1 Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor 1 ekakurniasih70@gmail.com
Abstrak : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk
menguji/mengungkap adanya: 1) Pengaruh model pembelajaran jigsaw dan super memory system terhadap hasil belajar siswa; 2) Pengaruh interaksi antara model pembelajaran jigsaw dan super memory system dengan kreativitas terhadap hasil belajar siswa; 3) Perbedaan antara kreativitas tinggi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran jigsaw dan super memory system terhadap hasil belajar siswa; 4) Perbedaan antara kreativitas rendah yang dibelajarkan dengan model pembelajaran jigsaw dan super memory system terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel yang diambil sebanyak 32 siswa yang dipilih dengan teknik acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket langsung kepada sampel. Masing-masing siswa diberikan tes kreativitas. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kelompok siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan kelompok siswa yang memiliki kreativitas rendah. Selanjutnya, siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran super memory system dikelompokkan ke dalam kelompok siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan kreativitas rendah. Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensial (dengan anova dua jalur). Uji statistik digunakan uji t tes. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2021. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Hasil belajar kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran jigsaw dengan kreativitas tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran super memory system dengan kreativitas tinggi, dibuktikan dengan sig 0,200 ≥ 0,05. 2) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran jigsaw dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. 3) Hasil belajar pada kelompok siswa dengan kreativitas tinggi yang belajar dengan model pembelajaran jigsaw lebih baik dibanding hasil belajar pada kelompok siswa dengan kreativitas tinggi yang belajar dengan model pembelajaran super memory system. 4) Hasil belajar pada kelompok siswa dengan kreativitas rendah yang belajar dengan model pembelajaran jigsaw lebih baik dibanding hasil belajar pada kelompok siswa dengan kreativitas rendah yang belajar dengan model pembelajaran super memory system.
Kata Kunci : model pembelajaran, kreativitas, hasil belajar
A. PENDAHULUAN guru, yang meliputi kompetensi pedagogik,
profesional, sosial dan karakter/kepribadian. Upaya yang dilakukan oleh Hal ini merupakan perwujudan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 (Kemendikbud) dalam rangka meningkatkan Tentang Guru dan Dosen, Bab II Pasal 4 kualitas kompetensi dan karakter peserta menjelaskan bahwa “kedudukan guru sebagai didik dari berbagai level pendidikan mulai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dari dasar, menengah dan tinggi. Salah satu dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk program yang digulirkan oleh Kemendikbud meningkatkan mutu pendidikan Nasional”. RI adalah peningkatakan kualitas kompetensi
Diterima : 9 April 2022 | Disetujui : 9 Mei 2022 Dipublikasi : 10 Juni 2022
Dalam kurikulum 2013, ada tiga ranah belajar yang maksimal terutama pada sasaran pembelajaran yang memenuhi pembelajaran. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang Salah satu mata pelajaran yang seharusnya ada pada diri peserta didik, yaitu membutuhkan di sekolah yang membutuhkan ranah kognitif (pengetahuan), ranah pemahaman konsep yang lebih mendalam psikomotorik (keterampilan), serta ranah untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal afektif (sikap). Persoalan yang muncul pada adalah mata pelajaran IPA. Natural Science is pembelajaran yaitu sebagian peserta didik the learning process which is highly related to memandang pembelajaran menjadi sulit the environment and the regularity of the untuk dipahami sebab sistem universe created by God the almighty pembelajarannya yang berdasarkan muatan (Susilawati et al., 2017). IPA erat kaitannya tema beberapa mata pelajaran pada sekali dengan alam sehingga menjadikan mata pembelajaran. Muatan materi yang banyak pelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang menyebabkan siswa atau peserta didik terbilang sulit bagi siswa karena bersifat mengalami kesulitan dan kejenuhan saat abstrak. Namun selain menanamkan sikap mengikuti pembelajaran, sehingga motivasi positif pada diri peserta didik diperlukannya belajar peserta didik menurun dan dapat juga penanaman nilai karakter kreativitas mempengaruhi hasil belajarnya. Kurangnya belajar siswa, karena kreativitas belajar dorongan dan motivasi dapat disebabkan oleh menjadi faktor penting yang dapat membantu proses belajar yang kurang maksimal dan siswa dalam memahami konsep-konsep pada kurang terkontrol. mata pelajaran IPA(Siregar, 2020). Kemampuan guru dalam penerapan Proses mengingat unsur-unsur beserta kurikulum 2013 sangat menentukan lambangnya pada mata pelajaran IPA keberhasilan proses pembelajaran. Semakin Terpadu, bagi sebagian peserta didik tinggi kemampuan guru dalam menerapkan merupakan hal yang menyulitkan, karena ada kurikulum 2013, semakin besar tingkat beberapa kemiripan pada beberapa unsur dan keberhasilan proses pembelajaran. Selain itu lambang-lambangnya. Begitu pula untuk juga berdampak pada prestasi siswa dalam memahami zat dan perubahannya. Guru proses pembelajaran di kelas. Untuk sebagai pendidik harus mampu menciptakan mendukung efisiensi dan keefektifan dan menumbuhkan suasana pembelajaran penerapan kurikulum 2013, guru harus yang baik dan tepat untuk membantu peserta memahami struktur dan substansi kurikulum didik dalam mengingat dan mengelaborasi 2013, serta menguasai perencanaan, potensi yang dimilikinya. Motivasi dan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran sesuai semangat peserta didik akan berkembang dengan kurikulum 2013 agar tidak terjadi dengan baik jika peserta didik memahami masalah dan gangguan dalam implementasi materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. kurikulum 2013.(No Title, n.d.) Dan guru sebagai pendidik sangat berperan Pada proses pembelajaran, secara sebagai pendidik, pengajar dan pendamping umum peserta didik membutuhkan stimulan. untuk mendorong peserta didik belajar Peserta didik yang mendapatkan stimulus dengan mandiri dan mengoptimalkan yang baik akan memiliki motivasi dan potensinya. semangat tinggi dalam belajar, walaupun Kemampuan siswa untuk mengingat intelegensi- nya kurang mendukung, akan kembali pelajaran yang telah dipelajari diperoleh hasil yang baik. Dan sebaliknya, sebelumnya yang berkenaan dengan suatu jika motivasi dan semangat belajarnya rendah masalah yang diukur melalui kecepatan untuk namun memiliki intelegensi yang tinggi, mengingat kembali pelajaran yang dikuasai, peserta didik akan mengalami kegagalan keakuratan memiliki kreativitas, ketajaman dalam belajar. Motivasi dan semangat belajar membedakan konsep-konsep serta ketelitian yang baik serta ditunjang oleh kreativitas dalam memecahkan masalah sangat penting yang tinggi akan menjadi stimulus sangat dilatihkan kepada siswa. penting dan diperlukan oleh peserta didik Perlunya solusi untuk menjaga sebagai dorongan untuk memperoleh hasil semangat dan motivasi belajar peserta didik agar mendapatkan pembelajaran dengan
Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 208
proses yang tepat. Penggunaan model Model inquiry (inkuiri) menggunakan pembelajaran Cooperative Learning tipe rangkaian kegiatan pembelajaran yang jigsaw dan kreativitas belajar akan menjadi menekankan proses berpikir secara kritis alternatif model pembelajaran untuk serta analitis kepada peserta didik agar meningkatkan hasil belajar peserta didik. mencari dan menemukan sendiri jawaban Jigsaw sebagai tipe pembelajaran kooperatif dari suatu masalah yang dipertanyakan (Cooperative Learning) dengan kreativitas secara mandiri melalui penyelidikan ilmiah belajar yang digunakan merupakan pola b) Model Pembelajaran Kontekstual belajar yang akan mempermudah peserta Merupakan model dengan konsep belajar didik dalam mengingat dan menghafal materi yang membuat guru untuk mengaitkan pelajaran, serta dapat mempengaruhi dan antara materi yang diajarkan dengan meningkatkan hasil belajar peserta didik. situasi dunia nyata. Prinsip pembelajaran Penggunaan model pembelajaran kontekstual adalah aktivitas peserta didik, Cooperative Learning tipe jigsaw dan peserta didik melakukan dan mengalami, kreativitas belajar juga akan banyak tidak hanya monoton dan mencatat melibatkan potensi peserta didik dalam proses c) Model Pembelajaran Ekspositori belajarnya. Akan ada tantangan yang Ekspositori adalah pembelajaran yang menumbuhkan kreativitas tinggi dan menekankan pada proses penyampaian semangat belajar sehingga didapatkan hasil materi secara verbal dari seorang guru yang optimal. kepada kelompok peserta didik supaya Berdasarkan latar belakang yang telah peserta didik dapat menguasai materi diuraikan di atas, maka dapat dilakukan secara optimal identifikasi masalahnya, yaitu apakah d) Model Pembelajaran Berbasis Masalah terdapat keterbatasan sarana dan prasarana Nama lainnya dalam bahasa inggris adalah yang dapat mendukung kegiatan Problem based learning yang dapat pembelajaran, apakah kompetensi pedagogik diartikan sebagai rangkaian aktivitas dan profesionalisme guru belum memenuhi pembelajaran yang menekankan para standar, apakah tingkat penguasaan bahan proses penyelesaian masalah yang ajar, strategi pembelajaran, dan penguasaan dihadapi secara ilmiah. Pemecahan manajemen kelas masih rendah, apakah masalah menjadi langkah utama dalam tingkat penguasaan teknologi informasi dan model ini. komunikasi (TIK) yang dapat diintegrasikan e) Model Pembelajaran Kooperatif dengan pembelajaran masih kurang, apakah Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, kerangka konseptual rangkaian kegiatan efekif dan menyenangkan (PAIKEM) masih belajar yang dilakukan oleh peserta didik kurang, dan apakah guru tidak menggunakan dalam kelompok-kelompok tertentu model pembelajaran yang variatif dan untuk mencapai tujuan pembelajaran inovatif, serta apakah model pembelajaran yang telah dirumuskan. Kelompok- jigsaw dan super memory system dapat kelompok tersebut bekerja sama untuk meningkatkan hasil belajar siswa. mencapai tujuan pembelajaran. f) Model Pembelajaran PAIKEM Model Pembelajaran Merupakan singkatan dari Pembelajaran Model pembelajaran merupakan Aktif, Inovatif, Kreatif, dan kerangka kerja yang memberikan gambaran Menyenangkan. Pembelajaran ini sistematis untuk melaksanakan dirancang agar membuat anak lebih aktif pembelajaran agar membantu belajar peserta mengembangkan kreativitas sehingga didik dalam tujuan tertentu yang ingin pembelajaran bisa berlangsung dicapai. Macam-macam Model secara efektif, optimal, dan pada akhirnya Pembelajaran. Macam-macam model terasa lebih menyenangkan pembelajaran menurut (Hamdayama, 2016). g) Model Pembelajaran Kuantum (Quantum terdapat: Learning) a) Model pembelajaran Inquiry Kerangka perencanaan dalam pembelajaran kuantum adalah TANDUR
Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 209
(Tumbuhkan, Alami, Namai, seseorang yang pernah mempunyai Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). pengalaman traumatis, yang dihadapi h) Model Pembelajaran Terpadu dengan memungkinkan gagasan-gagasan Merupakan model yang dapat melibatkan yang disadari dan yang tidak disadari beberapa mata pelajaran sekaligus agar bercampur menjadi pemecahan inovatif memberikan pengalaman belajar yang dari trauma. lebih bermakna pada peserta didik. b. Teori Humanistik i) Model Pembelajaran Kelas Rangkap Humanistik lebih menekankan kreativitas Pembelajaran kelas rangkap menekankan sebagai hasil dari kesehatan psikologis dua hal utama, yakni penggabungan kelas tingkat tinggi. Dan kreativitas dapat secara integratif dan pembelajaran terpusat berkembang selama hidup dan tidak pada peserta didik, sehingga Guru tidak terbatas pada usia lima tahun pertama harus mengulang kembali untuk mengajar c. Teori Cziksentmihalyi pada dua kelas yang berbeda dengan Ciri pertama yang memudahkan program yang berbeda pula. tumbuhnya kreativitas adalah j) Model Pembelajaran Tugas Terstruktur Presdiposisi Genetis (Genetic Pembelajaran ini menekankan pada Presdipotition). Contoh seorang yang penyusunan tugas terstruktur yang wajib sistem sensorinya peka terhadap warna diselesaikan oleh peserta didik guna lebih mudah menjadi pelukis, peka mendalami dan memperluas penguasaan terhadap nada lebih mudah menjadi materi yang sesuai dengan materi pemusik. Minat pada usia dini pada ranah pembelajaran yang sudah dikaji tertentu. Minat menyebabkan seseorang k) Model Pembelajaran Portofolio terlihat secara mendalam terhadap ranah Model pembelajaran portofolio tertentu, sehingga mencapai kemahiran menitikberatkan pada pengumpulan karya dan keunggulan kreativitas. terpilih dari satu kelas secara keseluruhan Sedangkan menurut (Pamilu, 2007), yang bekerja secara kooperatif membuat terdapat beberapa aspek yang dapat kebijakan untuk memecahkan masalah mempengaruhi kreativitas anak, yaitu l) Model Pembelajaran Tematik sebagai berikut : Merupakan pembelajaran dengan suatu 1. Kedekatan emosi kegiatan pembelajaran yang Berkembangnya kreativitas anak sangat mengintegrasikan materi beberapa bergantung pada kedekatan emosi dari pelajaran dalam satu tema/topik orang tua. Suasana emosi yang pembahasan sesuai dengan kebutuhan mencerminkan rasa permusuhan, lingkungan peserta didik yang akan penolakan, atau terpisah sangat menjadi lahan dunia nyata bagi dirinya. menghambat perkembangan kreativitas anak. Kreativitas Belajar 2. Kebebasan dan respek Kreativitas menurut KBBI (Kamus Anak kreatif biasanya memiliki orang Besar Bahasa Indonesia) berarti kemampuan tua yang enghormatinya sebagai untuk mencipta; daya cipta. Kreativitas individu, mempercayai kemampuan didefinisikan secara berbeda oleh para ahli yang dimiliki, adanya keunikan, serta dari sudut pandang masing-masing. memberi kebebasan kepada anak Perbedaan dalam sudut pandang ini tidak otoriter, tidak selalu mengawasi menghasilkan beberapa definisi kreativitas atau terlalu membatasi kegiatan anak. dengan berbagai penekanan.(Harahap, 2020). 3. Menghargai prestasi dan kreativitas’ Orang tua anak kreatif biasanya selalu Pengembangan Kreativitas mendorong anaknya untuk selalu a. Teori Psikoanalisa berusaha sebaik- baiknya dan Psikoanalisa memandang kreativitas menghasilkan karya yang baik, tidak sebagai hasil mengatasi suatu masalah, menekankan pada hasil akan tetapi yang biasanya dimulai sejak dimasa anak- proses. Spontanitas, kejujuran dan anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai
Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 210
imajinasi dianggap penting bagi B. METODOLOGI PENELITIAN perkembangan kreatif anak. a. Tujuan Penelitian Hasil Belajar 1. Terdapat pengaruh Jigsaw dan super Undang-undang Pendidikan No.20 memory system terhadap hasil belajar Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan siswa. Nasional yang berfungsi mengembangkan 2. Terdapat pengaruh interaksi antara kemampuan membentuk watak dan model pembelajaran jigsaw dan super peradaban bangsa yang bermartabat dalam memory system dengan kreativitas rangka mencerdaskan kehidupan bangsa terhadap hasil belajar siswa. bertujuan untuk mengembangkan potensi 3. Terdapat perbedaan antara kreativitas peserta didik agar menjadi manusia yang tinggi yang dibelajarkan dengan model beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang pembelajaran jigsaw dan super memory Maha Esa berakal mulia, sehat, berilmu, system terhadap hasil belajar siswa. cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan peka terhadap 4. Terdapat perbedaan antara kreativitas tantangan zaman. rendah yang dibelajarkan dengan Belajar merupakan perubahan yang model pembelajaran jigsaw dan super terjadi pada diri individu sebagai hasil dari memory system terhadap hasil belajar pengalaman dan itu sebenarnya usaha dari siswa individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Interaksi yang dimaksud b. Waktu dan Tempat Penelitian tidak lain adalah interaksi edukatif yang Waktu penelitian dilaksanakan selama dua memungkinkan terjadinya interaksi proses bulan, dari bulan September hingga bulan belajar mengajar. Abdurrahman dan Mulyono Oktober 2021. Waktu penelitian ini (2009: 207) “belajar adalah suatu bentuk disamping menyesuaikan jadwal efektif pertumbuhan atau perubahan dalam diri siswa di sekolah juga merupakan waktu seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara yang efektif bagi peneliti untuk melakukan bertingkah laku yang baru berkat pengalaman penelitian. Perlakuan dilaksanakan siswa dan latihan” (Flora Siagian, 2015). kelas 7 selama 8 kali pertemuan (tatap Nana Sudjana dalam Fatimah (2011:95) muka). Tempat penelitian dilaksanakan di menyatakan bahwa pencapaian prestasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) belajar atau hasil belajar siswa merujuk pada SMART Ekselensia Indonesia yang pencapaian aspek-aspek yang bersifat beralamat di Jl. Raya Parung Bogor kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ditinjau KM.42, Kelurahan Jampang, Kecamatan dari segi aspek perubahan yang ingin dicapai, Kemang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. prestasi belajar setidaknya dapat dideskripsikan menjadi beberapa aspek c. Metode Penelitian dan Teknik pengetahuan atau pemahaman, aspek pengumpulan data keterampilan, aspek nilai dan aspek sikap. Pada penelitian ini, metode yang Prestasi belajar yang dicapai seseorang digunakan adalah eksperimen, khususnya merupakan hasil interaksi antar lingkungan, quasi eksperimen. Berdasarkan tujuan keluarga dan masyarakat (Nugraha, 2015). penelitian yang telah ditetapkan, Menurut Sudjana dalam Zainal A Arief menggunakan desain faktorial 2 x 2. (2017:134), hasil belajar adalah kemampuan- Penelitian eksperimen dengan rancangan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik faktorial 2 x 2 dapat dianalisis data setelah ia menerima pengalaman belajar. menggunakan Anava dua jalur. Metode Menurut taksonomi Bloom, bahwa hasil eksperimen ini digunakan untuk meneliti belajar secara garis besar dalam tiga ranah ada tidaknya hubungan sebab akibat yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah dengan cara memberikan perlakuan psikomotor. terhadap kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini, kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran
Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 211
jigsaw dan model pembelajaran super Tabel 1 Desain Penelitian Eksperimen memory system. Dimana peneliti memberikan pembekalan terlebih dahulu terkait tahap pelaksanaan proses pembelajaran pada dua kelas eksperimen tersebut. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Model pembelajaran dan kreativitas belajar siswa Tabel 2 Jumlah tiap-tiap kelompok perlakuan sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat. Untuk pengumpulan data hasil belajar dalam pelajaran IPA terhadap siswa menggunakan instrumen tes verbal yang berbentuk pilihan ganda dan lisan. Sedangkan data untuk mengukur kreativitas siswa dilakukan dengan menggunakan skala Likert dengan kriteria sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju Rumus Matematika (TS), sangat tidak setuju (STS) dan berlaku untuk pertanyaan positif dan negatif. Korelasi Point Biserial Pengukuran untuk kreativitas siswa Untuk menghitung koefisien korelasi dilakukan sebelum pelaksanaan perlakuan validitas internal pada skor butir dikotomi. model pembelajaran. Selanjutnya data yang didapatkan, dianalisis secara deskriptif untuk menetapkan subyek penelitian yang masuk dalam kategori Untuk menghitung realibilitas instrumen yang memiliki kreativitas tinggi dan pada data dikotomi. kreativitas rendah. Sementara hasil belajar siswa digunakan sebagai obyek eksperimen dan control dengan menggunakan tes. Setelah semua data untuk menghitung validitas soal rumus hasil belajar dalam pembelajaran IPA korelasi Pearson Product Moment. diperoleh, selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan inferensial untuk menguji hipotesis penelitian. Reliabilitas instrumen kreativitas Gambar dan Tabel belajar yang digunakan adalah Alpha Gambar Skema Berpikir Cronbach sebagai berikut:
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hipotesis Pertama hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran jigsaw dan kreativitas tinggi dapat teruji kebenarannya secara signifikan.
Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 212
b. Hipotesis Kedua terdapat pengaruh jigsaw dan kreativitas terhadap hasil interaksi antara model pembelajaran belajar siswa. terhadap hasil belajar. 3. Hasil belajar pada kelompok siswa c. Hipotesis Ketiga hasil penelitian yang dengan kreativitas tinggi yang belajar diperoleh hasil belajar siswa dengan dengan model pembelajaran jigsaw lebih model pembelajaran jigsaw dan super baik dibanding hasil belajar pada memory system dengan kreativitas tinggi kelompok siswa dengan kreativitas tinggi diperoleh skor 97 dan 77, dimana model yang belajar dengan model pembelajaran pembelajaran jigsaw lebih tinggi. super memory system. d. Hipotesis Keempat hasil penelitian yang 4. Hasil belajar pada kelompok siswa diperoleh hasil belajar siswa dengan dengan kreativitas rendah yang belajar model pembelajaran jigsaw dan super dengan model pembelajaran jigsaw lebih memory system dengan kreativitas baik dibanding hasil belajar pada rendah diperoleh skor 30 dan 23, dimana kelompok siswa dengan kreativitas model pembelajaran jigsaw lebih tinggi. rendah yang belajar dengan model pembelajaran super memory system. Tabel Ringkasan Hasil Uji Tukey Multiple Comparison Saran 1. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, sebaiknya guru mengetahui kreativitas siswa sebelum menentukan model pembelajaran yang tepat digunakan. 2. Model pembelajaran jigsaw dapat digunakan pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi maupun rendah, dengan Berisi pembahasan terhadap hasil melihat karakteristik materi yang akan penelitian dan pengujian yang diperoleh disampaikan dan target hasil belajar yang disajikan dalam bentuk uraian teoritik, akan dicapai. baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 3. Guru sebagai pendidik sebaiknya Hasil percobaan sebaiknya ditampilkan mengklasifikasi model pembelajaran dalam berupa grafik atau pun tabel. Untuk yang diperlukan siswa dengan grafik dapat mengikuti format untuk menyesuaikan karakteristik materi diagram dan gambar. pembelajaran dan siswa nya. Dan mengetahui faktor-faktor yang menjadi D. KESIMPULAN DAN SARAN penghambat kreativitas belajar siswa dan Kesimpulan faktor-faktor yang dapat meningkatkan 1. Hasil belajar kelompok siswa yang belajar hasil belajar. dengan model pembelajaran jigsaw 4. Penelitian ini ditujukan untuk dilanjutkan agar lebih sempurna dan lebih bermanfaat dengan kreativitas tinggi lebih baik pada proses pembelajaran (pada bidang dibandingkan dengan hasil belajar IPA maupun IPS) serta dapat kelompok siswa yang belajar dengan meningkatkan hasil belajar yang lebih model pembelajaran super memory baik. system dengan kreativitas tinggi. 2. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran
Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 213
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Islam, Manajemen dan Ekonomi Islam). Dalam Prosiding Abidin Arief, Zainal.2017. Kawasan Seminar Nasional Program Studi Penelitian Teknologi Pendidikan, Teknologi Pendidikan, 1-10. Bogor: Bogor: Penerbit UIKA Press Fakultas Keguruan dan Ilmu Flora Siagian, R. E. (2015). Pengaruh Minat Pengetahuan UIKA Bogor. dan Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Kurniasih eka, 2021. Pengaruh Model Prestasi Belajar Matematika. Formatif: Pembelajaran Jigsaw Dan Kreativitas Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(2), Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada 122–131. Mata Pelajaran Ipa Kelas Vii Di Smp https://doi.org/10.30998/formatif. Smart Ekselensia Indonesia Kabupaten v2i2.93 Bogor Tesis, Program Studi Magister Hamdayama, J. (2016). Metodologi Teknologi Pendidikan, Sekolah pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Harahap, S. (2020). Identifikasi Kreativitas (UIKA) Bogor. Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPA. Musmaryetti, M., Arief, Z. A., & Wibowo, S. Integrated Science Education Journal, (2019). Pengaruh Model Pembelajaran 1(1), 16–22. dan Minat Belajar Terhadap Hasil https://doi.org/10.37251/isej.v1i1. 21 Belajar IPS Siswa kelas VIII SMP Sapta No Title. (n.d.). Marga Cibinong. Jurnal Teknologi Nugraha, M. L. (2015). Pengaruh persistensi Pendidikan, 8(2), 189-216. diri dan kebiasaan belajar terhadap Puspita, I., & Abidin Arief, Z. (2015). kemampuan pemecahan masalah Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan matematika di SMP Swasta Jakarta Partisipasi Siswa Dengan Hasil Belajar Timur. Research and Development Pada Mata Pelajaran Matematika Journal Of Education, 2(1). (Survey pada Siswa Kelas VIII di MTs Pamilu, A. (2007). Mengembangkan Attaqwa Cicurug Sukabumi). Jurnal kreativitas dan kecerdasan anak. Teknologi Pendidikan, 4(1), 43–55. Yogyakarta: Citra Media. https://doi.org/10.32832/tek.pend. Siregar, H. (2020). Kreativitas Siswa dalam v4i1.474 Mata Pelajaran IPA. Journal Evaluation Rosyidah, U. (2016). Pengaruh Model in Education (JEE), 1(1), 21–26. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw https://doi.org/10.37251/jee.v1i1.2 7 terhadap Hasil Belajar Matematika Susilawati, A., Hernani, H., & Sinaga, Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro. P. (2017). the Application of Project-Based SAP (Susunan Artikel Pendidikan), Learning Using Mind Maps To Improve 1(2), 115–124. Students’ Environmental Attitudes https://doi.org/10.30998/sap.v1i2. 1018 Towards Waste Management in Junior Rusman, R. (2014). Meningkatkan Prestasi High Schools. International Journal of Belajar IPA Melalui Model Education, 9(2), 120. Pembelajaran Kooperatif Think-Pairs https://doi.org/10.17509/ije.v9i2.5 466 Share (TPS). PEDAGOGIA: Jurnal Abidin Arief, Zainal. 2017. Teknologi Pendidikan, 3(1), 67. Pendidikan masa kini dalam Perspektif Multi Disiplin Ilmu (tinjauan Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 214 https://doi.org/10.21070/pedagogi a.v3i1.58 Sambada, D. (2012). Peranan Kreativitas Siswa Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Dalam Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian Fisika Dan Aplikasinya (JPFA), 2(2), 37. https://doi.org/10.26740/jpfa.v2n2 .p37-47 Siregar, H. (2020). Kreativitas Siswa dalam Mata Pelajaran IPA. Journal Evaluation in Education (JEE), 1(1) 21–26. https://doi.org/10.37251/jee.v1i1.2 7 Susilawati, A., Hernani, H., & Sinaga, P. (2017). the Application of Project- Based Learning Using Mind Maps To Improve Students’ Environmental Attitudes Towards Waste Management in Junior High Schools. International Journal of Education, 9(2), 120. https://doi.org/10.17509/ije.v9i2.5 466
Jurnal Teknologi Pendidikan | Vol. 11 No. 2 | 2022 215