Anda di halaman 1dari 7

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hasil belajar merupakan bagian akhir dari pembelajaran yang dapat menjadi
tolak ukur keberhasilan suatu pendidikan, namun tidak semua pembelajaran bisa
mendapatkan hasil yang optimal sesuai yang diharapkan dan mencapai kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan faktor
yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Nabillah dan Abadi (2019)
mengungkapkan terdapat faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa antara
lain faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal merupakan faktor yang
berasal dari diri siswa sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa termasuk
faktor lingkungan sosial dan non-sosial.
Permasalahan mengenai hasil belajar dapat terjadi di berbagai mata pelajaran
di seluruh jenjang sekolah. Hal ini ditunjukkan pada hasil observasi awal yang
dilakukan peneliti diperoleh data yang menunjukkan bahwa hasil ulangan harian
materi jurnal penutup dan neraca saldo setelah penutupan perusahaan jasa pada siswa
kelas XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL) 2 dan 3 SMK Negeri 1 Surakarta
dari 72 siswa, sebesar 36 (50%) siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang telah ditetapkan. Pada pembelajaran di kelas, tidak semua siswa
berperan aktif selama pembelajaran. Hal ini karena guru belum menggunakan model
dan media pembelajaran yang bervariasi, guru sering menggunakan metode mengajar
ceramah dan tanya jawab. Hal ini disebabkan keterbatasan pembelajaran dalam
jaringan. Koleksi buku pelajaran akuntansi di perpustakaan sekolah terbatas dan buku
paket yang menjadi sumber belajar siswa ada kesalahan di bagian materinya.
Berkaitan dengan hal tersebut jika terus dibiarkan maka tujuan pembelajaran tidak
akan tercapai. Oleh karena itu peneliti berupaya mencarikan solusi yang sekiranya
mampu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur merupakan


mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa akuntansi di Sekolah Menengah
Kejuruan. Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KR/2018
Tahun 2018, Praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur berada
pada kompetensi inti dan kompetensi dasar keahlian (C3) yang merupakan
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang spesifik mewadahi kompetensi keahlian
yang ditempuh dalam 454 jam pelajaran. Hal ini menunjukkan mata pelajaran
praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur membutuhkan jam
pelajaran yang banyak dan memiliki kompleksitas materi yang tinggi.
Teori perkembangan kognitif merupakan teori yang memiliki konsep bahwa
suatu pengetahuan dapat dikonstruk anak secara aktif dalam suatu interaksi sosial.
Elemen utama dalam teori ini salah satunya adalah zone of proximal development
(ZPD) di mana anak berada pada rentang antara mampu mengerjakan suatu pekerjaan
secara mandiri tanpa bantuan orang lain dan membutuhkan bantuan orang lain dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Dalam penerapannya di sekolah, pengetahuan anak
dapat diukur dan dilihat dari hasil belajar siswa. Maka, untuk meningkatkan hasil
belajar siswa di sekolah diperlukan model pembelajaran yang dapat menimbulkan
keterlibatan siswa di suatu lingkungan sosial sebagai contoh yaitu diskusi kelompok.
Diskusi kelompok dapat membantu siswa yang berada di ZPD untuk meminta
bantuan teman yang lebih ahli dalam menyelesaikan permasalahannya. Selain itu,
dengan praktik dan latihan yang teratur siswa tersebut dapat meningkatkan
pengetahuannya. Berdasarkan dari permasalahan hasil belajar siswa yang terjadi di
SMK Negeri 1 Surakarta perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang tepat dan
dikembangkannya media pembelajaran yang mampu memberi solusi permasalahan
dalam proses pembelajaran praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan
manufaktur.
Pemilihan model pembelajaran perlu memperhatikan kondisi siswa, sifat
materi bahan ajar, fasilitas dan media yang tersedia, serta kondisi guru. Siswa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memiliki tingkat kemampuan memahami materi yang berbeda-beda, jika hal ini tidak
diperhatikan dalam proses pembelajaran dapat menyebabkan adanya permasalahan
pada hasil belajarnya. Mata pelajaran praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang,
dan manufaktur memiliki kompleksitas materi yang tinggi. Kompleksitas materi
tersebut berhubungan dengan tingkat kemampuan pemahaman siswa yang berbeda-
beda, siswa yang memiliki kemampuan yang rendah akan kesulitan dalam memahami
materi dengan cepat. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran bervariasi yang
membuat suatu materi dapat disampaikan secara efektif dan mudah untuk dipahami
siswa. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat membantu guru
dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran yang optimal. Afandi, Chamalah, dan
Wardani (2013) mengungkapkan jenis-jenis model pembelajaran antara lain model
pembelajaran langsung, berbasis masalah, kontekstual dan kooperatif. Berdasarkan
uraian di atas, model pembelajaran kooperatif sesuai untuk menyelesaikan
permasalahan siswa di SMK Negeri 1 Surakarta
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
yang dapat membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menemukan dan memahami
suatu konsep atau materi yang disampaikan guru dengan saling berdiskusi dengan
teman yang lain (Slavin, 2016). Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai
macam tipe. Student’s Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu
tipe model pembelajaran kooperatif. Jamaludin dan Mokhtar (2018) mendefinisikan
STAD pada model pembelajaran kooperatif pendekatannya lebih merangkul
partisipasi terstruktur, peran kelompok, interaksi teman sebaya dan lingkungan
pembelajaran yang kondusif, siswa lebih fokus dan meningkatkan motivasi diri
sebagai peran mereka dalam kelompok yang diakui teman sebaya. Model
pembelajaran STAD dipilih karena sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa.
Pada pembelajaran siswa enggan bertanya pada guru saat membuka sesi
tanya jawab di kelas, hal ini karena siswa lebih memilih bertanya dengan siswa lain.
Secara umum, karakteristik siswa pada abad ke-21 diungkapkan oleh Syahputra
(2018) memiliki kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi, kreatif,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kolaboratif, inovatif, memiliki kemauan dan kemampuan terhadap media baru,


inisiatif dan adaptif (Syahputra, 2018). Berkaitan dengan hal tersebut, model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa
berkolaborasi dengan teman sekelompok untuk mendiskusikan suatu masalah atau
soal, serta siswa yang masih belum paham terkait materi dan enggan bertanya kepada
guru dapat meminta bantuan teman sekelompoknya yang lebih paham. Oleh karena
itu, diharapkan hasil belajar siswa melalui kerja kelompok dapat meningkat dan dapat
menjadi solusi pemecahan masalah proses pembelajaran. Sejalan dengan harapan
tersebut, hasil penelitian dari Ramadhani dan Wahjudi (2019) menunjukkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI
SMK Negeri 1 Surabaya.
Terdapat kelemahan saat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD di kelas. Ariani dan Agustini (2018) mengungkapkan salah satu kelemahannya
adalah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum. Hal ini perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajarannya dan
mencari solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut. Dalam proses pembelajaran,
terdapat media pembelajaran yang berfungsi membantu pesan yang disampaikan
menjadi lebih jelas dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien
(Nurrita, 2018). Berkaitan dengan hal tesebut, model pembelajaran kooperatif tipe
STAD membutuhkan media pembelajaran yang dapat membuat suatu materi
tersampaikan secara baik walau waktu yang terbatas. Maka dari itu, media
pembelajaran yang sesuai adalah media yang memiliki karakteristik fleksibel yang
dapat diakses di mana dan kapan saja siswa membutuhkannya. Selain itu, pemilihan
media pembelajaran perlu memperhatikan karakteristik dari mata pelajarannya.
Saat ini perkembangan media pembelajaran semakin inovatif. Modul dapat
menjadi salah satu alternatif pemilihan media pembelajaran. Penggunaan teknologi
bukan hal yang asing dalam era globalisasi. Pada awalnya modul hanya berbentuk
cetak, namun seiring perkembangan teknologi telah berkembang modul yang
menggunakan perangkat digital atau disebut juga modul elektronik (e-modul). E-
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

modul merupakan bahan ajar digital yang disusun secara sistematis yang disajikan
dalam bentuk elektronik yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam
belajar (Pramana, Jampel & Pudjawan, 2020). Sejalan dengan tujuan meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar, bahan ajar modul elektronik dapat dikembangkan
menjadi media pembelajaran interaktif atau yang dikenal dengan e-modul interaktif.
E-modul dikatakan interaktif apabila terjadi interaksi antara e-modul dengan
pengguna. Sidiq dan Najuah (2020) mengungkapkan bahwa e-modul interaktif
merupakan media pembelajaran yang cukup ideal sekarang ini karena mendukung
penggunaan multiproduk, interaktifitas yang tinggi, dan pembelajaran multi sumber
yang dapat melengkapi kekurangan yang ada pada buku teks. Hutahaean, Siswandari,
dan Harini (2019) mengungkapkan dampak positif dari penggunaan e-modul
interaktif sebagai media pembelajaran salah satunya adalah E-modul interaktif dapat
digunakan dan diakses di mana saja dan kapan saja. Hal ini dapat membantu dalam
mengatasi kelemahan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang
berkaitan dengan estimasi waktu. E-modul dapat digunakan di mana saja dapat
memudahkan siswa dalam mengakses materi walau jam pelajaran telah selesai.
Penggunaan e-modul interaktif sebagai media pembelajaran sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan
manfaktur dan kebutuhan siswa, karena e-modul interaktif berisi latihan praktik
akuntansi yang dapat menjadi bahan latihan siswa untuk meningkatkan kemampuan
dalam kegiatan praktikum akuntansi.
Selain sebagai solusi dalam mengatasi kelemahan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, e-modul interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal
ini berdasarkan teori perkembangan kognitif, siswa dalam ZPD membutuhkan latihan
dan praktik yang rutin. Penggunaan e-modul interaktif dapat digunakan siswa untuk
berlatih suatu materi baik saat mapun sesudah jam pembelajaran. Berkaitan dengan
hal tersebut, hasil penelitian Wulandari, Adnyana, dan Santiasa (2020) bahwa
penerapan e-modul interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa X SMA Negeri
Bali Mandara. Maka dari itu, perlu dikembangkan e-modul interaktif untuk mata
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pelajaran praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur yang layak
digunakan pada kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengatasi permasalahan hasil
belajar siswa diperlukan suatu tindakan. Peneliti memilih tindakan yang dapat
mengatasi masalah di atas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Student’s team Achievement Divisions (STAD) berbantuan media e-modul interaktif
agar dapat mengatasi permasalahan pembelajaran pada mata pelajaran Praktikum
akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur terutama dalam materi praktikum
akuntansi perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dalam bentuk tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD) BERBANTUAN MEDIA E-MODUL INTERAKTIF PADA
SISWA KELAS XII AKL SMK NEGERI 1 SURAKARTA”.

B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut:
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student team
Achievement Divisions (STAD) berbantuan e-modul interaktif dapat meningkatkan
hasil belajar akuntansi siswa kelas XII AKL SMK Negeri 1 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student team Achievement
Divisions (STAD) berbantuan media e-modul interaktif pada siswa kelas XII AKL
SMK Negeri 1 Surakarta.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi keilmuwan pada teori
perkembangan kognitif dalam bidang pendidikan, khususnya dalam
pengembangan model pembelajaran STAD (Student’s Team Achievement
Divisions) berbantuan media e-modul interaktif untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dan dapat menjadi pendukung dan memperkuat hasil penelitian yang sudah
ada.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan
hasil belajar dan prestasi siswa kelas XII AKL 2 dalam mata pelajaran
praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur SMK Negeri 1
Surakarta.
b. Bagi guru
Dapat menjadi pertimbangan pemilihan model dan media pembelajaran pada
upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat menjadi pedoman dalam
mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan e-
modul interaktif.
c. Bagi sekolah
Dapat menjadi bahan informasi tentang upaya meningkatkan hasil belajar
siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan e-modul
interaktif di SMK Negeri 1 Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai