Anda di halaman 1dari 13

Peran Guru Bimbingan dan Konseling Mengatasi

Masalah Kedisiplinan Siswa

Ahmad Masrur Firosad


Email: afirosad@gmail.com
IAIN Bukittinggi

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru bimbingan dan konseling
dalam mengatasi masalah kedisiplinan siswa dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peran guru bimbingan dan konseling dalam
mengatasi masalah kedisiplinan siswa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
pemberian peringatan kepada siswa, pemberian bimbingan secara individu, pemberian
bimbingan secara kelompok, pemanggilan orangtua siswa, pembiasaan kedisiplinan di
dalam intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Kata kunci : Peran, Masalah, Kedisiplinan

A. PENDAHULUAN Masa remaja ini disebut sebagai masa


Melihat fenomena dunia pendidikan penghubung atau masa peralihan antara
yang dihadapkan dengan berbagai macam masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
tantangan dan permasalahan. Diantara Pada periode tersebut terjadi perubahan-
permasalahan adalah timbulnya berbagai perubahan besar mengenai kematangan
bentuk kenakalan remaja. Bentuk fungsi-fungsi rohani dan jasmani. Ter-
kenakalan remaja itu sendiri ada berbagai utama fungsi seksual, yang sangat menon-
macam, seperti sering terlambat atau tidak jol pada periode ini ialah kesadaran yang
disiplin, tidak mengikuti upacara bendera, mendalam mengenai diri sendiri, dengan
tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar orang muda manapun mulai meyakini
(KBM), tidak menggunakan atribut de- kemauan, potensi dan cita-cita sendiri.
ngan lengkap, sering membolos sekolah, Dengan kesadaran tersebut remaja ber-
menggunakan topi dan jaket di ling- usaha menemukan jalan hidupnya, dan
kungan sekolah, sepatu berwarna-warni, mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti
baju seragam tidak dimasukkan, tidak me- kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan,
makai ikat pinggang, pulang pada jam pe- keindahan, dan sebagainya (Kartono,
lajaran, rambut gondrong, rambut dicat, 1986:149).
dan lain sebagainya. Berdasarkan banyak hal yang terjadi
Masa remaja sangat potensial untuk pada remaja tersebut edukatif dalam
berkembang ke arah positif maupun ne- bentuk pendidikan, bimbingan, penga-
gatif. Karena bagaimanapun remaja di- rahan, maupun pendampingan sangat
pandang dari segi apapun remaja dinilai, diperlukan untuk mengarahkan perkem-
remaja merupakan suatu proses peralihan bangan potensi remaja tersebut. Agar
dari anak menjelang remaja (Daradjat, berkembang remaja menjadi lebih positif
1975:11). dan produktif. Generasi muda memang
Remaja adalah tahap peralihan dari merupakan penentu generasi di masa
masa kanak-kanak tidak lagi anak, tetapi mendatang. Bisa dibilang bahwa corak
juga belum dipandang dewasa. Remaja perkembangan umat Islam dan kemampu-
adalah umur yang menjembatani antara annya berkiprah dalam pembangunan di
umur anak-anak dan umur dewasa, masa mendatang, amat bergantung dari
menurut Daradjat (dalam Syafaat, kualitas generasi muda sekarang (Rah-
2008:87) man, 1999:254).

49
Adanya pendidikan norma sangatlah tugas guru adalah mengarahkan para pe-
dibutuhkan demi terwujudnya siswa yang serta didiknya untuk menjadi pribadi yang
berakhlak mulia. Usaha tersebut tidak mandiri serta bertingkah laku yang mulia.
akan terlaksana tanpa adanya peran serta Fenomena kenakalan remaja akhir-
dari guru bimbingan dan konseling. Guru akhir ini menjadikan tugas seorang guru
bimbingan dan konseling merupakan menjadi lebih berat. Dikarenakan tugas
orang dewasa yang bertanggung jawab guru tidak hanya saja menjadikan para
untuk memberikan pertolongan pada pe- peserta didiknya bagus dalam nilai
serta didiknya dalam mengatasi masalah akademik melainkan juga nilai sosial dan
yang dihadapi para peserta didik dan spiritual. Hal ini dapat terlaksana jika
senantiasa memberikan petuah-petuah diimbangi pula dengan kegigihan guru
yang bijak untuk menjadikan peserta didik dalam memberikan penanganan-pe-
ini siswa yang lebih baik dari hari nanganan terhadap siswa yang memiliki
sebelumnya, selain itu mampu melak- sikap kurang menghargai nilai-nilai
sanakan tugasnya sebagai makhluk sosial tersebut.
dan sebagai makhluk individual dan Untuk menjadikan para peserta didik
mandiri. yang mempunyai pribadi yang santun
Seorang guru bimbingan dan terhindar dari beberapa penyimpangan
konseling atau istilah moderennya se- yang mungkin terjadi di lingkungan
orang konselor harus mampu mengetahui sekolah maka pendidikan norma sangatlah
kecakapan metode pendekatan yang harus penting, maka di sinilah peran guru bim-
digunakan oleh guru bimbingan dan kon- bingan dan konseling menjadi pusat
seling untuk mengatasi masalah siswa. pendidikan yang diharapkan dapat mem-
Seorang konselor harus memiliki ke- berikan stimulan-stimulan yang menjadi-
halusan perasaan dan mempunyai kan para peserta didik menuju pribadi
perhatian khusus dalam spesialisasi. yang lebih baik.
Sebagai konselor yang baik harus selalu Pendidikan norma, terutama norma
menyesuaikan diri dengan tingkat per- yang harus dipatuhi di sekolah pada ka-
kembangan situasi konseli (siswa) dalam langan anak remaja harus ditingkatkan
proses konseling. demi terhindarnya penyimpangan di
Guru berperan juga sebagai orangtua lingkungan sekolah. Dengan banyaknya
di sekolah, dipundaknya terpikul tang- penyimpangan-penyimpangan yang dila-
gung jawab utama keefektifan seluruh kukan oleh para remaja, khususnya di
usaha pendidikan. Maka guru memikul sekolah, maka tugas seorang guru tidaklah
beban dari orangtua untuk mendidik anak- mudah. Mereka harus membimbing para
anak. Dalam hal ini selain sebagai pen- peserta didiknya untuk menjauhi berbagai
didik di dalam kelas guru juga harus hal yang dapat membawa para anak didik-
membantu peran orangtua untuk men- nya ke arah negatif. Mengenai hal ini
jadikan putra-putri mereka menjadi orang maka guru bimbingan dan konseling
yang berkembang ke arah positif, dan adalah sosok guru yang akan menjadi
mematuhi berbagai norma-norma yang sorotan atau pusat pengamatan.
ada di sekolah maupun norma sosial. Maka dari itu seorang guru bim-
Selain memikul beban yang berat, bingan dan konseling harus mampu
sosok guru juga tidak luput dari sorotan memberikan dan menanamkan nilai-nilai
kepribadian yang dicerminkan di sekolah. spiritual dan sosial kepada para anak
Untuk itu guru harus senantiasa menjaga didiknya supaya dalam pengembangan
diri dan tetap mengedepankan profesio- keilmuannya tidak disertai dengan
nalismenya. Guru tidak hanya sebatas me- kecurangan atau penyimpangan yang
nyampaikan materi di kelas saja, tetapi mungkin terjadi.

50
Guru yang mampu menjaga umum sekolah. Pelayanan ditujukan demi
kewibawaaanya, baik segi pengetahuan, membantu para murid untuk menyusun
kesopanan, metode penyampaian, sampai dan melaksanakan rencananya dan men-
ikatan emosional yang harmonis dengan capai penyesuaian yang memuaskan
siswa akan mempengaruhi siswa tersebut dalam kehidupannya. Konseling biasanya
dalam mengikuti proses pembelajaran. dilihat sebagai bagian dari program pe-
Hal inilah yang menjadi dasar peneliti layanan bimbingan yang ditujukan kepada
untuk melakukan penelitian mengenai murid yang mempunyai masalah pribadi
cara yang dilakukan oleh seorang guru dan mereka tidak mampu memecah-
untuk membimbing para peserta didiknya kannya sendiri (Gunawan, 2001:58).
menuju ke arah yang positif dengan Konseling adalah proses belajar
menghindari penyimpangan-penyimpang- melalui hubungan khusus secara berse-
an yang mungkin akan dilakukan oleh muka (face-to-face) dalam wawancara
para peserta didiknya. Berawal dari itu, antara konselor dan konseli. Dengan
maka penulis tertarik untuk mengadakan tujuan agar klien dapat mengenal diri
penelitian dengan judul. sendiri, menerima diri sendiri secara
B. METODE PENELITIAN realistis dalam proses penyesuaian dengan
Untuk mempermudah penelitian lingkungan (Gunawan, 2001:116). Konse-
dalam pengumpulan data dan analisis data ling adalah hubungan tatap muka yang
maka penulis melakukan pendekatan kua- bersifat rahasia, penuh dengan sikap
litatif dengan jenis penelitian deskriptif penerimaan dan pemberian kesempatan
yaitu dengan penyajian gambaran tentang dari konselor kepada klien. Pendapat lain
situasi secara rinci dan akurat mengenai mengatakan bahwa konseling adalah
peran guru bimbingan dan konseling upaya membantu individu melalui proses
dalam mengatasi masalah kedisiplinan interaksi yang bersifat pribadi antara kon-
siswa, kegiatan yang dilakukan, serta selor dan konseli agar konseli mampu
faktor pendukung dan penghambat memahami diri dan lingkungannya,
pelaksanaan kegiatan tersebut. mampu membuat keputusan dan menentu-
Penelitian kualitatif menurut kan tujuan berdasarkan nilai yang
Moloeng (2009:6) adalah penelitian yang diyakininya sehingga konseli merasa
bermaksud untuk memahami fenomena bahagia dan efektif perilakunya
tentang apa yang dialami oleh subjek (Nurihsan, 2007:20).
penelitian misalnya perilaku, persepsi, Dapat disimpulkan bahwa guru
motivasi, tindakan, dan persoalan tentang bimbingan dan konseling adalah sese-
manusia yang diteliti. orang yang harus dipercaya dan dijadikan
C. PEMBAHASAN suri tauladan serta dipatuhi siswa dalam
Guru dalam bahasa jawa adalah menyelesaikan masalah, dengan tujuan
penunjuk bagi seseorang yang harus siswa dapat mengenali diri sendiri.
digugu dan ditiru oleh semua murid dan 1. Pentingnya Bimbingan dan Konse-
bahkan masyarakatnya. Harus digugu arti- ling di Sekolah
nya segala sesuatu yang disampaikan oleh Kebutuhan akan bimbingan adalah
guru senantiasa dipercaya dan diyakini hal yang universal, tidak terbatas pada
sebagai kebenaran oleh semua murid. masa anak dan masa remaja. Bimbingan
Seorang guru ditiru artinya seorang guru terdapat di mana-mana untuk setiap tahap
harus menjadi suri tauladan (panutan) umur perkembangan anak, remaja,
bagi semua murid. (Roqib dan Nurfuadi, dewasa, dan lansia. Bimbingan sangat
2009:20). diperlukan dalam mengadakan pilihan-
Bimbingan adalah suatu istilah yang pilihan dan penyesuaian atau memecah-
luas dan biasanya dipakai dalam program kan persoalan-persoalan yang dihadapi

51
oleh manusia. Bimbingan harus merupa- perbedaan-perbedaan minat dan sikap
kan proses yang terus menerus selama individual siswa.
hidup bagi mereka yang membutuhkan Guru harus kerap memperhatikan
pertolongan. Tetapi kebutuhan pertolong- adanya perbedaan-perbedaan ini, karena
an akan tampak jelas pada masa-masa setiap anak akan menuju kedewasaaanya
ketika mereka membutuh-kan pertolongan menurut sifat dan wataknya masing-
semacam itu ketika kebiasaan-kebiasaan, masing. Patokan norma lebih cocok untuk
sikap, dan cita-cita sedang tumbuh dan orang dewasa dari pada untuk remaja.
berkembang serta sedang banyak meng- Perbedaan individual ini menuntut guru
alami perubahan dalam diri pribadinya, memberikan pertolongan individual dalam
seperti dalam masa remaja. bentuk bimbingan (Gunawan, 2001: 190-
Bimbingan pada masa remaja ini 191).
akan mengurangi kebutuhan bimbingan 2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
pada masa yang akan datang. Pertanyaan di Sekolah
yang sering timbul pada masa ini adalah: a. Mengembangkan pemahaman dan
mengapa anak sekolah menengah perlu pengertian dari dalam kemajuan-
mendapatkan bimbingan? Jawabannnya nya di sekolah.
adalah karena sifat anak itu sendiri. Lalu b. Mengembangkan dunia kerja,
bagaimana sifat anak sekolah menengah? kesempatan kerja, serta rasa
Sifat anak sekolah menengah itu antara tanggung jawab dalam memilih
lain: kesempatan kerja tertentu yang
a. Pada umumnya, murid-murid sekolah sesuai dengan tingkat pendidikan
menengah berumur antara 12 dan 18 yang disyaratkan.
tahun. Masa ini merupakan masa c. Mengembangkan kemampuan
remaja dan merupakan masa yang untuk memilih dan mempertemu-
penuh perubahan dalam pertumbuhan kan pengetahuan tentang dirinya
dalam pertumbuhan fisik, mental, dengan informasi tentang
sosial, dan emosional. kesempatan yang ada secara tepat
b. Pada masa ini anak mengalami dan dan bertanggung jawab.
merasakan perasaan kebebasan pri- d. Mewujudkan penghargaan terha-
badi dan keinginannya untuk bersatu dap kepentingan dan harga diri
dengan yang lain dalam berteman, orang lain.
walaupun kebutuhan ini sering tidak Tujuan bimbingan dan konseling di
diakui. sekolah tidak terlepas dari tujuan dari
c. Masa ini para remaja umumnya sulit pendidikan dan pengajaran pada khusus-
membuka dirinya terhadap orang lain nya dan pendidikan pada umumnya.
dan sukar mengetahui diri sendiri. Tujuan dari pendidikan dan pengajaran di
d. Mereka sukar mengakui bahwa me- Indonesia tercantum dalam undang-
reka membutuhkan bimbingan, dan undang No. 12 tahun 1954 dalam Bab II
mereka menolak pertolongan dari pasal 3 yang berbunyi: “Tujuan pendidi-
orang dewasa. kan dan pengadjaran ialah mem-bentuk
Selama masa ini seorang remaja manusia susila yang cakap dan warga
mengalami banyak perubahan dalam sifat- negara yang demokratis serta bertanggung
sifat mental dan sosial serta sikapnya djawab tentang kesedjahteraan masya-
terhadap sekolah, guru, orangtua, dan rakat dan tanah air (Gunawan, 2001: 201).
penguasa lainnya. Adanya perubahan ini Dengan demikian maka tujuan dari
membuat tugas guru berat dan sulit, sebab bimbingan dan penyuluhan di sekolah
mereka harus menyesuaikan diri dengan ialah membantu tercapainya tujuan
pendidikan dan pengajaran dan membantu

52
individu untuk mencapai kesejahtaraan pengaruh-pengaruh yang positif. Sedang-
(Walgito, 1995: 25). kan bimbingan yang bersifat pengem-
bangan memberikan bantuan untuk me-
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling ngembangkan sikap pola perilaku yang
Fungsi bimbingan dapat diartikan dapat membantu setiap individu untuk
sebagai suatu kegiatan tertentu yang men mengem-bangkan dirinya secara optimal.
dukung atau mempunyai arti terhadap Dengan cara demikian individu terhindar
tujuan bimbingan. Fungsi bimbingan dari problem-problem yang serius, tetapi
sering diartikan sebagai sifat bimbingan. bukan berarti seorang anak harus
Adapun fungsi bimbingan adalah sebagi dihindarkan dari problem sehari-hari.
berikut: Guru dan konselor diharapkan dapat
a. Memahami individu. menya-darkan anak bahwa problem hidup
Seorang guru dan pembimbing dan cara mengatasinya harus dipelajari
dapat memberikan bantuan yang efektif dan dapat menjadi daya tahan jiwa untuk
jika mereka dapat memahami dan me- menghadapi masalah pribadi yang berat
ngerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan yang mungkin dihadapinya. Anak
dan kemampuan anak didiknya. Karena pada akhirnya akan menyadari bahwa
itu bimbingan yang efektif menuntut problem solving merupakan sifat dasar
secara mutlak pemahaman diri seorang belajar. Bukankah perkembangan merupa-
anak secara keseluruhan. Tujuan bim- kan serangkaian perjuangan untuk meng-
bingan dan pendidikan dapat tercapai jika atasi masalah-masalah yang harus di-
programnya didasar-kan atas pemahaman hadapi. Karena itu, kemampuan anak
diri anak didiknya. Bimbingan tidak dapat untuk mengatasi problemnya harus di-
berfungsi efektif jika konselor kekurangan kembangkan, sejauh problem itu tidak
pengetahuan dan pengertian mengenai terlalu berat bagi anak. Bimbingan mem-
motif tingkah laku konseli, sehingga punyai peranan untuk menyumbang-kan
usaha preventif dan treatment tidak dapat pikirannya dalam bidang pengajaran, khu-
berhasil. Seperti diagnosis menda-hului susnya dalam bidang kurikulum. Kuri-
terapi, maka mengerti dan memahami kulum sebaiknya dapat memberikan ban-
anak harus mendahului mengajar dan nyak kesempatan kepada anak untuk
konseli. Karena itu program analisis melakukan self-analysis serta dapat me-
individual merupakan program kunci ngembangkan kemampuan anak untuk
dalam pelayanan bimbingan, di mana mengatasi masalah-masalahnya. Orien-
informasi mengenai anak dikumpulkan tasi, informasi, pelayanan kesehatan, kon-
secara sistematis. Pengumpulan data dapat seling, dan pelayanan pengembangan
dilakukan oleh guru, konselor, atau tenaga lainnya diberikan sebagai alat yang dapat
ahli lain yang berwenang. Pemahaman dipakai anak untuk perkembangan diri-
anak sebagai diri dengan tugas-tugas nya. Anak akan memperoleh informasi
perkembangan serta masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman-
pribadinya sangat diharapkan untuk pengalaman hidup yang esensial. Program
keberhasilan bimbingan. pengembangan ini dapat meliputi aspek
b. Preventif dan pengembangan indi- fisik, mental, dan sosial, sehingga anak
vidual. memiliki kesempatan untuk mengem-
Preventif dan pengembangan me- bangkan dirinya secara optimal.
rupakan dua sisi dari satu mata uang. c. Membantu individu untuk menyem-
Preventif berusaha mencegah kemerosot- purnakan cara-cara penyelesaian-
an perkembangan anak dan minimal dapat nya.
memelihara apa yang telah dicapai dalam Setiap manusia pada saat tertentu
perkembangan anak melalui pemberian membutuhkan pertolongan dalam meng-

53
hadapi situasi lingkungannya. Pertolongan yaitu ketaatan (kepatuhan) kepada peratu-
yang dibutuhkan untuk setiap individu ran tata tertib dan sebagainya. Berdisiplin
tidak sama. Perbedaan umumnya tertelak berarti menaati (mematuhi) tata tertib
pada tingkatannya daripada macamnya. (Djamarah, 2002:12).
Fungsi preventif dan pengembangan Disiplin yang dikehendaki itu tidak
memang ideal, tetapi hanya fungsi ini saja hanya muncul karena kesadaran, tetapi
tidaklah cukup. Pada suatu saat kita juga karena paksaan. Disiplin yang
membutuhkan tindakan korektif yang muncul karena kesadaran disebabkan
tujuannya tetap pada pengembangan faktor seseorang dengan sadar bahwa
kekuatannya sendiri untuk mengatasi hanya dengan disiplin akan didapatkan
masalahnya. Bimbingan dapat memberi- kesuksesan dalam segala hal. Dengan
kan pertolongan pada anak untuk disiplin akan tercipta ketertiban dan
memberikan pertolongan pada anak untuk kelancaran dalam segala urusan (Nata,
memecahkan problemnya sendiri. Melalui 2010:249). Keteraturan dalam kehidu-pan,
bimbingan, kemampuan ini dikembang- dapat menghilangkan kekece-waan orang
kan dan diperkuat. Keterampilan psi- lain, dan dengan disiplinlah orang lain
kolog, para konselor, pekerja sosial, psi- mengaguminya.
kiater semakin dibutuhkan di sekolah dan Disiplin karena paksaan biasanya
di klinik untuk memberikan konseling dilakukan dengan terpaksa pula.
individual dan terapi, agar cara-cara Keterpaksaan itu karena takut akan
penyesuaian individu terhadap ling- dikenakan sanksi hukum akibat
kungannya semakin berkembang pelanggaran terhadap peraturan. Ada
(Gunawan, 2001:42-44). pengawasan dari petugas (guru) timbul
4. Kedisiplinan dan Faktor yang disiplin, tetapi jika tidak ada pengawas
Mempengaruhi (guru) pelanggaran dilakukan. Dalam
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin masalah disiplin berlalu lintas misalnya,
dalam kamus besar bahasa Indonesia untuk menegakkan selalu saja ada
online yang berarti ketaatan (kepatuhan) rintangan. Di jalan-jalanraya selalu saja
kepada peraturan tata tertib dan se- ada pelanggaran lalu lintas terhadap
bagainya. Sedangkan siswa adalah peserta rambu-rambu lalu lintas, terutama bila
didik yang merupakan subjek pendidikan. tidak ada petugas di tempat. Maka disiplin
Adapun kedisiplinan siswa yang dimak- yang terpaksa identik denngan ketakutan
sud penulis adalah ketaatan dan kepatuhan pada hukum. Sedangkan disiplin karena
siswa terhadap tata tertib dan segala kesadaran menjadikan hukum sebagai alat
sesuatu yang berkaitan dengan kesiswaan. yang menyenangkan di jiwa dan selalu
Istilah kedisiplinan berasal dari kata siap sedia untuk menaatinya (Djamarah,
yang tidak asing dalam kehidupan sehari- 2002:13).
hari. Kata ini sudah memasyarakat. Baik Untuk menegakkan disiplin tidak
di lingkungan sekolah, kantor, rumah, selamanya harus melibatkan orang lain,
atau dalam bepergian dan sebagainya. tetapi dengan melibatkan diri sendiripun
Disiplin suatu tata tertib yang dapat juga bisa. Bahkan yang melibatkan diri
mengatur tatanan kehidupan pribadi dan sendirilah yang lebih penting, sebab
kelompok. Tata tertib itu bukan buatan penegakan disiplin karena melibatkan diri
binatang, tetapi buatan manusia sebagai sendiri berarti disiplin yang timbul itu
pembuat dan pelaku. Sedangkan disiplin adalah karena kesadaran.
timbul dari dalam jiwa karena adanya Dalam belajar disiplin sangat
dorongan untuk menaati tata tertib diperlukan. Disiplin dapat melahirkan
tersebut. Dengan demikian dapat semangat menghargai waktu, bukan
dipahami bahwa disiplin adalah tata tertib, menyia-nyiakan waktu berlalu dalam

54
kehampaan. Budaya jam karet adalah yang nyaris lepas dari kendali, diri
musuh besar dari mereka yang meng- ingin terlepas dari ikatan dan aturan,
agungkan disiplin dalam belajar. Mereka ingin bebas sebebas-bebasnya.
benci perbuatan menunda-nunda waktu. c. Pola dan sistem pendidikan yang
Setiap jam dan bahkan setiap detik sangat sering berubah sehingga membi-
berarti bagi mereka yang menuntut ilmu ngungkan peserta didik dan para
di manapun dan kapanpun. pendidik untuk melaksanakan
Orang-orang yang berhasil dalam proses pendidikan tersebut sehingga
belajar dan berkarya disebabkan karena tidak berjalan sebagai-mana mesti-
mereka selalu menempatkan disiplin di nya.
atas semua tindakan dan perbuatan. Se- d. Motivasi belajar para peserta didik
mua jadwal belajar yang telah disusun dan para pendidik menurun, dengan
mereka taati dengan ikhlas. Mereka me- alasan bahwa mereka beranggapan
laksanakannya dengan penuh semangat, tanpa belajar dengan baik, tanpa
rela mengorbankan apa saja demi per- disiplin yang tinggi, dan tanpa
juangan menegakkan disiplin pribadi. mengikuti berbagai kegiatanpun
Disiplin muncul dari kebiasaan hidup mereka pasti lulus atau naik kelas.
dan kehidupan belajar yang teratur serta e. Longgarnya peraturan yang ada,
mencintai dan menghargai pekerjaannya. terutama untuk sekolah-sekolah di
Disiplin memerlukan proses pendidikan kota-kota besar (Wijaya dan Ruslan,
dan pelatihan yang memadai. Untuk itu, 1991:17-18).
guru memerlukan pemahaman tentang Kesalahan filosofis mungkin terjadi
landasan ilmu pendidikan dan keguruan, apabila pendidikan tidak berakar kokoh
sebab dewasa ini terjadi erosi sopan pada landasan falsafah yang konsisten.
santun dan erosi disiplin dalam melak- Kesalahan konseptual mungkin terjadi
sanakan proses pendidikan, baik yang apabila pandangan hidup pendidik me-
dilakukan oleh peserta didik maupun oleh nyimpang kesala-han sistematik dan
para pendidik. Terjadi erosi disiplin dalam sistemik mungkin terjadi apabila pen-
proses pendidikan di negara kita, Menurut didikan tidak dipedulikan, sebagai
Cece Wijaya dan A Tabrani Rusyan, ada serpihan terpisah dari urusan kemanusiaan
beberapa faktor yang mempengaruhinya, lainnya, atau pendidikan tidak mempe-
dan diantaranya adalah sebagai berikut: dulikan bagian-bagian integral yang
a. Masyarakat di negara kita pada terdapat di dalamnya sedangkan kesa-
umumnya sudah berpandangan lahan teknis mungkin terjadi karena cara
lebih maju untuk meningkatkan mendidiknya tidak tepat sekalipun isi dan
kehidupan sosial-ekonomi, artinya tujuannya baik. Kemudian para peserta
tuntutan kebutuhan hidup lebih didik pada umumnya menganggap bahwa
mendesak sehingga bagaimanapun belajar itu hanya untuk memperoleh,
caranya, bagaimanapun jalannya, ijazah atau hanya untuk meningkatkan
banyak ditempuh untuk menutupi gengsi.
tuntutan hidup tersebut. Sehubungan dengan terjadinya erosi
b. Munculnya selera beberapa kelom- disiplin dalam pendidikan mengakibatkan
pok manusia ini karena suara rendahnya mutu pendidikan, maka timbul
hingar-bingar dengan tingkah gerak pula pertanyaan lain, yaitu: mengapa bisa
dan jeritan yang mendekati histeris, terjadi erosi disiplin? Jawabannya adalah:
membisingi ruang sejak siang kepatuhan, ketaatan, dan kesetiaan bangsa
hingga larut malam sehingga peri- Indonesia untuk melaksanakan proses
laku moral hampir sirna. Ini semua pendidikan kurang efektif.
tampak sebagai cerminan dari pola

55
Disiplin adalah sesuatu yang terletak dapat mengatasi masalah-masalah pribadi
di dalam hati dan di dalam jiwa sese- yang dialami oleh para siswa, di mana
orang, yang memberikan dorongan bagi guru bimbingan dan konseling sangat ber-
orang bersangkutan untuk melakukan peran untuk memberikan solusi yang tepat
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu kepada para siswa. Masalah yang di-
sebagaimana yang ditetapkan oleh norma hadapi oleh guru bimbingan dan
dan peraturan yang berlaku. Dalam konseling biasanya berkisar pada masalah
pendidikan umumnya yang dimaksudkn pendidikan terutama pada masalah ke-
dengan disiplin ialah keadaan tenang atau disiplinan siswa yang menjadi problem
keteraturan sikap atau keteraturan tindak- yang sangat utama yang harus segera
an. Disiplin merupakan salah satu alat diatasi.
untuk mencapai tujuan pendidikan. Kesalahan yang sering dilaku-kan
Agar dapat menghilangkan erosi oleh siswa biasanya berkisar pada pelang-
disiplin sehingga mutu pendidikan dapat garan terhadap tata tertib yang berlaku di
tercapai dengan baik, perlu adanya se- sekolah serta kebijakan sekolah. Misalnya
suatu konsolidasi kegiatan, baik dari para saja pelanggaran terhadap atribut sekolah,
guru ataupun para siswa, dalam upaya keterlambatan masuk sekolah. Hal ini
menumbuhkan disiplin dalam proses biasanya diserahkan kepada guru bim-
pendidikan. Sebab, jika erosi disiplin bingan dan konseling di sekolah.
dalam proses pendidikan dibiarkan larut Seperti halnya fungsi bimbi-ngan dan
dalam kehidupan sehari-hari setidaknya konseling yakni membantu individu untuk
akan menghilangkan aktivitas belajar- menghadapi situasi lingkungannya (Guna-
mengajar sebagai pelaksanaan pendidik- wan, 2001:44). Karena di sini tugas
kan. konselor adalah menjadi mitra klien
Beberapa indikator yang dapat sebagai tempat penyaluran perasaan atau
dikemukakan agar disiplin dapat dibina sebagai pedoman dikala bingung atau
dan dilaksanakan dalam proses pendidik- pemberi semangat dikala patah semangat
kan sehingga mutu pendidikan dapat di- dengan tujuan mengutuhkan kembali
tingkatkan adalah sebagai berikut: pribadi klien yang tergoncang (Sarwono,
a. Melaksanakan tata tertib dengan 1997:226).
baik, baik dari guru maupun dari Hal tersebut menggambarkan bahwa
siswa, karena tata tertib yang berlaku guru Bimbingan dan konseling berperan
merupakan aturan dan ketentuan dalam proses pendidikan kedisiplinan
yang harus ditaati oleh siapapun demi untuk anak di sekolah, sehingga tugas
kelancaran proses pendidikan. yang dibebankan kepadanya sangatlah
b. Taat terhadap kebijakan yang penting demi kebelangsungan siswa di
berlaku. sekolah. Karena kedisiplinan di sekolah
c. Menguasai diri dan instropeksi. merupakan modal utama bagi siswa di
Dengan melaksanakan indikator-indi- luar sekolah. Sebagai siswa disiplin me-
kator yang dikemukakan di atas sudah rupakan hal utama yang harus dimiliki
barang tentu disiplin dalam proses pen- dalam proses belajar mengajar. Dengan
didikan dapat terlaksana dan mutu berdisiplin siswa akan dengan mudah
pendidikan dapat ditingkatkan (Wijaya menggapai aspek-aspek di sekolah. Maka
dan Ruslan, 1991:18-19). peran guru bimbingan dan konseling
5. Peran Guru Bimbingan dan sangatlah diperlukan.
Konseling dalam Mengatasi Masa- Dari uraian di atas maka dapat
lah Kedisipilinan Siswa diambil kesimpulan bahwa, antara peran
Guru Bimbingan dan konseling guru bimbingan dan konseling sebagai
selama ini dianggap sebagai sosok yang tokoh utama dalam kedisipli-nan siswa

56
memiliki peran yang sangat penting untuk c. Pemberian bimbingan secara
mencapai tujuan yang dicita-citakan. kelompok.
Keikutsertaan guru BK dalam mem- bimbingan secara kelompok dilaku-
bimbing para siswa agar siswa yang kan untuk mengatasi masalah yang
mempunyai kedisiplinan yang kuat tidak sifatnya sama. Bimbingan ini dilakukan
lepas dari dukungan para guru dan kepala apabila sangat diperlukan oleh siswa yang
sekolah. Adapun peran yang dilakukan bertujuan agar kesalahan yang dilakukan
oleh guru BK dalam mendidik kedisiplin- tidak akan terulang kembali. Bimbingan
nan siswa adalah sebagai berikut: dilakukan dengan pemanggilan secara
a. Pemberian peringatan kepada siswa. kelompok oleh guru Bimbingan dan
Peringatan dilakukan oleh guru konseling antara 3-7 orang, di dalam
bimbingan dan konseling kepada siswa bimbingan diberikan penyuluhan tentang
jika ditemukan pelanggaran yang di- kesalahan yang telah diperbuat oleh
lakukan oleh siswa, peringatan ini di- siswa, serta akibat yang akan dihadapi-
berikan sampai batas maksimal tiga kali nya. Konseling kelompok merupa-kan
kesalahan yang sama yang dilakukan oleh bantuan kepada individu dalam situasi
para siswa. Dengan menggunakan pe- kelompok yang bersifat pen-cegahan dan
ringatan para siswa diharapkan tidak me- penyembuhan, serta di-arahkan pada
lakukan kesalahan yang sama. Pemberian pemberian kemudahan dalam perkem-
peringatan ini tidak hanya semata-mata bangan dan pertumbuhan (Ahmad,
dari guru Bimbingan dan konseling saja, 2006:14). Sedangkan menurut Prayitno
tetapi juga dilakukan oleh guru-guru yang konseling kelompok adalah memberikan
lain, atau teman-teman di sekolah. bantuan melalui interaksi sosial klien
b. Pemberian bimbingan secara indi- sesuai dengan setiap kebutuhan individu
vidu. anggota kelompok (2004:207).
Bimbingan individu dilakukan oleh d. Pemberian hukuman kepada siswa.
guru bimbingan dan konseling bilamana Hukuman diberikan kepada siswa
batas peringatan terhadap kesalahan yang jika ke tiga langkah diatas sudah tidak
dilakukan oleh siswa sudah melebihi mampu membuat para siswa jera untuk
batas maksimal yaitu tiga kali peringatan. tidak melakukan kesalahan yang sama.
Apabila sampai tiga kali peringatan siswa Hukuman yang diberikan biasanya ber-
masih melakukan pelanggaran yang sama, sifat fisik, seperti mengepel, push up, sit
maka guru BK akan melakukan bimbing- up. Tetapi hukuman ini bukan hal utama
an secara individu, yaitu bimbingan yang dilakukan oleh guru. Hukuman se-
secara face to face dengan siswa diruang macam ini dilakukan jika para siswa
bimbingan. sudah tidak bisa lagi diingatkan melalui
Bimbingan secara individu dilakukan peringatan verbal. Pemberian hukuman
dengan cara wawancara antara konselor ini adalah langkah lanjutan untuk para
dengan konseli. Masalah yang dipecahkan siswa atas kesalahan yang telah dilaku-
melalui teknik konseling ini adalah kan, tetapi hukuman ini bukan satu-
masalah-masalah yang sifatnya pribadi satunya jalan untuk membuat para siswa
(Tohirin, 2009:163). jera akan kesalahan yang telah dilakukan.
Dalam konseling hendaknya konselor e. Pemanggilan orangtua siswa.
dalam hal ini adalah guru BK bersikap Pemanggilan orangtua siswa dilaku-
empati dan simpati. Simpati artinya kan ketika guru sudah dirasa tidak
menunjukan adanya rasa turut merasakan sanggup lagi untuk menangani kesalahan
apa yang dirasakan oleh siswa, sedangkan yang telah dilakukan oleh siswa di
empati yaitu berusaha menempatkan diri sekolah. Sebelum pemanggilan dilakukan,
pada situasi dari siswa. guru bimbingan dan konseling berkon-

57
sultasi terlebih dahulu kepada kepala kegiatan yang wajib diikuti oleh para
sekolah mengenai kesalahan yang dilaku- siswa terutama bagi peserta didik kelas
kan oleh siswa. Setelah pemanggilan VII. Selain dengan kegiatan Hisbul
orangtua, guru bimbingan dan konseling Wathan, hal lain adalah kegiatan
meminta kerja sama kepada orangtua pengembangan diri yaitu diantaranya
siswa untuk pemantauan kegiatan siswa kegiatan keagamaan dan bola volly.
di rumah. Dengan mengikuti kegiatan tersebut siswa
f. Pembiasaan yang diterapkan dalam akan dididik dengan peraturan yang ada
intrakurikuler maupun ekstrakuri- dan ini akan memberikan pembiasaan
kuler. bagi para siswa.
Kedisiplinan dapat dibina juga Melalui kegiatan di atas maka
melalui pembiasaan di dalam kelas diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
maupun di luar kelas, tidak harus selalu kepada peserta didik akan pentingnya
dengan pemberian hukuman atau bahkan kedisiplinan bagi diri mereka. Dengan
pemanggilan orangtua. Pembia-saan yang menjalankan segala kegiatan intra mau-
dilakukan di dalam kelas biasanya pun ekstrakurikuler di sekolah akan
diterapkan pada saat ingin dimulai mendidik para siswa dengan kedisiplinan
pelajaran, di mana pada awal pelajaran dan akan memberikan pembiasaan yang
dibiasakan untuk membaca do’a asmaul baik serta mendidik jiwa disiplin bagi
husna serta hafalan surat-surat pendek para siswa.
tergantung tingkatan kelas masing- Peran yang dilakukan guru Bim-
masing, serta menerapkan untuk mem- bingan dan konseling dalam kedisiplinan
baca do’a setelah selesai pelajaran. siswa tidak lepas pula dari bantuan para
Dengan menerapkan hafalan dan do’a di siswa yang lain, para guru, kepala
dalam kelas akan mempersempit ke- sekolah, dan segenap warga sekolah.
sempatan bagi siswa untuk melanggar Dalam menumbuhkan dan menerapkan
peraturan yang diterapkan oleh sekolah kesisiplinan di lingkungan sekolah guru
seperti keterlambatan siswa dalam me- bimbingan dan konseling tidak bekerja
mulai belajar dan mempersempit ruang sendiri, melainkan antara guru saling
untuk membolos dari pelajaran tertentu. membantu, hal ini dilakaukan untuk
Selain dengan metode di dalam kelas, pemenuhan VISI dan MISI sekolah.
dapat pula dibiasakan berdisiplin melalui Segala keikutsertaan guru Bimbingan
kegiatan di luar kelas, misalnya saja dan konseling dalam mengatasi masalah
pembiasaan untuk shalat berjamaah bagi kedisiplinan siswa diharapkan dapat me-
para siswa dan guru. Kegiatan semacam ningkatkan kesadaran siswa dalam mena-
ini akan merangsang siswa untuk tetap ati tata tertib dan kedisiplinan di ling-
mematuhi peraturan sekolah, serta me- kungan siswa dan guru. Semua peran serta
ningkatkan kesadaran siswa akan guru Bimbingan dan konseling sangat
kedisiplinan. dibutuhkan untuk menerapkan kedisi-
Kegiatan lain yang dapat dilakukan plinan siswa di sekolah.
oleh guru untuk menerapkan kedisiplinan Faktor-faktor yang mendukung guru
kepada siswa adalah dengan kegiatan bimbingan dan konseling mengatasi
ekstrakurikuler dan pengembangan diri masalah kedisiplinan siswa yaitu:
yang harus diikuti oleh para siswa. Dalam a. Kerjasama antar guru.
hal ini misalnya saja dengan kegiatan Kerjasama dijalin untuk memudahkan
Hisbul Wathan atau kata lain dari guru bimbingan dan konseling dalam
pramuka, kegiatan ini akan menuntut menangani masalah kedisiplinan siswa.
siswa untuk selalu datang tepat waktu Selain guru bimbingan konseling, guru
dikarenakan kegiatan ini merupakan yang lainpun juga melakukan hal yang

58
sama untuk kedisiplinan siswa, seperti sering dilanggar oleh siswa. Dalam hal ini
memberikan peringatan kepada siswa me- siswa membutuhkan bimbingan dan
ngenai kesalahan yang dilaku-kan oleh pengarahan yang sangat kuat dari guru
siswa. untuk perbaikan.
Selain guru bimbingan dan konseling c. Kerjasama dengan lingkungan sekitar.
yang memberikan peringatan dan hukum- Hubungan yang dijalin dengan ling-
an, peran wali kelas juga sangat dibutuh- kungan sekitar akan sangat membantu jika
kan untuk membantu peran serta guru dilakukan dengan sangat apik oleh pihak
bimbingan dan konseling dalam menum- sekolah. Banyak hal yang bisa dilakukan
buhkan kesadaran kedisiplinan kepada oleh pihak sekolah untuk merangkul para
para siswa. Apabila guru kelas sudah penduduk sekitar untuk menjaga kondu-
tidak sanggup lagi, maka permasalahan sifitas proses belajar mengajar. Kerjasama
diberikan kepada guru bimbingan dan dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling sebagai tindak lanjutnya. Maka konseling bersama dengan guru yang
kerjasama antar guru sangat dibutuhkan membidangi hubungan dengan masyara-
demi terciptanya keadaan disiplin di ling- kat.
kungan sekolah, terutama untuk para Sebagai seorang guru bimbingan dan
siswa. Semua guru saling mendukung konseling dapat memberikan konseling
program yang satu dengan yang lainnya, kepada masyarakat bahwasannya kerja-
dengan demikian akan tercipta kedisi- sama dari masyarakat sangatlah penting
plinan sekolah yang kondusif. untuk menerapkan kedisiplinan di sekolah
b. Motivasi dari siswa. yang berada di pemukiman penduduk.
Hal terbesar yang dapat mendukung Jika sekolah dipandang baik oleh masya-
peran guru bimbingan dan konseling rakat luas maka penduduk sekitar juga
dalam mengatasi masalah kedisiplinan akan mendapatkan pujian darinya. Maka
siswa adalah motivasi yang besar dari dengan tujuan ini sekolah harus dapat
dalam diri siswa itu sendiri. Dengan menjalin hubungan yang sangat erat
mengakui kesalahan yang telah diperbuat dengan warga sekitar.
dan berusaha memperbaiki kesalahan Jika hubungan kerjasama yang sehat
siswa akan sadar dengan sendirinya akan telah terjalin antara pihak sekolah dengan
kesalahan yang telah diperbuat. Keinginan warga sekitar akan dengan mudah me-
yang kuat dari siswa untuk berubah inilah nerapkan kedisiplinan kepada siswa. Apa-
yang menjadi faktor pendukung yang bila ada kesalahan yang dilakukan oleh
paling kuat bagi guru bimbingan dan siswa dilingkungan warga, penduduk se-
konseling untuk melakukan peran-nya kitar akan segera mengingatkan dan selan-
dalam mengatasi masalah kedisiplinan jutnya akan diserahkan kepada pihak
siswa. sekolah untuk mengambil langkah be-
Setelah motivasi untuk berubah dan rikutnya untuk memberikan efek jera
memperbaiki kesalahan dari siswa ini kepada para peserta didik.
tumbuh, guru sebagai orang yang di- Adapun faktor penghambat yang
anggap mampu untuk menyelesaikan menjadi penghalang bagi guru bimbingan
masalah hanya perlu membimbing agar dan konseling dalam mengatasi masalah
siswa ini tidak melakukan kesalahan yang kedisiplinan antara lain sebagai berikut:
sama. Bimbingan perlu dilakukan secara a. Latar belakang siswa.
terus-menerus agar motivasi yang kuat ini Keadaaan keluarga dari siswa yang
tidak pernah luntur. Kekuatan motivasi ini berbeda-beda menjadikan kesadaran akan
sangat dibutuhkan untuk memudahkan kedisiplinan dari masing-masing siswa
guru bimbingan dan konseling dalam menjadi hambatan paling besar dalam
mengatasi masalah kedisiplinan yang mendisiplinkan perilaku siswa. Peran ke-

59
luarga yang kurang dalam memberikan banyak yang melanggar peraturan atau
pendidikan kedisiplinan kepada anak tata tertib yang telah ditetapkan oleh
memberikan dampak yang besar terhadap sekolah. Kurangnya kesadaran inilah yang
sikap disiplin anak di lingkungan sekolah. menjadi salah satu penghambat untuk
Dalam keadaan yang seperti ini maka menerapkan kedisiplinan di kalangan
guru bimbingan dan konseling harus me- anak-anak sekolah.
mahami terlebih dahulu latar belakang Banyak sekali alasan yang diberikan
dari siswa yang mempunyai masalah di oleh para peserta didik ketika melanggar
sekolah. tata tertib yang telah ditetapkan oleh
Keadaaan latar belakang siswa dapat sekolah. Para siswa menganggap pelang-
guru peroleh melalui wawancara dengan garan terhadap tata tertib adalah hal biasa
teman sebaya atau lingkungan di sekitar untuk dilakukan, maka sebagai seorang
tempat tinggal siswa. Dengan data yang guru harus selalu memberikan motivasi
terkumpul akan memberikan gambaran kepada siswa untuk senantiasa mening-
yang jelas tentang individualitas masing- katkan kesadaran akan pentingnya ke-
masing siswa, dengan menghubungkan disiplinan untuk diri para peserta didik.
aspek satu dengan yang lainnya dan Melihat keadaan yang demikian maka
dengan membandingkan data dari peserta guru bimbingan dan konseling memiliki
didik lainnya (Winkel, 1991:225). peran yang penting dalam menjaga ke-
b. Lingkungan sekitar. disiplinan siswa di sekolah, hal ini dikare-
Lingkungan pemukiman penduduk nakan guru bimbingan dan konseling ada-
merupakan salah satu faktor yang meng- lah sosok guru yang dianggap mampu
hambat kerja guru bimbingan dan konse- untuk menyelesaikan berbagai masalah
ling dalam mendisiplinkan para siswanya. kedisiplinan yang dihadapi oleh siswa.
Meskipun kondisi memberikan ketenang- Dengan berbekal pengalaman yang dida-
an dalam proses belajar mengajar dika- patkan dalam menangani masalah-ma-
renakan letaknya yang jauh dari jalan salah dari latar belakang siswa yang
raya, tetapi keberadaan sekolah yang ber- berbeda-beda maka sebagai guru bim-
dampingan dengan tempat tinggal warga bingan dan konseling diharapkan dapat
menjadikan para siswa dengan mudah lari menumbuhkan motivasi kesadaran akan
dari peraturan yang telah di-tetapkan oleh kedisiplinan untuk para siswa di ling-
sekolah. kungan sekolah yang menaungi mereka.
Kemajemukan warga sekitar juga Dengan melihat analisis di atas dapat
menjadi faktor yang menjadikan ke- penulis katakan bahwa peran guru bim-
disiplinan kurang diterapkan oleh para bingan dan konseling dalam menangani
siswa. Ditemukan bahwa di lingkungan masalah kedisiplinan siswa sangatlah
penduduk banyak anak-anak usia remaja tepat. Hal ini dikarenakan kedisiplinan
yang tidak melanjutkan pendidikannya, adalah modal utama yang harus siswa
maka dari itu banyak diantara para siswa miliki, dan guru bimbingan dan konseling
mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh dianggap sosok yang tepat untuk menye-
warga sekitar. lesaikan masalah ke-disiplinan siswa.
c. Kurangnya kesadaran siswa. D. KESIMPULAN
Kedisiplinan merupakan hal pertama Peran guru bimbingan dan konseling
dan utama yang harus dimiliki oleh siswa dalam mengatasi masalah kedisiplinan
untuk meraih segala yang diinginkan baik siswa sangat kuat didasarkan pada segala
bidang akademik maupun non akademik. hal yang dibutuhkan untuk mendidik
Namun banyak diantara para siswa yang kedisiplinan siswa. Berdasarkan analisa
menyepelekan kedisiplinan yang harus penelitian ini dapat diambil kesimpu-lan
dimiliki. Kebanyakan dari mereka masih bahwa ada banyak hal yang dapat menjadi

60
pendukung dan penghambat guru dalam lam Proses belajar Mengajar. Ban-
mendisiplinkan siswa. dung: Remaja Rosda Karya.
E. DAFTAR PUSTAKA Winkel, W. S. 1991. Bimbingan dan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Konseling di Sekolah. Jakarta:
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Grasindo.
Daradjat, Zakiyah. 1975. Pembinaan Re-
maja. Jakarta: Bulan Bintang.
Fazlurrahman. 1987. Islam Modern Tan-
tangan Pembaharuan Islam. Yogya-
karta: Shalahuddin press.
Gunawan, Yusuf. 2001. Pengantar Bim-
bingan dan Konseling. Jakarta:
Perlindo.
Surya, Mohammad & Djumhur. 1975.
Bimbingan dan Penyuluhan di Se-
kolah. Bandung: Ilmu.
Juntika, Ahmad. 2006. Bimbingan dan
Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Kartono, 1996. Psikologi Anak. Jakarta:
Alumni Pers.
Moloeng, Lexy J. 2009. Metodologi Pene-
litian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Nata, Abuddin. 2010. Tafsir Ayat-Ayat
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan &
Konseling dalam Berbagai Latar Ke-
hidupan. Bandung: Refika Aditama.
Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan
dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Roqib, Muhammad, Nurfuadi. 2009. Ke-
pribadian Guru. Yogyakarta: Gra-
findo Litera Media.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1997.
Psikologi Remaja. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Syafaat, Aat dkk. 2008. Peran Pendidikan
Agama Islam dalam Mencegah Ke-
nakalan Remaja (Juvenile Deli-
nguency). Jakarta: Rajawali Pers.
Tohirin. 2009. Bimbingan dan konselingdi
Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan & Pe-
nyuluhan di Sekolah. Yogyakarta:
Andi Offset.
Wijaya, Cece dan A Tabrani Rusyan.
1991. Kemampuan Dasar Guru Da-

61

Anda mungkin juga menyukai