Anda di halaman 1dari 12

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENENTUKAN

VOLUM BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA KUBUS


SATUAN

Suciati
SD Negeri 18 Pekanbaru

Abstract
This research with class action research (PTK), implementation for three cycles, this research
data method using observation and test. The subjects of the study were the students of class VI,
the indicator of the success of this study is with the average class has meperoleh minimum of at
least 70. From the results of student learning outcomes on the subject determines the volume of
building space (beams and cubes) reached an average of 64 in cycle I, 68 in cycle II and 85 in
cycle III. Based on these results, the use of unit cube props can improve student learning
outcomes on the subject. From the observation can also be seen the increase of activity in
learning. Suggestion, which can be submitted to class VI teacher in order to be able to use the
unit cube props in series of material of choice of volume of wake up space, and student of class
VI is expected to practice by using unit cube props to do practice questions determine the
volume of wake up space so easy in facing this matter.
Keywords: Learning outcomes, space building volume, unit cube props.

Abstrak
Penelitian ini dengan penelitian tindakan kelas (PTK), dilaksanakan selama tiga siklus, metode
pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengamatan dan tes. Subyek penelitian adalah
siswa kelas VI, indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika rata-rata kelas telah meperoleh
nilai minimal 70.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada pokok bahasan
menentukan volum bangun ruang (balok dan kubus) mencapai rata-rata 64 pada siklus I, 68 pada
siklus II dan 85 pada siklus III. Berdasarkan hasil tersebut, disimpukan bahwa penggunaan alat
peraga kubus satuan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan tersebut. Dari
hasil pengamatan juga dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas dalam pembelajaran.Saran,
yang dapat disampaikan kepada guru kelas VI agar menggunakan alat peraga kubus satuan
dalam mengajarkan materi menentukan volum bangun ruang, dan siswa kelas VI diharapkan
berlatih dengan menggunakan alat peraga kubus satuan untuk mengerjakan soal-soal latihan
menentukan volum bangun ruang sehingga memudahkan dalam menyelesaikan soal tersebut.
Kata kunci: Hasil belajar, volum bangun ruang, alat peraga kubus satuan.

PENDAHULUAN dibandingkan dengan mata pelajaran IPA


Mata pelajaran Matematika di Sekolah dan IPS.
Dasar merupakan mata pelajaran yang Kemampuan baca tulis dan berhitung
dianggap paling sulit oleh siswa sehingga bagi siswa SD merupakan syarat naik ke
berakibat pada rendahnya hasil belajar mata kelas IV. Tes Kemampuan Dasar (TKD)
pelajaran tersebut. Padahal matematika menjadi acuan dalam peningkatan mutu
merupakan mata pelajaran yang wajib pendidikan khususnya SD kelas III.
diberikan bagi siswa sejak Sekolah Dasar Persyaratan tersebut dipandang satu
hingga Sekolah Menengah Atas. Jumlah jam keharusan yang harus dikuasai siswa
mata pelajaran matematika cukup banyak
107
JURNAL PIGUR
Volum 01, Nomor 01,Maret 2018

sebelum memasuki kelas tinggi (kelas IV- kegiatan pembelajaran diharapkan dapat
VI). meningkatkan kemampuan pemahaman
Matematika merupakan mata pelajaran siswa terhadap konsep-konsep matematika
yang melatih anak untuk berpikir rasional, dipelajarinya dengan mudah. Konsep
logis, cermat, jujur dan sistematis. Pola pikir matematika seperti bangun ruang akan
yang demikian sebagai suatu yang perlu mudah dimengerti anak didik pada saat
dimiliki siswa sebagai bekal dalam pembelajaran berlangsung. Sifat alat peraga
kehidupan sehari-hari. Penerapan itu sendiri membantu memperjelas konsep-
matematika dalam kehidupan sehari-hari konsep abstrak agar menjadi konkret.
akan dapat membantu manusia dalam Alat peraga akan merangsang minat
memecahkan masalah-masalah kehidupan siswa sekaligus mempercepat proses
dalam berbagai kebutuhan kehidupan. pemahaman siswa ketika mendapati hal-hal
Karenakondisi yang demikianpentingnya, yang abstrak dan yang sulit dimengerti anak.
maka matematika diberikan sejak anak Kebaikan alat peraga bagi pembelajaran juga
memasuki bangku sekolah sejak kelas I membuat anak lebih bersemangat karena
sampai kelas XII (SMA). Namun tidak merasakan kejenuhan. Pembelajaran
demikianmatematika masih kurang diminati dengan alat peraga mudah dicerna anak didik
anak didik baik di tingkat SD, SMP maupun dibandingkan dengan pembelajaran yang
SMA. Hal yang demikian perlu bersifat verbalistik.
mendapatkan perhatian bagi guru untuk Alat peraga yang tepat untuk
memperbaiki metode serta pendekatan dalam menerangkan volum bangun ruang
belajar mengajar sehingga anak didik merasa diantaranya kubus satuan. Alat peraga
senang dan termotivasi untuk belajar tersebut menjadikan anak akan mampu
matematika. memecahkan masalah melalui pengamatan,
Sebagaimana yang terjadi di kelas VI penganalisisan dan pembuktian secara
SD Negeri 18 Pekanbaru di mana hasil terpadu sehingga konsep volum bangun
belajar siswa pada mata pelajaran ruang akan mudah diselesaikan anak didik
matematika merupakan urutan yang pada saat mempelajari konsep volum bangun
terbawah dari semua mata pelajaran yang ruang.
diajarkan di kelas VI. Diketahui bahwa pada Pengertian belajar dalam kehidupan
pokok bahasan Volum Bangun Ruang dari sehari-hari seringkali sering diartikan yang
ulangan harian yang dilakukan selama dua kurang tepat, biasanya orang awam
kali, hasilnya baru mencapai rata-rata kelas mengartikan belajar identik dengan
56. Hal tersebut masih sangat perlu membaca, belajar identik dengan
diupayakan peningkatannya. Menurut hasil mengerjakan soal-soal. Pengertian belajar
analisis ulangan harian, diketahui bahwa seperti tersebut masih sempit. Menghafal
pada Tahun Pelajaran 2015/2016 hasil tidak dinamakan belajar.
belajar siswa pada pokok bahasan Loster D. Crow and Crow menyatakan
menentukan volum bangun ruang baru bahwa belajar adalah perbuatan untuk
mencapai rata-rata 56 maka perlu upaya memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan
peningkatan kemampuan melalui upaya– dan berbagai sikap (Kasijan, 1984:16).
upaya yang dapat dilakukan oleh guru. Sumadi Suryabrata (1984:249) menyatakan
Upaya Peningkatan kemampuan sisa bahwa kegiatan belajar mencakup tiga hal
terhadap pokok bahasan volum bangun yaitu: a) membawa perubahan, b) terjadi
ruang antara lain melalui penggunaan alat karena didapatkan kecakapan baru, dan c)
peraga. Penggunaan alat peraga dalam terjadi karena ada upaya. Belajar pada

108
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menentukan Volume Bangun Ruang Melalui Penggunaan Alat Peraga...
Suciati

dasarnya adalah berusaha mendapatkan agar belajar benar-benar terjadi. Ada


sesuatu kepandaian beberapa teori belajar yang akan penulis
(Poerwadarminta,1988:108). Sedangkan paparkan dalam pembahasan ini untuk
menurut istilah populer bahwa pengertian melihat bagaimana hakikatnya belajar yang
belajar adalah proses perubahan perilaku sesungguhnya.
yang relatif menetap sebagai bentuk Hasil belajar dari gabungan kata hasil
pengalaman-pengalaman atau praktik (David dan kata belajar. Hasil belajar diartikan
R dalam IKIP Semarang, 1996:2). Menutrut sebagai keberhasilan usaha yang dapat
Winkel bahwa belajar diartikan sebagai dicapai (Winkel,1998:162). Hasil belajar
suatu aktivitas mental/psikis yang merupakan keberhasilan yang telah
berlangsung dalam interaksi aktif dengan dirumuskan guru berupa kemampuan
lingkungan yang menghasilkan perubahan- akademik. Winarno Surachmad (1981:2)
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
keterampilan dan sikap-sikap. Perubahan itu nilai hasil belajar yang menentukan berhasil
relatif konstan dan berbekas (WS tidaknya siswa dalam belajar. Hal tersebut
Winkel,198:36). berarti hasil belajar merupakan hasil dari
Hasil belajar pada dasarnya berkaitan proses belajar.Dalam hasil belajar meliputi
pula dengan hasil yang dicapai dalam kemampuan kognitif, afektif, dan
belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri psikomotor (Sunaryo,1983:4).
dapat diketahui dari pendapat ahli Alat peraga disebut juga alat bantu
pendidikan. Hasil belajar berasal dari kata pelajaran. Alat peraga yang digunakan
hasil dan belajar. Agar tidak menyimpang sebagai alat bantu dalam pembelajaran,
dari pengertian sesungguhnya maka perlu maka pembelajaran menjadi lebih
dijelaskan secara per kata terlebih dahulu. berkualitas. Menurut Heinich (1996)
Belajar berasal dari kata “ajar” menyatakan bahwa keseluruhan sejarah,
mendapat awalan “ber” yang kemudian media dan teknologi telah mempengaruhi
menjadi kata jadian “belajar” mengandung pendidikan. Media merupakan jamak dari
makna proses belajar. Kata belajar menunjuk kata medium adalah suatu saluruh untuk
arti apa yang harus dilakukan seseorang komunikasi. Diturunkan dari bahasa Latin
sebagai subyek yang menerima pelajaran, yang berarti “antara”. Istilah ini kepada
bukan sekedar menghapal, bukan pula sesuatu yang membawa informasi ke
sekedar mengingat (Sardiman,1998:34). penerima tercetak, komputer dan instruktur.
Belajar pada dasarnya merupakan suatu Yang demikian ini dipandang sebagai media
proses yang ditandai dengan adanya ketika mereka membawa pesan dengan suatu
perubahan pengetahuan, pemahaman, dan maksud pembelajaran.
sikapnya. Belajar adalah proses yang aktif, Beberapa media yang dikenal dalam
yaitu mereaksi semua situasi yang berada pembelajaran antara lain; (1) media non
disekitar individu, yang mengarah pada projektif antara lain fotografi, diagram,
suatu tujuan (Tim MKDK IKIP sajian dan model-model, (2) media projektif
Semarang,1995:25). antara lain slide, filmstrif, transparansi, dan
Belajar pada hakikatnya perubahan computer proyektor, (3) media dengar
pada diri seseorang sebagai subjek didik seperti radio kaset, (4) media gerak seperti
untuk mencapai tujuan yang telah vidio dan film, (5) komputer, multimedia,
ditetapkan. Karena belajar adalah suatu (6) serta media yang digunakan untuk belajar
proses merubah kondisi seseorang yang jarak jauh ( UPI, 2001:200).
terwujud dalam tiga ranah, maka bagaimana
109
JURNAL PIGUR
Volum 01, Nomor 01,Maret 2018

Alat peraga sebagai media yang dilaksanakan akan lebih bermakna bagi
pembelajaran dapat menjadikan materi kehidupan siswa. Skema Penggunaan Alat
pelajaran yang disampaikan lebih konkret Peraga dalam Pembelajaran digambarkan
sehingga mudah dicerna siswa. Alat peraga dalamdiagram berikut:
menambah konkretnya materi pelajaran yang
disampaikan guru sehingga pembelajaran

StrategiPerencanaan Kurikulum

Guru kelas

Alat Guru
Guru Kelas Peraga Media Ber-
Media

siswa

Gambar 1. Model Pembelajaran yang dilakukan guru (Nana Sujana,1991:13).

Model pembelajaran yang tampak alat indera menggairahkan siswa dalam


pada skema di atas menunjukkan keragaman belajar sehingga akan mudah terangsang
bahwa ada guru yang menggunakan media untuk mencoba melakukan sesuatu hal yang
dan ada guru yang menggunakan alat peraga diperlukan.
dalam kegiatan pembelajaran.
Sebagaimana teori yang dikaji tersebut METODE PENELITIAN
di atas, bahwa alat peraga memiliki fungsi Melalui penggunaan alat peraga kubus
untuk mempermudah pemahaman siswa satuan dimaksudkan dapat meningkatkan
terhadap materi pelajaran yang disampaikan. hasil belajar siswa pokok bahasan volum
Alat peraga berperan penting dalam bangun ruang. Penelitian ini dilaksanakan
meningkatkankeberhasilan siswa karena tiga siklus dan masing-masing siklus
melalui penggunaan alat peraga siswa dapat meliputi perencanaan, tindakan,
mengamati, menaksir, dan meramalkan pengamatan, dan refleksi. Prosedur tersebut
berbagai hal baik melalui indera penglihat, secara garis besar dapat dijelaskan dengan
peraba maupun pendengar.Keterlibatan alat- skema berikut:

110
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menentukan Volume Bangun Ruang Melalui Penggunaan Alat Peraga...
Suciati

Perencanaan

Refleksi Siklus I Tindakan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Tindakan

Pengamatan

Gambar 2. Bagan Tahapan PTK

Siklus I Pengamatan: Kegiatan pengamatan


Perencanaan: Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data
kondisional meliputi data hasil ulangan aktivitas pembelajaran, baik data
pokok bahasan menentukan volum kubus, pembelajaran (guru) maupun data
dan observasi guru terhadap pembelajaran pembelajaran siswa. Peneliti menyiapkan
matematika yang akan berlangsung; angket observasi yang dilakukan dengan
Identifikasi dan klarifikasi semua masalah- data pengukur.
masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru Refleksi: Data dikumpulkan kemudian
dalam kegiatan belajar mengajar; merancang direfleksi oleh peneliti. Refleksi dilakukan
rencana pembelajaran. dengan cara mengukur baik cara kuantitatif
Tindakan: Guru menyiapkan rencana maupun kualitatif. Data yang diperoleh
pengajaran: Guru memberikan soal-soal dikumpulkan kemudian disimpulkan
pada siswa; Guru mengevaluasi tingkat daya bagaimana hasil belajar siswa dan
serap siswa terhadap proses pembelajaran; bagaimana hasil pembelajaran guru yang
Guru merencanakan pembelajaran dengan telah dilakukan, kemudian direfleksikan
menerangkan materi tentang pokok bahasan berupa hasil analisis yang telah dikerjakan.
volum kubus dilanjutkan dengan
memberikan contoh-contoh soalnya; Guru Siklus 2
memberikan kesempatan pada siswa untuk Perencanaan: Berdasarkan hasil
berperan aktif dalam proses pembelajaran refleksi pada siklus 1, maka diadakan
seperti bertanya, mengungkapkan pendapat, perencanaan sebagai berikut: Identifikasi
diskusi dan lain sebaginya; Guru masalah siklus 1 yang belum berhasil pada
memberikan soal-soal latihan setiap akhir pokok bahasan volum kubus; Rencana
pertemuan; Guru memberikan soal-soal tes tindakan, penerapan pembelajaran dengan
pada akhir siklus 1. meningkatkan efektifitas penggunaan alat
111
JURNAL PIGUR
Volum 01, Nomor 01,Maret 2018

peraga harus lebih ditekankan lagi terutama Tindakan: Guru melakukan semua
agar lebih mengoptimalkan keaktifan siswa tindakan pada siklus II; Guru memberikan
dalam mengikuti proses belajar mengajar. soal-soal latihan; Menjelaskan materi
Tindakan: Guru melakukan semua lanjutan dengan alat peraga yang lebih
tindakan sebagaimana pada siklus I; Guru banyak dan variatif terutama soal latihan
memberikan soal-soal latihan; Menjelaskan pada siklus II di mana item soal mana yang
materi lanjutan dengan alat peraga yang dianggap paling sulit; Mengontrol siswa
lebih banyak dan variatif; Mengadakan Tes yang kurang aktif dengan cara mengadakan
akhir siklus II. pedekatan dan bimbingan khusus dan yang
Pengamatan, Pelaksanaan atau pandai diberikan pengayaan materi dalam
tindakan siklus 2 sesuai dengan perencanaan pembelajaran; Guru menerangkan kembali
yang diprogramkan yaitu:Atas dasar hasil materi yang kurang dipahami pada siklus II
siklus 1, maka permasalahan dapat dengan contoh-contoh soalnya berikut
diidentifikasi dan dirumuskan; Mengontrol contoh pengerjaannya; Memastikan
siswa yang kurang aktif dengan cara keberhasilan pembelajaran dengan
mengadakan pendekatan dan bimbingan menggunakan alat peraga dalam
khusus; Guru menerangkan kembali materi pembelajaran konsep menentukan volum
yang kurang dipahami siswa dengan contoh- kubus; Siswa diberi soal-soal latihan untuk
contoh soalnya secara sistematis; dibahas kembali; Guru memberikan soal-
Merencanakan kembali pembelajaran soal tes pada akhir siklus III.
dengan menggunakan alat peraga dalam Pengamatan: peneliti melakukan
pembelajaran konsep bangun ruang; Siswa tindakan pada siklus III untuk mengetahui
diberi soal-soal latihan untuk dibahas keberhasilan pelaksanaan siklus yang
kembali; Guru memberikan soal-soal tes sedang berlangsung.
pada akhir siklus 2. Refleksi: peneliti merefleksi semua
Refleksi: Peneliti merefleksi semua tindakan pada siklus I, II dansiklus III,
tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, kemudian melakukan refleksi dengan
kemudian melakukan refleksi terhadap pendekatan yang dilakukan dalam tindakan
tindakan kelas yang telah dilaksanakan. kelas. Refleksi terhadap keberhasilan siklus
Refleksi terhadap keberhasilan siklus I dan I, II dan III, kemudian tindakan apa yang
II, kemudian tindakan apa yang perlu perlu dilakukan pada siklus selanjutnya
dilakukan pada siklus III selanjutnya. sebagai refleksi siklus selanjutnya jika
memungkinkan, namun penelitian tindakan
Siklus 3 ini direncanakan dan dibatasi sampai pada
Perencanaan, berdasarkan hasil siklus III.
refleksi pada siklus II, maka diadakan Sumber data dalam penelitian ini
perencanaan yang meliputi:Masalah siklus II meliputi siswa kelas VI dengan Jumlah data
yang belum berhasil pada pokok bahasan siswa sebanyak 35 orang.Data yang
tersebut. Kesulitan yang dihadapi siswa dan didapatkan dalam PTK ini berupa data
kegairahan siswa dalam pembelajaran: kuantitatif dan kualitatif, yang terdiri dari:
Rencana tindakan. penerapan pendekatan hasil belajar siswa: data situasi
keterampilan proses menggunakan alat pembelajaran; ata pelaksanaan pembelajaran
peraga kubus satuan harus lebih ditekankan oleh guru.Datadalam penelitian ini yaitu:
lagi terutama keaktifan siswa dalam proses data hasil belajar diambil melalui tes setiap
belajar mengajar. akhir siklus; data situasi kondisi KBM
diambil melalui pengamatan kelas; data

112
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menentukan Volume Bangun Ruang Melalui Penggunaan Alat Peraga...
Suciati

refleksi dan perubahan-perubahan yang Hasil Observasi terhadap Guru Peneliti


terjadi di kelas diambil melalui jurnal oleh Pengamat
keberhasilan yang dibuat guru; data Hasil observasi terhadap guru peneliti
pelaksanaan pembelajaran diambil melalui diperoleh data-data yang dapat dipaparkan
pengamatan. dalam bab ini yaitu guru peneliti belum
mengelola pembelajaran dengan baik, guru
HASIL PENELITIAN DAN dalam apersepsi perlu mengaktualisasikan
PEMBAHASAN secara jelas apa-apa yang telah diketahui
Observasi Terhadap siswa atau dikuasai siswa sebelumnya yaitu
Berdasarkan hasil observasi kepada tentang volum bangun ruang dengan alat
siswa kelas VI dimana pada siklus I peraga kubus satuan.
diketahui bahwa perhatian siswa masih Alat peraga yang digunakan guru
belum fokus terhadap materi pelajaran yang peneliti, agar lebih menarik siswa dan
diberikan, motivasi belajar masih belum diharapkan lebih menjangkau semua siswa
penuh sehingga baru 20%–30% siswa yang baik ukuranya maupun jumlahnya. Untuk
aktif maju ke depan kelas untuk pembelajaran menghitung volum bangun
mengerjakan soal-soal latihan. ruang dengan perga kubus satuan siswa dan
Dalam penggunaan alat peraga siswa guru dapat menggunakan peraga benda asli
belum begitu paham dengan peraga yang seperti kotak kapur atau benda-benda yang
diberikan guru, masih ada sebanyak 65% berbentuk kubus lainnya.
siswa yang kebingungan mengerjakan soal- Hasil pengamatan guru peneliti di
soal latihan tentang Volum Bangun ruang. peroleh data berupa saran dimana peneliti
Hal tersebut dari data yang diperoleh dalam agar memperbanyak LKS kepada siswa,
siklus I ini 65 % nasih bingung dengan apa membimbing siswa yang masih kesulitan
yang diajarkan guru, 20 % cukup paham dan belajar dan mengelola kelas agar lebih
15 % siswa telah terampil dan menguasai kondusif.
materi volum bangun ruang. Pada tahap ini guru peneliti telah
Sampai akhir waktu yang dialokasikan menyusun perencanaan dengan baik, alat
dalam mengerjakan soal latihan, siswa yang peraga yang digunakan cukup baik, dan
mampu mengerjakan soal tes dengan penguasaan materi pelajaran sangat bagus.
jawaban betul sebanyak 15%, mampu Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
mengerjakan soal dengan menjawab betul dapat dikatakn cukup baik, hanya saja
separonya lebih sebanyak 20%, dan yang peningkatan kemampuan siswa perlu
baru mampu mengerjakan soal dengan ditingkatkan sehingga lebih menguasai
menjawab betul antara 2–3 soal saja materi yang diberikan.
sebanyak 65%. Berdasarkan hasil tes akhir siklus
Hasil pengamatan dalam kegiatan diketahui bahwa rata-rata kelas hasil belajar
pembelajaran melalui PTK ini di ketahui siswa pokok bahasan volum bangun ruang
bahwa kurangnya perhatian dan kurangnya dengan alat peraga kubus satuan baru
kemampuan siswa pada pokok bahasan mencapai 64. Adapun secara rinci perolehan
volum bangun ruang dengan alat peraga siswa yang memperoleh nilai keberhasilan
kubus satuan perlu direncanakan kembali dapat dirangkum pada tabel berikut ini.
dan dipertinggi motivasi belajar siswa serta
guru perlu membuat variasi alat peraga Tabel 1. Hasil Belajar Akhir Siklus I
kubus satuan lebih banyak lagi. No Nilai Frekuensi Persen
1. 100 - -
113
JURNAL PIGUR
Volum 01, Nomor 01,Maret 2018

2. 90 2 6% pertemuan ketiga, maka hasil tes siklus II


3. 80 5 14% yang diperoleh sebagai berikut:
4. 70 11 31%
5. 60 7 20% Tabel 2. Hasil Tes Siklus II
6. 50 7 20% No Nilai Frekuensi Persen
7. ≤ 40 3 9% 1. 100 - -
Jumlah 35 100% 2. 90 2 6%
Rata-rata 64 3. 80 4 11 %
4. 70 14 40 %
Pada tabel I tersebut di atas dapat 5. 60 15 43 %
diketahui bahwa rata-rata kelas baru 6. 50 - -
mencapai 64 dengan ketuntasan belajar 7. ≤ 40 - -
sebanyak 7 orang siswa dengan tingkat Jumlah 35 100%
ketuntasan belajar mencapai 20%. Dengan Rata-rata 68
demikian dapat kiranya dikatakan pada
siklus I belum berhasil mencapai tuntas Berdasarkan tabel analisis hasil belajar
belajar dan belum memiliki pengaruh yang tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang
berarti terhadap prestasi belajar siswa pada memperoleh tertinggi yaitu nialai 9
pokok bahasan tersebut. sebanyak 2 orang, yang mendapat nilai 8
Hal ini diduga kuat oleh faktor sebanyak 4 orang, yang mendapat nilai 7
perhatian siswa belum terfokus terhadap ada 14 orang dan ≤ 6 sebanyak 15 oarng.
materi yang di ajarkan dan belum Untuk menentukan ketuntasan belajar atau
mengenanya strategi mengajar dilakukan mengetahui peningkatan belajar diketahui
guru terutama dalam penggunaan alat peraga bahwa rata-rata hasil belajar yang dicapai
kubus satuan.Secara klasikal kemampuan adalah 68 meningkat dari siklus sebelumnya
siswa dalam penguasaan materi pelajaran yaitu dari 64 menjadi 68 yang berarti ada
volum bangun ruang baru mencapai 64% peningkatan 0,4.
dan yang telah menguasai materi dengan
baik sebanyak 20%. Banyaknya siswa yang Tabel 3. Keberhasilan Siklus II
cukup menguasai materi ada 31%, dan No Nilai Jumlah Persen
sebanyak 49 % siswa yang belum 1. <70 15 43 %
menguasai. 2. ≥ 70 20 57 %
Berdasarkan hasil observasi yang Jumlah 35 100 %
dilakukan pengamat dalam kegiatan
Rata-
pembelajaran siklus II ini diketahui motivasi
rata 68
belajar siswa perlu lebih ditingkatkan lagi,
kegiatan pembelajaran dianggap cukup baik, Keberhasilan siswa pada siklus II
alat peraga yang digunakan cukup variatif dapat diketahui dengan caramelihat hasil
dan jumlahnya lebvih banyak, penguasaan siklus I dengan perbandingan siklus
materi pelajaran lebih baik, dan keterlibatan IIsebagaimana padatabel berikut:
siswa mencapai 70%.
Adapun berdasarkan hasil tes akhir
siklus II yang dilaksanakan pada akhir

114
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menentukan Volume Bangun Ruang Melalui Penggunaan Alat Peraga...
Suciati

Tabel 4. Rangkuman Hasil Belajar pada Siklus I dan Siklus II


Siklus
No Indikator SiklusI II Ket
keberhasila
n F % F %
1. <70 17 48 % 15 42 % Turun 6,3%
2. ≥ 70 18 52 % 20 58 % Naik 6,3%
Jumlah 35 100 % 35 100 %
Rata-rata - 64 - 68
Ketuntasan Belum tuntas Belum tuntas
belajarberdasarkanin
dicator

Sebagaimana hasil belajar siswa pada 4. 70 2 6%


siklus kedua tersebut di atas, maka apabila 5. 60 - -
dikaitkan dengan tolok ukur keberhasilan 6. 50 - -
yang telah ditetapkan dalam ini, diperoleh 7. ≤ 40 - -
data bahwa sampai pada akhir siklus II Jumlah 35 100%
ternyata rata-rata hasil belajar siswa Rata-rata 85
mengalami peneningkatan yang cukup baik.
Peningkatan tersebut pada siklus II dapat Berdasarkan tabel tersebut di atas
dikatakan menjadi lebih tinggi yaitu 68 yang bahwa ada 2 orang siswa yang belum
semula 64 pada siklus I. mencapai nilai standar yang ditetapkan
Berdasarkan hasil observasi dan hasil penelitian yaitu baru dapat mencapai nilai
tes akhir siklus II, maka pada siklus II ini 60, meskipun apabila dianalisis dari
belum dikatakan berhasil, yakni nilai rata- perkembangan nilai pada kedua siswa
rata yang dicapai belum memenuhi standar tersebut mengalami peningkatan.
minimal yang ditetapkan yakni mencapai Hasil observasi pada siklus III dapat
rata-rata kelas 70. Dengan demikian, maka dikatakan bahwa pembelajaran berjalan
baik kegiatan pembelajaran maupun hasil lancar dan baik. Keaktifan siswa sangat
belajar siswa perlu ditingkatkan kembali respektif dan partisifatif. Pembelajaran yang
pada siklus III. dilakukan guru berlangsung secara interaktif
Tes akhir siklus III diberikan pada saat multi arah, penguasaan guru terhadap materi
berakhirnya siklus. Soal tes siklus III pelajaran sangat menguasai, alat peraga
sebanyak 5 soal denagn alokasi waktu 30 yang digunakan dapat dimanfaatkan secara
menit. Hasil tes siklus III diperoleh data optiomal oleh siswa dan motivasi belajar
nilai sebagai berikut: siswa sangat tinggi.
Berdasarkan hasil tes siklus III dapat
Tabel 5. Data Hasil Belajar Siklus III dikatakan memuaskan karena rata-rata hasil
No Nilai Frekuensi Persen belajar sebesar 85 yang berarti telah baik
1. 100 3 8% dan tuntas. Untuk mengetahui hasil belajar
2. 90 14 40% siswa dari siklus I ke II dan ke III dapat
3. 80 16 46%

115
JURNAL PIGUR
Volum 01, Nomor 01,Maret 2018

diketahui dengan gambaran pada tabel dibawah ini:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Belajar Siswa pada siklus I, II, dan Siklus III
Siklus Siklus
No Indikator I II Siklus III
keberhasila
n F % F % F %
1. <70 17 48 % 15 42 % 2 6%
2. ≥ 70 18 52 % 20 58 % 33 94%
Jumlah 35 100 % 35 100 % 35 100
Rata-rata - 64 - 68 85
Kebeerhasilan Belum Belum Berhasil

Berdasarkan hasil tes pada akhir siklus karena dapat meningkat hasil belajarnya dari
III sebagaimana tersebut dalam tabel di atas siklus ke siklus.
diketahui bahwa peningkatan hasil belajar Dengan demikian sampai batas akhri
siswa dengan rata-rata hasil belajar siklus III secara klasikal taraf serap materi
mencapai 85 meningkat dari 68 pada akhir volum bangun ruang mencapai keberhasilan
siklus II. Peningkatan tersebut merupakan sebesar 88% dengan rata-rata kelas
keberhasilan yang dicapai melalui 85.Berdasarkan hasil siklus I, II dan siklus
pembelajaran dengan alat peraga kubus III yang telah diketahui dari hasil penelitian
satuan untuk meningkatkan kemampuan tersebut meningkat, pada siklus I penelitian
mencari volum bangun ruang bentuk kubus tindakan kelas ini belum berhasil sesuai
dan balok. dengan yang diharapkan rata-rata hasil
Keberhasilan tersebut merupakan belajar barumencapai 64, pada siklus II baru
keberhasilan yang dicapai di mana dalam mencapai 68 dan pada akhir siklus III rata-
siklus III siswa mengalami kemajuan belajar rata hasil belajar meningkat menjadi 85.
yaitu: Siswa mampu mengerjakan soal Dari hasil penelitian ini, pada siklus
latihan mencari volum bangun ruang tidak I,II dan siklus III diketahui bahwa siswa
lagi dengan menggunakan alat peraga kubus dalam menyelesaikan soal mengalami
satuan; Memiliki kemampuan menggunakan peningkatan. Pembelajaran pada siklus I dan
rumus mencari volum bangun ruang dalam II dilaksanakan, siswa belum dapat
menyelesaikan soal; Memiliki sikap disiplin menyelesaikan seluruh soal karena masih
waktu, sehingga mampu menjadikan siswa kesulitan dalam mencari Volum bangun
memanfaatkan waktu yang tersedia dengan ruang, belum mampu mengaplikasikan
sebaik-baiknya; Motivasi belajar sangat rumus dan masih mengalami kebingungan
tinggi, diketahui dari frekwensi yang dalam menentukan volum suatu bangun
muncul pada saat guru memberi kesempatan yang berupa gambar pada lembar kerja
siswa untuk mengerjakan soal di depan meskipun sudah ditentukan ukurannya.
kelas; Meskipun ada siswa yang belum Pada siklus I, penggunaan alat peraga
mencapai tuntas belajar, tetapi secara bangun ruang digunakan dalam
normatik dapat dikategorikan berhasil pembelajaran, penggunaan alat peraga kubus
satuan pada siklus I masih terbatas pada

116
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menentukan Volume Bangun Ruang Melalui Penggunaan Alat Peraga...
Suciati

bangun-bangun ruang yang sederhana menggunakan alat peraga merasa terangsang


ukurannya dan siswa masih kurang mampu untuk mempelajari, mengamati, dan
dalam mencari volum bangun ruang. mencoba serta menghitung apa yang dilihat
kesalahan siswa dalam mencari volum dan mudah untuk diketahuinya, anak lebih
karena terfokus dengan cara mencari luas terfokus karena siswa merasa apa yang
bangun persegi panjang.Hal ini dibuktikan dilihat itu memudahkan untuk diikuti,
dari kemampuan siswa menentukan volum mudah untuk meniru dan melakukan sesuai
menggunakan penggaris kemudian untuk dengan petunjuk guru.
mencari volum dengan mengalikan panjang Apabila dibandingkan dengan
dan lebarnya saja. keberhasilan yang dicapai tahun-tahun
Kemajuan siswa berangsur lebih baik sebelumnya yaitu pada tahun pelajaran
pada akhir siklus II di mana cara mengukur 2015/2016. Kenyataan yang demikian
valum bangun ruang dengan menggunakan tersebut perlu mendapat perhatian dari guru
alat peraga langsung. Pada siklus II siswa untuk meningkatkan hasil belajar pokok
mulai lebih teliti dan terampil dalam bahasan menentukan volum bangun ruang
mengukur volum bangun ruang dan melalui penggunaan alat peraga secara
mengaplikasikan rumus untuk mencari maksimal agar dapat mencapai hasil yang
volum bangun ruang. tinggi.
Pada siklus II keberhasilan baru Namun demikian kesulitan yang
menunjukkan 68% dan yang kurang berhasil dihadapi guru dalam
mencapai 32%. Hal ini karena siswa masih pembelajaranmenggunakan alat peraga
terpokus pada hal-hal kebiasaan lama yaitu bangun ruang antara lain guru harus
gugup dan bingung pada operasi hitungnya, menyiapkan peraga yang beraneka ragam,
kurang mengetahui apa sebenarnya yang warna-warni agar menarik, menuntut
dikehendaki soal, dan bagaimana seharusnya keterampilan guru, menuntut guru agar
yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan kretaif dalam mengembangkan srtategi
soal tersebut. pembelajaran agar materi yang diajarkan
Pada siklus III keberhasilan siswa tepat sasran, menuntut guru membuat alat
mencapai 88%. Hal tersebut menunjukkan peraga yang dapat dilihat seluruh siswa,
kemampuan siswa lebih meningkat. membutuhkan biaya dan tenaga untuk
Kemampuan tersebut menunjukkan adanya mengemas alat peraga tersebut.
keberhasilan dalam siklus III. Siklus III Dengan demikian, berdasarkan hasil
dilaksanakan setelah ada refleksi dan observasi dan nilai rata-rata kelas pada
perencanaan ulang oleh peneliti menujukan siklus I, II, dan pada siklus III dapat
hasil yang optimal karena prestasi belajar diketahui perkembangan hasil belajar siswa
siswa mencapai 88% dan dikatakan tuntas dan apa yang diharapkan dalam penelitian
secara individual dan secara klasikal. Hasil ini dapat diketahui keberhasilannya.
belajar yang dicapai sampai pada akhir Sampoai akhir siklus III pembelajaran yang
siklus II mencapai rata-rata kelas 85. Hal dilakukan telah mencapai kriteria baik,
tersebut berarti alat peraga dapat partisipasi siswa dapat ditingkatkan, hasil
meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar telah mencapai rata-rata kelas 87
memahami materi menentukan volum nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70
bangun ruang. sehingga dapat dikatakan meningkat.
Kemampuan siswa bertambah Sebagaimana hipotesis tindakan yang
meningkat dari siklus I, II dan siklus III diajukan dalam bab II yang berbunyi ”
karena siswa pada saat pembelajaran melalui penggunaan alat peraga kubus
117
JURNAL PIGUR
Volum 01, Nomor 01,Maret 2018

satuan maka hasil belajarsiswa kelas VI SD alat peraga kubus satuan untuk mengerjakan
Negeri 18 Pekanbaru dalam menentukan soal-soal latihan menentukan volum
volum bangun ruang dapat ditingkatkan” bangunruangsehinggamemudahkan dalam
ternyata terbukti. menyelesaikan soaltersebut.

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil pembahasan Kasijan, 1984. Dasar-dasar Proses
penelitian ini maka simpulannya adalah Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka
pembelajaran dengan alat peraga kubus Pelajar
satuan dapat meningkatkan hasil belajar Poerwadarminta, 1988. Kamus Umum
siswa pokok bahasan menentukan volum Bahasa Indonesia, Jakarta:
bangun ruang (balok dan kubus) pada siswa BalaiPustaka.
kelas VI SD Negeri 18 Pekanbaru. Saran Sardiman, 1998. Motivasi dan Interaksi
yang perlu disampaikan berkaitan dengan Belajar. Jakarta: rajawali Pres.
hasil penelitian ini adalah:Guru kelas VI Tim MKDK IKIP Semarang. 1996. Belajar
agar sedapat mungkin menggunakan alat dan Pembelajaran. Semarang: ILIP
peraga kubus satuan dalam mengajarkan Pres.
materi mengukur volum bangun ruang, UPI. 2001. Common Text Book Strategi
karena dapat mengingkatkan hasil belajar Pembelajaran
siswa; Guru kelas VI di SD, dapat MatematikaKontemporer, Bandung:
menggunakan alat peraga kubus Jurusan MIPA UPI
satuansebagailatperagadalampembelajaran Winarno Surahmad, 1981. Metodologi
pada pokokbahasanmenentukan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
volum bangun ruang; Siswa kelas VI Winkel. 1998. Psikologi Pengajaran.
diharapkan berlatih dengan menggunakan Jakarta: Gramedia.

118

Anda mungkin juga menyukai