Anda di halaman 1dari 11

JENIS BERBICARA

Makalah
Disusun dan Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Lisan


Dosen Pengampu : Felix Baskara Bhakti Utomo, M. Pd

Di Susun Oleh:

1. Rofiatun Azizah (2019015133)


2. Feronika Magdalena Loru (2019015140)
3. Janu Nur Fitrianta (2019015141)

Program Studi : PGSD (2D)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA

i
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................2
1. Apa pengertian berbicara?...........................................................................................2
2. Bagaimana pengklasifikasian jenis-jenis berbicara?...................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
1. Untuk mengetahui pengertian berbicara......................................................................2
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengklasifikasian jenis-jenis berbicara......................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Berbicara.......................................................................................................3
B. Jenis - jenis Berbicara.....................................................................................................3
1. Jenis Berbicara Berdasarkan Situasi Pembicaraan......................................................3
2. Jenis Berbicara Berdasarkan Tujuan Pembicara.........................................................4
3. Jenis Berbicara Berdasarkan Jumlah Pendengar atau penyimaknya...........................5
4. Jenis Berbicara Berdasarkan Peristiwa Khusus yang Melatari Pembicaraan..............6
5. Jenis Berbicara Berdasarkan Metode Penyampaian Berbicara...................................6
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
A. Simpulan.........................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Dalam keterampilan
berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara.
Melalui berbicara manusia dapat mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran dan
di perasaan. Hal yang diungkapkan tersebut dapat berupa sesuatu yang kreatif; Berbicara
adalah tingkahlaku. Berbicara adalah ekspresi dari pembicara. Sehingga dengan berbicara
sama sajapembicara sedang memperlihatkan watak atau tingkah lakunya; Berbicara
adalahtingkah laku yang dipelajari. Berbicara adalah sebuah tingkah laku,
dimanasemenjak kecil manusia sudah mempelajarinya; Berbicara distimulasi
olehpengalaman. Seseorang berbicara sesuai dengan pengalaman yang dialaminya.
Berbicara untuk memperluas cakrawala (Cahyani, 2019: 2).

Menentukan tujuan berbicara berarti kegiatan berbicara harus ditempatkan sebagai


sarana penyampaian sesuatu kepada orang lain sesuai dengan tujuan yang diharapkan
pembicara. Dalam hal ini, Keterampilan berbicara juga mampu melahirkan generasi masa
depan yang berbudaya karena sudah terbiasa dan terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak
lain sesuai dengan materi dan situasi tutur pada saat berbicara. Kemampuan berbicara
berkembang pada kehidupan siswa apabila didahului dengan keterampilan menyimak.
Berbicara juga dapat digunakan untuk kelangsungan hidup. Sebagai makhluk sosial,
hubungan antara sesama merupakan salah satu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.
Contohnya: Dengan berbicara, seseorang dapat mengungkapkan keinginannya kepada orang
lain. Begitu pun orang lain mengungkapkan keinginannya dengan berbicara. Terjadilah suatu
kesepahaman bahwa di antara mereka saling membutuhkan satu sama lainnya.
Pengelompokan berbicara dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, tergantung dasar yang
digunakan. Berikut makalah ini dibuat untuk membahas materi tentang jenis berbicara.

1
B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian berbicara?.

2. Bagaimana pengklasifikasian jenis-jenis berbicara?.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian berbicara.

2. Untuk mengetahui Bagaimana pengklasifikasian jenis-jenis berbicara.

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan salah satu komponen berbahasa, yaitu komponen penggunaan.
Oleh karena itu, berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat praktis. Kemahiran
berbicara seseorang ditentukan oleh tingkat pemahamannya terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kebahasaan (Supriyana, 2008: 1).

Salah satu aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan adalah Keterampilan
berbicara. Berbicara merupakan sarana untuk menginformasikan atau berbagi informasi
dalam gagasan - gagasan pembicara kepada pendengar. Akan tetapi, tujuan berbicara
sebenarnya tidak hanya sebatas memberikan informasi kepada orang lain tersebut. Namun,
menentukan tujuan berbicara berarti kegiatan berbicara harus ditempatkan sebagai sarana
penyampaian sesuatu kepada orang lain sesuai dengan tujuan yang diharapkan pembicara.

Secara umum, berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran-
ujaran. Ujaran-ujaran yang muncul merupakan perwujudan dari gagasan yang sebelum
berada pada tataran ide (Supriyana, 2008: 2). Berbicara juga merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang cukup penting untuk dikuasai. Berbicara adalah kemampuan
seseorang dalam mengungkapkan atau mengekspresikan ide, pikiran yang ada dalam diri
yang melibatkan orang lain dalam menyampaikan informasi tersebut dengan menggunakan
kata-kata. Berbicara adalah sarana untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun
serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak
(Saddhono dan Slamet, 2014: 50).

B. Jenis - jenis Berbicara


Keterampilan berbicara memiliki beberapa jenis-jenis berbicara, yaitu ada 5 (lima)
landasan yang digunakan dalam mengklasifikasi berbicara. Berdasarkan seperti : Situasi,
Tujuan, Jumlah pendengar, Peristiwa khusus, Metode penyampaian. Berikut ini adalah
penjelasan mengenai pengklasifikasian tersebut.

3
1. Jenis Berbicara Berdasarkan Situasi Pembicaraan
Pada jenis berbicara ini dibedakan menjadi dua yaitu berbicara formal dan berbicara
informal. Berbicara formal contohnya seperti : bercerita dalam situasi formal,
wawancara, debat, dan diskusi. Sedangkan Berbicara informal contohnya seperti :
memberi petunjuk, bertukar pengalaman, percakapan, penyampaian berita, pengumuman,
dan, bertelepon.

Berbicara ada dalam dua lingkup jika dilihat dari situasinya, yaitu lingkup resmi dan
lingkup tidak resmi. Situasi – situasi resmi dapat dikelompokkan kedalam klasifikasi
informatif seperti :Kuliah, ceramah tentang perjalanan, laporan, instruksi, pemberian
suatu pandangan, pengangkatan atau penunjukkan, pidato. Sedangkan situasi tidak resmi
berupa situasi yang mengandung unsur hiburan seperti : anekdot, lelucon atau lawakan,
arisan, perkumpulan keluarga, pesta ulang tahun (Nawawi, Qura, dan Rahmayanti, 2017:
24).

2. Jenis Berbicara Berdasarkan Tujuan Pembicara


Berbicara dilihat dari tujuan yang ingin dicapai dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu;
berbicara menghibur, berbicara menginformasikan, berbicara menstimulasi, berbicara
meyakinkan, berbicara menggerakkan. (Nawawi, Qura, dan Rahmayanti, 2017: 24).
Tujuan berbicara pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu

a. Berbicara untuk menghibur,

Berbicara untuk menghibur biasanya bersuasana santai. Disini pembicara


berusaha membuat pendengarnya senang dan gembira. Bila anda menyaksikan
pelawak beraksi, Anda akan tahu bahwa para pemain mempunyai tujuan untuk
menghibur..

b. Berbicara untuk menginformasikan,

Berbicara untuk menginformasikan ini yaitu pembicara berusaha berbicara


secara jelas, sistematis, dan tepat agar isi informasi terjaga keakuratannya. Jenis
berbicara ini banyak dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bila kita
menerangkan cara kerja komputer kepada orang lain atau menjelaskan kaitan antara
pendidikan, lingkungan, dan bahasa dalam suatu seminar, berarti kita bertujuan
menginformasikan sesuatu kepada khalayak.

c. Berbicara untuk menstimuli,

4
Jenis berbicara untuk menstimuli ini pendengar harus tergerak untuk
melakukan hal-hal yang dikehendaki oleh pembicara. Maka dari itu, pembicara harus
pandai mempengaruhi pendengar. Pembicara biasanya secara sosial berstatus lebih
tinggi daripada pendengarnya. Agar bekerja lebih tekun atau belajar lebih baik,
Pembicara biasanya berusaha membangkitkan semangat pendengarnya. Misalnya
ketika kita menjadi guru kemudian menasihati seorang peserta didik yang melalaikan
tugasnya dan malas.

d. Berbicara untuk meyakinkan,

Jenis berbicara untuk meyakinkan merupakan tahap yang lebih jauh dari
berbicara untuk menstimuli.

Pada berbicara untuk meyakinkan ini sikap pendengar akan diubah oleh seorang
pembicara karena pembicara bertujuan meyakinkan pendengar lewat pembicaraan
yang meyakinkan tersebut. Contohnya yaitu ketika seseorang yang berawal dari
menolak kemudian menjadi menerima. Dalam hal tersebut, seorang pembicara
biasanya menyertakan bukti, fakta, dan ilustrasi yang tepat.

e. Berbicara untuk menggerakkan.

Jenis berbicara menggerakkan ini adalah kelanjutan dari jenis berbicara


meyakinkan. Menggerakkan pendengar/khalayak agar mereka berbuat dan bertindak
seperti yang dikehendaki pembicara itu merupakan tujuan dari jenis berbicara
menggerakkan ini. Pada berbicara untuk menggerakkan ini pembicara harus terampil
dalam berbicara yang tinggi, kepandaian dalam membakar emosi, kepintaran
memanfaatkan situasi, dan penguasaan terhadap massa.

3. Jenis Berbicara Berdasarkan Jumlah Pendengar atau penyimaknya


Berdasarkan jumlah penyimaknya, berbicara dapat dibagi atas tiga jenis ; berbicara
antar pribadi, berbicara dalam kelompok kecil, dan berbicara dalam kelompok besar
(Nawawi, Qura, dan Rahmayanti, 2017: 24). Berikut penjelasannya yaitu :

a.Berbicara antar pribadi. Jenis berbicara ini terjadi ketika seseorang berbicara empat
mata dengan satu pendengar.

b. Berbicara Dalam Kelompok Kecil. Jenis berbicara ini terjadi ketika dalam
pembicaraan ada sekelompok kecil (3-5 orang).

5
c.Berbicara Dalam Kelompok Besar. Jenis berbicara ini Terjadi apabila pendengar
dalam jumlah besar berhadapan dengan pembicara. Contohnya, ketika menjadi
pemandu acara.

4. Jenis Berbicara Berdasarkan Peristiwa Khusus yang Melatari Pembicaraan


Berdasarkan Peristiwa Khusus yang Melatari Pembicaraan Jenis Berbicara dapat
dikelompokkan menjadi 6 yaitu :

a. Situasi presentasi. Contohnya pidato yang dilakukan saat pembagian hadiah.

b. Situasi penyambutan. Contohnya pidato yang menjadi inti acaranya adalah pidato
yang berisi sambutan umum.

c. Situasi perpisahan. Contohnya pidato yang pada saat acara perpisahan atau pada saat
penutupan suatu acara berisi kata-kata perpisahan.

d. Situasi jamuan adalah pidato yang berisi ucapan selamat, doa kesehatan buat tamu,
dsb.

e. Situasi perkenalan. Contohnya Pidato yang berisi seseorang yang memperkenalkan


diri kepada khalayak.

f. Situasi nominasi. Contohnya yaitu Pidato yang berisi alasan dan pujian mengapa
suatu tersebut dinominasikan.

5. Jenis Berbicara Berdasarkan Metode Penyampaian Berbicara


Berdasarkan jenis metode penyampaian berbicara, ada 4 (empat) jenis berbicara,
yaitu:

a. Metode mendadak (impromptu), terjadi bila secara tiba-tiba seseorang diminta


berbicara di depan khalayak (tidak ada persiapan sama sekali).

b. Metode tanpa persiapan (ekstemporan), dalam metode ini pembicara masih


mempunyai waktu yang cukup untuk membuat persiapan-persiapan khusus yang
berupa kerangka pembicaraan atau catatan-catatan penting tentang urutan uraian
dan kata-kata khusus yang harus disampaikan.

Metode ekstemporan ini merupakan metode yang membutuhkan pembicara yang


mampu mengembangkan pembicaraan dengan bebas. Maka dari itu metode ini
sering digunakan oleh pembicara yang berpengalaman.

6
c. Metode membaca naskah. Metode ini cocok digunakan apabila pembicara akan
menyampaikan suatu pernyataan kebijakan atau keterangan secara tertib dalam
pidato-pidato resmi, pidato keneragaan, pidato radio, dan sebagainya.

d. Metode menghafal.

Metode menghafal ini merupakan metode yang pembicaranya sudah


merencanakan, pembuat naskah, dan menghafal naskah. Pembicara harus
menghayati dan menjiawi apa yang diucapkan serta berusaha untuk menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi yang melatari pembicaraan itu agar metode
tersebut berhasil.

Teknik atau metode berbicara dilaksanakan agar pembicaraan lebih mudah dimengerti
dan mencapai tujuan yang diharapkan. Penyesuaian diri antara komunikator dan komunikan
sangat dibutuhkan (Nawawi, Qura, dan Rahmayanti, 2017: 24). Anafiah dalam Keraf (2019:
39) membedakan jenis berbicara ke dalam tiga macam, yaitu: Persuasif bertujuan untuk
mendorong, meyakini, dan bertindak. Berbicara persuasif menghendaki reaksi dari para
pendengar untuk mendapatkan ispirasi/ilham. Kemudian Instruktif bertujuan untuk
memberitahukan. Berbicara insteruktif mengendaki reaksi dari pendengar berupa pengertian
yang tepat. Dan reaktif bertujuan untuk menyenangkan. Berbicara reaktif menghendaki reaksi
dari pendengar berupa minat dan kegembiraan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berbicara merupakan sarana untuk menginformasikan atau berbagi informasi dalam
gagasan - gagasan pembicara kepada pendengar. Akan tetapi, tujuan berbicara sebenarnya
tidak hanya sebatas memberikan informasi kepada orang lain tersebut. Namun,
menentukan tujuan berbicara berarti kegiatan berbicara harus ditempatkan sebagai sarana
penyampaian sesuatu kepada orang lain sesuai dengan tujuan yang diharapkan pembicara.
Berbicara dilihat dari tujuan yang ingin dicapai dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu;
berbicara menghibur, berbicara menginformasikan, berbicara menstimulasi, berbicara
meyakinkan, berbicara menggerakkan. (Nawawi, Qura, dan Rahmayanti, 2017: 24).
Teknik atau metode berbicara dilaksanakan agar pembicaraan lebih mudah dimengerti
dan mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi, pengajaran berbicara pada pembelajaran
diharapkan dapat memberikan bekal dasar-dasar keahlian berbicara efektif yang
memadai. Sehingga akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam berbicara dan
mempermudah kita untuk melangkah lebih maju.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan kepada para pembaca

khususnya kepada mahasiswa calon guru SD untuk dapat meningkatkan pemahamannya

tentang “Jenis Berbicara” guna terwujudnya pelaksanaan proses pembelajaran yang baik

khususnya pembelajaran “Keterampilan Berbahasa Indonesia Lisan” dan kelak menjadi bekal

dalam mengajar di Sekolah Dasar. Kami pun menyadari makalah ini masih memiliki banyak

kekurangan, oleh sebab itu kami menyarankan kepada para pembaca untuk tetap terus

menggali sumber-sumber yang menunjang terhadap pembahasan makalah ini untuk

perbaikan yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, A. A. 2019. Berbicara Berdiskusi. 2.

Supriyana, A,. 2008. Konsep Dasar Berbicara. Hakikat Berbicara. 1-2.


Saddhono, K., dan Slamet, Y. 2014. Pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia: teori
dan aplikasi. Graha Ilmu.
Nawawi, Ummul Qura dan Indah Rahmayanti. 2017. KETERAMPILAN BERBICARA
Sebagai suatu keterampilan berbahasa. Jakarta: Uhamka Press.
Anafiah, S. 2019. Keterampilan Berbahasa Indonesia 1. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai