Anda di halaman 1dari 9

http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/TEK Vol. 11 No.

2, Juni 2022

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN KREATIVITAS


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII
DI SMP SMART EKSELENSIA INDONESIA KABUPATEN BOGOR

Eka Kurniasih1, Zainal Abidin Arief2, Sigit Wibowo3


1
Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor
1
ekakurniasih70@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk


menguji/mengungkap adanya: 1) Pengaruh model pembelajaran jigsaw dan super memory
system terhadap hasil belajar siswa; 2) Pengaruh interaksi antara model pembelajaran jigsaw
dan super memory system dengan kreativitas terhadap hasil belajar siswa; 3) Perbedaan antara
kreativitas tinggi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran jigsaw dan super memory
system terhadap hasil belajar siswa; 4) Perbedaan antara kreativitas rendah yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran jigsaw dan super memory system terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel yang diambil sebanyak 32
siswa yang dipilih dengan teknik acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan
penyebaran angket langsung kepada sampel. Masing-masing siswa diberikan tes kreativitas.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh kelompok siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan
kelompok siswa yang memiliki kreativitas rendah. Selanjutnya, siswa yang diberi perlakuan
model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran super memory system dikelompokkan ke
dalam kelompok siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan kreativitas rendah. Analisis data
dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensial (dengan anova dua jalur). Uji statistik
digunakan uji t tes. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2021.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Hasil belajar kelompok siswa yang belajar dengan
model pembelajaran jigsaw dengan kreativitas tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil
belajar kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran super memory system dengan
kreativitas tinggi, dibuktikan dengan sig 0,200 ≥ 0,05. 2) Terdapat pengaruh interaksi yang
signifikan antara model pembelajaran jigsaw dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. 3)
Hasil belajar pada kelompok siswa dengan kreativitas tinggi yang belajar dengan model
pembelajaran jigsaw lebih baik dibanding hasil belajar pada kelompok siswa dengan kreativitas
tinggi yang belajar dengan model pembelajaran super memory system. 4) Hasil belajar pada
kelompok siswa dengan kreativitas rendah yang belajar dengan model pembelajaran jigsaw
lebih baik dibanding hasil belajar pada kelompok siswa dengan kreativitas rendah yang belajar
dengan model pembelajaran super memory system.

Kata Kunci : model pembelajaran, kreativitas, hasil belajar

A. PENDAHULUAN guru, yang meliputi kompetensi pedagogik,


profesional, sosial dan karakter/kepribadian.
Upaya yang dilakukan oleh Hal ini merupakan perwujudan dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
(Kemendikbud) dalam rangka meningkatkan Tentang Guru dan Dosen, Bab II Pasal 4
kualitas kompetensi dan karakter peserta menjelaskan bahwa “kedudukan guru sebagai
didik dari berbagai level pendidikan mulai tenaga profesional sebagaimana dimaksud
dari dasar, menengah dan tinggi. Salah satu dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk
program yang digulirkan oleh Kemendikbud meningkatkan mutu pendidikan Nasional”.
RI adalah peningkatakan kualitas kompetensi

Diterima : 9 April 2022 | Disetujui : 9 Mei 2022 Dipublikasi : 10 Juni 2022


Dalam kurikulum 2013, ada tiga ranah belajar yang maksimal terutama pada
sasaran pembelajaran yang memenuhi pembelajaran.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang Salah satu mata pelajaran yang
seharusnya ada pada diri peserta didik, yaitu membutuhkan di sekolah yang membutuhkan
ranah kognitif (pengetahuan), ranah pemahaman konsep yang lebih mendalam
psikomotorik (keterampilan), serta ranah untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal
afektif (sikap). Persoalan yang muncul pada adalah mata pelajaran IPA. Natural Science is
pembelajaran yaitu sebagian peserta didik the learning process which is highly related to
memandang pembelajaran menjadi sulit the environment and the regularity of the
untuk dipahami sebab sistem universe created by God the almighty
pembelajarannya yang berdasarkan muatan (Susilawati et al., 2017). IPA erat kaitannya
tema beberapa mata pelajaran pada sekali dengan alam sehingga menjadikan mata
pembelajaran. Muatan materi yang banyak pelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang
menyebabkan siswa atau peserta didik terbilang sulit bagi siswa karena bersifat
mengalami kesulitan dan kejenuhan saat abstrak. Namun selain menanamkan sikap
mengikuti pembelajaran, sehingga motivasi positif pada diri peserta didik diperlukannya
belajar peserta didik menurun dan dapat juga penanaman nilai karakter kreativitas
mempengaruhi hasil belajarnya. Kurangnya belajar siswa, karena kreativitas belajar
dorongan dan motivasi dapat disebabkan oleh menjadi faktor penting yang dapat membantu
proses belajar yang kurang maksimal dan siswa dalam memahami konsep-konsep pada
kurang terkontrol. mata pelajaran IPA(Siregar, 2020).
Kemampuan guru dalam penerapan Proses mengingat unsur-unsur beserta
kurikulum 2013 sangat menentukan lambangnya pada mata pelajaran IPA
keberhasilan proses pembelajaran. Semakin Terpadu, bagi sebagian peserta didik
tinggi kemampuan guru dalam menerapkan merupakan hal yang menyulitkan, karena ada
kurikulum 2013, semakin besar tingkat beberapa kemiripan pada beberapa unsur dan
keberhasilan proses pembelajaran. Selain itu lambang-lambangnya. Begitu pula untuk
juga berdampak pada prestasi siswa dalam memahami zat dan perubahannya. Guru
proses pembelajaran di kelas. Untuk sebagai pendidik harus mampu menciptakan
mendukung efisiensi dan keefektifan dan menumbuhkan suasana pembelajaran
penerapan kurikulum 2013, guru harus yang baik dan tepat untuk membantu peserta
memahami struktur dan substansi kurikulum didik dalam mengingat dan mengelaborasi
2013, serta menguasai perencanaan, potensi yang dimilikinya. Motivasi dan
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran sesuai semangat peserta didik akan berkembang
dengan kurikulum 2013 agar tidak terjadi dengan baik jika peserta didik memahami
masalah dan gangguan dalam implementasi materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
kurikulum 2013.(No Title, n.d.) Dan guru sebagai pendidik sangat berperan
Pada proses pembelajaran, secara sebagai pendidik, pengajar dan pendamping
umum peserta didik membutuhkan stimulan. untuk mendorong peserta didik belajar
Peserta didik yang mendapatkan stimulus dengan mandiri dan mengoptimalkan
yang baik akan memiliki motivasi dan potensinya.
semangat tinggi dalam belajar, walaupun Kemampuan siswa untuk mengingat
intelegensi- nya kurang mendukung, akan kembali pelajaran yang telah dipelajari
diperoleh hasil yang baik. Dan sebaliknya, sebelumnya yang berkenaan dengan suatu
jika motivasi dan semangat belajarnya rendah masalah yang diukur melalui kecepatan untuk
namun memiliki intelegensi yang tinggi, mengingat kembali pelajaran yang dikuasai,
peserta didik akan mengalami kegagalan keakuratan memiliki kreativitas, ketajaman
dalam belajar. Motivasi dan semangat belajar membedakan konsep-konsep serta ketelitian
yang baik serta ditunjang oleh kreativitas dalam memecahkan masalah sangat penting
yang tinggi akan menjadi stimulus sangat dilatihkan kepada siswa.
penting dan diperlukan oleh peserta didik Perlunya solusi untuk menjaga
sebagai dorongan untuk memperoleh hasil semangat dan motivasi belajar peserta didik
agar mendapatkan pembelajaran dengan

Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 208


proses yang tepat. Penggunaan model Model inquiry (inkuiri) menggunakan
pembelajaran Cooperative Learning tipe rangkaian kegiatan pembelajaran yang
jigsaw dan kreativitas belajar akan menjadi menekankan proses berpikir secara kritis
alternatif model pembelajaran untuk serta analitis kepada peserta didik agar
meningkatkan hasil belajar peserta didik. mencari dan menemukan sendiri jawaban
Jigsaw sebagai tipe pembelajaran kooperatif dari suatu masalah yang dipertanyakan
(Cooperative Learning) dengan kreativitas secara mandiri melalui penyelidikan ilmiah
belajar yang digunakan merupakan pola b) Model Pembelajaran Kontekstual
belajar yang akan mempermudah peserta Merupakan model dengan konsep belajar
didik dalam mengingat dan menghafal materi yang membuat guru untuk mengaitkan
pelajaran, serta dapat mempengaruhi dan antara materi yang diajarkan dengan
meningkatkan hasil belajar peserta didik. situasi dunia nyata. Prinsip pembelajaran
Penggunaan model pembelajaran kontekstual adalah aktivitas peserta didik,
Cooperative Learning tipe jigsaw dan peserta didik melakukan dan mengalami,
kreativitas belajar juga akan banyak tidak hanya monoton dan mencatat
melibatkan potensi peserta didik dalam proses c) Model Pembelajaran Ekspositori
belajarnya. Akan ada tantangan yang Ekspositori adalah pembelajaran yang
menumbuhkan kreativitas tinggi dan menekankan pada proses penyampaian
semangat belajar sehingga didapatkan hasil materi secara verbal dari seorang guru
yang optimal. kepada kelompok peserta didik supaya
Berdasarkan latar belakang yang telah peserta didik dapat menguasai materi
diuraikan di atas, maka dapat dilakukan secara optimal
identifikasi masalahnya, yaitu apakah d) Model Pembelajaran Berbasis Masalah
terdapat keterbatasan sarana dan prasarana Nama lainnya dalam bahasa inggris adalah
yang dapat mendukung kegiatan Problem based learning yang dapat
pembelajaran, apakah kompetensi pedagogik diartikan sebagai rangkaian aktivitas
dan profesionalisme guru belum memenuhi pembelajaran yang menekankan para
standar, apakah tingkat penguasaan bahan proses penyelesaian masalah yang
ajar, strategi pembelajaran, dan penguasaan dihadapi secara ilmiah. Pemecahan
manajemen kelas masih rendah, apakah masalah menjadi langkah utama dalam
tingkat penguasaan teknologi informasi dan model ini.
komunikasi (TIK) yang dapat diintegrasikan e) Model Pembelajaran Kooperatif
dengan pembelajaran masih kurang, apakah Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, kerangka konseptual rangkaian kegiatan
efekif dan menyenangkan (PAIKEM) masih belajar yang dilakukan oleh peserta didik
kurang, dan apakah guru tidak menggunakan dalam kelompok-kelompok tertentu
model pembelajaran yang variatif dan untuk mencapai tujuan pembelajaran
inovatif, serta apakah model pembelajaran yang telah dirumuskan. Kelompok-
jigsaw dan super memory system dapat kelompok tersebut bekerja sama untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. mencapai tujuan pembelajaran.
f) Model Pembelajaran PAIKEM
Model Pembelajaran Merupakan singkatan dari Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan Aktif, Inovatif, Kreatif, dan
kerangka kerja yang memberikan gambaran Menyenangkan. Pembelajaran ini
sistematis untuk melaksanakan dirancang agar membuat anak lebih aktif
pembelajaran agar membantu belajar peserta mengembangkan kreativitas sehingga
didik dalam tujuan tertentu yang ingin pembelajaran bisa berlangsung
dicapai. Macam-macam Model secara efektif, optimal, dan pada akhirnya
Pembelajaran. Macam-macam model terasa lebih menyenangkan
pembelajaran menurut (Hamdayama, 2016). g) Model Pembelajaran Kuantum (Quantum
terdapat: Learning)
a) Model pembelajaran Inquiry Kerangka perencanaan dalam
pembelajaran kuantum adalah TANDUR

Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 209


(Tumbuhkan, Alami, Namai, seseorang yang pernah mempunyai
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). pengalaman traumatis, yang dihadapi
h) Model Pembelajaran Terpadu dengan memungkinkan gagasan-gagasan
Merupakan model yang dapat melibatkan yang disadari dan yang tidak disadari
beberapa mata pelajaran sekaligus agar bercampur menjadi pemecahan inovatif
memberikan pengalaman belajar yang dari trauma.
lebih bermakna pada peserta didik. b. Teori Humanistik
i) Model Pembelajaran Kelas Rangkap Humanistik lebih menekankan kreativitas
Pembelajaran kelas rangkap menekankan sebagai hasil dari kesehatan psikologis
dua hal utama, yakni penggabungan kelas tingkat tinggi. Dan kreativitas dapat
secara integratif dan pembelajaran terpusat berkembang selama hidup dan tidak
pada peserta didik, sehingga Guru tidak terbatas pada usia lima tahun pertama
harus mengulang kembali untuk mengajar c. Teori Cziksentmihalyi
pada dua kelas yang berbeda dengan Ciri pertama yang memudahkan
program yang berbeda pula. tumbuhnya kreativitas adalah
j) Model Pembelajaran Tugas Terstruktur Presdiposisi Genetis (Genetic
Pembelajaran ini menekankan pada Presdipotition). Contoh seorang yang
penyusunan tugas terstruktur yang wajib sistem sensorinya peka terhadap warna
diselesaikan oleh peserta didik guna lebih mudah menjadi pelukis, peka
mendalami dan memperluas penguasaan terhadap nada lebih mudah menjadi
materi yang sesuai dengan materi pemusik. Minat pada usia dini pada ranah
pembelajaran yang sudah dikaji tertentu. Minat menyebabkan seseorang
k) Model Pembelajaran Portofolio terlihat secara mendalam terhadap ranah
Model pembelajaran portofolio tertentu, sehingga mencapai kemahiran
menitikberatkan pada pengumpulan karya dan keunggulan kreativitas.
terpilih dari satu kelas secara keseluruhan Sedangkan menurut (Pamilu, 2007),
yang bekerja secara kooperatif membuat terdapat beberapa aspek yang dapat
kebijakan untuk memecahkan masalah mempengaruhi kreativitas anak, yaitu
l) Model Pembelajaran Tematik sebagai berikut :
Merupakan pembelajaran dengan suatu 1. Kedekatan emosi
kegiatan pembelajaran yang Berkembangnya kreativitas anak sangat
mengintegrasikan materi beberapa bergantung pada kedekatan emosi dari
pelajaran dalam satu tema/topik orang tua. Suasana emosi yang
pembahasan sesuai dengan kebutuhan mencerminkan rasa permusuhan,
lingkungan peserta didik yang akan penolakan, atau terpisah sangat
menjadi lahan dunia nyata bagi dirinya. menghambat perkembangan kreativitas
anak.
Kreativitas Belajar 2. Kebebasan dan respek
Kreativitas menurut KBBI (Kamus Anak kreatif biasanya memiliki orang
Besar Bahasa Indonesia) berarti kemampuan tua yang enghormatinya sebagai
untuk mencipta; daya cipta. Kreativitas individu, mempercayai kemampuan
didefinisikan secara berbeda oleh para ahli yang dimiliki, adanya keunikan, serta
dari sudut pandang masing-masing. memberi kebebasan kepada anak
Perbedaan dalam sudut pandang ini tidak otoriter, tidak selalu mengawasi
menghasilkan beberapa definisi kreativitas atau terlalu membatasi kegiatan anak.
dengan berbagai penekanan.(Harahap, 2020). 3. Menghargai prestasi dan kreativitas’
Orang tua anak kreatif biasanya selalu
Pengembangan Kreativitas mendorong anaknya untuk selalu
a. Teori Psikoanalisa berusaha sebaik- baiknya dan
Psikoanalisa memandang kreativitas menghasilkan karya yang baik, tidak
sebagai hasil mengatasi suatu masalah, menekankan pada hasil akan tetapi
yang biasanya dimulai sejak dimasa anak- proses. Spontanitas, kejujuran dan
anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai

Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 210


imajinasi dianggap penting bagi B. METODOLOGI PENELITIAN
perkembangan kreatif anak.
a. Tujuan Penelitian
Hasil Belajar 1. Terdapat pengaruh Jigsaw dan super
Undang-undang Pendidikan No.20 memory system terhadap hasil belajar
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan siswa.
Nasional yang berfungsi mengembangkan 2. Terdapat pengaruh interaksi antara
kemampuan membentuk watak dan model pembelajaran jigsaw dan super
peradaban bangsa yang bermartabat dalam memory system dengan kreativitas
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa terhadap hasil belajar siswa.
bertujuan untuk mengembangkan potensi 3. Terdapat perbedaan antara kreativitas
peserta didik agar menjadi manusia yang tinggi yang dibelajarkan dengan model
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang pembelajaran jigsaw dan super memory
Maha Esa berakal mulia, sehat, berilmu, system terhadap hasil belajar siswa.
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis dan peka terhadap 4. Terdapat perbedaan antara kreativitas
tantangan zaman. rendah yang dibelajarkan dengan
Belajar merupakan perubahan yang model pembelajaran jigsaw dan super
terjadi pada diri individu sebagai hasil dari memory system terhadap hasil belajar
pengalaman dan itu sebenarnya usaha dari
siswa
individu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Interaksi yang dimaksud b. Waktu dan Tempat Penelitian
tidak lain adalah interaksi edukatif yang Waktu penelitian dilaksanakan selama dua
memungkinkan terjadinya interaksi proses bulan, dari bulan September hingga bulan
belajar mengajar. Abdurrahman dan Mulyono Oktober 2021. Waktu penelitian ini
(2009: 207) “belajar adalah suatu bentuk disamping menyesuaikan jadwal efektif
pertumbuhan atau perubahan dalam diri siswa di sekolah juga merupakan waktu
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara yang efektif bagi peneliti untuk melakukan
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman penelitian. Perlakuan dilaksanakan siswa
dan latihan” (Flora Siagian, 2015). kelas 7 selama 8 kali pertemuan (tatap
Nana Sudjana dalam Fatimah (2011:95) muka). Tempat penelitian dilaksanakan di
menyatakan bahwa pencapaian prestasi Sekolah Menengah Pertama (SMP)
belajar atau hasil belajar siswa merujuk pada SMART Ekselensia Indonesia yang
pencapaian aspek-aspek yang bersifat beralamat di Jl. Raya Parung Bogor
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ditinjau KM.42, Kelurahan Jampang, Kecamatan
dari segi aspek perubahan yang ingin dicapai, Kemang, Kabupaten Bogor Jawa Barat.
prestasi belajar setidaknya dapat
dideskripsikan menjadi beberapa aspek c. Metode Penelitian dan Teknik
pengetahuan atau pemahaman, aspek pengumpulan data
keterampilan, aspek nilai dan aspek sikap. Pada penelitian ini, metode yang
Prestasi belajar yang dicapai seseorang digunakan adalah eksperimen, khususnya
merupakan hasil interaksi antar lingkungan, quasi eksperimen. Berdasarkan tujuan
keluarga dan masyarakat (Nugraha, 2015). penelitian yang telah ditetapkan,
Menurut Sudjana dalam Zainal A Arief menggunakan desain faktorial 2 x 2.
(2017:134), hasil belajar adalah kemampuan- Penelitian eksperimen dengan rancangan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik faktorial 2 x 2 dapat dianalisis data
setelah ia menerima pengalaman belajar. menggunakan Anava dua jalur. Metode
Menurut taksonomi Bloom, bahwa hasil eksperimen ini digunakan untuk meneliti
belajar secara garis besar dalam tiga ranah ada tidaknya hubungan sebab akibat
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah dengan cara memberikan perlakuan
psikomotor. terhadap kelompok eksperimen. Dalam
penelitian ini, kelas eksperimen diberikan
perlakuan dengan model pembelajaran

Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 211


jigsaw dan model pembelajaran super Tabel 1 Desain Penelitian Eksperimen
memory system. Dimana peneliti
memberikan pembekalan terlebih dahulu
terkait tahap pelaksanaan proses
pembelajaran pada dua kelas eksperimen
tersebut.
Pada penelitian ini terdapat tiga
variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu
variabel terikat. Model
pembelajaran dan kreativitas belajar siswa Tabel 2 Jumlah tiap-tiap kelompok perlakuan
sebagai variabel bebas dan hasil belajar
sebagai variabel terikat. Untuk
pengumpulan data hasil belajar dalam
pelajaran IPA terhadap siswa
menggunakan instrumen tes verbal yang
berbentuk pilihan ganda dan lisan.
Sedangkan data untuk mengukur
kreativitas siswa dilakukan dengan
menggunakan skala Likert dengan kriteria
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju Rumus Matematika
(TS), sangat tidak setuju (STS) dan berlaku
untuk pertanyaan positif dan negatif. Korelasi Point Biserial
Pengukuran untuk kreativitas siswa Untuk menghitung koefisien korelasi
dilakukan sebelum pelaksanaan perlakuan validitas internal pada skor butir dikotomi.
model pembelajaran. Selanjutnya data
yang didapatkan, dianalisis secara
deskriptif untuk menetapkan subyek
penelitian yang masuk dalam kategori Untuk menghitung realibilitas instrumen
yang memiliki kreativitas tinggi dan pada data dikotomi.
kreativitas rendah. Sementara hasil belajar
siswa digunakan sebagai obyek
eksperimen dan control dengan
menggunakan tes. Setelah semua data untuk menghitung validitas soal rumus
hasil belajar dalam pembelajaran IPA korelasi Pearson Product Moment.
diperoleh, selanjutnya dianalisis secara
deskriptif dan inferensial untuk menguji
hipotesis penelitian.
Reliabilitas instrumen kreativitas
Gambar dan Tabel
belajar yang digunakan adalah Alpha
Gambar Skema Berpikir Cronbach sebagai berikut:

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hipotesis Pertama hasil belajar siswa
yang belajar dengan model pembelajaran
jigsaw dan kreativitas tinggi dapat teruji
kebenarannya secara signifikan.

Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 212


b. Hipotesis Kedua terdapat pengaruh jigsaw dan kreativitas terhadap hasil
interaksi antara model pembelajaran belajar siswa.
terhadap hasil belajar. 3. Hasil belajar pada kelompok siswa
c. Hipotesis Ketiga hasil penelitian yang dengan kreativitas tinggi yang belajar
diperoleh hasil belajar siswa dengan dengan model pembelajaran jigsaw lebih
model pembelajaran jigsaw dan super baik dibanding hasil belajar pada
memory system dengan kreativitas tinggi kelompok siswa dengan kreativitas tinggi
diperoleh skor 97 dan 77, dimana model yang belajar dengan model pembelajaran
pembelajaran jigsaw lebih tinggi. super memory system.
d. Hipotesis Keempat hasil penelitian yang 4. Hasil belajar pada kelompok siswa
diperoleh hasil belajar siswa dengan dengan kreativitas rendah yang belajar
model pembelajaran jigsaw dan super dengan model pembelajaran jigsaw lebih
memory system dengan kreativitas baik dibanding hasil belajar pada
rendah diperoleh skor 30 dan 23, dimana kelompok siswa dengan kreativitas
model pembelajaran jigsaw lebih tinggi. rendah yang belajar dengan model
pembelajaran super memory system.
Tabel Ringkasan Hasil Uji Tukey
Multiple Comparison Saran
1. Penggunaan model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan materi
pembelajaran dan karakteristik siswa dapat
meningkatkan hasil belajar yang optimal.
Oleh karena itu, sebaiknya guru
mengetahui kreativitas siswa sebelum
menentukan model pembelajaran yang
tepat digunakan.
2. Model pembelajaran jigsaw dapat
digunakan pada siswa yang memiliki
kreativitas tinggi maupun rendah, dengan
Berisi pembahasan terhadap hasil melihat karakteristik materi yang akan
penelitian dan pengujian yang diperoleh disampaikan dan target hasil belajar yang
disajikan dalam bentuk uraian teoritik, akan dicapai.
baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 3. Guru sebagai pendidik sebaiknya
Hasil percobaan sebaiknya ditampilkan mengklasifikasi model pembelajaran
dalam berupa grafik atau pun tabel. Untuk yang diperlukan siswa dengan
grafik dapat mengikuti format untuk menyesuaikan karakteristik materi
diagram dan gambar. pembelajaran dan siswa nya. Dan
mengetahui faktor-faktor yang menjadi
D. KESIMPULAN DAN SARAN penghambat kreativitas belajar siswa dan
Kesimpulan faktor-faktor yang dapat meningkatkan
1. Hasil belajar kelompok siswa yang belajar hasil belajar.
dengan model pembelajaran jigsaw 4. Penelitian ini ditujukan untuk dilanjutkan
agar lebih sempurna dan lebih bermanfaat
dengan kreativitas tinggi lebih baik
pada proses pembelajaran (pada bidang
dibandingkan dengan hasil belajar IPA maupun IPS) serta dapat
kelompok siswa yang belajar dengan meningkatkan hasil belajar yang lebih
model pembelajaran super memory baik.
system dengan kreativitas tinggi.
2. Terdapat pengaruh interaksi yang
signifikan antara model pembelajaran

Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 213


DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Islam, Manajemen dan
Ekonomi Islam). Dalam Prosiding
Abidin Arief, Zainal.2017. Kawasan Seminar Nasional Program Studi
Penelitian Teknologi Pendidikan, Teknologi Pendidikan, 1-10. Bogor:
Bogor: Penerbit UIKA Press Fakultas Keguruan dan Ilmu
Flora Siagian, R. E. (2015). Pengaruh Minat Pengetahuan UIKA Bogor.
dan Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Kurniasih eka, 2021. Pengaruh Model
Prestasi Belajar Matematika. Formatif: Pembelajaran Jigsaw Dan Kreativitas
Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(2), Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
122–131. Mata Pelajaran Ipa Kelas Vii Di Smp
https://doi.org/10.30998/formatif. Smart Ekselensia Indonesia Kabupaten
v2i2.93 Bogor Tesis, Program Studi Magister
Hamdayama, J. (2016). Metodologi Teknologi Pendidikan, Sekolah
pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun
Harahap, S. (2020). Identifikasi Kreativitas (UIKA) Bogor.
Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPA. Musmaryetti, M., Arief, Z. A., & Wibowo, S.
Integrated Science Education Journal, (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
1(1), 16–22. dan Minat Belajar Terhadap Hasil
https://doi.org/10.37251/isej.v1i1. 21 Belajar IPS Siswa kelas VIII SMP Sapta
No Title. (n.d.). Marga Cibinong. Jurnal Teknologi
Nugraha, M. L. (2015). Pengaruh persistensi Pendidikan, 8(2), 189-216.
diri dan kebiasaan belajar terhadap Puspita, I., & Abidin Arief, Z. (2015).
kemampuan pemecahan masalah Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan
matematika di SMP Swasta Jakarta Partisipasi Siswa Dengan Hasil Belajar
Timur. Research and Development Pada Mata Pelajaran Matematika
Journal Of Education, 2(1). (Survey pada Siswa Kelas VIII di MTs
Pamilu, A. (2007). Mengembangkan Attaqwa Cicurug Sukabumi). Jurnal
kreativitas dan kecerdasan anak.
Teknologi Pendidikan, 4(1), 43–55.
Yogyakarta: Citra Media. https://doi.org/10.32832/tek.pend.
Siregar, H. (2020). Kreativitas Siswa dalam v4i1.474
Mata Pelajaran IPA. Journal Evaluation Rosyidah, U. (2016). Pengaruh Model
in Education (JEE), 1(1), 21–26.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
https://doi.org/10.37251/jee.v1i1.2 7 terhadap Hasil Belajar Matematika
Susilawati, A., Hernani, H., & Sinaga, Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro.
P. (2017). the Application of Project-Based SAP (Susunan Artikel Pendidikan),
Learning Using Mind Maps To Improve 1(2), 115–124.
Students’ Environmental Attitudes https://doi.org/10.30998/sap.v1i2. 1018
Towards Waste Management in Junior Rusman, R. (2014). Meningkatkan Prestasi
High Schools. International Journal of Belajar IPA Melalui Model
Education, 9(2), 120. Pembelajaran Kooperatif Think-Pairs
https://doi.org/10.17509/ije.v9i2.5 466 Share (TPS). PEDAGOGIA: Jurnal
Abidin Arief, Zainal. 2017. Teknologi
Pendidikan, 3(1), 67.
Pendidikan masa kini dalam Perspektif
Multi Disiplin Ilmu (tinjauan
Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 214
https://doi.org/10.21070/pedagogi
a.v3i1.58
Sambada, D. (2012). Peranan Kreativitas
Siswa Terhadap Kemampuan
Memecahkan Masalah Fisika Dalam
Pembelajaran Kontekstual. Jurnal
Penelitian Fisika Dan Aplikasinya
(JPFA), 2(2), 37.
https://doi.org/10.26740/jpfa.v2n2
.p37-47
Siregar, H. (2020). Kreativitas Siswa dalam
Mata Pelajaran IPA. Journal Evaluation
in Education (JEE), 1(1) 21–26.
https://doi.org/10.37251/jee.v1i1.2 7
Susilawati, A., Hernani, H., & Sinaga, P.
(2017). the Application of Project-
Based Learning Using Mind Maps To
Improve Students’ Environmental
Attitudes Towards Waste Management
in Junior High Schools. International
Journal of Education, 9(2), 120.
https://doi.org/10.17509/ije.v9i2.5 466

Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 215

Anda mungkin juga menyukai