PROPOSAL Analisis Swot Terhadap Kinerja Guru BK Kelompok Milenials Di Kota Palembang
PROPOSAL Analisis Swot Terhadap Kinerja Guru BK Kelompok Milenials Di Kota Palembang
oleh:
JUNI 2019
HALAMAN PENGESAHAN
USUL PENELITIAN DOSEN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
4. Ketua Penelitian
a. Nama : Kurnia Sari, M.Pd., Kons.
c. NIDN : 0228108901
d. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.1 /III.B
e. Jabatan Fungsional : AsistenAhli
f. Fakultas/ Jurusan : FKIP
g. Bidang Keahlian : BimbingandanKonseling
5. Jumlah Anggota Peneliti : 1 Orang Dosen 1 Orang Mahasiswa
6. Lokasi Penelitian : Kota Palembang
7. Lama Penelitian : 3 Bulan
8. Biaya Yang Diperlukan : Rp. 7.000.000,00
Mengetahui, Palembang, 15 Juni 2019
Dekan FKIP Ketua Peneliti
Menyetujui,
Ketua LPPKMK
1
yang terjadi antara guru BK dengan peserta didik, dan banyak simpulan keliru
seperti guru bk tidak diminati, peserta didik tidak mau mendengar nasihat guru,
dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi gap yang terlalu jauh peran besar kelompok millenials
sangatlah dibutuhkan. Guru BK kelompok millenials pada dasarnya sebagai
penguhubung antara dua generasi tadi. Millenial disebut sebagai kelompok yang
dinamis terhadap perubahan, cepat beradaptasi, cepat menerima keragaman, dan
inklusif dalam lingkungan kerja karena mudah merasa telah menjadi bagian dari
lingkungan tersebut (Harvey & Clark, 2016). Selain itu, dengan keterampilan
teknologi yang dimiliki oleh generasi millenial akan sangat membantu mereka
untuk memahami kebutuhan peserta didik sebagai digital native, yang
selanjutnya dapat dikomunikasikan kepada pimpinan sekolah.
Di lain pihak millenials justru memiliki pandangan negatif dalam
menjalani pekerjaan. Loyalitas dan sikap millenials dalam bekerja salah satu
aspek yang dipermasalahkan. Berdasarkan riset Dale Carnegie Indonesia (2016),
ditemukan hanya 25% tenaga kerja millennials yang terlibat sepenuhnya dengan
instansi tempat mereka bekerja. Persoalan tersebut diperkuat dengan temuan
Gallup (2016) yang menunjukkan hanya 29% dari genenrasi millennial terlibat
dalam pekerjaan dan intansi, baik secara emosional maupun perilaku.
Sedangkan sebanyak 16% dari millennial tidak terlibat sama sekali dan
cenderung cuek serta seringkali memberikan permasalahan bagi instansi.
Dua sisi yang berbeda dari generasi millenials ini menarik untuk dikaji
secara mendalam. Satu sisi generasi millenials merupakan sumber daya potensial
dalam praktik pendidikan, ditambah ketersediaan tenaga pendidik terutama guru
BK semakin berkurang, di tahun 2018 saja berdasarkan data dinas pendidikan
provinsi sumatera selatan untuk di jenjang SMA sederajat sendiri 2.300 guru
dari total sekitar 13 ribu guru yang akan pensiun (Sriwijaya Post, 28 Februari
2018). Kekosongan posisi tersebut pastinya akan diisi oleh kelompok millenials,
yang mayoritas berstatus honorer. Loyalitas dan sikap kerjanya pun kembali
dipertanyakan.
2
Oleh karena itu tim peneliti tertarik untuk melakukan analisis mengenai
peluang dan tantangan yang dihadapi guru BK kelompok millenials di Kota
Palembang dalam melakukan pekerjaannya. Dengan melakukan analisis
diharapkan dapat dirumuskan preferensi guru BK kelompok millenials dalam
bekerja, serta memberikan rekomendasi kepada program studi BK Universitas
PGRI Palembang berkenaan dengan pengembangan kurikulum dan kegiatan
akademik, sehingga dapat mempersiapkan lulusan yang lebih tepat guna yang
notabennya termasuk pada kelompok generasi millenials.
C. Perumusan Masalah
3
D. Tinjauan Pustaka
1. Karakteristik millenials
Generasi millennials disebut juga generasi Y, Netters, dan Nexters adalah
generasi yang berkembang di zaman penuh inovasi-inovasi ilmu teknologi
informasi (Robbins & Judge, 2010). Teknologi merupakan hal tidak bisa
dipisahkan dari generasi milleniaals, dan mereka nyaman dengan keberagaman,
teknologi, serta komunikasi online untuk tetap terkoneksi dengan teman-temanya.
Choi et al (2012) berpendapat generasi millenials lebih fleksibel terhadap
hal-hal yang baru dan segala kemungkinan yang mungkin terjadi, sehingga sering
digambarkan sebagai generasi yang sangat nyaman dengan perubahan. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Harvey & Clark (2016) menyebut millenial sebagai
kelompok yang dinamis terhadap perubahan, cepat beradaptasi, cepat menerima
keragaman, dan inklusif dalam lingkungan kerja karena mudah merasa telah
menjadi bagian dari lingkungan tersebut
Dalam bersikap, millenials cenderung spontan, interaktif dan juga ingin
didengar, oleh karena itu gaya kepemimpinan yang efektif adalah kolaboratif,
tidak hirarkis, dan transparan. Transparansi sangat penting untuk membangun dan
membina hubungan antara pihak manajemen dengan karyawan saat ini.
(Development & Learning in Organizations, 2010)
Dalam hal pekerjaan, millenials menaruh harapan yang tinggi dan mencari
arti pekerjaan mereka (Robbins & Judge, 2010). Millenials rata-rata akan berganti
pekerjaan sampai dua puluh kali semasa hidup mereka, dibandingkan dengan para
tradisionalis yang bekerja pada pemberi kerja yang sama sampai mereka pensiun.
Millenials tidak setia kepada perusahaan, sebaliknya mereka setia kepada teman-
teman mereka. Apabila mereka merasa bos atau rekan kerja mereka seperti teman
mereka, maka mereka akan tetap tinggal di perusahaan. Apabila mereka tidak
menyukai atasan mereka maka mereka akan berhenti tanpa berpikir. (Cran, 2014).
2. Gap generasi di dunia kerja
Generasi langgas yang memiliki cara kerja yang berbeda dengan generasi-
generasi sebelumnya menuntut kesiapan dari para pimpinan organisasi untuk
dapat menyesuaikan kebijakan-kebijakannya dengan karaktersitik generasi ini
4
agar dapat mengoptimalkan kinerja mereka. Kinerja karyawan yang baik akan
membuat kinerja organisasi baik pula, sehingga sasaran-sasaran organisasi dapat
tercapai dan memiliki keunggulan bersaing.
5
bimbingan dan konseling disertai dengan komitmen kualitas ke dalam konsep dan
praktik TPACK (Technology, Paedagogy, Content, dan Knowledge) (Ahmad,
2018). TPACK merupakan kompetensi guru BK secara utuh yang dibutuhkan
dalam menghadapai era disrupsi di revolusi 4.0.
6
operasional aspek oportunity dapat berupa program pelatihan,
inovasi dan pengembangan layanan,
d. Threat (Ancaman) berbicara faktor eksternal atau kondisi yang
cenderung memiliki efek negatif pada performa layanan yang
diharapkan. Ketidak sesuaian antara karakteristik guru BK dengan
tuntuan lingkungan, budaya, digitalisasi yang ada pada peserta didik
dapat menjadi ancaman yang cukup serius.
E. Tujuan Penelitian
7
kelompok millenials di sekolah. Secara terperinci tujuan khusus dari penelitian
ialah sebagai berikut.
1. Untuk menggambarkan kekuatan dan keterbatasan guru BK kelompok
millenials dalam memberikan layanan.
2. Untuk mengggambarkan tantangan yang ditemui guru BK kelompok
millenials selama menjalankan layanan.
3. Untuk menemukan peluang pengembangan guru BK kelompok millenialas
untuk menjalankan layanan yang lebih baik, berdasarkan analisis SWOT.
F. Kontribusi Penelitian
G. Metode Penelitian
1. Meotde
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode
survei menurut Kerlinger (Sugiyno, 2014) yaitu penelitian yang dilakukan dalam
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil
dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-
kejadian yang relatif, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis dan
psikologis.
Penelitian survei ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran yang akurat
dan jelas mengenai kinerja guru BK pada kelompok milenial di Kota Palembang.
Data faktual mengenai kondisi apa adanya dari kelompok sampel dapat menjadi
informasi yang berarti untuk melakukan analisis SWOT yang akan dilakukan.
8
2. Variabel Penelitian
Tabel 1
Aspek dan indikator dalam variabel penelitian
No Aspek Indikator
1 Kompetensi 1. Mengikuti perubahan
Pribadi 2. Cepat beradaptasi dengan perubahan
3. Memiliki makna dan target dalam bekerja
4. Memiliki loyalitas dalam bekerja
2 Kompetensi A. Menerima keragaman
Sosial B. Inklusif dalam lingkungan kerja
C. Mampu membuat kolaborasi
D. Membina hubungan yang baik dengan manajemen dan
rekan kerja di sekolah
E. Bersikap egalitar (non hirarkis)
9
3. Populasi dan Sampel Penelitian
4. Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan melalui angket yang terdiri dari berbagai
pernyataan yang sudah tervalidasi secara kontruk dan isi. Secara teknis
penyebaran angket akan menggunakan aplikasi google form untuk memberikan
keleluasaan waktu bagi responden, selain itu mempermudah jangkauan penelitian.
5. Analisis data
Analisis data yang akan dilakukan terdiri dari dua tahap analisis, yaitu
analisis deskriptif dan analisis SWOT. Analisis deskriptif dilakukan untuk
mengkategorikan performa berdasarkan intensitas jawaban pada angket, secara
rinci kategori performa disajikan pada tabel 2.
Tabel 2.
Kriteria kategori performa berdasarkan intensitas jawaban
10
Setelah kategori performa dari setiap aspek diperoleh, dilakukan analisis SWOT
berdasarkan data deskriptif. Bentuk analisis yang akan dilakukan antara lain
sebagai berikut.
1.) Analisis SO
Analisis ini dibuat berdasarkan ide mengenai peluang masa depan guru
BK kelompok millenials, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan
untuk memanfaatkan peluang.
2.) Strategi ST
Analisis ini berfokus kepada kekuatan yang dimiliki sampel dengan
cara menghindari ancaman yang bersumber dari keterbatasan.
3.) Strategi WO
Analisis ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki.
4.) Strategi WT
Analisis ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman
H. Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam waktu 3 bulan yang dimulai dari bulan Juli
2019 sampai September 2019. Rincian jadwal pelaksanaan penelitian disajikan
pada tabel 3.
Tabel 3.
Jadwal Penelitian
TAHAPAN KEGIATAN WAKTU
Persiapan Studi pendahuluan dan Juli
penyusunan usul penelitian
Lapangan Pelaksanaan survei dan Awal Agustus – Pertengahan
pengumpulan data September
Analisis Data Analisis dan pengolahan data September
11
I. Personalia Penelitian
a. Ketua Peneliti
1.) Nama Lengkap dan Gelar : Kurniasari, M.Pd, Kons.
2.) Gol. Pangkat dan NIP : -
3.) Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
4.) Jabatan Struktural : -
5.) Fakultas/Program Studi : Bimbingan dan Konseling
6.) Perguruan Tinggi : Universitas PGRI Palembang
7.) Bidang Keahlian : Bimbingan dan Konseling
b. Angota
1.) Nama Lengkap dan Gelar : Ahmad Rofi S., M.Pd.
2.) Gol. Pangkat dan NIP : -
3.) Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
4.) Jabatan Struktural : -
5.) Fakultas/Program Studi : Bimbingan dan Konseling
6.) Perguruan Tinggi : Universitas PGRI Palembang
7.) Bidang Keahlian : Bimbingan dan Konseling
c. Tenaga Laboran/Teknisi :
d. Pekerjaan Lapangan/Pencacah : -
e. Tenaga Administrasi : 1 Orang mahasiswa BK semester 7
12
f) Transport peneliti : Rp. 1.050.000,-
13
K. Daftar Pustaka
Ahmad, Intan. 2018. Proses Pembelajaran Digital dalam Revolusi Industri 4.0.
Rakernas Ristekdikti 16 Januari 2018.
Cran, Cheryl. (2014). Generasi X, Y, & Zoomer di Tempat Kerja. PT. Gramedia.,
Jakarta
14
Yuliani.(2018).2300 Guru Pensiun Kepala Dinas Pendidikan Akui Sumsel Krisis
Guru Janjikan Ini Untuk Honorer. (2018, Februari 28). Dipetik Maret
2019, dari palembang.tribunnews.com:
http://palembang.tribunnews.com/2018/02/28/2300-guru-pensiun-kepala-
dinas-pendidikan-akui-sumsel-krisis-guru-janjikan-ini-untuk-honorer
Winata , Dhika Kusuma.(2017).Pelajar Abad Ke-21 Butuhkan Guru Milenial.
Dipetik Maret 10, 2019, dari mediaindonesia.com:
http://mediaindonesia.com/read/detail/123990-pelajar-abad-ke-21-
butuhkan-guru-milenial
15