Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KETERAMPILAN BERBICARA

MATA KULIAH : KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA SD

DOSEN PENGAMPUH : M. YAMAN, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

KETUA :

TARA DESTI ANGGRAINI (856603609)

ANGGOTA :

1. NADIA PRATIWI (856604474)


2. NOVALIA SARI (856605627)
3. WIDYA AFRILLITA (856613663)
4. ZAID AL GHAFIQI (856791007)
5. REGA CAHYA (856791021)
6. RIMELDA PASHA (856791379)
7. YENI HIDAYATI (856792252)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2024.1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah
rahmat dan karunia kepada umat-Nya, sehingga dapat terselesaikan makalah kami
yang bertemakan " Keterampilan Berbicara".

Adapun tujuan pembuatan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok


mata kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia di SD, yang telah di tugaskan oleh
bapak Yaman, S.Pd., M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca tentang Keterampilan Berbicara.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki. Oleh sebab itu kami mengharapkan segala bentuk saran dan serta masukkan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap
makalah ini bisa memberikan banyak manfaat untuk dunia pendidikan juga
pembaca.

Baturaja, 26 April 2024

Hormat Kami ,

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3
Kegiatan Belajar 1 : Keterampilan Berbicara Permulaan...............................................3
A. PENGERTIAN .......................................................................................................3
B. TUJUAN ..............................................................................................................3
C. FUNGSI ...............................................................................................................4
D. JENIS-JENIS BERBICARA PERMULAAN ..................................................................5
Kegiatan Belajar 2 : Keterampilan Berbicara Lanjutan ..................................................8
A. PENGERTIAN .......................................................................................................8
B. TUJUAN ..............................................................................................................9
C. FUNGSI ............................................................................................................. 10
D. JENIS-JENIS BERBICARA LANJUTAN ................................................................... 11
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN .................................................................................................... 15
B. SARAN .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbicara merupakan kegiatan komunikasi lisan yang mengikutsertakan


sebagian anggota tubuh manusia. Hal ini sangat erat kaitannya dengan yang lain
seperti membaca, menulis dan mendengar. Kemampuan berbicara tidak hanya
mempunyai hubungan timbal balik dengan kemampuan mendengarkan, tetapi juga
berhubungan dengan kemampuan menulis dengan membaca seorang pembicara
yang baik, umumnya memerlukan persiapan menulis. Pembicara hendaknya
mengetahui bagaimana mendapatkan topik yang menarik dan bagaimana memecah
topik ini menjadi kerangka, sehingga dapat dijadikan pedoman dalam mencari
bahan.

Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi agar dapat menyampaikan


informasi dengan efektif, sebaiknya dalam berbicara benar-benar memahami isi
pembicaraannya dengan benar dan juga dapat mengevaluasi efek komunikasinya
terhadap pendengar.

Dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi timbal balik atau


komunikasi dua arah antara guru dengan siswa atau siswa dengan
siswa.kemampuan berbicara siswa sangat penting dalam kegiatan pembelajaran
karena dengan berbicara siswa dapat mengungkapkan ide dan gagasan yang
dimilikinya. Dengan demikian kemampuan berbicara siswa merupakan salah satu
aktivitas siswa dalam pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan berbicara permulaan ?

1
2. Apa yang dimaksud dengan keterampilan berbicara lanjutan ?

3. Apa yang menjadi tujuan berbicara permulaan dan lanjutan ?

4. Apa fungsi dari berbicara permulaan dan lanjutan?

5. Jenis-jenis berbicara permulaan dan lanjutan ?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa itu berbicara permulaan.

2. Untuk mengetahui apa itu berbicara lanjutan.

3. Untuk mengetahui tujuan berbicara permulaan dan lanjutan.

4. Untuk mengetahui fungsi berbicara permulaan dan lanjutan.

5. Untuk mengetahui jenis-jenis berbicara permulaan dan lanjut

2
BAB II
PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 1 : Keterampilan Berbicara Permulaan

A. PENGERTIAN

Tarigan (1991 : 15) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah


kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan
penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah
Iagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.

Dapat disimpulkan bahwa berbicara itu lebih daripada sekadar


mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan suatu alat untuk
mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak. Untuk kepentingan
pembelajaran kelas rendah SD, berbicara permulaan dimaknai sebagai kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja.

B. TUJUAN

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat


menyampaikan pikiran secara efektif maka seyogianyalah pembicara memahami

makna .segala sesuatu yang ingin disampaikan, pembicara harus mengevaluasi efek
komunikasinya terhadap para pendengarnya.

Tujuan umum berbicara menurut Djago Tarigan (1990:149) terdapat lima


golongan berikut ini.

1. Menghibur

Berbicara untuk menghibur berarti pembicara menarik perhatian pendengar


dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas, menggairahkan, kisah-

3
kisah jenaka, petualangan, dan sebagainya untuk menimbulkan suasana
gembira pada pendengarnya.

2. Menginformasikan

Berbicara untuk tujuan menginformasikan, untuk melaporkan, dilaksanakan


bila seseorang ingin: (a) menjelaskan suatu proses; (b) menguraikan,
menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal; (c) memberi,
menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan; (d) menjelaskan kaitan.

3. Menstimulasi

Berbicara untuk menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks dari tujuan


berbicara Iainnya, sebab berbicara itu harus pintar merayu, mempengaruhi,
atau meyakinkan pendengarnya. Ini dapat tercapai jika pembicara benar-
benar mengetahui kemauan, minat, inspirasi, kebutuhan, dan cita-cita
pendengarnya.

4. Menggerakkan

Dalam berbicara untuk menggerakkan diperlukan pembicara yang


berwibawa, panutan atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya
dalam berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah
penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan
pendengarnya.

C. FUNGSI

Anak-anak SD belum mahir mengemukakan pendapat. Untuk itu


pembelajaran berbicara permulaan bagi mereka sangat penting. Kemampuan
berbicara permulaan berfungsi untuk:

1. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi;

2. menggambarkan sesuatu baik benda, tempat, orang ataupun suasana;

4
3. menjelaskan prosedur secara sistematis;

4. memerankan tokoh, cerita, dan deklamasi;

5. menceritakan pengalaman, menanggapi, dan menyarankan; serta

6. melakukan komunikasi melalui elektronik.

D. JENIS-JENIS BERBICARA PERMULAAN

Sebelum sampai pada jenis membaca permulaan, berikut ini dipaparkan


dulu jenis berbicara secara umum.

1. Berbicara Berdasarkan Tujuan

a. Berbicara untuk memberitahukan, melaporkan, dan


menginformasikan.

Berbicara termasuk bagian ini untuk bertujuan memberitahukan,


melaporkan, dan menginformasikan dilakukanjika seseorang
menjelaskan sesuatu proses, menguraikan, menafsirkan sesuatu,
menyebarkan, menanamkan sesuatu, dan sebagainya.

b. Bicara untuk membujuk, mengajak, meyakinkan.

Yang termasuk dalam hal ini, jika pembicara berusaha


membangkitkan inspirasi, kemauan atau meminta pendengarnya
melakukan sesuatu.

c. Dalam kegiatan yang masuk bagian ini si pembicara harus pintar


merayu mempengaruhi, dan meyakinkan pendengarnya. Orang-
orang yang pintar merayu dan meyakinkan bisa membuat sikap
pendengar dapat diubah, dari menolak menjadi menerima.

d. Bicara untuk menghibur.

Bicara untuk menghibur memerlukan kemampuan menarik


perhatian pendengar. Suasana pembicaraan bersifat santai dan penuh

5
canda. Humor dan segar, baik dalam gerak, cara bicara dan
menggunakan kalimat memikat pendengar.

2. Berbicara berdasarkan situasinya

a. Berbicara formal.

Dalam situasi formal, pembicara dituntut harus berbicara formal.


Misalnya, ceramah, wawancara, mengajar untuk para guru.

b. Berbicara informal

Dalam situasi informal, pembicara bisa berbicara dengan gaya


informal. Misalnya, bersenda-gurau, bertelepon dengan teman
akrab.

3. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya

a. Berbicara mendadak (spontan).

Berbicara mendadak terjadi jika seseorang tanpa direncanakan


berbicara di depan umum.

b. Berbicara berdasarkan catatan.

Dalam berbicara seperti ini, pembicara menggunakan catatan kecil


pada kartu-kartu yang telah disiapkan sebelumnya dan telah
menguasai materi pembicaraan sebelum tampil di muka umum

c. Berbicara berdasarkan hafalan.

Pembicara menyiapkan dengan cermat dan menulis dengan lengkap


bahan pembicaraannya. Kemudian dihafalkannya kata demi kata,
kalimat demi kalimat, dan seterusnya.

d. Berbicara berdasarkan naskah. Pembicara telah mempersiapkan


naskah pembicaraan secara tertulis dan dibacakan pada saat
berbicara.

4. Berbicara Berdasarkan Jumlah Pendengarnya

6
a. Berbicara antarpribadi (bicara empat mata).

b. Berbicara dalam kelompok kecil (3 — 5 orang).

c. Berbicara dalam kelompok besar (massa). Berbicara seperti ini


terjadi apabila menghadapi kelompok besar dengan jumlah
pendengar yang besar, seperti pada rapat umum, kampanye, dan
sebagainya (Tarigan, 1998:53-54).

5. Berbicara berdasarkan Peristiwa Khusus

a. Pidato presentasi.

b. Pidato penyambutan.

c. Pidato perpisahan.

d. Pidato jamuan (makan malam).

e. Pidato perkenalan.

f. Pidato nominasi (mengunggulkan) (Logan dalam Tarigan, 1998:56).

Secara garis besar jenis-jenis berbicara dibagi dalam dua jenis, yaitu
berbicara di muka umum dan berbicara pada konferensi. Guntur Tarigan (1981 :
22-23) memasukkan beberapa kegiatan berbicara ke dalam kategori tersebut.

Adapun kemampuan berbicara permulaan yang sesuai dengan KTSP adalah


berdialog, menyampaikan pengumuman, dan bercerita. Ikuti paparannya berikut
ini.

1. Berdialog

Berdialog dapat diartikan sebagai pertukaran pikiran atau pendapat


mengenai suatu topik tertentu antara dua orang atau lebih disebut dialog. Fungsi
utama berdialog adalah bertukar pikiran, mencapai mufakat, atau merundingkan
sesuatu masalah. Dialog dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti
bertelepon, bercakap-cakap, tanya jawab, wawancara, diskusi, musyawarah, debat,
dan simposium.

7
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian ketika berdialog adalah (I)
bagaimana seseorang menarik perhatian, (2) bagaimana cara mulai dan
memprakarsai suatu percakapan, (3) bagaimana menyela, mengoreksi,
memperbaiki, dan mencari kejelasan, (4) bagaimana mengakhiri suatu percakapan.

2. Menyampaikan Pengumuman

Menyampaikan pengumuman berarti menyampaikan sesuatu hal yang perlu


diketahui oleh khalayak ramai. Kegiatan ini dapat diwujudkan dalam bentuk pidato.

Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam membaca pengumuman


diantaranya, volume suara harus lebih keras keras, intonasi yang tepat, dan gaya
penampilan yang menarik.

3. Bercerita

Seorang pendongeng dapat berhasil dengan baik apabila ia dapat


menghidupkan cerita. Artinya, dalam hal ini pendongeng harus dapat
membangkitkan daya imajinasi anak. Untuk itu, biasanya pendongeng
mempersiapkan diri dengan cara:

a. memahami pendengar (audiens),

b. menguasai materi cerita,

c. menguasai olah suara,

d. menguasai berbagai macam karakter luwes dalam berolah tubuh, dan

f. menjaga daya tahan tubuh.

Kegiatan Belajar 2 : Keterampilan Berbicara Lanjutan

A. PENGERTIAN

Berbicara merupakan Kemampuan Mental Motorik, berbicara tidak hanya


melibatkan kerja sama alat-alat ucap secara harmonis untuk menghasilkan bunyi
Bahasa, tetapi berbicara juga melibatkan aspek mental. Bagaimana bunyi Bahasa

8
dikaitkan dengan gagasan yang dimaksud pembicara merupakan suatu
keterampilan tersendiri.

Tarigan (1991 : 15) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan


mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sejalan dengan
Tarigan, Moeliono dkk. (1988:114) mengatakan bahwa berbicara adalah berkata,
bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan. Demikian juga
Tarigan (1998:34) mengatakan bahwa berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Dari tiga pendapat tersebut dapat
dikatakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan dengan menggunakan bahasa lisan.

B. TUJUAN

Menurut Tarigan (1998:49) tujuan pembicara biasanya dapat dibedakan atas


lima golongan, berikut ini.

1. Berbicara untuk Menghibur

Kegiatan berbicara bertujuan untuk menghibur para pendengar, pembicara


menarik perhatian pendengar dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas,
kisahkisah jenaka, dan sebagainya. Menghibur adalah membuat orang tertawa
dengan halhal yang dapat menyenangkan hati. Menciptakan suatu suasana
keriangan dengan cara menggembirakan.

2. Berbicara untuk Menginformasikan

Berbicara untuk tujuan menginformasikan dilaksanakan kalau seseorang


berkeinginan untuk:

a. menerangkan atau menjelaskan suatu proses;

b. memberi atau menanamkan pengetahuan;

c. menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal;

9
d. menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal, atau peristiwa.

3. Berbicara untuk Menstimulasi

Berbicara untuk tujuan menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks


daripada berbicara untuk menghibur atau berbicara untuk menginformasikan, sebab
pembicara hans pintar merayu, mempengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya.

4. Berbicara untuk Meyakinkan

Tujuan utama berbicara untuk meyakinkan ialah meyakinkan pendengarnya


akan sesuatu. Melalui pembicaraan yang meyakinkan, sikap pendengar dapat
diubah misalnya dari sikap menolak menjadi sikap menerima.

5. Berbicara untuk Menggerakkan

Di dalam berbicara atau berpidato menggerakkan massa yaitu pendengar berbuat,


bertindak, atau beraksi seperti yang dikehendaki pembicara merupakan kelanjutan,
pertumbuhan, atau perkembangan berbicara untuk meyakinkan. Dalam berbicara
untuk menggerakkan diperlukan pembicara yang berwibawa, yang menjadi
panutan, atau tokoh idola masyarakat.

C. FUNGSI

Berbicara lanjutan memiliki fungsi untuk:

l. mendeskripsikan secara lisan tempat sesuai denah dan petunjuk


penggunaan suatu alat;

2. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun


dan bertelepon;

3. mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan


menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau
berwawancara;

4. mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan


bermain drama;

10
5. memberikan informasi dan tanggapan secara lisan;

6. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berpidato,


melaporkan isi buku, dan baca puisi.

D. JENIS-JENIS BERBICARA LANJUTAN

Jenis-jenis berbicara lanjutan berdasarkan KTSP, yaitu sebagai berikut.

1. Bermusyawarah

mengandung arti perundingan, yaitu membicarakan sesuatu supaya


mencapai kata sepakat. Dalam suatu musyawarah dipimpin Oleh seorang pimpinan
musyawarah yang lazim disebut pimpinan sidang. Pimpinan sidang berhak
membuat tata tertib musyawarah dan tata tertib pelaksanaan. Dalam musyawarah
biasanya terdapat perbedaan pendapat, tetapi perbedaan itu harus dipadukan. Bila
tidak maka biasa diambil voting (suara terbanyak).

2. Diskusi

Brilhart (dalam Haryadi, 1997:68) menjelaskan diskusi adalah bentuk tukar


pikiran secara teratur dan terarah dalam kelompok besar atau kelompok kecil
dengan tujuan untuk pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai
suatu masalah. Dari kedua batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa esensi diskusi
adalah (l) partisipan lebih dari seorang, (2) dilaksanakan dengan bertatap muka, (3)
menggunakan bahasa lisan, (4) bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan bersama,
(5) dilakukan dengan cara bertukar informasi dan tanya jawab.

Hal-hal yang perlu dijalin dalam berdiskusi menurut Dipodjoyo dalam


Haryadi (1997: 69) yaitu sikap koperatif, semangat berinteraksi, kesadaran
berkelompok, bahasa sebagai alat berkomunikasi, dan kemampuan memahami
persoalan.

Selain itu, ketika menyampaikan sanggahan, hendaklah disampaikan secara


santun, yaitu (l) pertanyaan dan sanggahan diajukan secara jelas dan tidak
berbelitbelit, (2) pertanyaan dan sanggahan diajukan secara santun, menghindari
pertanyaan, permintaan, dan perintah langsung, (3) diusahakan agar pertanyaan dan
sanggahan tidak ditafsirkan sebagai bantahan atau debat. Sementara itu, dalam
memberikan tanggapan pun harus dipenuhi empat hal, yaitu (l) jawaban atau
tanggapan harus berhubungan dengan pertanyaan atau tanggapan itu saja, (2)

11
jawaban harus objektif dan memuaskan berbagai pihak, (3) prasangka dan emosi
harus dihindarkan, (4) bersikap jujur dan terus terang apabila tidak bisa menjawab.

3. Menyampaikan Argumentasi

Dalam KBBI, argumentasi disebut sebagai memperkuat atau menolak suatu


pendapat, pendirian atau gagasan. Proses komunikasi untuk menyampaikan
argumentasi karena harus mempertahankan pendapat disebut debat. Setiap pihak
yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan memberikan alasan tertentu
agar pihak lawan atau peserta menjadi yakin dan berpihak serta setuju terhadap
pendapat-pendapatnya (Laksono, 2003:20).

Sebelum berdebat, peserta debat harus mempersiapkan penyusunan materi


dan argumentasi dengan referensi yang memadai. Dalam debat, pemimpin berhak
menentukan apakah anggota kelompok (khalayak) dapat bertanya kepada peserta
debat (pembicara) atau tidak. Selain itu, pemimpin debat harus menentukan
masalah yang mengundang perdebatan. Kemudian panitia menyiapkan dua
kelompok yang bersedia memperdebatkan masalah yang sudah ditentukan.
Kelompok A adalah kelompok yang menyetujui masalah sedangkan kelompok B
adalah kelompok yang tidak menyetujui masalah itu.

4. Pidato

Pidato adalah sebuah penyampaian pesan dari seorang pembicara kepada


para pendengar. Komunikasi lisan, khususnya pidato dapat dilakukan dengan cara
impromtu menghafal, metode naskah, dan ekstemporan. Selain itu, ketika
menyusun Pidato perlu diperhatikan:

a. pengumpulan bahan,

b. garis besar pidato,

c. uraian secara detail.

Sebelum mengadakan pidato, hal yang perlu diperhatikan adalah


menganalisis pendengar:

a. jumlah pendengar;

12
b. tujuan mereka berkumpul;

c. adat kebiasaan mereka;

d. acara lain;

e. tempat berpidato;

f. usia pendengar;

g. tingkat pendidikan pendengar;

h. keterikatan hubungan batin dengan pendengar; dan

i. bahasa yang biasa digunakan.

Untuk memperoleh susunan pidato yang baik dan tertib perlu adanya
pengorganisasian pesan yang baik dan tersusun. Organisasi pesan dapat mengikuti
enam macam urutan, yaitu deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal.
Selain itu pula, setiap pidato hendaknya membuat garis besar. Ciri-ciri garis besar
yang baik dalam menyusun dan membawakan suatu pidato, yaitu: garis besar terdiri
atas tiga bagian, yaitu pengantar, isi, dan penutup; lambang-lambang yang
digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian tidak membingungkan; penulisan
pokok pikiran utama dengan pokok pikiran penjelas harus dibedakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata-kata pidato adalah


sebagai berikut :

a. gunakanlah kata yang spesifik, maksudnya janganlah menggunakan kata-


kata yang terlalu umum artinya, sehingga mengundang bermacam-macam
penafsiran;

b. gunakanlah kata-kata yang sederhana, maksudnya kata-kata yang mudah


dipahami dengan cepat;

c. hindarilah istilah-istilah teknis, maksudnya janganlah menggunakan


istilahistilah yang sekiranya tidak dapat dipahami pendengar pada
umumnya;

13
d. berhematlah dalam menggunakan kata-kata, maksudnya membiasakan
berbicara dengan menggunakan kalimat efektif;

e. gunakanlah perulangan atau pernyataan kembali gagasan-gagasan yang


sama dengan kata-kata yang berbeda, maksudnya ialah memberikan tekanan
terhadap gagasan utama untuk memperjelas kembali.

Terakhir, hal yang perlu diperhatikan, yaitu cara membuka dan menutup
pidato. Pedoman untuk membuka pidato yang baik supaya pokok pembicaraan
mendapat perhatian pendengar sebaik-baiknya, yaitu dengan cara:

a. langsung menyebutkan pokok persoalan;

b. melukiskan latar belakang masalah;

c. menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang tengah


menjadi pusat perhatian khalayak;

d. menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati;

e. menghubungkan dengan tempat komunikator berpidato;

f. menghubungkan dengan suasana emosi yang tengah meliputi khalayak;

g. menghubungkan dengan kejadian sejarah yang terjadi masa lalu;

h. menghubungkan dengan kepentingan vital pendengar;

i. memberikan pujian kepada khalayak atas prestasi mereka;

j. memulai dengan pertanyaan yang mengejutkan;

k. mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan;

l. menyatakan kutipan;

m. menceritakan pengalaman pribadi;

n. mengisahkan cerita faktual, fiktif, atau situasi hipotesis;

o. menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya;

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa kehidupan manusia tidak dapat
lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka
memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan
sesame manusia. Dengan tujuan untuk berinteksi atau berkomunikasi antar sesame
individu maupun kelompok. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi,
dengan komunikasi kita semua dapat berhubungan satu sama lain. Seseorang yang
mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik akan lebih mudah bergaul
terutama dengan lingkungan masyarakat.

Dengan berbicara kita bisa menentukan bagaimana sikap dan tingkah laku
seseorang. Cara berbicara dengan baik dan benar di depan umum harus
dipertimbangi dan dipahami juga. Dengan mempertimbangkan bagaimana cara
menyampaikan informasi tersebut dan menggunakan Bahasa yang baik dan benar
karena dengan itu tujuan berbicara dapat tersampaikan dengan baik oleh pendengar
maupun lawan berbicara.

B. SARAN

Kepada Yth. Tutor pembimbing mata kuliah Pembelajaran PKN di SD serta


Mahasiswa sekalian semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
memberi manfaatnya. Semoga bisa diterapkan di kelas saat proses pembelajaran.
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah ini penulis meminta
kritik yang membangun dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Isah Cahyani, Yeti Mulyati. 2023. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD.

Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

16

Anda mungkin juga menyukai