisi
c. Crystallite Size (ukuran butiran) dan Lattice Strain
Hukum braggs
Difraksi sinar x pada kristal harus memenuhi Hukum Braggs
yaitu: Menurut Bragg berkas yang terdifraksi oleh kristal terjadi jika
pemantulan oleh bidang sejajar atom menghasilkan interferensi
konstruktif. Difraksi atom-atom kristal sebagai pantulan sinar-X oleh
sekelompok bidang-bidang paralel dalam kristal seperti terlihat
pada gambar

Jarak antara bidang A dengan bidang B adalah d. Berkas-berkas


tersebut mempunyai panjang gelombang , dan jatuh pada bidang

91

kristal dengan jarak d dan sudut . Agar mengalami interferensi konstruktif,


kedua berkas tersebut harusmemiliki beda jarak n. Sedangkan beda jarak
lintasan kedua berkas adalah 2d sin.
n=2d sin
Ketika berkas sinar-x monokromatik datang pada permukaan
kristal, terjadi refleksi hanya ketika sudut datang memiliki nilai-nilai
tertentu. Nilai-nilai ini tergantung pada panjang gelombang dan
konstanta kisi kristal.
Cacat Kristal
Diperlukan berjuta-juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh
karena itu tidak mengherankan bila terdapat cacat atau ketidakteraturan
dalam tubuh kristal. Cacat-cacat inilah yang ikut menentukan sifat
bahan secara keseluruhan.Telah kita kenal, jenis ketidaksempurnaan
dalam kristal, dimana diperlukan kekosongan untuk mengimbangi
kepincangan muatan bila ketidaksempurnaan seperti kekosongan
meliputi sebuah atau beberapa atom disebut cacat titik.
Ketidaksempurnaan lain dalam kristal berwujud garis disebut cacat
garis.
Cacat jenis ini penting pada waktu kristal mengalami deformasi
plastik oleh gaya geser. Sejumlah kecil cacat dapat menyebabkan logam
menjadi 1333 kali lebih ulet dibandingkan dengan keadaan tanpa cacat.
Bila banyak sekali jumlah cacat garis ini dapat meningkatkan
kekuatan logam. Akhirnya cacat lainnya dapat berbentuk dua dimensi
dan mencakup permukaan luar.
Cacat Titik
Cacat titik yang paling sederhana adalah kekosongan, disini
adaatom yang hilang dalam kristal.Cacat demikian merupakan hasil dari
penumpukan yang salah sewaktu kristalisasi, atau dapat juga terjadi
pada suhu tinggi, oleh karena meningkat energi termal. Bila energi
termal tinggi memungkinkan bagi atom-atom untuk melompat
meninggalkan tempatnya (dimana energi terendah) akan naik pula.

92

a. kekosongan
b. kekosongan ganda (dua atom hilang)
c. kekosongan pasangan ion (capat schottky)
d. sisipan
e. ion terpisah (cacat frenkel).

Cacat Garis
Cacat garis yang paling banyak dijumpai dalam kristal adalah
dislokasi.dislokasi ini digambarkan sebagai sisipan satu bidang atom
tambahan dalam struktur kristal. Di sekitar dislokasi garis terdapat
daerah yang mengalami tekanan dan tegangan sehingga terdapat energi
tambahan sepanjang dislokasi tersebut. Jarak geser antar atom disekitar
dislokasi disebut vektor geser. Vektor ini tegak lurus pada garis
dislokasi.
Teori Ikatan Logam

93

Logam mempunyai beberapa sifat yang unik seperti mengkilat,


menghantarkan arus listrik atau panas, dapat ditempa, ditarik, dan
dibengkokkan. Sifat sifat logam tersebut tidak dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori ikatan ionik dan ikatan kovalen. Logam tersusun
secara teratur dalam suatu kisi kristal yang terdiri dari ionion positif
logam di dalam lautan elektron.
Lautan elektron tersebut merupakan elektron valensi dari masingmasing atom yang saling tumpang tindih. Masingmasing elektron
valensi tersebut dapat bergerak bebas mengelilingi inti atom yang ada
dalam Kristal tersebut dan tidak hanya terpaku pada salah satu inti
atom. Gaya tarik inti atomatom logam dengan lautan elektron
mengakibatkan terjadinya ikatan logam. Pada ikatan logam terdapat
elektron yang bebas mengeliling inti, inti tersusun secara teratur
dikelilingi elektronelektron.
Elektron bebas yang mengelilingi inti itu tidak terikat pada salah
satu inti, hingga mudah pindah ke tempat tempat yang energinya
rendah. Dengan adanya elektron yang tidak terikat secara khusus pada
inti tertentu, maka ikatan logam itu kuat dan logam tersebut mudah
menghantarkan listrik.
Elektron yang paling luar pada sebagian besar logam biasanya
mempunyai hubungan yang tidak erat dengan ini karena letaknya yang
jauh dari muatan positif inti. Semua elektron valensi logam-logam
bergabung membentuk lautan elektron yang bergerak bebas di antara
inti atom. Elektron yang bergerak bebas bereaksi sebagai ikatan
terhadap ion bermuatan positif.
Ikatan logam tidak mempunyai arah. Akibatnya, ikatan tidak
rusak ketika logam ditempa.Skema ikatan logam dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Elektron valensi menjadi terdisosiasi dengan inti
atomnya dan membentuk lautan elektron.

94

Gambar Skema ikatan Logam


Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya
tarik menarik antara muatan positif dari ion ion logam dengan
muatan negatif dari elekton elektron yang bebas bergerak dalam logam
tersebut.
Berdasarkan pernyataan dan penjelasan di atas maka defenisi
ikatan logam dapat dikembangkan sebagai berikut: Ikatan logam adalah
ikatan yang disebabkan oleh adanya elektron valensi suatu logam yang
tidak terarah.
Misalnya pada logam Li memiliki struktur 1s2 2s1. Elektron 1s2
terdapat dalam orbital yang terarah sedangkan elektron dalam 2s1
terdapat pada orbital tidak terarah. Elektron 2s inilah yang akan
membentuk ikatan.2. Ikatan logam adalah ikatan yang disebabkan oleh
tumpang tindih orbital valensi dari atom-atom logam. Akibatnya
elektron-elektron yang ada pada orbitalnya dapat berpindah ke orbital
valensi atom tetangganya.
Ikatan logam adalah ikatan antara inti positif unsur logam di
dalam lautan elektron yang dihasilkan oleh elektron valensi unsur
logam yang bersangkutan. Contoh ikatan logam pada logam Natrium.
Natrium memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1.
Tiap atom Natrium tersentuh oleh delapan atom natrium yang
lainnya dan terjadi pembagian (sharing) antara atom tengah dan orbital
3s di semua delapan atom yang lain. Dan tiap atom yang delapan ini
disentuh oleh delapan atom natrium lainnya secara terus menerus
hingga diperoleh seluruh atom dalam bongkahan natrium.
95

Semua orbital 3s dalam semua atom saling tumpang tindih untuk


memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat banyak yang
memeperluas keseluruhan tiap bagian logam. Elektron dapat bergerak
dengan leluasa diantara orbital-orbital molekul tersebut, dan karena itu
tiap elektron menjadi terlepas dari atom induknya.
Logam terikat bersamaan melalui kekuatan daya tarik yang kuat
antara inti positif dengan elektron yang terdelokalisasi.

Gambar ikatan antar ion ion Na+ dengan elektron terdelokalisasi


Klasifikasi Ikatan Logam
Berdasarkan golongannya ikatan logam dapat diklasifikasikan
menjadi ikatan logam pada logam golongan utama dan ikatan logam
pada logam golongan transisi.
1. Ikatan logam pada logam golongan utama. Ikatan logam pada unsur
golongan utama relatif lebih lemah dibandingkan dengan dengan
unsur golongan transisi. Contohnya kristal besi lebih kuat
dibandingkan dengan kristal logam magnesium.
2. Ikatan logam pada logam golongan transisi. Logam transisi
cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi. Alasannya
adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam
kondisi delokalisasi seperti elektron pada 4s.

96

Lebih banyak elektron yang dapat terlibat, kecenderungan daya


tarik akan semakin lebih kuat. Contoh ikatan logam pada unsur transisi
transisi adalah Ag, Fe, Cu dan lain-lain.
Berdasarkan unsur penyusunnya ikatan logam terbagi 2 yaitu:
1. Ikatan logam antar unsur sejenis. Misalnya Ikatan antara unsur litium
dengan unsur litium yang lainnya.
2. Ikatan logam antar unsur yang berbeda jenis (aloi). Bahan-bahan
logam yang bukan hanya dibuat dari satu jenis unsur logam tetapi
telah dicampur atau ditambah dengan unsur-unsur lain disebut aloi
atau sering disebut lakur atau paduan.
Misalnya logam Baja Stainless steel yang terdiri dari logam Besi
72%, logam Krom 18% dan logam Nikel 8% . Aloi terbentuk apabila
leburan dua atau lebih macam logam dicampur atau leburan suatu
logam dicampur dengan unsur-unsur non logam yang campuran
tersebut tidak saling bereaksi serta masih menunjukan sifat sebagai
logam setelah didinginkan. Aloi dibagi menjadi dua macam yaitu aloi
selitan dan aloi substitusi.
Disebut aloi selitan bila jari-jari atom unsur yang dipadukan sama
atau lebih kecil dari jari-jari atom logam. Sedangkan aloi substitusi
terbentuk apabila jari-jari unsur yang dipadukan lebih besar dari jari-jari
atom logam.
Perbedaan mendasar dan hal-hal lainnya mengenaik ikatan ionik,
kovalen, dan kovalen koordinasi dapat diperhatikan dari tabel berikut
ini:

Perbedaan

Ion

Kovalen

Kovalen

Proses

Serah terima

Penggunaan

Koordinasi
Penggunaan

Pembentukan

elektron antar

bersama pasangan

bersama pasangan

atom

elektron dimana

elektron yang

tiap atom

hanya berasal dari

97

menyumbang
elektron.

salah satu atom.


X+Ya X:Y

Atom yang

Logam +

X+YaX:Y
Nonlogam +

Nonlogam +

terlibat
Titik leleh dan

Nonlogam
Tinggi

Nonlogam
Rendah (kecuali

Nonlogam
Rendah

titik didih

pada padatan
kovalen seperti

Kelarutan

Larut dalam air

intan)
Sukar larut dalam

Sukar larut dalam

namun sukar larut

air namun larut

air namun larut

dalam pelarut

dalam pelarut

dalam pelarut

organik seperti

organik.

organik.

aseton, alkhohol,
Daya Hantar

eter dan Benzena.


Lelehan dan

Tidak dapat

Tidak dapat

Listrik

larutannya

menghantarkan

menghantarkan

mengantarkan

listrik (namun ada

listrik (namun ada

listrik

beberapa

beberapa

larutannya yang

larutannya yang

menghantarkan

menghantarkan

NaCl, LiF, CaO,

listrik)
HF, H2O, PCl3,

listrik)
NH4+, SO4-2,

CaBr2, AlCl3

BCl3, CO2

POCl3, H3NBF3,

Contoh

SO3
Geometri Molekul
Geometri molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom
dalam molekul. Molekul diatomik memiliki geometri linear; Molekul
triatomik dapat bergeometri linear atau bengkok; Molekul tetraatomik
bergeometri planar (datar sebidang) atau piramida. Semakin banyak
atom penyusun molekul, semakin banyak pula geometrinya.

98

Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan. Namun


demikian, molekul-molekul sederhana dapat diramalkan geometrinya
berdasarkan pemahaman tentang struktur elektron dalam molekul.
Teori Domain Elektron
Teori domain elektron adalah suatu cara meramaikan geometri
molekul berdasarkan tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar
atom pusat. Domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah
keberadaan elektron, dalam hal ini pada atom pusat. Jumlah domain
elektron ditentukan sebagai berikut.
a. Satu pasangan elektron ikatan (PEI), baik ikatan tunggal, rangkap,
atau rangkap tiga, merupakan satu domain.
b. Satu pasangan elektron bebas (PEB) merupakan satu domain.
No.

Senyawa

Rumus

Atom Pusat
PEI
PEB

Lewis
1.
2.
3

H2O
CO2
SO2

HOH
OCO
OSO

2
2
2

2
0
1

Jumlah
Domain
Elektron
4
2
3

Prinsip Dasar Teori Domain Elektron


1. Antara domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolakmenolak, sehingga domain elektron akan mengatur diri (mengambil
formasi) sedemikian rupa sehingga tolak-menolak di antaranya
menjadi minimum.
2. Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang sedikit lebih
kuat daripada pasangan elektron ikatan. Hal itu terjadi karena
pasangan elektron bebas hanya terikat pada satu atom sehingga
gerakannya lebih leluasa.

99

Anda mungkin juga menyukai