Disusun oleh:
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
PEKANBARU,NOVEMBER 2022
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A.LATAR BELAKANG.................................................................................................................................4
B.RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................................4
C.TUJUAN................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
1.pengertian keterampilan berbicara......................................................................................................5
2.JENIS-JENIS KETERAMPILAN BERBICARA..............................................................................................6
Jenis Keterampilan Berbicara menurut Henry Tarigan........................................................................6
3.STRATEGI BERBICARA DALAM SITUASI FORMAL DAN NON FORMAL...................................................7
A.Berbicara formal...............................................................................................................................7
B.FAKTOR KEBAHASAAN......................................................................................................................7
C.FAKTOR NONKEBAHASAAN............................................................................................................11
Contoh-contoh berbicara formal...........................................................................................................14
A. Berbicara non formal.................................................................................................................15
KESIMPULAN.............................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Berbicara merupakan ketrampilan berbahasa yang bertujuan untuk
mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses
komunikasi kepada orang lain. Dalam proses berbicara seseorang akan mengalami
proses berfikir untuk mengungkapkan ide dan gagasan secara luas. Proses
berbicara sangat terkait hubungannya dengan faktor pengembangan berfikir,
berdasarkan pengalaman yang mendasarinya. Pengalaman tersebut dapat
diperoleh melalui membaca, menyimak, pengamatan dan diskusi. Dalam
kesehariannya, orang membutuhkan lebih banyak waktu untuk melakukan
komunikasi. Bentuk komunikasi yang paling mendominasi dalam kehidupan sosial
adalah komunikasi lisan. Orang membutuhkan komunikasi dengan orang lain
dalam memberikan informasi, mendapatkan informasi, atau bahkan menghibur.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian keterampilan berbicara
2. Jenis-jenis keterampilan berbicara
3. Strategi berbicara dalam situasi formal dan non formal
4. Praktik terampil berbicara
C.TUJUAN
1. Dapat mengetahui pengertian berbicara
2. Dapat mengetahui jenis-jenis keterampilan berbicara
3. Dapat memahami strategi berbicara dalam situasi formal dan non
formal
4. Dapat memahami praktik terampil berbicara
D.MANFAAT PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
6
3.STRATEGI BERBICARA DALAM SITUASI FORMAL DAN NON FORMAL
A.Berbicara formal
B.FAKTOR KEBAHASAAN
Pengucapan Fonem
Fonem dalam bahasa terdiri atas fonem vokal dan konsonan. Kesalahan dalam
pengucapan fonem baik vokal maupun konsonan akan mengganggu kelancaran
komunikasi antara pembicara dan pendengar. Artinya, kesalahan pengucapan
fonem dapat membuat pendengar salah menafsirkan isi pembicaraan. Sebagai
contoh perhatikan ujaran berikut ini.
”Mereka memang bukan dari keluarga mampu, tetapi mereka adalah orang-orang
yang memiliki semangat hidup yang tinggi. Pernah beberapa kali pindah tempat
7
tinggal, pada tahun tujuh puluhan mereka di Serang [sarang], sekarang mereka
menjadi orang-orang berhasil dan tinggal di pemukiman orang-orang berkelas.”
Penerapan Intonasi
Mendengar ujaran ini, para guru (senior) pasti akan bingung, kepada siapa
sebenarnya ujaran ini ditujukan, karena yang hadir pada saat itu tidak ada guru
baru. Demikian pula halnya dengan kalimat 2, kualitas pembelajaran baru itu
seperti apa?
Jika ujaran tersebut diperbaiki, orang yang mendengarkan akan menjadi lebih
mengerti. Berikut perbaikan penerapan jeda pada kalimat tersebut.
8
Iya, persendian atau jeda, atau perhentian sejenak sangat berpengaruh terhadap
makna sebuah kalimat. Penerapan persendian yang salah akan berakibat seperti
contoh di atas. Penguasaan terhadap intonasi tidak hanya terletak pada aspek
persendian, kesalahan penerapan penekanan dan aspek intonasi lain juga akan
berakibat sama, yaitu gangguan atau kekeliruan komunikasi.
Pilihan Kata
”Bapak-bapak dan Ibu-ibu, masalah keluarga selalu ada di setiap rumah tangga.
Suami dan istri harus selalu saling menghormati dan tenggang rasa. Artinya,
seorang istri harus memahami bagaimana kerjanya seorang suami dalam mencari
nafkah? Suami pun harus bisa mengerti bagaimana lelahnya ketika istri dalam
kandungan. Oleh sebab itu, suami dan istri harus selalu bekerja sama dan saling
membantu”
Bagaimana Saudara, Anda dapat menangkap kekeliruan pilihan kata pada ujaran
di atas? Pada bagian manakah letak kesalahan pilihan kata tersebut? Bagus,
kesalahan pilihan kata terletak pada kalimat ketiga dan keempat. Mari kita lihat
bersama-sama.
Artinya, seorang istri harus memahami bagaimana kerjanya seorang suami dalam
mencari nafkah?
Kata apa yang salah penggunaannya pada kalimat tersebut? Iya, penggunaan kata
’kerja’ pada kalimat tersebut tidak tepat, karena kata tanya bagaimana berarti
menanyakan kerja, bukan menanyakan suami. Berikutnya kita lihat kalimat
keempat.
Suami pun harus bisa mengerti bagaimana lelahnya ketika istri dalam kandungan.
Kata ’dalam kandungan’ sangat tidak tepat, bagaimana mungkin ada istri di dalam
kandungan. Kata apakah yang tepat untuk mengganti kata-kata tersebut.
Perhatikan perbaikan ujaran tersebut.
9
”Bapak-bapak dan Ibu-ibu, masalah keluarga selalu ada di setiap rumah tangga.
Suami dan istri harus selalu saling menghormati dan tenggang rasa. Artinya,
seorang istri harus memahami bagaimana lelahnya seorang suami dalam mencari
nafkah? Suami pun harus bisa mengerti bagaimana lelahnya ketika istri sedang
mengandung. Oleh sebab itu, suami dan istri harus selalu bekerja sama dan saling
membantu”
”Dalam rapat yang dihadiri oleh semua anggota DPR itu membahas masalah
Nanggroe Aceh Darussalam.”
Apakah Anda dapat melihat kejanggalan ujaran di atas? Mari kita lihat konstituen-
konstituen kalimat tersebut.
membahas = predikat
Pertanyaannya, siapa yang membahas masalah dalam rapat itu? Artinya kalimat
tersebut tidak memiliki subjek. Saudara, kalimat yang tidak jelas seperti contoh di
atas memiliki dampak yang sama dengan kelemahan terhadap faktor-faktor
kebahasaan sebelum ini (pelafalan fonem, penerapan intonasi, pilihan kata) yaitu
kebingungan dan kekeliruan informasi. Lalu bagaimana struktur kalimat yang
benar untuk ujaran di atas? Berikut ini perbaikannya.
10
C.FAKTOR NONKEBAHASAAN
Keberanian
Kelancaran
Kenyaringan Suara
11
Penjelasan yang dikemukakan harus juga ditunjang oleh suara yang nyaring dan
jelas. Kenyaringan di sini tidak berarti keras, tetapi didasarkan kepada apakah
orang yang paling jauh dari pembicara dapat mendengar dengan jelas suara
pembicara. Oleh karena itu, suara yang dikeluarkan tidak harus keras, tetapi
secara efektif suara yang dikeluarkan dapat didengar jelas.
Pandangan Mata
Penalaran
12
mengungkapkan fakta yang tidak jelas sumbernya. Bila perlu setiap argumen yang
dikemukakan disebutkan sumbernya yang autentik.
Pembicara sebaiknya menampilkan sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku.
Ketenangan sikap yang ditampilkan pada awal pembicaraan menjadi modal
berharga dalam membangun penampilan selanjutnya. Hal ini tentunya
dipengaruhi oleh situasi, khalayak, dan penguasaan materi pembicaraan. Dalam
situasi tertentu, adakalanya seorang pembicara diharuskan berpenampilan lain
dari kebiasaannya. Hal ini dapat saja dilakukan selama penampilan tersebut tidak
mengganggu keefektifan berbicara.
13
Contoh-contoh berbicara formal
Diskusi
Ceramah
Pidato
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk
menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal.
Wawancara
14
mirip dengan dialog. Namun, wawancara cenderung lebih mengaktifkan orang
yang diwawancarai. Orang yang diwawancarai tentu amat beragam, bisa ia
merupakan seorang ahli atau nara sumber, juga bisa sebagai anggota masyarakat
biasa.
berbicara nonformal, yaitu kegiatan berbicara yang tidak terlalu terikat pada
aturan-aturan, kadang-kadang berlangsung secara spontan dan tanpa
perencanaan Dalam hal ini, yang diutamakan adalah komunikatif, yaitu pendengar
dapat memahami pesan dengan jelas seperti yang dimaksud pembicara.
Jika berbicara formal dibatasi ruang dan waktu, situasi dalam berbicara
nonformal tidak terbatas ruang dan waktu. Di mana pun kegiatan berbicara dapat
dilangsungkan tanpa harus ada persiapan sebelumnya. Misalnya, seseorang
bertemu dengan temannya di sebuah pasar swalayan. Pertemuan tersebut boleh
jadi tidak direncanakan sebelumnya. Walaupun tidak direncanakan sebelumnya,
pertemuan tersebut telah memunculkan kegiatan berbicara. Begitu pun
waktunya, juga tidak direncanakan sebelumnya. Selain itu, jangka waktu yang
digunakan untuk mengadakan pembicaraan tersebut juga tidak ditentukan.
Mungkin bisa sebentar, lama, bahkan dapat saja melebihi waktu yang digunakan
untuk melakukan kegiatan berbicara formal.
1. bertukar pikiran,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti bertukar pikiran adalah
berubah pendapat (keyakinan dan sebagainya). Arti lainnya dari bertukar
pikiran adalah berbahas (saling mengutarakan pendapat)
2. percakapan,
15
Percakapan merupakan bentuk komunikasi verbal baik antara dua orang
atau lebih
3. bertelepon
1. Berdislog
16
(4) bagaimana mengakhiri suatu percakapan.
2. Menyampaikan Pengumuman
3. Debat
Kisyani Laksono (2003:21-22) menjelaskan bahwa tata cara debat adalah berikut
ini:
17
(2) pembicara ldari kelompok B diberi kesempatan selama + 4 menit untuk
mengutarakan pendirisnnya yang menolak masalah yang diperdebatkan,
4. Bercerita
Selain itu, manfaat bercerita di antaranya yaitu (1) memberikan hiburan, (2)
mengajarkan kebenaran, dan (3) memberikan keteladanan.
18
a. Memahami pendengar (audiens),
5. Bermusyawarah
6. Diskusi
7. Pidato
a. Pengumpulanbahan;
Pidato yang baik memerlukan latihan. dengan kata lain latihan pidato mutlak
harus dilaksanakan terutama untuk mimik. nada bicara, intonasi dan waktu. Hal
20
ini untuk memperoleh hasil yang baik. B issanya pidato bertujuan untuk
mendorong. meyakinkan, memberitahukan, dan menyenangkan.
a. Jumlah pendengar;
d. Acara lain;
e. Tempat berpidato;
f. Usis pendengar;
Pidato yang tersusun dengan baik dan tertib akan menarik dan
membangkitkan minat pendengar, karena dapat menyajikan pesan dengan jelas
sehingga memudahkan pemahaman, mempenegas gagasan pokok, dan
menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran yang lofts. Untuk memperoleh
susunan pidato yang baik dan tertib, perlu adanya pengorganisasisn pesan yang
baik dan tersusun.
21
3) Hindarilah istilah-istilahteknis, maksudnya janganlah menggunakan istilah-
istilah yang sekiranya tidak dapat dipahami pendengar pada umumnya;
Terakhir, hal yang perlu diperhatikan yaitu cara membuka dan menutup
pidato. Pedoman untuk membuka pidato yang baik supaya pokok pembicaraan
mendapat perhatian pendengar sebaik-baiknya yaitu dengan cara:
l) Menyatakan kutipan;
22
n) Mengisahkan cerita faktual, fiktif, atau situasi hipotesis;
p) Membuat humor.
b) Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda;
Cara membuka dan menutup pidato di atas bukanlah cara yang mutlak
dilaksanakan oleh pembicara, melainkan hal ini dapat berubah-ubah sesuai
dengan kemampuan pembicara dalam mengatur strategi membuka dan menutup
pidato berdasarkan variasi dan kreativitas
23
KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
25