Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling

http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK
Volume 1 Nomor 2 Desember 2015. Hal 188-198
p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN: 2477-2518

EFEKTIVITAS TEKNIK MODELING UNTUK


MENINGKATKAN EMPATI MAHASISWA PRODI BK
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

Tri Sutanti
Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
Email: Tantie_alaa@yahoo.co.id

Abstract: Student college of guidance and counseling programe as a counselors


candidate is required to have concern for others, including empathy. This study aims to
determine effectiveness modeling techniques to increase empathy in students majoring in
guidance and counseling University of Ahmad Dahlan in Yogyakarta. The method used
in this research is pre experiment with one group pretest-posttest with sampling through
purposive sampling technique. The samples are 10 students majoring in guidance and
counseling Ahmad Dahlan University Yogyakarta. Data collected by using a scale of
empathy that has been proven valid and reliable and by using observation sheet
communicative empathy. The results showed that modeling techniques can effectively
increase empathy in students. This is evidenced by the results of Wilcoxon statistical test
showed that the value of Z = -2810 with p = 0.005 (<0.05), which means there is a
significant difference given the level of empathy before treatment (pre-test) and after
being given the treatment (post-test) , The results could be used as consideration for
educators in universities in order to develop empathy in students.

Keyword : empathy, modeling technique

Abstrak: Mahasiswa bimbingan dan konseling sebagai calon konselor dituntut untuk
memiliki kepedulian terhadap sesama termasuk berempati. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektiivitas teknik modeling untuk meningkatkan empati pada mahasiswa
jurusan Bimbingan dan konseling universitas ahmad dahlan Yogyakarta. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pra eksperiment dengan one group
pretest-posttest dengan pengambilan sampel melalui teknik purposive sampling. Sampel
yang digunakan sebanyak 10 mahasiswa jurusan bimbingan dan konseling universitas
ahmad dahlan Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
empati yang sudah teruji valid dan reliabel dan dengan menggunakan lembar observasi
empati komunikatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik modeling efektif dapat
meningkatkan empati pada mahasiswa. Hal ini ditunjukan dengan hasil uji statistik
wilcoxon menunjukkan bahwa nilai Z = -2.810 dengan p = 0,005 (< 0,05) yang berarti ada
perbedaan yang signifikan tingkat empati sebelum diberikan perlakuan (pre-test) dan
setelah diberikan perlakuan (post-test). Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi para pendidik diperguruan tinggi dalam rangka mengembangkan
empati pada mahasiswa.

Kata kunci:, empati, teknik modeling

PENDAHULUAN berkenaan dengan upaya pengembangan dan


peningkatan sumber daya manusia yang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan professional. Manusia yang professional adalah
masalah yang sangat esensial lebih-lebih manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan

188
189 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

teknologi serta manusia yang beriman dan proaktif dan cara kerjanya lebih bersifat
bertaqwa. Banyak orang semakin sadar bahwa menunggu kedatangan konseli (Solo Pos, tanggal
kunci utama kemajuan masayarakat ditentukan 11 Februari 2010) mereka kurang maksimal
oleh pendidikan, sebab pendidikan adalah melakukan pemahaman terhadap siswa yang
merupakan transformasi yang berfungsi bermasalah. Mereka lebih banyak duduk di ruang
membangun manusia yang berilmu pengetahuan, bimbingan sambil menunggu siswa yang dikirim
berteknologi dan bertaqwa. Oleh karena itu oleh guru atau wali kelas. Selama ini mereka
kemajuan tersebut dapat tercapai jika pendidikan belum berusaha secara maksimal untuk
harus berkualitas. menemukan siswa yang perlu mendapatkan
Kualitas guru merupakan salah satu kunci layanan bimbingan dan konseling. Fenomena ini
yang dapat menentukan dan dapat mempengaruhi menyiratkan makna bahwa empati guru
kualitas pendidikan. Sebagai orang yang bimbingan dan konseling nampaknya masih
berpengaruh besar terhadap karakter siswa, guru dipertanyakan.
bukan sekedar bertugas untuk transfer of Akhir-akhir ini kerap kali ditemukan
knowledge tetapi hal lain yang menjadi tugas sejumlah kabar yang berkaitan dengan kekerasan
guru adalah untuk transfer of value kepada yang dilakukan oleh seorang guru kepada
peserta didik. Maka dari itu guru merupakan siswanya. Seperti yang terangkum dalam
komponen utama yang perlu dikembangkan Solopos.com. Sukoarjo Senin, 17 November
melalui berbagai macam kegiatan dalam rangka 2014. Salah satu siswa kelas IX SMP N 3
menambah pengetahuan dan keterampilan untuk Nguter, Tri Aji Bayu Seto, 14 terpaksa dilarikan
menjadi tenaga yang professional dan memiliki ke Rumah sakit Panti Waluyo Solo setelah
kepribadian yang unggul. keningnya penyok kena hantaman tempat sampah
Guru bimbingan dan konseling sebagai yang dilakukan guru setempat, BS (40).
orang yang patut untuk diteladani nampaknya Kronologis kejadian bermula ketika upacara rutin
masih banyak ditemukan sejumlah image negatif sekolah akan dimulai. Saat itu, BS melihat
yang membawa citra dan nama baik guru BK di adanya sejumlah siswa yang masih
sekolah. Salah satunya adalah Guru BK sering menggerombol dan asyik ngobrol di depan kelas.
dianggap sebagai polisi sekolah atau seksi Berdasarkan sejumlah kasus di atas
keamanan sekolah. Menurut Sugiantoro (2011) menunjukkan bahwa sosok guru masih banyak
menyatakan dalam surat kabar bahwa Fakta di ditemukan yang kurang memiliki pengertian,
lapangan, keberadaan Bimbingan dan Konseling kelembutan, kasih sayang, dan empati. Betapa
(BK) di sekolah identik dengan masalah yang sulitnya sekarang menemukan orang yang selalu
dihadapi siswa. Banyak siswa yang dianggap bertutur kata sopan, bersedia memahami
bermasalah diarahkan ke guru BK atau biasa kesulitan orang lain dan peduli terhadap
disebut konselor untuk ditangani. Hal ini tidaklah penderitaan yang dialami oleh orang lain. Banyak
salah, namun juga tak terlalu tepat. Ada para pejabat yang melakukan korupsi milyaran
kecenderungan guru BK ibarat polisi sekolah rupiah hingga tidak memperdulikan akan hak
yang tugasnya menghukumi siswa bermasalah. orang lain. Masyarakat modern yang semakin
Bahkan, siswa merasa tak nyaman berhubungan acuh tak acuh dengan sesama hingga niali-nilai
dengan guru BK, karena malu dan takut dianggap kegotong royongan pada masayarakat indonesia
bermasalah oleh siswa-siswa lainnya. Koran semakin luntur. Semua fenomena tersebut
Merapi, Selasa, 13 Desember 2011. menunjukkan bahwa rasa empati di masyarakat
Hal senada telah disampaikan oleh indonesia semakin menipis. Dengan demikian
Kartadinata (2009) bahwa masalah pokok yang krisis empati menjadi satu hal yang harus
dihadapi guru bimbingan dan konseling di diperhatikan dalam upaya pendidikan.
sekolah masih banyak layanan bimbingan Guru Bimbingan dan Konseling selain
konseling lebih merupakan kebutuhan formal dituntut memiliki kepribadian yang baik juga
daripada kebutuhan actual, tidak dan tidak jarang dituntut untuk dapat membantu dan mendukung
bahwa bimbingan dan konseling lebih merupakan mengembangkan karakter siswa yakni melalui
pekerjaan administrative yang lebih menekankan layanan bimbingan konseling yang bersifat
bukti fisik dari pada sebagai pekerjaan psikopedagogis. Pentingnya peranan konselor
professional. Fenomena lain yang sangat sekolah dalam pendidikan karakter, dinyatakan
meresahkan bahwa guru bimbingan kurang
Sutanti, Efektifitas Teknik Modeling ... | 190

oleh American School Conselor Associattion tanggung jawab dari berbagai pihak masyarakat,
(2011) yakni : termasuk pendidik di berbagai jenjang
Profesioanl school counselor need to take pendidikan.
an active role in initiating, facilitating and Menjadi guru yang profesioanl dan penuh
promoting character education program in empati serta dapat menjadi model yang baik bagi
the school curiculum. The Profesioanl peserta didiknya tidak secara tiba-tiba dapat
school counselor, as a part of the school dibentuk setelah menjadi guru di sekolah.
community and as highly resourceful Pengembangan empati haruslah mulai
person, takes an active role by working ditanamkan sejak dini oleh para calon pendidik
cooperatively with the teacher and termasuk calon guru BK semenjak ia masih di
administration in providing charakter bangku perkuliahan. Di sinilah peran Lembaga
education in the school as an integral part Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sangat
of the school curiculum and activities ASCA diperlukan. LPTK diharapkan dapat menjadi
(1998) pencetak calon-calon pendidik yang profesional
Dengan demikian konselor bekerja dan memiliki pribadi yang unggul. Selain
bersama-sama dengan para guru, dan membekali segi teori dan praktik dibidang
administrator sekolah memiliki peranan penting keahlian (keilmuan dan keguruan), LPTK juga
untuk menumbuhkan karakter pada anak didik. harus mampu menyiapkan calon pendidik yang
Sebagai pendidik karakter siswa, maka konselor memiliki kopetensi kepribadian yang baik. Salah
sekolah perlu memahami bagaimana menjadi satu kompetensi kepribadian yang harus dimiliki
konselor yang berkarakter, memiliki kepribadian adalah kepemilikan rasa empati terhadap sesama.
yang dapat menjadi suri tauladan bagi siswanya, Mahasiswa merupakan aset cadangan,
peka dan cepat tanggap terhadap masalah yang harapan bangsa untuk masa depan. Menjadi
dialami siswa dan mampu memberikan mahasiswa itu merupakan kebanggaan dan juga
pelayanan bimbingan konseling yang efektif sebagai tanggung jawab besar sebagai agen
untuk membantu mengoptimalkan pembawa perubahan. Mahasiswa adalah
perkembanagan peserta didik yang berkarakter. seseorang yang akan memberikan solusi terhadap
Semua ini dapat diawali dengan rasa empati yang permasalahan yang dihadapi masyarakat. Sebagai
melekat dalam diri guru Bimbingan kaum intelektual, mahasiswa memiliki peranan
Konseling/Konselor. yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa.
Borba (2008) menyebutkan tujuh kebajikan Sebagai Agent Of Change, maka mahasiswa
utama yang akan menjaga sikap baik seumur tidak hanya dituntut mampu untuk bersifak kritis,
hidup pada anak, yakni empati, hati nurani, namun juga harus memiliki pribadi yang baik.
kontrol diri, rasa hormat, kebaikan hati, toleransi Namun, harapan tersebut nampaknya
dan keadilan. Pernyataan Borba tersebut masih membutuhkan berbagai upaya dari
menunjukkan bahwa empati memiliki kedudukan berbagai pihak untuk dapat mewujudkannya. Hal
yang sangat esensi untuk menjaga sikap baik itu dibuktikan dari berbagai kasus yang dilakukan
pada diri anak. Empati merupakan suatu aktivitas oleh sejumlah mahasiswa di Indonesia. Seperti
untuk memahami apa yang sedang dipikirkan dan yang terangkum News detik.com Jumat 28
dirasakan orang lain, tanpa yang bersangkutan November 2014. Ratusan mahasiswa turun ke
kehilangan kontrol dirinya. jalan. Mereka memblokir jalan di pertigaan UIN
Dengan demikian dapat diartikan bahwa Sunan Kalijaga, Jl Laksda Adisutjipto,
empati menjadi hal yang sangat berperan dalam Yogyakarta. Bentrok dengan polisi tak
menjalin hubungan sosial dalam kehidupan terhindarkan Bentrokan diawali saat polisi mulai
bermasyarakat. Ditegaskan oleh Rogers (dalam membuka jalan yang diblokir mahasiswa agar
Jones 2012), bahwa empati adalah salah satu pengguna jalan bisa melintas pada pukul 16.00
unsure kunci dalam menciptakan hubungan WIB. Ternyata mahasiswa 'mengganggu'
interpersonal termasuk dalam proses terapeutik. pengguna jalan dengan melemparkan batu
Maka empati dapat dijadikan sebagai salah satu sebagai aksi demostrasi akan naiknya harga
bagian dari sebuah karakter yang harus BBM.
ditanamkan pada diri seseorang. Penanaman Berdasarkan kasus-kasus di atas
karakter tersebut tidak hanya menjadi tanggung menunjukkan bahwa masih banyak dibutuhkan
jawab dari orang tua, tetapi juga merupakan berbagai upaya dari lembaga pendidikan (LPTK)
191 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

untuk dapat menghasilkan tenaga pendidik yang menurut penuturan dosen BK UAD bagian
tidak hanya unggul dalam keilmuwan, tetapi juga kemahasiswaan, menyatakan bahwa teknik
unggul dalam kecerdasan emosional salah modeling ini belum pernah diaplikasikan pada
satunya adalah empati. Empati merupakan mahasiswa BK untuk mengembangkan empati
kemampuan individu untuk memahami dan ikut dalam suasana layanan Bimbingan dan
merasakan kondisi yang dialami oleh orang lain Konseling. Hasil wawancara dengan Dosen
baik yang dikenalnya ataupun tidak, tanpa yang kemahasiswaan UAD, Kamis, 20 November
bersangkutan terhanyut di dalam perasaan itu. 2014
Melalui empati, hubungan interpersonal akan Empati merupakan dasar dari kecerdasan
semakin harmonis yang dilandasi saling moral. Kebajikan moral yang pertama ini
pengertian, saling menghargai, dan saling mengasah kepekaan individu terhadap perbedaan
menghormati. Oleh karenanya, krisis empati sudut pandang dan pendapat orang lain. Empati
yang melanda generasi Indonesia pada saat ini berperan meningkatkan sifat kemanusiaan,
adalah masalah penting yang harus diperhatikan keadaban dan moralitas. Empati merupakan
dan dicari solusinya baik dalam konteks emosi yang mengusik hati nurani siswa ketika
bermasyarakat maupun dalam upaya pendidikan. melihat kesusahan orang lain. Hal tersebut juga
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan membuat siswa menunjukkan toleransi dan kasih
pada saat proses perkuliahan pada mata kuliah sayang, memahami kebutuhan orang lain, serta
teori dan teknik konseling dan pemahaman mau membantu orang lain yang sedang dalam
tingkah laku, menunjukkan bahwa rasa kesulitan. Siswa yang belajar empati akan jauh
kepedulian yang dimiliki oleh mahasiswa BK lebih pengertian dan penuh kepedulian serta lebih
UAD angkatan 2011 masih rendah. Hal itu mampu mengendalikan kemarahan.
ditunjukkan dari pengerjaan tugas kuliah dan Rogers dalam (Paderson , 2008)
pembuatan kelompok belajar. Sejumlah menyatakan “ empathy as the ability to perceive
mahasiswa masih kerap ditemukan memilih the internal frame of reference of another with
teman kelompok yang sama-sama pintar dan accuracy and with the emotional component and
yang mengalami kesulitan dalam belajar menjadi meaning with pertain thereto as if one were the
kurang mendapat kesempatan untuk belajar person without ever losing the as if condition”
bersama teman yang lebih bisa. Selain itu, Empati adalah kemampuan untuk memahami
informasi tersebut juga diperkuat oleh pernyataan kondisi atau keadaan pikiran orang lain dengan
sejumlah mahasiswa SE (Student Employment) tepat, dan tanpa kehilangan kondisi nyata.
yang bekerja di laboratorium BK UAD. Menurut Seorang yang empati digambarkan sebagai
infomrasi dari sejumlah mahasiswa SE, bahwa seorang yang toleran, mampu mengendalikan
mahasiswa BK angkatan 2011 banyak yang susah diri, ramah, mempunyai pengaruh serta bersifat
untuk bersabar ketika menunggu pelayanan di humanistic. Empati adalah merasakan sesuatu
laboratorium dan sukar untuk diarahkan. Hasil bentuk atau perasaan tertentu seperti apa yang
Observasi dan wawancara terhadap mahasiswa dirasakan atau dideritakan oleh orang lain. beda
SE, Kamis, 20 November 2014 halnya dengan simpati yang menimbulkan
Modeling merupakan salah satu teknik ketertarikan semata tetapi tidak adanya sesuatu
dalam membantu individu untuk mempelajari tindakan ataupun ketertarikan secara emosional.
perilaku tertentu. Modeling ialah belajar melalui Kemampuan mengindera perasaan seseorang
observasi dengan menambahkan atau mengurangi sebelum yang bersangkutan mengatakannya
tingkah laku yang teramati, menggeneralisir merupakan intisari empati. Tanpa kemampuan ini
berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan orang dapat menjadi terasing, salah menfasirkan
proses kognitif. Dalam kehidupan sehari-hari perasaan yang berakibat rusaknya hubungan.
banyak perilaku individu terbentuk sebagai hasil Salah satu wujud empati adalah ketika seseorang
dari peniruan dari model/contoh. Hasil penelitian cenderung menyamaratakan orang lain dengan
R.S. & Thomas, M;H. (2006). menemukan dirinya.
bahwa orang-orang termasuk anak yang telah Selanjutnya menurut Goleman (2007)
memandang model (orang lain) yang murah hati Empati merupakan bagian penting kemampuan
akan menjadi orang yang murah hati sosial. Empati juga merupakan salah satu unsur-
dibandingkan dengan orang-orang yang tidak unsur dari kecerdasan sosial. Ia terinci dan
memandang model prososial. Akan tetapi berhubungan erat dengan komponen-komponen
Sutanti, Efektifitas Teknik Modeling ... | 192

yang lain, seperti empati dasar, penyelarasan, Bahkan, meskipun usia seseorang telah beranjak
ketepatan empatik dan pengertian sosial. Empati dewasa, harus tetap melatih empati. Untuk
dasar yakni meliliki perasaan dengan orang lain mewujudkan generasi masyarakat yang penuh
atau merasakan isyarat-isyarat emosi non verbal. dengan empati maka mengembangkan empati
Penyelarasan yakni mendengarkan dengan penuh menjadi tanggung jawab bagi orang tua, pendidik
resepivitas , menyelaraskan diri pada seseorang. dan masyarakat. Salah satu teknik yang dapat
Ketepatan empatik yakni memahami pikiran, dipakai untuk mengembangkan empati pada
perasaan dan maksud orang lain dengan individu adalah teknik modeling. Dalam lingkup
pengertian sosial yakni mengetahui bagaimana pendidikan tinggi, empati juga menjadi hal yang
dunia sosial bekerja. penting untuk ditanamkan, terlebih bagi
Dari berbagai definisi di atas dapat mahasiswa sebagai calon guru/konselor.
disimpulkan bahwa empati merupakan suatu Modeling adalah belajar dengan
kemampuan untuk memahami apa yang sedang mengamati, menirukan, dengan menambahkan
dipikirkan dan dirasakan orang lain, yang dapat atau mengurangi tingkah laku yang teramati.
dikomunikasikan secara verbal maupun non Modeling dilakukan oleh perilaku seseorang
verbal tanpa yang bersangkutan kehilangan individu atau kelompok (model) sebagai stimulus
kontrol dirinya, sehingga seseorang tersebut tidak terjadinya pikiran, sikap, dan perilaku yang
hanyut dalam suasana orang lain. Siswa yang serupa di pihak pengamat. Jones, (2011)
memiliki empati dapat bergaul dan bersosialisasi modeling merupakan teknik untuk mengajari si
dengan orang lain dengan baik, dapat pengamat keterampilan dan aturan perilaku.
menyesuaikan diri dengan lingkungan di Modeling juga dapat menghambat dan
sekitarnya dan dapat diterima oleh lingkungan menghilangkan atau mengurangi hambatan
dimanapun individu itu berada. perilaku yang sudah ada dalam repertoar Dalam
Empati memiliki sejumlah komponen. modeling, perilaku orang yang dijadikan model
Menurut Taufik (2012) Komponen empati terdiri dapat berfungsi sebagai pengingat atau isyarat
dari komponen kognitif, komponen afektif dan bagi orang yang mengamatinya. .
komponen komunikatif. Sedangkan Menurut Menurut Corey (2005) Istilah pemodelan
Davis (1983) secara global ada dua komponen dapat diartikan sebagai belajar dengan
dalam empati, yaitu komponen afektif yang mengamati, menirukan, belajar sosialisasi dan
masing-masing mempunyai dua spek, yaitu belajar dengan menggantikan (vicarious learning)
perspektif taking dan fantacy, sedangkan telah digunakan dengan pengertian yang sama
komponen afektif meliputi Emphatic Concern dan secara bergantian. Semuanya berarti proses
dan Personal Distress. berbuat yang dilakukan oleh perilaku seseorang
Menurut Decety (2012) perkembangan individu atau kelompok (model) sebagai stimulus
empati didasari oleh kesadaran reflektif dari terjadinya pikiran, sikap, dan perilaku yang
emosi diri sendiri dan emosi orang lain, dan niat serupa di pihak pengamat. Melalui belajar
merupakan karakteristik kunci dari pengalaman dengan mengamati, klien sendiri bisa belajar
empati. Aspek intuitif empati yang tersedia untuk menunjukkan perbuatan yang dikehendaki
untuk bayi berevolusi dan berkembang, bentuk tanpa harus belajar lewat trial and eror. Bandura
lanjutan dari empati didahului oleh kemampuan 1986 (Dalam Corey 2005) menegaskan peranan
untuk mengirim dan merespon sinyal emosional. pemodelan dalam pengembangan dan modifikasi
Sejumlah penelitian yang dilakukan oleh banyak dari perilaku manusia.
Nanci Eisenberg (dalam Taufik 2012) diawali Terdapat beberapa tipe model dalam
dari pertanyaan bagaimana cara mengajarkan modeling. Model yang dapat digunakan untuk
empati pada individu atau anak. Dari sejumlah belajar tingkah laku adalah live model yang
penelitian yang ia lakukan, selanjutnya ia terdiri dari mastery model dan coping model,
merumuskan bahwa ada beberapa cara untuk symbolik model, dan multiple model.
mengajarkan empati, yaitu induksi, nasihat Corey (2005) beberapa tipe model yang
moral, dan modeling. dapat digunakan dalam situasi terapeutik.
Kemampuan empati menjadi hal yang Seorang model hidup bisa mengajar klien
sangat pokok yang harus dimiliki pada diri perilaku yang tepat, mempengaruhi sikap dan
manusia, baik anak-anak-, remaja maupun nilai, mengajar keterampilan sosial. misalnya
dewasa. Empati harus sering diasah sejak dini.
193 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

terapis bisa memberi model dari suatu ciri yang program studi Bimbingan dan Konseling UAD
benar-benar diharapakan akan dimiliki oleh klien. Yogyakarta Angakatan Tahun 2011.
Terapis perilaku bisa juga menggunakan
model simbolik. Perilaku model ditunjukkan METODE PENELITIAN
dalam film, pita video, dan alat perekam yang Rancangan penelitian yang digunakan
lain. Bandura 1969 (dalam Corey 2005) menulis peneliti dalam penelitian ini adalah Pra
bahwa model simbolik telah berhasil digunakan Experimental Design menggunakan One Group
dalam berbagai situasi. Pretest-Posttest atau disebut juga dengan One
Selanjutnya model ganda (mulitple Group Experiment (rancangan penelitian yang
model) terutama relevan untuk terapi kelompok. menggunakan satu kelompok subyek). Pertama-
Si pengamat bisa mengubah sikap dan belajar tama dilakukan pengukuran, kemudian dikenakan
dari keterampilan baru melalui pengamatan perlakuan untuk 7 kali perlakuan, selanjutnya
terhadap rekan yang berhasil (atau lewat dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya.
pengamatan sesama pimpinan). Keuntungan dari Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
model ganda adalah bahwa dari beberapa prodi BK UAD Yogyakarta angkatan tahun 2014,
alternatif yang ada, pengamat belajar cara sedangkan Sampel penelitian dalam peenelitian
berperilaku, oleh karena mereka melihat ini menggunakan teknik purposive sampling.
beraneka ragam gaya perilaku yang tepat dan Dalam penelitian ini instrumen yang
berhasil. digunakan oleh peneliti adalah skala empati
Dalam rangka mengembangkan empati sebagai metode pokok untuk mengumpulkan data
pada mahasiswa prodi BK UAD, model yang tentang empati dengan nilai reliebel alpha
dapat diberikan yakni live model, dengan cronbach sebsar 0 ,955. Empati yang diukur
menyajikan model sebaya yang memiliki perlaku meliputi kemampuan perspektif taking, fantacy,
dan pengelaman empati, syombolik model emotional concern dan personal distress. Selain
dengan memutarkan film dan cerita para tokoh itu peneliti menggunakan lembar observasi
yang sukses berkat sikap kepedulian yang empati komunikatif dalam pelaksanaan
dimiliki serta memalui dinamika kelompok implementasi teknik modeling. Empati
dalam layanan bimbingan kelompok, anggota komunikatif yang diobservasi meliputi raut
kelompok dapat belajar empati dari pemimpin wajah, nada suara, perhatian, tatapan mata, dan
kelompok atau dengan anggota kelompok yang kata-kata verbal.
lain. Untuk membuktikan hipotesis penelitian
Berdasarkan adanya berbagai fenomena berupa pengujian efektivitas teknik modeling ini
tersebut maka peneliti mempunyai suatu digunakan uji Wilcoxon dua sisi. Analisis data
keinginan untuk meningkatkan empati secara keseluruhan dilakukan menggunakan
mahasiswa program studi BK UAD Yogyakarta bantuan perangkat lunak SPSS 19.
angakatan 2011 melalui teknik modeling. Melalui
empati, yakni memahami situasi dan kondisi HASIL DAN PEMBAHASAN
orang lain, maka calon konselorr dapat
mengembangkan hubungan sosial dalam Hasil
kehidupan bermasyarakat dan dapat Berdasarkan gambaran dari pre-test dan
mengembangkan hubungan interpersonal dalam posttest atau sebelum dan sesudah diberikan
proses pelayanan konseling. perlakuan dengan teknik modeling, keadaan
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk empati mahasiswa mengalami kenaikan
mengetahui tingkat keefektifan teknik modeling signifikan. Untuk melihat peningkatan tingkat
untuk meningkatkan empati pada mahasiswa, empati mahasiswa dapat dilihat pada tabel
yang akan diucicobakan pada mahasiswa berikut:
Sutanti, Efektifitas Teknik Modeling ... | 194

Tabel: 1 Perbedaan Hasil Skor Pretes dan Posttest Efektifitas Teknik Modeling untuk Meningkatkan
Empati Mahasiswa BK UAD
No Nama Pree Kategori Post test Kategori
(Inisial) test
1 LN 161 Tinggi 169 Tinggi
2 AST 147 Sedang 159 Tinggi
3 WN 124 Sedang 133 Sedang
4 ULF 126 Sedang 137 Sedang
5 VNI 127 Sedang 134 Sedang
6 QDS 112 Kurang 122 Sedang
7 ANG 160 Tinggi 167 Tinggi
8 JL 118 Kuramg 127 Sedang
9 MY 120 Kurang 131 Sedang
10 EBH 116 Kurang 124 Sedang

Dari tabel diatas terlihat bahwa empati Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest
mahasiswa pada kelompok perlakuan mengalami Empati Mahasiswa
kenaikan setelah para mahasiswa diberikan
teknik modeling dalam kegiatan bimbingan
kelompok. Dari hasil pretest terdapat, 40 % Rata-rata Hasil Pretest
mahasiswa yang memiliki empati pada kategori dan Posttest
kurang, 40 % mahasiswa yang memiliki empati
pre test post test
pada kategori sedang, dan 10 % mahasiswa
memiliki empati pada kategori tinggi. Namun 140,3
setelah diberikan layanan bimbingan kelompok 131,1
dengn teknik modeling, hasil post test
menunjukkan terjadi perubahan empati pada
mahasiswa. Yakni, terdapat 0 % mahasiswa yang
memiliki empati pada kategori kurang, 70 % 1 2
mahasiswa yang memiliki empati pada kategori
sedang, dan 30 % mahasiswa memiliki empati Berdasarkan hasil analisis data skor
pada kategori tinggi. setiap aspek empati pada 10 mahasiswa
Berdasarkan hasil rata-rata skor pretest kelompok eksperimen yang mendapat teknik
dan post test, diperoleh hasil sebagai berikut: modeling untuk meningkatkan empati pada
Tabel : 2 Perbedaan Rata-rata Hasil Pretest dan mahasiswa diperoleh hasil sebagaimana tertera
Posttest pada tabel berikut ini :
Hasil N Mean
Tabel : 3. Hasil Rerata Pretest dan Posttest Pada
Empati Pre Test 10 131,1 Tiap Aspek
No Aspek Rata- Rata- Gain
Post Test 10 140,3
Empati rata rata rata-
pre Post rata
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan test test
terjadi peningkatan rata-rata skor dari sebelum 1 Perspektif 35,5 37,8 2,3
diberikan teknik modeling (pre test) dengan taking
setelah diberikan teknik modeling (post test)
Untuk mendapatkan gambaran lebih 2 Fantacy 28,8 31,3 2,5
jelas, berikut dipaparkan dalam bentuk diagram
batamg grafik Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest
Empati mahasiswa yang diberikan teknik
modeling 3 Emotional 35,1 37,5 2,4
Grafik :1 concern
195 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

4 Personal 31,7 33,7 2 Tabel : 4 Hasil Perbandingan Antara data


distress pre test dan post test

Berdasarkan data di atas menunjukkan Postest - Pretest


bahwa setiap aspek empati mengalami kenaikan.
Dari sebelum diberikan teknik modeling dan Z -2.810
sesudah diberikan teknik modeling. Aspek yang Asymp. Sig. (2-
.005
mengalami kenaikan paling tinggi yakni pada tailed)
aspek fantacy, selanjutnya pada aspek emotional
concern, disusul oleh aspek perspektif taking dan Berdasarkan tabel tersebut dapat
terakhir adalah pada aspek personal distress. dipaparkan bahwa dengan nilai Z = -2.810
Untuk mendapatkan gambaran lebih memiliki peluang 0,005. Nilai ini kemudian
jelas, berikut dipaparkan dalam bentuk diagram dibandingkan dengan w tabel, jika hasil yang
batamg grafik Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest diperoleh w hitung < w tabel maka hipotesis Ho
Empati mahasiswa BK pada tiap aspek empati. ditolak. Pada penghitungan tersebut w hitung
adalah 0,005 dan w tabel adalah 0,05 sehingga
Grafik : 2 0,005 < 0,05 yang berarti mendekati nilai 0
Hasil Rerata Pretest dan Posttest Pada sehingga signifikan. Oleh karena itu dapat
Tiap Aspek disimpulkan bahwa hipotesis Ho ditolak.
Penolakan Ho berarti ada perbedaan antara
rata-rata empati mahasiswa dari hasil Pretest dan
Rerata Pretest-Posttest Empati pada Postest, sehingga teknik modeling dapat
Tiap Aspek dikatakan efektif untuk meningkatkan empati
pada mahasiswa.
Rata-rata pre test Rata-rata Post test
Sedangkan untuk hasil observasi Secara
37,8
35,5 37,5 keseluruhan pertemuan ketujuh dalam proses
31,3 35,1 33,7
31,7
28,8 bimbingan kelompok ini dapat dikatakan berjalan
dengan lancar dan optimal. Progres perilaku
empati mahasiswa makin meningkat dan semua
mahasiswa terlihat sangat antusias dan senang
mengikuti kegitan layanan bimbingan kelompok
yang diadakan
Jika dilihat perbedaan empati komunikatif
dari pertemuan pertama, pertemuan yang terakhir
ini anggota kelompok mampu menunjukkan
Pengujian efektifitas Teknik Modeling empati komunikatif yang sangat baik.
untuk meningkatkan empati pada mahasiswa BK Secara lebih rinci perbedaan hasil
UAD Angkatan tahun 2011 adalah dengan observasi empati pada aspek komunikatif pada
menggunakan rumus wilcoxon karena jumlah pertemuan pertama dengan pertemuan
subyeknya kurang dari 30. Pengujian hipotesis kesembilan adalah sebagai berikut:
dengan membandingkan hasil rata-rata dari Pre-
test dan Post-test. Berikut merupakan hasil dari
perbandingan tersebut :

Tabel: 5 Perbedaan Hasil Observasi Aspek Empati Komunikatif Pada Pertemuan Pertama Dengan
Pertemuan Ketujuh
No Kategori Pertemuan Pertama Pertemuan Ketujuh
Frekuens Prosentase Frekuensi Prosentase
i
1 Tinggi 0 0% 3 30 %
2 Sedang 4 40 % 7 70 %
3 Kurang 5 50 % 0 0%
Sutanti, Efektifitas Teknik Modeling ... | 196

4 Rendah 1 10 % 0 0%

model sebaya. Model sebaya ini, dengan


Tabel diatas menunjukkan adanya mendatangkan kakak tingkat dari mahasiswa
perbedaan hasil observasi pada empati aspek yang menjadi sample penelitian. Kakak tingkat
komunikatif dari anggota kelmpok. Pada yang dipilih adalah mereka yang memiliki
pertemuan pertama bimbingan kelompok teknik empati yang tinggi dan punya pengalaman dalam
modeling terdapat 40 % anggota kelompok yang kegiatan sosial.
memiliki aspek empati komunikatif pada Pertimbangan model sebaya ini dipilih
kategori sedang, 50 % pada kategori kurang dan berdasarkan pada pandangan dari Gantina (2011)
10 % pada kategori rendah. Sedangkan pada yang menyatakan terdapat sejumlah hal yang
pertemuan ketujuh aspek empati komunikatif harus diperhatikan dalam penerapan modeling,
dari anggota kelompok sebanyak 30 % berada diantaranya bahwa Anak lebih senang meniru
pada kategori tinggi dan 70 % berada pada model seusianya daripada model dewasa. Senada
kategori sedang. dengan hasil peneltian yang dilakukan oleh
Bandura 1969 (dalam Corey 2005) menunjukkan
Pembahasan bahwa seorang model yang serupa dengan si
pengamat dalam usia, jenis kelamin, kelompok
Berdasarkan hasil uji efektivitas teknik etnik, dan sikap kemungkinannya lebih besar
modeling yang diberikan kepada mahasiswa untuk ditiru daripada seorang model yang tidak
selama 7 kali pertemuan dengan pra ada kesamaan dengan pengamat.
experimental design, memperoleh hasil data yang
menunjukkan terjadi perbedaan antara rata-rata SIMPULAN DAN SARAN
empati mahasiswa dari hasil Pretest dan Postest,
sehingga teknik modeling dapat dikatakan efektif 1. Berdasarkan hasil analisis data diketahui
untuk meningkatkan empati pada mahasiswa. bahwa teknik modeling yang
Hasil penelitian ini senada dengan penelitian dieksperimentkan pada 10 mahasiswa BK
yang dilakukan oleh R.S. & Thomas, M;H. UAD terbukti efektif dapat meningkatkan
(2006). empati mahasiswa. Empati yang dimiliki
Menurut R.S. & Thomas, M;H. (2006) mahaiswa sebelum diberi teknik modeling
dalam jurnal yang berjudul “children’s imitation diperoleh mean pre test sebesar 131,1
of agressive and prosocial behavior when sedangkan empati mahasiswa setelah diberi
vieweng alone and in pairs. Journal of teknik modeling diperoleh mean posttest
Communication, 27, 199-205. Menemukan sebesar 140,3.
bahwa orang-orang termasuk anak yang telah 2. Peningkatan empati mahasiswa juga dapat
memandang model (orang lain) yang murah hati dilihat berdasarkan hasil observasi empati
akan menjadi orang yang murah hati komunikatif pada saat proses kegiatan
dibandingkan dengan orang-orang yang tidak bimbngan kelompok dengan teknik modeling
memandang model prososial. Sejalan dengan pada setiap pertemuan. Pada pertemuan
menggunakan simbolik model, live model dan pertama kondisi empati mahasiswa berada
multiple model, dan konselor sendiri pada kategori tinggi 0%, kategori sedang 40
memberikan contoh bagaimana selalu bersikap %, kategori kurang 50 % dan kategori rendah
empati kepada anggota kelompok, dan melalui 10 %. Sedangkan pada pertemuan terakhir
simbolik model dengan memutarkan film tanah hasil observasi empati komunikatif
air surga dan sang pencerah dapat memberikan mahasiswa berada pada kategori tinggi 30%,
contoh bagi anggota kelompok untuk berempati. kategori sedang 70 %, kategori kurang 0 %
Selain itu model yang datang dari kakak tingkat dan kategori rendah 0 %.
dan sesama anggota kelompok dapat mendorong Temuan penelitian menunjukkan bahwa
mereka untuk tergerak berperilaku empati. teknik modeling efektif untuk meningkatkan
Teknik modeling yang teruji efektivitasnya empati mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat
untuk meningkatkan empati mahasiswa prodi BK dijadikan sebagai bahan rujukan bagi para Dosen
ini selain menggunakan simbolik model, juga atau Konselor dalam upaya mengembangkan
menggunakan live model yang mengutamakan empati mahasiswa. Selain itu, penelitian ini
197 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

memberikan informasi bagi LPTK tentang Goleman, Daniel. 1999. Kiat-Kiat Membesarkan
manfaat teknik modeling yang dikemas dalam Anak yang Memiliki Kecerdasan
pelayanan bimbingan kelompok di perguruan Emosional. Jakarta: Pustaka Utama.
tinggi. Diharapkan LPTK memiliki unit khusus ---------------------- 2002. Kecerdasan Emosional
sebagai wadah untuk pelayanan bimbingan dan Mengapa EI lebih penting daripada IQ.
konseling guna mengembangkan aspek non Jakarta: Pustaka Utama.
akdemik mahasiswa seperti sikap empati. ---------------------- 2007.Social Intelligence: Ilmu
Baru tentang Hubungan Antar
DAFTAR RUJUKAN Manusia, PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Hergenhans, B.R. & Olson. 2010. Theories of
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : learning. Jakarta: Kencana Perdana
Rineka Cipta. Media Group
Http:// www. solopos. Com /2014 /11/ 17/
ASCA. 2011 The Profesional Counselor and kekerasan-terhadap-siswa-guru-smpn-di-
Character Education. 2011 sukoharjo-lempar-tempat-sampah-ke-murid-
https://www.schoolcounselor.org/asca/media/asc 552835. Diakses Jumat tanggal 28 November
a/home/position%20statements/PS_CharacterEd 2014 pukul 22.20.
ucation. Diunduh pada Jumat 17 Mei 2012 Pukul Jones, Nelson. 2011. Teori dan Praktik
10.55 Konseling dan Terapi. Yogyakarta:
Bandura, A. 1997. Self Efficacy, the exercise of Pustaka Pelajar.
control. New York: WH. Freeman Jonson, J. Bar. Ann, Haggin D,
Company Alesandro.(2007). Adolecent Empathy
Baron-Cohen, S. Wheelwright, S. (2004). The and Prosocial Behavior in the
Empathy Quotient: An Investigation of Multidemensional Contex Of School
Adults With Asperger Syndrome or High Culture. Journal of Genetic Psichology,
Fungtioning Autism, and Normal Sex 168 (3), 231-250
Differences. Journal of Autism and Komalasari, Gantina dkk. 2011. Teori dan
Developmental Disorder, 34, 2, 163-175 Teknik Konseling. Jakarta: Indeks
Borba, Michele (2008), Membangun Kecerdasan Kraus, M., Stephane C., & Keltner, D. 2010.
Moral, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Social Class, Contextualism, and
Corey, Gerald. 2005. Theory and Practice of Empathic Accuracy. Psychological
Counseling & Psichoterapy. Seventh Science, 21, 1716-1723
edition. USA: Broks/Cole Thompson Paderson, Paul.B. 2008. Inclusive cultural
Jean Decety & margarita svetlova.2012. Putting empathy. First Edition. Washington:
together phylogenetic and ontogenetic American Psichological Assosiation
perspectives on empathy. Journal Pickett,,C.L. Gardner, W.L, & Knowles,M.
Developmental Cognitive Neuroscience. (2004). Getting a cue: The need to
Http://www.elsever.com/locate dcn belong and enhanced sensitivity to
David. (2004). “Measuring Emphaty: Reability social Cues. Personality and social
and Validation Of the Empaty Question”. Psichology Buletin, 30, 1095-1107.
Cambridge University press, 911-924. Rahman, Fathur.(2011). Kualitas Empati dan
Davis, E.M. (1983). The Effect Of Disposisional Intensi Prososial Sebagai Dasar
Empathy on Emotional Reaction and Kepribadian Konselor.
Helping: A Multidimensional Approach. http://staff.uny.ac.id. Diunduh pada
Journal Of personality, 51, 167-187 Kamis 17 Mei 2012 Pukul 22.25
Santrock JW. 2010. Life Span Development.
Drabman, R.S. & Thomas, M;H. (2006). Dallas: University of texas
children’s imitation of agressive and Sugiyono, 2010. Metode Penelitian
prosocial behavior when vieweng alone Pendidikan(pendekatan Kuantitatif,
and in pairs. Journal of kualitatif, dan R&D).Bandung : alfabeta
Communication, 27, 199-205. Suwarjo.2009. Modul Praktik Keterampilan
Konseling. Yogyakarta: UNY Press
Sutanti, Efektifitas Teknik Modeling ... | 198

Taufik.2012. Empati Pendekatan Psikologi


Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai