Anda di halaman 1dari 11

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Time Token dengan

Menggunakan Media Kupon Berbicara Pada Mata Pelajaran PPkn Siswa Kelas IV SDN
Kamal 2

Siti Maisaroh1, Titik Musfiroh2, Dwi Nurmalasari3, Auni Amali Azakki4, Andika Adinanda
Siswoyo5
Universitas Trunojoyo Mdura
190611100213@student.trunojoyo.ac.id
190611100216@student.trunojoyo.ac.id
190611100226@student.trunojoyo.ac.id
190611100233@student.trunojoyo.ac.id

ABSTRAK
Model pembelajaran yang digunakan dalam setiap pembelajaran memiliki peran terhadap keaktifan siswa
dalam pembelajaran. Guru harus mampu memilih model serta media yang cocok untuk mata pelajaran
yang sedang diberikan. Model pembelajaran time token dengan dilengkapi media pembelajaran kupon
berbicara dapat membantu guru untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam berpendapat.
Berfokus pada mata pelajaran PPkn, siswa dapat lebih mudah mengemukakan pendapat dikarenakan
materi hak dan kewajiban sangat erat keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian
ini ialah untuk meningkatkan kemampuan berbicara siwa dalam berpendapat siswa kelas IV SD Negeri
Kamal 2 Bangkalan. Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa observasi serta wawancara
untuk memperkuat hasil penelitian. Dari penelitian yang sudah dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat
peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam berpendapat dengan bantuan model time token dan
media pembelajaran kupon berbicara
Kata kunci : berbicara, model pembelajaran, time token

ABSTRACT
The learning model used in each lesson has a role in student activity in learning. Teachers must be able
to choose models and media that are suitable for the subject being taught. The time token learning model
equipped with speaking coupon learning media can help teachers improve students' speaking skills in
opinion. Focusing on Civics subjects, students can more easily express their opinions because the
material on rights and obligations is very closely related to everyday life. The purpose of this research is
to improve the students' speaking ability in the opinion of the fourth grade students of SD Negeri Kamal 2
Bangkalan. This study uses research instruments in the form of observations and interviews to strengthen
the results of the study. From the research that has been done, the results show that there is an increase
in students' speaking ability in opinion with the help of the time token model and speaking coupon
learning media
Keywords: talk, learning model, time token

PENDAHULUAN

Seiring perkembangan zaman posisi guru dalam proses belajar berubah dari sumber
pengetahuan menjadi pembimbing siswa dalam mendapatkan pengetahuan yang diinginkan.
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis sebenarnya terletak pada peran guru itu
sendiri karena hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan akan
sangat ditentukan oleh pelaksanaan proses pembelajaran yang baik.
Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
menyatakan bahwa “Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) pada jenjang
pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A pada poin yang ke-14 adalah berkomunikasi secara jelas dan
santun”. Keterampilan berbicara merupakan salah satu wujud nyata siswa mampu berkomunikasi
dengan baik. keterampilan berbicara siswa dapat diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran.
Keterampilan berbicara siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu hal
penting yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan berbicara merupakan
kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaaan. Menurut Pangesya (2004:43) “keterampilan berbicara adalah
kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara lisan baik berhadapan ataupun jarak jauh”. Pembelajaran yang efektif
akan membantu siswa untuk bertindak secara aktif baik secara fisik, intelektual maupun
emosional.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di SD Negeri Kamal 2 pada tanggal 27 Mei
2022 dapat diketahui bahwa masih ada beberapa siswa yang pasif dan mereka takut untuk
bertanya kepada guru apabila ada yang tidak dimengerti. Guru di kelas masih berperan sebagai
pusat pembelajar dan siswa hanya dibiarkan mendengarkan guru berceramah mendengarkan guru
menyampaikan pelajaran dan tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Hal ini merujuk pada
penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menerapkan model time token yang bisa
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Maka, peneliti akan melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: ”Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa
Kelas IV SDN Kamal 2 Menggunakan Model Pembelajaran Time Token degan Media Kupon
Berbicara”.

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan
deskriptif kualitatif. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif, data kuantitatif
berupa jumlah keaktifan dan ketuntasan klasikal pada setiap siklus. Sedangkan analisis dengan
teknik deskriptif kualitatif dilakukan untuk data kualitatif berupa observasi dan wawancara.
Informasi yang diperoleh akan didiskusikan, dipelajari dan dipecahkan bersama antara peneliti
dan kolaborator.
Dalam penelitian ini, subjek penelitian pada penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas IV
SDN Kamal 2 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12
siswa perempuan. Lokasi penelitian ini bertempat di Kelurahan Kamal, Kecamatan Kamal,
Kabupaten Bangkalan, Madura yaitu SD Negeri Kamal 2. Waktu penelitian ini dilaksanakan
pada hari Jumat, 27 Mei 2022. Alasan peneliti memilih SDN Kamal 2 ini sebagai tempat
penelitian dikarenakan peneliti menemukan permasalahan kurangnya kemampuan berbicara
dalam menyampaikan pendapat siswa pada pembelajaran muatan PPkn. Jenis penelitian yang
digunakan pada penelitian ini ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dimana PTK ini diartikan
sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam
upaya memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
situasi nyata. Adapun prosedur dalam melakukan penelitian ini dilakukan secara bersiklus. Pada
setiap sikluasnya terdiri atas 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yakni
menentukan setting (tempat) yang akan diteliti, menentukan kelas sebagai kelas penelitian,
melakukan diskusi dengan guru terkait permasalahan yang ditemukan serta apa yang menjadi
solusi dari permasalahan tersebut, menelaah komponen dan indikator, menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran PPkn yang sesuai dengan indikator model Time
Token, menyiapkan media dan sumber belajar sebagai penunjang pembelajaran, serta
menyiapkan catatan lapangan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran yang berlangsumg
melalui model pembelajaran Time Token. Pada tahap pelaksanaan dilakukan pada I siklus adalah
1 kali pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang menggunakan langkah-langkah kegiatan model Time Token. Pada tahap observasi
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa dalam
mengemukakan pendapat pada pembelajaran PPkn setelah diberikan tindakan menggunakan
model Time Token. Pada tahap refleksi ini peneliti mengingat dan merenungkan suatu tindakan
persis seperti apa yang telah dicatat dalam observasi serta berusaha memahami proses, masalah,
kendala nyata dalam tindakan, bahan refleksi diperoleh hasil lembar observasi yang dilakukan
pada saat proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu observasi,
wawancara, dan tes. Dalam tahapan observasi atau pengamatan ini, peneliti mengamati kegiatan
pembelajaran yang sudah tersusun. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Peneliti melakukan observasi kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
P = Persentase
Menurut Purwanto (2012:103) Taraf Keberhasilan Tindakan

Tabel 1. Taraf Keberhasilan Tindakan


Skor (%) Kualifikasi
81 - 100 Sangat baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup baik
21 – 40 Kurang
0 - 20 Sangat kurang

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Pada tahap perencanaan pada siklus 1 peneliti telah menyusun rencana tindakan kelas
yang dilakukan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP terkait
pembelajaran PPkn dengan menggunakan model pembelajaran time token dan media kupon
berbicara. Hasil dari kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti ialah kemampuan berbicara
siswa dalam mengemukakan pendapat dalam mata pelajaran PPkn masih rendah. Hal tersebut
didukung dengan hasil wawancara kepada guru dan siswa untuk mengetahui kondisi awal siswa
sebelum dilakukannya siklus 1. Menurut hasil wawancara bersama guru SD Negeri Kamal 2,
bahwa siswa kelas IV mengalami kesulitan dalam hal kedisiplinan, seperti tidak kondusif ketika
pembelajaran berlangsung. Kemudian mereka juga kurang terampil dalam mengemukakan
pendapatnya. Hal ini dikarenakan siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya.
Upaya yang dilakukan oleh guru SD Negeri Kamal 2 untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
lebih tegas dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Untuk hal kepercayaan diri siswa, guru
mengatasi dengan cara melakukan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan karakter siswa.
Metode yang digunakan meliputi; metode ceramah, metode diskusi kelompok, metode
demonstrasi, metode discovery, dan metode lainnya yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dari
hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa siswa merasa kurang percaya diri
untuk berbicara saat pembelajaran PPkn. Hal ini disebabkan siswa merasa bosan dengan cara
guru memberikan materi di kelas. Guru kurang menggunakan model pembelajaran yang tepat
agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Maka dari itu, peneliti menggunakan model
pembelajaran time token dengan media kupon berbicara untuk membantu siswa meningkatkan
kepercayaan dirinya dalam berbicara mengemukakan pendapat.
Tahap selanjutnya adalah implementasi model pembelajaran time token menggunakan
media kupon berbicara pada mata pelajaran PPkn yang telah disusun. Dalam tahap implementasi
ini, peneliti telah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan model time
token serta media kupon berbicara, yaitu sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
3. Guru membagi siswa dalam berkelompok
4. Guru memberikan soal kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dengan masing-
masing anggota kelompok
5. Guru memberikan penjelasan terkait model pembelajaran time token
6. Guru memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk berdiskusi
7. Guru memberikan kupon berbicara untuk digunakan dalam mengemukakan pendapat
dengan waktu 30 detik setiap kupon yang dibagikan kepada setiap siswa
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan kupon berbicara dalam
mengemukakan pendapat secara bergiliran
9. Demikian seterusnya penggunaan kupon berbicara
Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan ialah masih
banyak ditemui siswa yang tidak terampil dalam berbicara. Hanya 2 orang siswa saja yang
mampu dalam berbicara untuk mengemukakan pendapat, sementara 18 orang siswa lainnya
masih tidak mau berpendapat, malu-malu dan bahkan beberapa siswa tidak berani berbicara.
Oleh karena itu, peneliti melakukan suatu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran time
token yang diharapkan penggunanya dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
Hal yang diamati dalam tahapan ini adalah keadaan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan metode pembelajaran time token dengan media kupon berbicara tahap terakhir
dalam siklus I adalah tahap refleksi. Tahap refleksi merupakan tahapan yang dimana peneliti
beserta pendidik berdiskusi bersama untuk menganalisis keseluruhan hasil pembelajaran dan
pengamatan yang sudah dilakukan. Dalam tahapan ini, yang menjadi poin evaluasi adalah terkait
refleksi proses pembelajaran dan catatan kendala atau kekurangan yang dihadapi selama proses
pembelajaran.

Siklus I
Tabel 2. Persentase kemampuan berbicara dalam mengemukakan pendapat siswa siklus I
No Kelompok Jumlah Presentase
siswa
1 Kelompok 1 2 50%
2 Kelompok 2 1 25%
3 Kelompok 3 0 0%
4 Kelompok 4 2 50%
5 Kelompok 5 0 0%

Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa dari 20 orang pada siklus 1 yang
didapatkan dari hasil lembar observasi siswa, didapatkan 5 orang siswa yang berani berpendapat
(25%), dan 15 orang siswa masih belum berani berpendapat (75%). Hasil yang diperoleh siswa
pada siklus 1 belum sesuai dengan yang diharapkan, persentase keterampilan berbicara siswa
baik secara individu maupun klasikal masih rendah.
Berdasarkan hasil perolehan data kemampuan berbicara siklus 1, siswa masih belum mampu
mengemukakan pendapatnya dengan baik dan benar, ketidakberanian siswa dalam melakukan
kontak mata dengan lawan bicara mereka, kosa kata yang dimiliki siswa, serta kondisi kelas yang
ramai membuat siswa tidak percaya diri untuk mengemukakan pendapat. Hasil yang diperoleh
siswa pada siklus 1 belum sesuai dengan yang diharapkan, persentase kemampuan berbicara
siswa baik secara individu maupun klasikal masih rendah. Dengan kata lain, penelitian ini
dikatakan berhasil apabila minimal 61% dari jumlah peserta didik sudah mau berpendapat. Oleh
karena itu, penggunaan model pembelajaran time token dalam meningkatkan keterampilan
berpendapat siswa yang dilakukan peneliti masih belum optimal dalam penggunaannya, maka
peneliti perlu melanjutkan ke siklus II. Siklus II yang merupakan perbaikan dari siklus I melalui
penggunaan model pembelajaran time token menunjukkan perubahan hasil yang meningkat.

Siklus II
Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah dengan memperbaiki
kekurangan yang terjadi. Bersikap tegas terhadap siswa yang malas dan siswa yang suka ribut di
kelas, guru diharapkan selalu mengawasi tingkah laku siswa tanpa mengabaikan siswa yang lain.
Pada tahap ini siklus II tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan pada siklus I. Perencanaan
tindakan pada siklus II ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi dan analisis data yang dilakukan
pada siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti yang berperan
sebagai guru mengembangkan indikator pencapaian keterampilan berbicara siswa,
mengembangkan materi pelajaran, meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran, memperbaiki pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran time token,
RPP, dan kartu kupon berbicara sebagai media pembelajaran yang digunakan untuk mendukung
efektivitas pelaksanaan tindakan. Setelah melaksanakan siklus II peneliti memperoleh data yaitu :
Tabel 3. Persentase kemampuan berbicara dalam mengemukakan pendapat siswa siklus II

No Kelompok Jumlah Presentase


siswa
1 Kelompok 1 4 100%
2 Kelompok 2 3 75%
3 Kelompok 3 2 50%
4 Kelompok 4 4 100%
5 Kelompok 5 2 50%

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara


dengan menggunakan model pembelajaran time token pada siswa kelas IV SDN Kamal 2. Hasil
observasi awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan ialah masih ditemui siswa
yang tidak percaya diri dalam mengemukakan pendapat. Terdapat 15 orang siswa (75%) yang
tidak mau mengemukakan pendapat, sementara 5 (25%) orang siswa lainnya mau berpendapat
pada siklus I.
Setelah dilaksanakan siklus II, maka didapat hasil observasi kemampuan berbicara siswa
kelas IV SDN Kamal 2 telah meningkat. Dari 5 orang siswa menjadi 15 orang siswa yang mau
berpendapat. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara pada siswa
kelas IV SDN Kamal 2 Kota Bangkalan setelah menggunakan model pembelajaran time token.
Peningkatan keterampilan berbicara dapat terlihat baik dari penilaian secara individu maupun
penilaian secara klasikal. Dengan demikian, penelitian ini dikatakan berhasil atau tuntas karena
telah mencapai ketuntasan keterampilan klasikal sebesar dari ketuntasan kemampuan yang telah
ditetapkan yaitu 61%.

Pembahasan Hasil Penelitian


Secara umum, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran PPkn pada pokok bahasan
hak dan kewajiban pada kelas IV SDN Kamal 2 Kota Bangkalan dengan menggunakan model
pembelajaran time token dapat terlihat perubahan dengan meningkatnya persentase berbicara
siswa yang terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Sebelum dan Sesudah Siklus

Pencapaian Keterampilan Siklus I Siklus II


No
Berbicara

Jumlah siswa yang 5 orang 15 orang


1 berpendapat siswa siswa
(25%) (75%)
2
Jumlah siswa yang tidak 15 orang 5 orang

berpendapat siswa siswa


(75%) (25%)

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang terampil dalam berbicara pada
siklus I sebanyak 5 orang siswa mau berpendapat (25%), 15 orang siswa tidak berpendapat
(75%). Pada siklus II diperoleh hasil keterampilan berbicara siswa, dimana pada siklus II
terdapat 15 orang siswa yang mau berpendapat (75%), 5 siswa yang tidak berpendapat (25%).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara


dengan menggunakan model pembelajaran time token pada siswa kelas IV SDN Kamal 2 Kota
Bangkalan. Berdasarkan hasil pada siklus I, maka diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan
model pembelajaran time token dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa yang
dilakukan peneliti masih belum optimal dalam penggunaanya, maka peneliti perlu melanjutkan
ke siklus II. Siklus II yang merupakan perbaikan dari siklus melalui penggunaan model
pembelajaran time token menunjukkan perubahan hasil yang meningkat. Pada siklus II ,
diperoleh tingkat ketuntasan kemampuan berbicara siswa secara klasikal sebesar 75%.

Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti serta
observasi yang dilakukan dari siklus I hingga siklus II, penggunaan model pembelajaran time
token yang diterapkan oleh peneliti secara klasikal dipandang baik dan dapat meningkatkan
kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran PPkn siswa kelas IV SDN Kmal 2 Kota
Bangkalan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas ini, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa model pembelajaran time token dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa. Keberhasilan yang dilakukan oleh peneliti dengan model pembelajaran time token dapat
dilihat dari hasil penelitian yang didapat oleh peneliti selama di lapangan:
1. Pada kondisi awal jumlah siswa yang mau berpendapat 2 orang dengan presentase (10%),
jumlah siswa yang belum mau berpendapat 18 orang (90%).
2. Pada siklus I hasil yang dicapai tidak sesuai dengan target ketercapaian nilai, karena
hanya 5 siswa yang mau berpendapat (25%).
3. Pada siklus II hasil yang diperoleh sudah sangat cukup dan layak, yakni sudah mencapai
ketuntasan (75%). Dan setelah dilakukan tindakan siklus II ini maka peneliti tidak perlu
melakukan penelitian pada siklus selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitianyang dilakukan maka peneliti memberi saran sebagai berikut:
1. Agar guru menerapkan model pembelajaran time token di dalam pembelajaran karena
terbukti dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
2. Agar kepala sekolah membuat program pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran time token di sekolah dasar karena hal ini dapat meningkatkan hasil prestasi
belajar.
3. Pihak sekolah kiranya, perlu untuk melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran. Serta
mengadakan pelatihan kepada guru tentang penggunaan model pembelajaran, sehingga
dapat meningkatkan keterampilanberbicara siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, Evi. 2016. Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat Didalam Kelas Melalui
Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas X2 Sma Muhammadiyah
Kediri. Skripsi. Kediri: UN PGRI Kediri.
Asnita, dkk. (2020). Penerapan Model Time Token untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Siswa. Jurnal Bahasa Indonesia. 3(1), 1-10.
Dadi, A, dkk. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Time Token dalam Upaya Meningkatkan
Keaktifan Belajar PPkn Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. 5(1), 1-10.
Damayanti, Ufi, dkk. (2020). Penerapam Model Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan
Kemampuan Bertanya dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X MIPA 1 SMAN 09 kota
Bengkulu Tahun ajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia. 4(1), 237-243.
Nurwati. (2020). Penerapan Model Time Token Terhadap Pencapaian Hasil Belajar Fisika Kelas
X SMA Tridharma MGKR Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(3), 1-7.
Purwanto. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitaif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Purwanto. 2012.
Metodologi Penelitian Kuantitaif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siregar, Rafika. 2018. Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa
Menggunakan Model Time Token Pembelajaran Ips Kelas V Sekolah Dasar. Jambi:
Universitas Jambi.
Tamba, Robenhart. 2016. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Time Token Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Sd Negeri
106226 Padang Baru. Jurnal Pgsd Fip Unimed, 5(1), 27-36.

Anda mungkin juga menyukai