Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan merupakan masalah penting dan tidak bisa

dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir setiap keterampilan, keahlian,

ilmu atau sikap dibentuk dari pendidikan. Sehingga perlu adanya perbaikan-

perbaikan secara bertahap dan sistematis sehingga terwujud pendidikan yang

berkualitas. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup

mendasar yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah pendidikan.

Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah

yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah.

Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari capaian daya serap siswa

terhadap materi pelajaran. (Sumarhadi, 2010: 1)

Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk bisa memilih model

pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi siswa agar

mencapai keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan yang dimaksud adalah

siswa dapat membangun konsep-konsep fisika dengan bahasanya sendiri,

mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu

menyelesaikan masalah-masalah fisika yang ia temukan.

1
2

Sampai saat ini sebagian besar siswa menganggap mata pelajaran

fisika sebagai mata pelajaran yang sulit karena berisi rumus-rumus

matematika dan sesuatu yang abstrak sehingga membosankan, dan sulit

untuk dipahami apalagi kebanyakan. Pembelajaran fisika saat ini sebagian

besar belum berupaya mendorong siswa memahami fisika secara konsep,

dalam memahami gejala dam fisika dan meningkatkan kemampuan siswa

memecahkan masalah secara mandiri, artinya guru masih memegang peran

pusat dalam belajar mengajar (teacher centered) padahal pembelajaran fisika

mengedepankan siswa untuk bisa memahami fisika sebagai ilmu secara utuh

sehingga lebih bermanfaat. Oleh karena itu pembelajaran fisika seharusnya

dilakukan dengan tujuan mengembangkan pemahaman konsep serta

pemahaman masalah.

Dalam kegiatan pembelajaran guru selalu menggunakan metode

ceramah dalam penyampaiannya sehingga proses pembelajaran bersifat

menoton dan siswa merasa jenuh dan bosan sehingga banyak siswa yang tidak

memperhatikan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, selama

ini siswa hanya dianggap sebagai objek pembelajaran, sehingga peran aktif

siswa dalam kegiatan pembelajaran masih sangat kurang. Akibatnya proses

pembelajaran membosankan dan siswa belum bisa menyerap materi fisika

dengan optimal.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan

dengan guru bidang studi fisika di SMP Negeri 2 Pleret, hasil belajar siswa
3

pada mata pelajaran fisika kelas VIII tahun pelajaran 2013/2014 khususnya

pada pokok bahasan bunyi masih sangat rendah yaitu, dari 31 siswa hanya 3

siswa yang mendapatkan nilai > 64 atau dengan kata lain, hanya 9,6% siswa

yang berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 64. Hal ini

disebabkan oleh proses pembelajaran masih bersifat konvensional yang

hanya sekedar interaksi komunikasi materi dari guru kepada siswa, tanpa

menciptakan interaksi langsung antara siswa dengan obyek belajar yang

dipelajari. Penggunaan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa

juga masih jarang digunakan, sehingga siswa merasa jenuh dan kurang

berminat dalam belajar. Berdasarkan beberapa alasan tersebut di atas

pembelajaran Meaningful Learning melalui Mind Maps merupakan salah

satu solusi yang efektif yang dapat diterapkan pada pelajaran fisika. Dimana

pembelajaran meaningful learning diterapkan melalui mind maps dengan

tujuan agar kebermaknaan belajar dapat dirasakan oleh siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, muncul

beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Siswa mengalami kejenuhan ketika mengikuti proses pembelajaran.

2. Sebagian besar siswa menganggap mata pelajaran fisika itu sulit.

3. Guru cenderung pasif dalam proses pembelajaran sehingga siswa masih

kurang berminat dalam belajar.

4. Hasil belajar siswa dapat menurun karena kejenuhan dalam belajar.


4

5. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran masih menoton,

sehingga banyak siswa yang tidak memperhatikan ketika proses

pembelajaran berlangsung.

C. Batasan Masalah

Banyaknya permasalahan yang teridentifikasi, maka dalam penelitian

ini dibatasi pada hasil belajar siswa yang diukur dari ranah kognitif pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pleret.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pembelajaran Meaningful Learning melalui Mind maps

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SMP kelas VIII.

2. Apakah pembelajaran Meaningful Learning melalui mind maps

berpengaruh terhadap minat siswa SMP kelas VIII.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran meaningful learning melalui

mind maps terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pleret.

2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran meaningful learning melalui

mind maps terhadap minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pleret.

F. Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti sebagai latihan untuk meningkatkan kemampuan peneliti

dalam dunia pendidikan. Memberikan informasi terkait perbedaan antara


5

pembelajaran fisika menggunakan meaningful learning melalui mind

maps ditinjau dari hasil belajar.

2. Memberikan informasi kepada guru untuk menggunakan pembelajaran

meaningful learning malalui mind maps dalam proses pembelajaran

3. Bagi siswa dapat lebih mudah memahami konsep teori dan konsep fisika

secara benar.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pembaca dalam menafsirkan beberapa

istilah yang digunakan maka diberikan definisi operasional sebagai berikut :

1. Fisika adalah ilmu yang pengetahuan yang paling mendasar, karena

berhubungan dengan perilaku dan struktur denda. (Giancoli,2001)

2. Meaningful Learning adalah suatu proses dikaitkannya informasi baru

pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif

seseorang. yang memperhatikan 3 (tiga) faktor sebagai berikut :

a. Kebermaknaan

b. Penguatan

c. Umpan balik

3. Metode mind maps (peta pikiran) bentuk visual atau gambar, sehingga

mudah untuk dilihat, dibayangkan, ditelusuri, dibagikan kepada orang

lain, dipresentasikan dan didiskusikan bersama.

4. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajar.

Anda mungkin juga menyukai