Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah AL-Jauhari (JIAJ)

Volume 1 No 1, Edisi Desember 2016


ISSN: 2541-3430
E-ISSN: 2541-3449
Halaman 96-108

BIMBINGAN KONSELING
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KARAKTER PESERTA DIDIK
DI MAN MODEL GORONTALO
(Studi Tentang Model Penanganan Peserta Didik Bermasalah)

Jaenab Salamun

ABSTRAK

Untuk membentuk karakter peserta didik yang sesuai dengan harapan, perlu adanya
bantuan dari guru Bimbingan Konseling (selanjutnya disingkat BK) untuk mengarahkan ke jalan
yang benar. Berkenaan dengan tugasnya, guru BK tentunya menghadapi banyak tantangan,
mengingat di satu sisi sekolah dituntut untuk dapat melahirkan generasi yang berkarakter, namun
di sisi lain guru tidak dibenarkan lagi menghukum atau bertindak keras terhadap peserta didik
dengan dalih apapun, dikarenakan adanya payung hukum yang menaungi peserta didik yakni
undang-undang HAM dan undang-undang perlindungan anak. Hal inilah yang menjadi tantangan
bagi sekolah untuk menerapkan aturan pada peserta didik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui model penanganan masalah yang dilakukan oleh guru BK di MAN Model
Gorontalo dan implikasinya terhadap karakter peserta didik.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
psikologi dan edukatif. Peneliti sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis,
penyimpul dan pada akhirnya pelapor hasil penelitian. Untuk mengumpulkan data guna
menjawab fokus penelitian, maka digunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: (1) peranan BK sangat menentukan
terarahnya karakter peserta didik yang bermasalah (2) dalam menengani peserta didik bermasalah
ditempuh langkah-langkah seperti mengidentifikasi kasus, mendeskripsikan kasus dan
mengkonferensi kasus (3) terdapat faktor pendukung dalam pelaksanaan BK yakni adanya kerja
sama semua pihak dalam menangani persoalan peserta didik, tidak hanya bertumpu pada guru BK
saja, sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya guru BK yang profesional, dan
sarana/prasarana yang memadai.
Melalui penelitian ini penulis sangat menyarankan agar penyelesaian masalah peserta didik
dapat dilakukan tanpa melalui kekerasan atau hukuman fisik. Penyelesaian masalah peserta didik
melalui bimbingan konseling diharapkan menjadi solusi yang tepat untuk menghindari
pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Anak. Penulisan tesis ini belum sempurna dan jauh
dari harapan, oleh karena itu sangat diharapkan untuk dapat dilakukan penelitian yang lebih baik
lagi.

Kata kunci: Bimbingan Konseling, implikasi, karakter peserta didik,model penanganan masalah.

Pelayanan bimbingan konseling yang sedang


1. Pendahuluan dikembangkan di lndonesia dewasa ini adalah
bimbingan konseling yang berorientasi pada
Bimbingan konseling merupakan perkembangan, yaitu pelayanan bimbingan
kegiatan penting dalam lembaga pendidikan. konseling yang lebih mengutamakan dan

96
mengedepankan berbagai bentuk dan jenis Bimbingan konseling di sekolah
layanan yang memungkinkan peserta didik sangatlah dibutuhkan, karena tidak dapat
dapat tercegah dari berbagai masalah dan dipungkiri seiring dengan derasnya informasi
berkembangnya segenap potensi yang dan tranformasi global menyebabkan
dimiliki peserta didik. terjadinya alur berfikir dalam masyarakat,
Hal-hal tersebut tentu terjadi dalam terutama kalangan anak-anak yang sedang
kegiatan pendidikan yang direalisasikan tumbuh dan berkembang, baik fisik maupun
melalui kegiatan pembelajaran dengan pos- mental, sehingga para peserta didik ini sangat
orientasi pada pengajaran dan bimbingan. membutuhkan segala bentuk bimbingan dan
Mengajar dan membimbing bukanlah dua hal nasehat agar tidak terjerumus dalam
yang dipisahkan, melainkan dua unit kegiatan pergaulan yang salah.
yang terpadu dengan harapan peserta didik Tingkat kenakalan remaja dan
dapat tumbuh dan mengalami perubahan perkelahian pelajar yang semakin meningkat
secara maksimal. Untuk mewujudkan hal menunjukkan gejala kurang berkembangnya
tersebut, tentunya peranan ini tidak hanya dimensi kesosialan dan kesusilaan mereka.
pada guru saja, tetapi keikutsertaan konselor Demikian juga kurangnya penghayatan
juga sangat menentukan arah dan masa depan terhadap nilai-nilai ketuhanan dan praktek-
peserta didik. praktek kehidupan yang tidak didasarkan atas
Mengingat perkembangan pendidikan kaidah-kaidah agama, menggambarkan
semakin maju, maka peranan bimbingan dan kurang mantapnya pengembangan dimensi
konseling akan memberikan kemantapan keberagamaan.
program kegiatan belajar peserta didik Oleh karena itu,di Madrasah Aliyah
terutama berkenaan dengan kepribadian, Negeri Model Gorontalo(selanjutnya
bakat, minat dan motivasi belajar atau disingkat MAN Model Gorontalo), bimbingan
motivasi berprestasi. Sebuah pemahaman konseling dilakukan dalam rangka
yang perlu ditanamkan bahwa kehadiran menemukan pribadi, agar peserta didik
konselor di suatu sekolah merupakan suatu mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya
hal yang menggembirakan, karena dengan serta menerimanya secara positif dan dinamis
adanya konselor di sekolah, diharapkan segala sebagai modal pengembangan diri lebih
permasalahan yang dihadapi oleh pihak lanjut. Bimbingan konseling (selanjutnya
sekolah mengenai kepribadian peserta didik disingkat BK), diharapkan dapat memecahkan
dapat teratasi dan terselesaikan dengan baik. segala persoalan yang dialami oleh peserta
Dalam hal ini peranan konselor tidak didik di sekolah. Karena peserta didik satu
hanya membantu peserta didik yang sama lainnya tidak ada yang sama, baik dalam
mengalami masalah di sekolah, akan tetapi sifat maupun kemampuannya. Masing-masing
juga berperan mengidentifikasi dan peserta didik memiliki karakteristik pribadi
membantu peserta didik yang bermasalah baik yang berbeda. Dalam arti bahwa terdapat
di rumah, lingkungan masyarakat, bahkan perbedaan individual diantara peserta didik,
yang lebih spesifik di lingkungan seperti menyangkut aspek kecerdasan,
keluarga/pribadi. emosional, sikap, kebiasaan, dan kemampuan
Sebagai contoh, rendahnya prestasi penyesuaian diri. Ada peserta didik yang
belajar peserta didik, tentu tidak dapat sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan
diidentifikasi secara total oleh guru mata pihak lain, tetapi tidak sedikit peserta didik
pelajaran di kelas,karena kecenderungan yang tidak mampu mengatasi persoalan bila
mereka hadir ketika ada jadwal mengajar, tidak dibantu oleh orang lain. Dalam hal ini
sedangkan seorang konselor lebih banyak tentunya sangat memerlukan keahlian khusus
memiliki waktu luang serta sering dalam menangani permasalahan-
bersentuhan langsung dengan peserta didik permasalahan yang dialami peserta didik
terutama dalam hal psikologis atau tersebut. Karena dalam penanganan masalah
kepribadian peserta didik. perlu ada langkah-langkah yang dilakukan

97
Jaenab Salamun

sebagai solusi agar peserta didik tersebut kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-
terarah dan terbebas dari permasalahan yang kata berdasarkan teknik pengumpulan dan
dihadapinya. Disinilah peranan bimbingan analisis data yang relevan yang diperoleh dari
konseling sangat dibutuhkan. situasi alamiah.Dalam penelitian kualitatif ini,
Namun, yang menjadi pertanyaan data yang dikumpulkan bukan berupa angka-
adalah apakah masalah yang di lakukan oleh angka, melainkan berasal dari observasi
peserta didik di MAN Model Gorontalodapat langsung, ikut berpartisipasi aktif,
teratasi lewat bimbingan konseling? wawancara, catatan lapangan, dokumen
Mengingat perkembangan zaman sekarang ini pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi
telah mengantarkan lembaga pendidikan ke lainnya sehingga yang menjadi tujuan
dunia pendidikan yang serba penuh tantangan. penelitian kualitatif adalah ingin menggam-
Disatu sisi lembaga pendidikan dituntut untuk barkan realitas empirik dibalik fenomena
mampu merubah karakter peserta didik yang ada secara mendalam, rinci dan tuntas.
menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan Dalam hal ini pendekatan yang akan
negara, berakhlak mulia, bertanggung jawab, digunakan adalah pendekatan psikologi dan
sopan santun, ramah, berkepribadian baik, edukatif.
tetapi disisi lain lembaga diperhadapkan Dalam penelitian, pengumpulan data
dengan payung hukum yang membatasi dilakukan pada natural setting (kondisi
pelaku pendidik (guru) untuk bertindak lebih alamiah), sumber data primer, dan teknik
dalam mengatasi kriminalitas peserta didik pengumpulan data lebih banyak pada
yakni undang-undang Hukum Perlindungan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Anak dan undang-undang Hak Asasi a. Teknik observasi
Manusia (HAM), yang secara tidak langsung Observasi merupakan pengamatan
undang-undang ini telah menaungi peserta melalui pemusatan terhadap suatu objek
didik untuk berbuat apa saja sesuai dengan menggunakan alat indra, yaitu
kehendaknya karena mereka dilindungi oleh penglihatan, penciuman, pendengaran,
hukum. Hal inilah yang kemudian menjadi pengecapan.Observasi merupakan suatu usaha
motivasi peneliti untuk mengangkat masalah sadar untuk mengumpulkan data yang
dengan judul : “Bimbingan Konseling dan dilakukan secara sistematis dengan prosedur
Implikasinya Terhadap Karakter Peserta yang standar.
Didik di MAN Model Gorontalo (Studi Dalam penelitian ini peneliti
tentang Model Penanganan Peserta Didik menggunakan teknik observasi langsung,
Bermasalah)”. yakni suatu teknik pengumpulan data, dimana
2. Metode Penelitian peneliti mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap gejala-gejalaobyek yang
Dalam penelitian ini, diteliti. Adapun alat yang digunakan adalah
peneliti menggunakan jenis pedoman observasi atau catatan lapangan.
penelitian lapangan (field research).Alasan b. Teknik wawancara
memilih jenis ini adalah karena dalam Dalam penelitian ini peneliti
penelitian ini peneliti berupaya menggali data menggunakan teknik wawancara dalam
berupa pandangan responden dalam bentuk rangka untuk mengumpulkan data-data
cerita rinci atau asli dan data hasil tentang pelaksanaan bimbingan konseling di
pengamatan di lapangan terkait model Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo.
penanganan peserta didik bermasalah oleh Adapun alat yang digunakan adalah pedoman
guru BK dan implikasinya terhadap karakter wawancara, yang disusun tidak hanya
peserta didik di Madrasah AliyahNegeri berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga
(MAN) Model Gorontalo. berdasarkan teori yang berkaitan dengan
Adapun pendekatan yang digunakan masalah yang diteliti.
adalah
c) pendekatan kualitatif yakni suatu c. Teknik Dokumentasi
pendekatan penelitian yang mengungkap
situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan
98
Dokumentasi merupakan catatan oleh karena itu perlu direduksi, disusun secara
peristiwa yang sudah berlalu, yang bisa sistematis dan dipilih hal-hal pokok untuk
berbentuk tulisan (misalnya catatan harian, dianalisis. Data yang diperoleh dari hasil
sejarah hidup, cerita, biografi, peraturan dan wawancara, observasi dan dokumentasi
kebijakan), gambar (misalnya foto, gambar akandikelompokkan sesuai dengan masalah-
hidup, sketsa, dan lain-lain), atau karya-karya masalah yang ditentukan dalam fokus
monumental dari seseorang (misalnya karya penelitian. Semakin lama peneliti turun
seni berupa gambar, patung, film, dan lain- kelapangan, maka jumlah data yang akan
lain).Dokumen digunakan dalam penelitian diperoleh semakin banyak, komplek, dan
sebagai sumber data, karena dalam banyak rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan
hal dokumen dapat bermanfaat untuk analisis data melalui reduksi data.
menguji, menafsirkan, bahkan untuk b) Display Data
maramalkan. Setelah data direduksi, maka langkah
Proses analisis data dalam penelitian selanjutnya adalah mendisplaykan data yang
ini dilakuan sejak masa rancangan penelitian dilakukan dalam bentuk uraian.Dalam
sampai pada masa pengumpulan data. penelitian kualitatif penyajian (display) data
Selanjutnya data-data yang telah terkumpul bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
akan dianalisis dengan menggunakan model bagan, hubungan antar kategori, dan
Miles dan Huberman, yakni dilakukan pada sebagainya.Setelah data dikumpulkan,
saat pengumpulan data berlangsung dan direduksi, dan didisplay atau disajikan, maka
setelah selesai pengumpulan data dalam langkah berikutnya adalah menarik
periode tertentu.Analisis data adalah suatu kesimpulan dan memverifikasi. Verifikasi
usaha untuk mengurai suatu masalah atau merupakan suatu kegiatan penarikan
fokus kajian menjadi bagian-bagian kesimpulan dari data yang tampil dengan
(decomposition) sehingga susunan/tatanan melibatkan pemahaman peneliti. Verifikasi
bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan atau penarikan kesimpulan ini dimaksudkan
jelas dan karenanya bisa secara lebih terang agar peneliti mendapatkan makna dari data
dipahami maknanya atau lebih jernih yang dikumpulkan. Menarik kesimpulan
dimengerti duduk perkaranya.Aktivitas dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak
analisis data dalam penelitian ini harus awal data dikumpulkan, walaupun kesimpulan
dilakukan secara interaktif dan berlangsung itu lebih grounded. Dengan demikian
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk
datanya sudah valid. Hal-hal yang dilakukan mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan
adalah: masalah yang diteliti. Kegiatan penarikan
a) Pengumpulan Data kesimpulan data dalam sebuah penelitian
Pengumpulan data merupakan kualitatif ditujukan agar peneliti berusaha
aktivitas menghimpun data-data informasi mencapai makna dari data yang dikumpulkan.
yang diperoleh dari sumber data melalui 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
teknik pengumpulan data. Data yang a. Peranan guru bimbingan konseling
terkumpul masih berupa data mentah yang dalam menangani peserta didik
belum diolah, sehingga masih perlu dipilih. bermasalah di MANModel
Pengumpulan data merupakan pekerjaan Gorontalo
penelitian yang sangat penting. Diperlukan
kehati-hatian dalam mengumpulkan data agar Bimbingan konseling yang dahulu
data yang diperoleh benar dan tepat. Dalam dikenal dengan nama Bimbingan dan
penelitian kualitatif, pengumpul data bersifat Penyuluhan (Guideance and Conseling),
terus menerus dilakukan oleh peneliti supaya merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah
tercapai data yang cukup. sistem pendidikan. Sebagai sebuah sistem,
Data-data yang diperoleh dalam penyelenggaraan Bimbingan konseling di
penelitian ini masih sebagai bahan mentah, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model
Gorontalo diperlukan dalam upaya
99
Jaenab Salamun

pembimbingan sikap dan perilaku peserta pembimbing juga dituntut untuk mampu
didik terutama dalam menghadapi perubahan- mengidentifikasi peserta didik yang diduga
perubahan diri menuju jenjang usia yang mengalami kesulitan dalam belajar,
lebih lanjut.Apalagi tantangan kehidupan melakukan diagnosa, prognosa, dan bahkan
sosial dewasa ini semakin kompleks, dan bila perlu dapat membantu pemecahannya.
semakin derasnya arus transformasi budaya Dengan demikian bimbingan terhadap
yang tak terhindarkan. Bukan hal yang peserta didik harus relevan dengan
mustahil jika transparansi dunia ini membuat perkembangan zaman dan juga perkembangan
karakteristik peserta didik mudah terpengaruh peserta didik yang bersangkutan. Hal ini
dan akan membawa perubahan besar pada dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
pemikiran dan sikap peserta didik itu sendiri. kontak fisik terhadap peserta didik yang
Disinilah urgensiguru bimbingankonseling bermasalah. Perlu diingat bahwa dengan
diperlukan dalam rangka mengarahkan dan terbitnya undang-undang HAM dan juga
mencegah sedini mungkin agar segala potensi undang-undang perlindungan anak, maka
yang dimiliki oleh peserta didik masih tetap menghukum secara fisik yang dulu sering
terjaga. dilakukan oleh guru, tidak dibenarkan lagi.
Tanggung jawab guru BK adalah Guru bimbingan konseling/konselor
membantu peserta didik agar dapat memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang
mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
secara maksimal. Potensi peserta didik yang konseling terhadappeserta didik. Tugas guru
harus dikembangkan bukan hanya bimbingan dan konseling/konselor terkait
menyangkut masalah kecerdasan dan dengan pengembangan diri peserta didik yang
keterampilan, melainkan menyangkut seluruh sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
aspek kepribadian. minat, dan kepribadian peserta didik di
Sehubungan dengan hal tersebut, guru sekolah.
tidak hanya dituntut untuk memiliki Memahami perannya yang sentral,
pemahaman atau kemampuan dalam bidang tugas guru bimbingan konseling yang harus
belajar dan pembelajaran tetapi juga dalam dilakukan pertama kali adalah memahami dan
memaknai tentang langgengnya proses
bidang bimbingan konseling. Dengan perubahan. Dengan menyadari hal tersebut,
memahami konsep-konsep bimbingan selanjutnya dirinya diharapkan mampu
konseling, guru diharapkan mampu berfungsi menyesuaikan dengan perubahan itu, dan
sebagai fasilitator perkembangan peserta selanjutnyabarulah guru BK bisa diharapkan
didik, baik yang menyangkut aspek menjadi change agent atau agen perubahan
intelektual, emosional, sosial, maupun mental bagi yang lain.
spiritual. Peserta didik akan senantiasa belajar
dan belajar untuk mengubah dirinya sehingga
Di sebuah lembaga pendidikan, guru kemampuan, keterampilan, wawasan, dan
Bimbingan Konseling sangat menentukan kepribadiannya tumbuh dan berkembang.
dalam rangka pembentukan karakter peserta Perubahannya akan ditransformasikan kepada
didik. Oleh karena itu sebuah sekolah atau orang lain yang ada di sekelilingnya sesuai
madrasah yang tidak memiliki guru BK, maka dengan peran dan fungsinya di
tugas membimbing peserta didik tidak hanya lingkungannya.Untuk menjadikan peserta
bertumpu pada guru BK, tetapi harus dibantu didik tersebut bisa berubah dan berkembang,
tentunya peserta didik tersebut harus dibantu
oleh seluruh guru yang mengajar di sekolah oleh guru bimbingan konseling. Disinilah
tersebut dalam hal ini wali kelas dan guru terlihat jelas bahwa guru BK di MAN Model
mata pelajaran yang mengajar di kelas sangat dibutuhkan.
tersebut. Karena tugas guru tidak hanya Berkaitan dengan fungsi dan peranan
sekedar mengajar saja, tetapi lebih dari itu konselor di sekolah adalah sangat erat karena
guru juga memiliki tanggung jawab untuk dengan berfungsinya konselor di sekolah
membimbing dan mensgarahkan peserta didik secara tidak langsung sudah berperan
ke arah yang lebih baik.Selain itu guru didalamnya. Fungsi bimbingan konseling,

100
Sebagaimana yang telahdijelaskan bahwa bergiliran sehingga dengan cara ini akan
konselor sekolah berfungsi untuk menangani dapat ditemukan peserta didik yang benar-
masalah yang ada di sekolah baik berupa benar membutuhkan layanan konseling.
kekerasan fisik maupun non fisik yang Misalnya seorang peserta didik yang telah
dilakukan oleh peserta didik sekolah. terjerumus dalam pergaulan bebas, kemudian
Disinilah peran bimbingan konseling takut untuk menceritakan musibah yang
diperlukan untuk membimbing atau dialaminya kepada orang lain, termasuk
menangani, menasehati peserta didik yang teman sebaya sekalipun, maka lewat
terlibat dalam suatu masalah. wawancara seperti ini, masalah tersebut akan
b. Model penanganan peserta didik terungkap. Dalam tahap ini semua peserta
bermasalah dan implikasinya didik diidentifikasi dengan tujuan untuk
terhadap karakter peserta didik di mempermudah perolehan data peserta didik
MANModel Gorontalo yang akan dibimbing. (2) Maintain good
relationship; menciptakan hubungan yang
Sebelum membahas tentang prosedur baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi
penanganan peserta didik bermasalah, terlebih jurang pemisah antara guru pembimbing
dahulu penulis akan menguraikan beberapa dengan peserta didik. Hal ini dapat
jenis masalah atau kasus yang pernah terjadi dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak
di MAN Model Gorontalo sebagai berikut: hanya terbatas pada hubungan kegiatan
1. Jenis pelanggaran disiplin: terlambat belajar mengajar saja, misalnya melalui
masuk sekolah, bolos, tidak kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-
masuksekolah, tidak shalat, memakai situasi informal lainnya.Di MAN Model
sepatu tidak sesuai ketentuan sekolah Gorontalo kegiatan seperti ini dilakukan
dan tidak menggunakan seragam dalam rangka menghilangkan kejenuhan
sesuai ketentuan. setelah sekian bulan melakukan aktifitas
2. Jenis pelanggaran moral dan etika: belajar mengajar.
berkata-kata tidak sopan dan Pendekatan berikut adalah(3)
merokok Developing a desire for counseling; mencip-
3. Jenis pelanggaran kriminalitas: takan suasana yang menimbulkan ke arah
mencuri, mengancam guru, berkelahi, penyadaran peserta didik akan masalah yang
dan melompat pagar. dihadapinya. Misalnya dengan cara
Sebagai sebuah layanan profesional, mendiskusikan dengan peserta didik yang
layanan bimbingan konseling tidak dapat bersangkutan tentang hasil dari suatu tes,
dilakukan secara sembarangan, namun harus seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil
dilakukan secara tertib berdasarkan prosedur pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama
tertentu, yang secara umum terdiri dari enam serta diupayakan berbagai tindak
tahapan, yaitu: (a) Identifikasi kasus; (b) lanjutnya.Hal ini dimaksudkan agar masalah
Identifikasi masalah; (c) Diagnosis; peserta didik tersebut dapat terdeteksi dengan
(d)Prognosis; (e) Treatment; (f) Evaluasi dan baik dan benar. (4) Melakukan analisis
Tindak Lanjut, dengan penjabarannya terhadap hasil belajar peserta didik, dengan
sebagai berikut: cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis
a) Identifikasi kasus kesulitan atau kegagalan belajar yang
Identifikasi kasusmerupakan langkah dihadapi peserta didik.Analisis ini
awal untuk menemukan peserta didik yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor yang
diduga memerlukan layanan bimbingan membuat peserta didik tersebut gagal dalam
konseling. Ada beberapa pendekatan yang memahami pelajaran yang diberikan oleh
dapat dilakukan untuk mendeteksi peserta guru bidang studi. (5) Melakukan analisis
didik yang diduga membutuhkan layanan sosiometris, dengancaraini dapatditemukan
bimbingankonseling, yakni:(1) Call them peserta didik yang diduga mengalami
approach; melakukan wawancara dengan kesulitan penyesuaian sosial.
memanggil semua peserta didik secara
101
Jaenab Salamun

Identifikasi kasus oleh guru BK Diagnosis merupakan upaya untuk


dilakukan dalam rangka menemukan berbagai menemukan faktor-faktor penyebab atau yang
masalah yang dialami oleh peserta didik atau melatarbelakangi timbulnya masalah peserta
dilakukan dalam rangka menemuka peserta didik.Sebelum memutuskan apakah peserta
didik yang bermasalah. Misalnya dalam didik itu bersalah atau tidak, alangkah
rangka menemukan peserta didik yang bijaknya jika guru bimbingan konseling
bermasalah pada penerapan tata tertib mencari tau apa latar belakang timbulnya
sekolah, sebagai contoh peserta didik yang masalah peserta didik tersebut, upaya peserta
terlambat masuk sekolah, maka guru BK akan didik tersebut tidak merasa dirugikan.
bekerja samadengan satpam dan guru piket Upaya untuk menemukan faktor yang
untuk mengidentifikasi hal tersebut. melatarbelakangi terjadinya masalah pada
Kerja sama antara guru BK dan peserta didik ini sangat penting dilakukan
Satuan Pengaman (Satpam) dimaksudkan untuk menghindari terjadinya salah kaprah,
untuk mendapatkan informasi yang jelas yang tentunya hal ini sangat merugikan
tentang pelanggaran tata tertib yang dilakukan peserta didik itu sendiri. Bisa saja masalah itu
oleh peserta didik. Informasi tentang catatan terjadi karena ulah dari orang lain dan
pelanggaran oleh peserta didik ini sangat korbannya adalah peserta didik yang menjadi
penting diketahui oleh Guru BK karena klien. Oleh karena itu sebaiknya diadakan
menghindari terjadinya kesalahpahaman diagnosa untuk menemukan asal muasal
antara orang tua/wali peserta didik dengan masalah pada peserta didik tersebut.
pihak madrasah.
b) Identifikasi Masalah d) Prognosis
Langkah ini merupakan upaya untuk Langkah ini dilakukan untuk
memahami jenis, karakteristik kesulitan atau memperkirakan apakah masalah yang dialami
masalah yang dihadapi peserta didik. peserta didik masih mungkin untuk diatasi
Misalnya dari sekian banyaknya peserta didik serta menentukan berbagai alternatif
di MAN Model, maka dengan langkah seperti pemecahannya,Halini dilakukan dengan cara
ini akan teridentifikasi berbagai jenis mengintegrasikan dan menginterpretasikan
pelanggaran yang dilakukan oleh masing- hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses
masing peserta didik. mengambil keputusan pada tahap ini
Untuk mengidentifikasi kasus dan seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan
masalah peserta didik, telah dikembangkan konferensi kasus, dengan melibatkan pihak-
suatu instrumen untuk melacak masalah pihak yang terkait dengan masalah yang
peserta didik, yang disebut Alat Ungkap dihadapi peserta didik untuk diminta bekerja
Masalah (AUM). Instrumen ini sangat sama guna membantu menangani kasus-kasus
membantu untuk menemukan kasus dan yang dihadapi.
mendeteksi kesulitan yang dihadapi peserta e) Treatment
didik, seputar aspek: (1) jasmani dan Langkah ini merupakan upaya untuk
kesehatan; (2) diri pribadi; (3) hubungan melaksanakan perbaikan atau penyembuhan
sosial; (4) ekonomi dan keuangan; (5) karier atas masalah yang dihadapi klien, berdasarkan
dan pekerjaan; (6) pendidikan dan pelajaran; pada keputusan yang diambil dalam langkah
(7) agama, nilai dan moral; (8) hubungan prognosis. Jikajenis dan sifat serta sumber
muda-mudi; (9) keadaan dan hubungan permasalahannya masih berkaitan dengan
keluarga; dan (10) waktu senggang. sistem pembelajaran dan masih masih berada
Terkadang aspek-aspek seperti ini terabaikan dalam kesanggupan dan kemampuan guru
oleh guru BK sehingga dalam penyelesaian pembimbing atau konselor, maka pemberian
masalah, guru lebih banyak menyalahkan bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru
peserta didik tanpa melihat lebih dulu mata pelajaran, wali kelas atau guru
latarbelakang peserta didik tersebut. bimbingan konseling itu sendiri (intervensi
c) Diagnosis langsung), melalui berbagai pendekatan

102
layanan yang tersedia, baik yang bersifat dilakukan peserta didik tersebut. Sebagai
direktif, non direktif maupun eklektik yang salah satu komponen organisasi sekolah,
mengkombinasikan kedua pendekatan aturan (tata tertib) peserta didik beserta
tersebut. sanksinya memang perlu ditegakkan untuk
Namun, jika permasalahannya mencegah sekaligus mengatasi terjadinya
menyangkut aspek-aspek kepribadian yang berbagai penyimpangan perilaku peserta
lebih mendalam dan lebih luas maka didik. Kendati demikian, harus diingat
selayaknya tugas guru atau guru sekolah bukan “lembaga hukum” yang harus
pembimbing/konselor sebatas hanya membuat mengobral sanksi kepada peserta didik yang
rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten mengalami gangguan penyimpangan perilaku.
(referal atau alih tangan kasus). Sebagai lembaga pendidikan, justru
f) Evaluasi dan Follow Up kepentingan utamanya adalah bagaimana
Cara manapun yang ditempuh, berusaha menyembuhkan segala
evaluasi atas usaha pemecahan masalah penyimpangan perilaku yang terjadi pada
seyogyanya tetap dilakukan untuk melihat peserta didik. Seorang peserta didik yang
seberapa pengaruh tindakan bantuan berbuat sesuatu yang menyimpan dari
(treatment) yang telah diberikan terhadap peraturan sekolah atau madrasah harus dibina
pemecahan masalah yang dihadapi peserta dan diarahkan agar peserta didik tersebut bisa
didik. kembali ke jalan yang sebenarnya.
Di sekolah sangat mungkin ditemukan Berbeda dengan pendekatan
peserta didik yang bermasalah, dengan penerapan disiplin yang memungkinkan
menunjukkan berbagai gejala penyimpangan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek
perilaku, yang merentangdari kategori ringan jera, penanganan peserta didik bermasalah
sampai dengan berat. Upaya untuk menangani melalui bimbingan konseling justru lebih
peserta didik yang bermasalah, khususnya mengutamakan pada upaya penyembuhan
yang terkait dengan pelanggaran disiplin dengan menggunakan berbagai layanan dan
sekolah dapat dilakukan melalui dua teknik yang ada. Penanganan peserta didik
pendekatan yaitu: (1) pendekatan bermasalah melaluibimbingan
disiplin dan (2) pendekatan bimbingan konseling sama sekali tidak menggunakan
konseling. bentuk sanksi apa pun, tetapi lebih
Penanganan peserta didik mengandalkan pada terjadinya kualitas
bermasalah melalui pendekatan disiplin hubungan interpersonal yang saling percaya
merujuk pada aturan dan ketentuan (tata antara konselordengan peserta didik yang
tertib) yang berlaku di sekolah beserta bermasalah, sehingga tahap demi tahap
sanksinya. Seorang peserta didik yang peserta didik tersebut dapat memahami dan
melakukan hal yang menyimpang dari tata menerima diri dan lingkungannya, serta dapat
tertib sekolah harus diberi sanksi sesuai mengarahkan diri guna tercapainya
perbuatan yang dilakukannya. Tetapi perlu penyesuaian diri yang lebih baik. Secara
ada klarifikasi atau pendataan awal yang visual, kedua pendekatan dalam
harus dilakukan oleh guru, karena sanksi yang menangani peserta didik bermasalah dapat
diberikan harus sesuai denganperbuatan yang dilihat dalam bagan
berikut ini:

103
Jaenab Salamun

Mekan
ismepenangananpeserta didikbermasalah untuk tidak berusaha menggugurkan
Dengan melihat gambar di atas, dapat kandungan yang dapat membahayakan
dipahami bahwa di antara kedua pendekatan dirinya maupun janin yang dikandungnya,
penanganan peserta didik bermasalah keinginan untuk melanjutkan sekolah, serta
tersebut, meski memiliki cara yang berbeda hal-hal positif lainnya, meski ujung-
tetapi jika dilihat dari segi tujuannya pada ujungnyapeserta didik yang bersangkutan
dasarnya sama yaitu tercapainya penyesuaian tetap harus dikeluarkan dari madarasah.
diri atau perkembangan yang optimal pada Pendekatan penerapan disiplin dan
diri peserta didik yang bermasalah. Oleh pendekatan bimbingan konseling harus
karena itu, kedua pendekatan tersebut dilakukan berbarengan terhadap kasus yang
seyogyanya dapat berjalan sinergis dan saling dilakukan oleh peserta didik karena kedua-
melengkapi. duanya sangat berkaitan erat untuk
Sebagai ilustrasi, misalnya ditemukan pembelajaran kepada peserta didik agar suatu
kasus seorang peserta didik yang hamil akibat hari nanti peserta didik tersebut menyadari
pergaulan bebas, sementara tata tertib sekolah tentang tindakan yang dilakukakannya.
secara tegas menyatakan untuk kasus Perlu digarisbawahi, bahwa dalam hal
demikian, peserta didik yang bersangkutan ini bukan berarti guru BK/Konselor yang
harus dikeluarkan. Jika hanya mengandalkan harus mendorong atau bahkan memaksa
pendekatan disiplin, mungkin tindakan yang peserta didik untuk keluar dari
akan diambil pihak madrasah adalah berusaha sekolahnya,tetapi seorang konselor hanya
memanggil orang tua/wali peserta didik yang menyadarkan peserta didik tersebut akan
bersangkutan dan ujung-ujungnya peserta perbuatan yang telah dilakukannya. Persoalan
didik tersebut dinyatakan dikembalikan mengeluarkan peserta didik merupakan
kepada orang tua (dikeluarkan). Jika tanpa wewenang kepala sekolah, dan tugas guru
intervensi BK, maka sangat mungkin peserta BK/Konselor hanyalah membantu peserta
didik yang bersangkutan akan meninggalkan didik mengarahkan dan menyadarkannya,
madarasahdengan dihinggapi masalah- agar yang bersangkutan dapat memperoleh
masalah baru yang justru dapat semakin kebahagiaan dalam hidupnya.
memperparah keadaan. Tetapidengan Dari berbagai argumen tentang
intervensi BK di dalamnya, diharapkan prosedur dan model penanganan kasus peserta
peserta didik yang bersangkutan bisa tumbuh didik dapat dikemukakan tingkatan masalah
perasaan dan pemikiran positif atas masalah berserta mekanisme dan petugas yang
yang menimpa dirinya, misalnya secara sadar menanganinya, sebagaimana tampak dalam
menerima resiko yang terjadi, keinginan bagan berikut:

104
berbagai pihak lain untuk bersama-sama
Tingkatan masalah peserta didik dan membantu peserta didik agar memperoleh
penyelesaiannya dapat dijabarkan sebagai penyesuaian diri dan perkembangan
berikut: pribadi secara optimal. Penanganan kasus
1) Masalah (kasus) ringan, seperti: peserta didik tidak mesti dilakukan oleh
membolos, malas, kesulitan belajar pada guru BK, tetapi harus melibatkan semua
bidang tertentu, berkelahi dengan teman guru, agar peserta didik tersebut merasa
sekolah, bertengkar, minum-minuman diperhatikan oleh semua guru, dan peserta
keras tahap awal, mencuri kelas ringan. didik tersebut enggan untuk mengulangi
Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas lagi perbuatannya.
dan guru dengan berkonsultasi kepada Dengan demikian tercapailah apa yang
kepala sekolah (konselor/guru menjadi tujuan sekolah yakni menjadikan
pembimbing) dan menyurati orang tua peserta didik bermoral, berakhlak mulia, dan
sebagai pemberitahuan. terlebih lagi bebas dari segala penyimpangan
2) Masalah (kasus) sedang, seperti: yang ada, baik penyimpangan terhadap aturan
gangguan emosional, berpacaran melebihi sekolah, maupun penyimpangan terhadap
batas kewajaran dengan perbuatan aturan masyarakat dan norma agama.
menyimpang, berkelahi antar sekolah
(tawuran), kesulitan belajar karena c. Faktor pendukung dan faktor
gangguan keluarga, minum minuman keras penghambat pelaksanaan
tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, bimbingan konselingdi MAN Model
melakukan gangguan sosial dan asusila. Gorontalo
Kasus sedang dibimbing oleh guru BK Untuk menunjang kelancaran
(konselor), berkonsultasi dengan kepala pemberian layanan seperti yang telah
sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan
sebagainya. Dapat pula
mengadakankonferensi kasus. berbagai kegiatan pendukung. Dalam hal ini,
3) Masalah (kasus) berat,seperti: gangguan terdapat lima jenis kegiatan pendukung
emosional berat, kecanduan alkohol dan bimbingan dan konseling, yaitu
narkotika, pelaku kriminalitas, peserta 1) Aplikasi Instrumentasi Data.Aplikasi
didik hamil, percobaan bunuh diri, instrumentasi data adalah kegiatan untuk
perkelahian dengan senjata tajam atau mengumpulkan data dan keterangan
senjata api. Kasus berat dilakukan referal tentang peserta didik, tentang lingkungan
(alihtangan kasus) kepada ahli psikologi
dan psikiater, dokter, polisi, ahlihukum peserta didik dan lingkungan lainnya, yang
yang terlebih dahulu dilakukan dapat dilakukan dengan menggunakan
kegiatan konferensi kasus. berbagai instrumen, baik tes maupun non
Dengan melihat penjelasan di atas, tes, dengan tujuan untuk memahami
tampak jelas bahwa penanganan peserta peserta didik dengan segala
didik bermasalah melalui pendekatan karakteristiknya dan memahami
bimbingan konseling tidak semata-mata karakteristik lingkungannya.
menjadi tanggung jawab guru BK/konselor 2) Himpunan Data.Himpunan data adalah
di sekolah, tetapi dapat melibatkan pula kegiatan untuk menghimpun seluruh data
105
Jaenab Salamun

dan keterangan yang relevan dengan konseling. Adapun faktor dan masalah yang
keperluan pengembangan peserta didik. menghambat bimbingan konseling antara lain
Himpunan data diselenggarakan secara sebagai berikut:
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, 1. Kekurangan tenaga bimbingan di
terpadu dan sifatnya tertutup. sekolah.Beberapa sekolahsudah merasakan
3. Kegiatan Khusus perlunya petugasbimbingan konseling di
a. Konferensi Kasus. Konferensi kasus sekolah, sebagai partner kerja Kepala
adalah kegiatan untuk membahas sekolah atau walikelas dalam menghadapi
permasalahan peserta didik dalam suatu berbagai permasalahan peserta
pertemuan yang dihadiri oleh pihak- didik.Kekurangan tenaga pembimbing
pihak yang dapat memberikan menyebabkan terlaluberat beban tugas
keterangan, kemudahan dan komitmen yang harus dipikulnya dalam
bagi tertuntaskannya permasalahan pelaksanaanbimbingan di sekolah, bila
peserta didik. Pertemuan konferensi tenaga pembimbing jumlah sedikit sekali
kasus bersifat terbatas dan tertutup. untuk menangani peserta didik yang begitu
Tujuan konferensi kasus adalah untuk banyak tentunya tidakakan efektif dan
memperoleh keterangan dan efisien yang akhirnya akan menjadi
membangun komitmen dari pihak yang kendalabimbingan konseling.
terkait dan memiliki pengaruh kuat 2. Kemampuan teknis bimbingan di
terhadap peserta didik dalam rangka sekolah.Tenaga yang ada, yang secara
pengentasan permasalahan yang tengah langsung menangani bimbingandi sekolah
dihadapi. kebanyakan tidak sesuai dengan
b. Kunjungan ke rumah (Home Visit). bidangnya, bisa jaditugasnya merangkap
Kunjungan rumah merupakan kegiatan antara profesi satu dengan profesi
untuk memperoleh data, keterangan, lainnya.Misalkan kepala sekolah yang
kemudahan, dan komitmen bagi masih merangkap jadi gurubimbingan
tertuntaskannya permasalahan peserta konseling, atau guru mata pelajaran
didik melalui kunjungan rumah. Kerja diangkat menjadi guru BK dan lain
sama dengan orang tua atau keluarga sebagainya, yang akhirnya proses
dekat sangat diperlukan, dengan tujuan penanganandan pelaksanaannya tentu tidak
untuk memperoleh keterangan dan sesuai dan tidak tepatsebagaimana
membangun komitmen dari pihak orang mestinya.
tua atau keluarga untuk mengentaskan 3. Sarana dan prasarana.Layanan bimbingan
permasalahan peserta didik. di sekolah mutlak memerlukan sarana
c. Alih tangan kasus.Alih tangan kasus danprasarana. Kebanyakan sarana dan
merupakan kegiatan untuk memperoleh prasarana yang digunakanmasih
penanganan yang lebih tepat dan tuntas merangkap dengan fasilitas yang lainnya,
atas permasalahan yang dialami peserta seperti ruangan bimbingan yang masih
didik dengan memindahkan penanganan menyatu dengan ruang kesehatan atau
kasus ke pihak lain yang lebih ruangan lainnya, yang pada akhirnya
kompeten, seperti kepada wakil kepala pelaksanaan bimbingan kurang efektif
sekolah, kepala sekolah serta ahli bahkan terhambat.
lainnya, dengan tujuan agar peserta 4. Organisasi dan administrasi
didik dapat memperoleh penanganan bimbingan.Dalam penanganan layanan
yang lebih tepat dan tuntas atas bimbingan di sekolah, perludilakukan dan
permasalahan yang dihadapinya melalui ditopang oleh kegiatan administrasi.
pihak yang lebih kompeten. Programbimbingan perlu diorganisir
Di samping adanya faktor pendukung sedemikian rupa supayamemungkinkan
kegiatan bimbingan konseling, ada pula faktor terjadinya suatu kerja sama yang harmonis
yang menghambat pelaksanaan bimbingan antarapihak sekolah, kepala sekolah, guru

106
bidang studi, pihakketertiban sekolah dan Sebagai lembaga pendidikan yang
lainnya. Tanpa adanya kerja sama bertanggung jawab pada negara adalah
yangbaik pelaksanaan bimbingan sekolah yang dapat melihat segala masalah
konseling akan sulit dilaksanakan. yang dilakukan oleh peserta didik sebagai
5. Supervisi bimbingan di sekolah.Kegiatan bagian dari dinamika kehidupan di sekolah,
supervisi baik oleh kepala sekolah maupun dan bukan sebagai sesuatu yang memalukan
dari pihak supervisor yang ditugaskan oleh lembaga yang pada akhirnya menghakimi
kementrian pendidikan nasional dan perserta didik tersebut tanpa melihat faktor
kementrian agama masih belumberjalan yang melatarbelakangi masalah peserta didik
sebagaimana mestinya. Hambatan ini terjadi.Oleh karena itu sangat diharapkan
mungkin akanmenyebabkan keterbatasan bahkan disarankan agar ketika terjadi
tenaga profesional yang memadai bagi permasalahan pada individu peserta didik,
konselor. maka alangkah bijaknya bila diselesaikan
dengan cara membimbing dan mengarahkan
4. Penutup peserta didik tersebut dengan cara-cara yang
a. Kesimpulan bisa memotivasi peserta didik untuk
Peranan guru BK sangat penting untuk mengubah perilakunya ke arah yang lebih
membantu mengantarkan peserta didik baik sesuai harapan dari lembaga atau sekolah
menjadi pribadi yang didambakan oleh itu sendiri. Penelitian ini masih memiliki
masyarakat yakni sosok pribadi yang terbebas kekurangan atau masih jauh dari harapan kita
dari masalah-masalah kriminalitas pelajar. semua, oleh karena penulis
Peranan guru BK sangat penting dalam merekomendasikan dan memberi kesempatan
rangka membantu pihak sekolah untuk kepada para peneliti selanjutnya agar
melahirkan pelajar yang berkualitas terbebas penelitian tentang model penanganan masalah
dari segala perilaku yang tidak baik, sehingga peserta didik melalui bimbingan konseling
out put dari MAN Model Gorontalo tidak dan implikasinya terhadap karakter peserta
diragukan oleh masyarakat. didik ini bisa menjadi sempurna.
Untuk mengatasi peserta didik yang
bermasalah diperlukan strategi atau langkah- Daftar Pustaka
langkah yang tepat agar tidak menimbulkan Ahmad Juntika Nurihsan, 2005, Strategi
masalah baru di sekolah. Penanganan masalah Layanan Bimbingan dan Konseling,
yang dihadapi peserta didik oleh guru, harus Bandung: Alfabeta.
dilakukan dengan teliti, jika tidak, akan Darminto Eko, 2007. Teori – Teori Konseling
menimbulkan masalah baru di sekolah. Oleh (Teori dan Praktek Konseling
karena itu, penanganan kasus/masalah Dari Berbagai Orientasi Teoritik dan
diserahkan pada guru professional, dalam hal Pendekatan), Jakarta: Penerbit Unesa
ini guru BK. Guru BK sangat menentukan University Press.
perjalanan nasib peserta didik yang Dewa Ketut Sukardi, 2008. Pengantar
bermasalah, karena dipundaknya sekolah Penyusunan Program Bimbingan dan
menaruh harapan besar akan pulihnya Konseling di Sekolah. Jakarta:
kembali kepribadian peserta didik tersebut. Rineka Cipta.
Adapun yang menjadi penghambat Moleong, Lexy J., 2007. Metodologi
dalam melakukan kegiatan bimbingan di Penelitian Kualitatif. Bandung:
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Remaja Rosdakarya.
adalah: Kekurangan tenaga bimbingan di
sekolah,kemampuan teknis bimbingan di Prayitno dan Erman Amti, 2006, Dasar-dasar
sekolah, sarana dan prasarana, organisasi dan Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
administrasi bimbingan, supervisi bimbingan Rineka Cipta.
di sekolah. Hambatan ini mungkin Prayitno, dkk, 2008. Dasar – Dasar
akanmenyebabkan keterbatasan tenaga Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
profesional yang memadai bagi konselor. Penerbit. PT. Rineka Cipta.
b. Rekomendasi
107
Jaenab Salamun

Sukardi, Dewa Ketut, 2008. Pengantar


Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta:
Penerbit PT. Rineka Cipta
Syamsu Yusuf dan Ahmad Juntika Nurihsan,
2010, Landasan Bimbingan dan
Konseling, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

108

Anda mungkin juga menyukai