Makalah
Disusun dan Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur
Di Susun Oleh:
i
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................2
1. Apa pengertian berbicara?...........................................................................................2
2. Bagaimana pengklasifikasian jenis-jenis berbicara?...................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
1. Untuk mengetahui pengertian berbicara......................................................................2
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengklasifikasian jenis-jenis berbicara......................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Berbicara.......................................................................................................3
B. Jenis - jenis Berbicara.....................................................................................................3
1. Jenis Berbicara Berdasarkan Situasi Pembicaraan......................................................3
2. Jenis Berbicara Berdasarkan Tujuan Pembicara.........................................................4
3. Jenis Berbicara Berdasarkan Jumlah Pendengar atau penyimaknya...........................5
4. Jenis Berbicara Berdasarkan Peristiwa Khusus yang Melatari Pembicaraan..............6
5. Jenis Berbicara Berdasarkan Metode Penyampaian Berbicara...................................6
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
A. Simpulan.........................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Dalam keterampilan
berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara.
Melalui berbicara manusia dapat mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran dan
di perasaan. Hal yang diungkapkan tersebut dapat berupa sesuatu yang kreatif; Berbicara
adalah tingkahlaku. Berbicara adalah ekspresi dari pembicara. Sehingga dengan berbicara
sama sajapembicara sedang memperlihatkan watak atau tingkah lakunya; Berbicara
adalahtingkah laku yang dipelajari. Berbicara adalah sebuah tingkah laku,
dimanasemenjak kecil manusia sudah mempelajarinya; Berbicara distimulasi
olehpengalaman. Seseorang berbicara sesuai dengan pengalaman yang dialaminya.
Berbicara untuk memperluas cakrawala (Cahyani, 2019: 2).
1
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan salah satu komponen berbahasa, yaitu komponen penggunaan.
Oleh karena itu, berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat praktis. Kemahiran
berbicara seseorang ditentukan oleh tingkat pemahamannya terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kebahasaan (Supriyana, 2008: 1).
Salah satu aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan adalah Keterampilan
berbicara. Berbicara merupakan sarana untuk menginformasikan atau berbagi informasi
dalam gagasan - gagasan pembicara kepada pendengar. Akan tetapi, tujuan berbicara
sebenarnya tidak hanya sebatas memberikan informasi kepada orang lain tersebut. Namun,
menentukan tujuan berbicara berarti kegiatan berbicara harus ditempatkan sebagai sarana
penyampaian sesuatu kepada orang lain sesuai dengan tujuan yang diharapkan pembicara.
Secara umum, berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran-
ujaran. Ujaran-ujaran yang muncul merupakan perwujudan dari gagasan yang sebelum
berada pada tataran ide (Supriyana, 2008: 2). Berbicara juga merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang cukup penting untuk dikuasai. Berbicara adalah kemampuan
seseorang dalam mengungkapkan atau mengekspresikan ide, pikiran yang ada dalam diri
yang melibatkan orang lain dalam menyampaikan informasi tersebut dengan menggunakan
kata-kata. Berbicara adalah sarana untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun
serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak
(Saddhono dan Slamet, 2014: 50).
3
1. Jenis Berbicara Berdasarkan Situasi Pembicaraan
Pada jenis berbicara ini dibedakan menjadi dua yaitu berbicara formal dan berbicara
informal. Berbicara formal contohnya seperti : bercerita dalam situasi formal,
wawancara, debat, dan diskusi. Sedangkan Berbicara informal contohnya seperti :
memberi petunjuk, bertukar pengalaman, percakapan, penyampaian berita, pengumuman,
dan, bertelepon.
Berbicara ada dalam dua lingkup jika dilihat dari situasinya, yaitu lingkup resmi dan
lingkup tidak resmi. Situasi – situasi resmi dapat dikelompokkan kedalam klasifikasi
informatif seperti :Kuliah, ceramah tentang perjalanan, laporan, instruksi, pemberian
suatu pandangan, pengangkatan atau penunjukkan, pidato. Sedangkan situasi tidak resmi
berupa situasi yang mengandung unsur hiburan seperti : anekdot, lelucon atau lawakan,
arisan, perkumpulan keluarga, pesta ulang tahun (Nawawi, Qura, dan Rahmayanti, 2017:
24).
4
Jenis berbicara untuk menstimuli ini pendengar harus tergerak untuk
melakukan hal-hal yang dikehendaki oleh pembicara. Maka dari itu, pembicara harus
pandai mempengaruhi pendengar. Pembicara biasanya secara sosial berstatus lebih
tinggi daripada pendengarnya. Agar bekerja lebih tekun atau belajar lebih baik,
Pembicara biasanya berusaha membangkitkan semangat pendengarnya. Misalnya
ketika kita menjadi guru kemudian menasihati seorang peserta didik yang melalaikan
tugasnya dan malas.
Jenis berbicara untuk meyakinkan merupakan tahap yang lebih jauh dari
berbicara untuk menstimuli.
Pada berbicara untuk meyakinkan ini sikap pendengar akan diubah oleh seorang
pembicara karena pembicara bertujuan meyakinkan pendengar lewat pembicaraan
yang meyakinkan tersebut. Contohnya yaitu ketika seseorang yang berawal dari
menolak kemudian menjadi menerima. Dalam hal tersebut, seorang pembicara
biasanya menyertakan bukti, fakta, dan ilustrasi yang tepat.
a.Berbicara antar pribadi. Jenis berbicara ini terjadi ketika seseorang berbicara empat
mata dengan satu pendengar.
b. Berbicara Dalam Kelompok Kecil. Jenis berbicara ini terjadi ketika dalam
pembicaraan ada sekelompok kecil (3-5 orang).
5
c.Berbicara Dalam Kelompok Besar. Jenis berbicara ini Terjadi apabila pendengar
dalam jumlah besar berhadapan dengan pembicara. Contohnya, ketika menjadi
pemandu acara.
b. Situasi penyambutan. Contohnya pidato yang menjadi inti acaranya adalah pidato
yang berisi sambutan umum.
c. Situasi perpisahan. Contohnya pidato yang pada saat acara perpisahan atau pada saat
penutupan suatu acara berisi kata-kata perpisahan.
d. Situasi jamuan adalah pidato yang berisi ucapan selamat, doa kesehatan buat tamu,
dsb.
f. Situasi nominasi. Contohnya yaitu Pidato yang berisi alasan dan pujian mengapa
suatu tersebut dinominasikan.
6
c. Metode membaca naskah. Metode ini cocok digunakan apabila pembicara akan
menyampaikan suatu pernyataan kebijakan atau keterangan secara tertib dalam
pidato-pidato resmi, pidato keneragaan, pidato radio, dan sebagainya.
d. Metode menghafal.
Teknik atau metode berbicara dilaksanakan agar pembicaraan lebih mudah dimengerti
dan mencapai tujuan yang diharapkan. Penyesuaian diri antara komunikator dan komunikan
sangat dibutuhkan (Nawawi, Qura, dan Rahmayanti, 2017: 24). Anafiah dalam Keraf (2019:
39) membedakan jenis berbicara ke dalam tiga macam, yaitu: Persuasif bertujuan untuk
mendorong, meyakini, dan bertindak. Berbicara persuasif menghendaki reaksi dari para
pendengar untuk mendapatkan ispirasi/ilham. Kemudian Instruktif bertujuan untuk
memberitahukan. Berbicara insteruktif mengendaki reaksi dari pendengar berupa pengertian
yang tepat. Dan reaktif bertujuan untuk menyenangkan. Berbicara reaktif menghendaki reaksi
dari pendengar berupa minat dan kegembiraan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berbicara merupakan sarana untuk menginformasikan atau berbagi informasi dalam
gagasan - gagasan pembicara kepada pendengar. Akan tetapi, tujuan berbicara sebenarnya
tidak hanya sebatas memberikan informasi kepada orang lain tersebut. Namun,
menentukan tujuan berbicara berarti kegiatan berbicara harus ditempatkan sebagai sarana
penyampaian sesuatu kepada orang lain sesuai dengan tujuan yang diharapkan pembicara.
Berbicara dilihat dari tujuan yang ingin dicapai dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu;
berbicara menghibur, berbicara menginformasikan, berbicara menstimulasi, berbicara
meyakinkan, berbicara menggerakkan. (Nawawi, Qura, dan Rahmayanti, 2017: 24).
Teknik atau metode berbicara dilaksanakan agar pembicaraan lebih mudah dimengerti
dan mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi, pengajaran berbicara pada pembelajaran
diharapkan dapat memberikan bekal dasar-dasar keahlian berbicara efektif yang
memadai. Sehingga akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam berbicara dan
mempermudah kita untuk melangkah lebih maju.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan kepada para pembaca
tentang “Jenis Berbicara” guna terwujudnya pelaksanaan proses pembelajaran yang baik
khususnya pembelajaran “Keterampilan Berbahasa Indonesia Lisan” dan kelak menjadi bekal
dalam mengajar di Sekolah Dasar. Kami pun menyadari makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami menyarankan kepada para pembaca untuk tetap terus
8
DAFTAR PUSTAKA