4626 8578 1 SM
4626 8578 1 SM
267-276
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VI SD DalamPGSD
Menentukan Volume Bangun
FKIP Universitas Ruang
Bengkulu
Suwarno
E-mail : Suwarno22@yahoo.com
Abstrak
memasuki bangku sekolah dasar (SD) hingga perubahan yang relatif konstan dan berbekas
sekolah menengah atas (SMA). Namun menyangkut pengetahuan, pemahaman,
demikian matematika masih kurang diminati keterampilan, dan sikap-sikap.
siswa baik di tingkat SD, SMP maupun Kata belajar itu sendiri berasal dari
SMA. Hal yang demikian perlu kata “ajar” mendapat awalan “ber” yang
mendapatkan perhatian bagi guru untuk kemudian menjadi kata jadian “belajar” dan
memperbaiki metode serta pendekatan mengandung makna proses belajar. Kata
dalam belajar mengajar sehingga siswa belajar menunjuk arti apa yang harus
merasa senang dan termotivasi untuk belajar dilakukan seseorang sebagai subyek yang
matematika. menerima pelajaran, bukan sekedar
Pengertian belajar dalam kehidupan menghapal, bukan pula sekedar mengingat
sehari-hari seringkali diartikan kurang tepat. (Sardiman,1998:34). Belajar pada dasarnya
Biasanya orang awam mengartikan belajar merupakan suatu proses yang ditandai
identik dengan membaca, menghafal dan dengan adanya perubahan pengetahuan,
mengerjakan soal-soal. Pengertian belajar pemahaman, dan sikapnya. Belajar adalah
seperti tersebut masih sempit. Crow dan proses yang aktif, yaitu mereaksi semua
Crow menyatakan bahwa belajar adalah situasi yang berada disekitar individu, yang
perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, mengarah pada suatu tujuan (Tim MKDK
ilmu pengetahuan dan berbagai sikap IKIP Semarang, 1995:25).
(Kasijan, 1984:16). Sumadi Suryabrata Keberhasilan belajar siswa dapat
(1984:249) menyatakan bahwa kegiatan dilihat dari segi pencapaian tujuan yang telah
belajar mencakup tiga hal yaitu: (a) ditetapkan. Untuk memudahkan guru dalam
membawa perubahan, (b) terjadi karena mengukur keberhasilan belajar maka guru
didapatkan kecakapan baru, dan (c) terjadi harus menentukan tujuan pembelajaran
karena ada upaya. khusus yang baik. Ada beberapa kriteria
Belajar pada dasarnya adalah berusaha dalam pembuatan TPK (Tujuan
mendapatkan sesuatu kepandaian Pembelajaran Khusus) yang baik yaitu
(Poerwadarminta, 1988:108). Sedangkan sebagai berikut: (a) Mengandung satu jenis
menurut istilah populer pengertian belajar perbuatan; (b) Dinyatakan dalam kualitas
adalah proses perubahan perilaku yang relatif dan kuantitas penguasaan siswa dan (c)
menetap sebagai bentuk pengalaman- Kondisi yang bagaimana yang diinginkan
pengalaman atau praktik (David R dalam guru (Tim MKDK IKIP Semarang,1995:28).
IKIP Semarang, 1996:2). Tercapai atau tidaknya tujuan dari
Menurut Winkel bahwa belajar belajar dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil
diartikan sebagai suatu aktivitas belajar adalah gabungan dari dua kata yaitu
mental/psikis yang berlangsung dalam hasil dan belajar. Hasil belajar diartikan
interaksi aktif dengan lingkungan yang sebagai keberhasilan usaha yang dapat
menghasilkan perubahan-perubahan dalam dicapai (Winkel,1998:162). Winarno
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa
sikap-sikap. Perubahan itu relatif konstan hasil belajar merupakan nilai hasil belajar
dan berbekas (WS Winkel,198:36). Dengan yang menentukan berhasil tidaknya siswa
demikian belajar adalah perubahan- dalam belajar. Hal tersebut berarti hasil
268 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016.
Hal. 267-276
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VI SD Dalam Menentukan Volume Bangun Ruang
keterlambatan akademik, (c) lambat belajar, pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai
(d) penempatan kelas, (e) kurang motivasi secara optimal; (c) guru sebagai sumber
dalam belajar, dan (f) sikap dan kebiasaan bersama dengan sumber lainnya dalam
yang buruk dalam belajar dan kehadiran di pembelajaran; dan (d) guru melakukan
sekolah sering tidak masuk. pembelajaran dari sumber bukan manusia
Dengan demikian bahwa anak yang (guru bermedia) ( UPI, 2001:200).
perlu mendapat bantuan dari guru dalam hal Oleh karena itu ada beberapa
ini adalah melalui layanan bimbingan pendekatan dalam pengajaran matematika di
belajar, agar siswa dapat melaksanakan SD, yaitu sebagai berikut: (a) urutan belajar
kegiatan belajar secara baik dan terarah. yang sesuai dengan tingkat perkembangan
Mata pelajaran matematika berkaitan dengan anak; (b) tidak akan ada manfaatnya
kemampuan-kemampuan siswa mengenai mengajarkan anak suatu konsep atau
pemahaman struktur dasar sistem bilangan keterampilan matematika sebelum mencapai
dari pada mempelajari keterampilan dan tahap perkembangan tersebut karena tidak
fakta-fakta hafalan. Pelajaran matematika akan berhasil; (c) belajar Tuntas; (d) strategi
lebih menekankan mengapa dan bagaimana belajar matematika memusatkan bagaimana
matematika melalui penemuan dan siswa belajar agar dapat mengembangkan
eksplorasi. Mata pelajaran matematika strategi belajar metakognitif yang
menerapkan prinsip-prinsip basic skill mengarahkan proses mereka dalam belajar
movement yang mencerminkan beberapa memecahkan masalah (Abdurrahman,
kemampuan dasar matematika bagi siswa SD 1999:255).
yang meliputi hal sebagai berikut: (a) Strategi belajar matematika dengan
menyiapkan anak untuk belajar matematika; pemecahan masalah untuk meningkatkan
(b) maju dari konkret ke abstrak; (c) kemampuan siswa dalam memecahkan
penyediaan kesempatan kepada anak untuk masalah kaitannya dengan soal-soal
berlatih dan mengulang; (d) generalisasi ke matematika. Keempat pendekatan dalam
dalam situasi baru; (e) bertolak dari kekuatan pembelajaran matematika di SD tersebut,
dan kelemahan siswa; (f) perlunya tentunya menuntut kemampuan guru dalam
membangun fondasi yang kuat tentang melaksanakan pembelajaran, juga dituntut
konsep atau keterampilan matematika; (g) lebih aktif dan cermat melakukan strategi
penyediaan program matematika yang pembelajaran agar siswa yang mengalami
seimbang (Abdurrahman, 1999:273). kesulitan belajar tidak merasa ditinggalkan
Ada empat pola guru dalam tetapi terlayani dengan baik dengan cara
pembelajaran yaitu sebagai berikut: (a) guru kemampuannya sendiri dan mampu
sebagai pengendali siswa, disini tugas guru mengikuti setahap demi setahap.
adalah melakukan manajemen kelas dan Evaluasi matematika di Sekolah Dasar
mengukur kemajuan balajar siswa secara merupakan salah satu cara atau kegiatan
bertahap dan berkelanjutan; (b) guru pembelajaran untuk mengetahui kemajuan
mengggunakan alat peraga dalam belajar siswa dan pencapaian tujuan yang
pembelajaran agar agar materi pelajaran telah ditetapkan. Dalam hal kegiatan evaluasi
yang disampaikan dapat dimengerti dan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
mudah dicerna oleh siswa sehingga tujuan matematika menurut Learner, dilakukan
270 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016.
Hal. 267-276
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VI SD Dalam Menentukan Volume Bangun Ruang
dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) dalam memecahkan dan menyelesaikan soal
memutuskan apa yang akan diukur; (b) pokok bahasan volume bangun ruang, maka
memilih atau mengembangkan suatu herarki perlu dilakukan upaya peningkatan
keterampilan; (c) memutuskan di mana kemampuan.
memulai; (d) memilih atau mengembangkan Upaya peningkatan kemampuan siswa
instrumen; (e) melaksanakan tes; (f) terhadap pokok bahasan volume bangun
mengadministrasikan tes; (g) mencatat ruang antara lain melalui penggunaan alat
kekeliruan dan gaya kinerja; (h) peraga. Penggunaan alat peraga dalam
menganalisis temuan dan meringkaskan kegiatan pembelajaran diharapkan dapat
hasil; (i) memperkirakan alasan kekeliruan meningkatkan kemampuan pemahaman
dan menentukan bidang yang akan diperiksa; siswa terhadap konsep-konsep matematika
(j) memeriksa, melengkapi catatan dan sehingga siswa lebih mengerti dan
rumusan tujuan-tujuan pembelajaran khusus memahami materi yang dipelajarinya dengan
(Abdurrahman, 1999:266). mudah. Sifat alat peraga itu sendiri
Ranah yang diungkapkan dalam membantu memperjelas konsep-konsep
evaluasi pembelajaran matematika yaitu abstrak agar menjadi konkret. Pembelajaran
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga dengan alat peraga lebih mudah dicerna
ranah tersebut dievaluasi dengan tes hasil siswa dibandingkan dengan pembelajaran
belajar yang menggunakan berbagai ragam yang bersifat verbalistik. Alat peraga akan
bentuk soal tes sesuai dengan materi yang merangsang minat siswa sekaligus
akan diukur kemajuan dan keberhasilannya. mempercepat proses pemahaman siswa
Dari evaluasi inilah ditentukan hasil belajar ketika mendapati hal-hal yang abstrak dan
siswa apakah sudah berhasil atau belum yang sulit dimengerti anak. Kelebihan alat
tuntas. peraga yaitu juga membuat anak lebih
Sebagaimana yang terjadi di kelas VI bersemangat dalam pembelajaran karena
SD Negeri 22 Kepahiang, di mana hasil tidak merasakan kejenuhan.
belajar siswa pada mata pelajaran Menggunakan alat peraga dalam proses
matematika merupakan urutan yang pembelajaran akan membawa keuntungan
terbawah dari semua mata pelajaran yang antara lain sebagai berikut: (1) siswa dan
diajarkan di kelas VI. Dari hasil ulangan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar
harian yang dilakukan sebanyak dua kali lebih termotivasi terhadap pelajaran yang
diketahui bahwa pada pokok bahasan sedang diajarkan; (2) konsep abstrak
Volume Bangun Ruang hasilnya hanya matematika tersajikan dalam bentuk konkret
mencapai rata-rata kelas 5,6. Melihat hal dan karena itu lebih dipahami dan
tersebut artinya masih sangat perlu dimengerti, dan dapat ditanamkan pada
diupayakan peningkatan. Menurut hasil tingkat-tingkat yang lebih rendah; (3)
analisis ulangan harian yang kedua, diketahui hubungan antara konsep abstrak matematika
bahwa hasil belajar siswa pada pokok dengan benda-benda di alam sekitar akan
bahasan menentukan volume bangun ruang lebih dapat dipahami.
baru mencapai rata-rata kelas 5,9. Hal Alat peraga dapat disebut pula alat
tersebut menunjukkan bahwa ada kesulitan bantu dalam pembelajaran. Dalam praktik
yang cukup berarti bagi siswa kelas VI kegiatan pendidikan, alat peraga sering pula
272 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016.
Hal. 267-276
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VI SD Dalam Menentukan Volume Bangun Ruang
274 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016.
Hal. 267-276
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VI SD Dalam Menentukan Volume Bangun Ruang
mempelajari, mengamati, dan mencoba serta materi yang diajarkan tepat sasaran,
menghitung apa yang dilihat dan mudah menuntut guru membuat alat peraga yang
untuk diketahuinya. Anak lebih terfokus dapat dilihat seluruh siswa, membutuhkan
karena siswa merasa apa yang dilihat itu biaya dan tenaga untuk mengemas alat
memudahkan untuk diikuti, mudah untuk peraga tersebut.
meniru dan melakukan sesuai dengan Dengan demikian, berdasarkan hasil
petunjuk guru. Hal ini menunjukkan bahwa observasi dan nilai rata-rata kelas pada siklus
alat peraga meningkatkan pemahaman siswa I, II, dan III dapat diketahui perkembangan
dalam memahami materi menentukan hasil belajar siswa dan apa yang diharapkan
volume bangun ruang. dalam penelitian ini tercapai
Hasil yang dicapai dari penelitian ini keberhasilannya. Hal ini berarti ”Melalui
sangat baik apabila dibandingkan dengan penggunaan alat peraga kubus satuan maka
keberhasilan yang dicapai tahun-tahun hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 22
sebelumnya baru mencapai 5,6 dan 5,9. Kepahiang dalam menentukan volume
Kenyataan yang demikian tersebut perlu bangun ruang dapat ditingkatkan” ternyata
mendapat perhatian dari guru untuk terbukti.
meningkatkan hasil belajar pokok bahasan
menentukan volume bangun ruang melalui SIMPULAN
penggunaan alat peraga secara maksimal
agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Pembelajaran dengan menggunakan
Alat peraga dapat juga dipergunakan alat peraga kubus satuan dapat meningkatkan
hal-hal sebagai berikut: (a) pembentukan hasil belajar siswa pada pokok bahasan
konsep; (b) latihan dan penguatan; (c) menentukan volume bangun ruang (kubus
pelayanan terhadap pembedaan individual, dan balok) pada siswa kelas VI SD Negeri
termasuk pelayanan terhadap anak yang 22 Kepahiang. Hal ini terbukti dari hasil
lemah dan anak yang berbakat; (d) Alat belajar yang diperoleh siswa meningkat.
peraga dipakai sebagai alat ukur kemampuan Pada siklus I rata-rata hasil belajar hanya
siswa; (e) Pengamatan dan penemuan ide-ide 5,77, pada siklus II baru mencapai 6,94 dan
baru serta penyimpulannya; (f) mengundang pada akhir siklus III rata-rata hasil belajar
anak untuk berdiskusi dengan teman atau meningkat menjadi 8,55.
guru; (g) mengundang untuk berpikir Saran yang perlu disampaikan
analisis; dan (h) mengundang partisipasi berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah
aktif siswa dalam pembelajaran sehingga sebagai berikut: (1) guru kelas VI agar
materi mudah dicerna. sedapat mungkin menggunakan alat peraga
Namun demikian kesulitan yang kubus satuan dalam pembelajaran
dihadapi guru dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan menentukan
menggunakan alat peraga bangun ruang volume bangun ruang, karena dapat
antara lain guru harus menyiapkan alat mengingkatkan hasil belajar siswa; (2) siswa
peraga yang beraneka ragam, warna-warni kelas VI diharapkan berlatih dengan
agar menarik, menuntut keterampilan guru, menggunakan alat peraga kubus satuan untuk
menuntut guru agar kretif dalam mengerjakan soal-soal latihan pada materi
mengembangkan srtategi pembelajaran agar menentukan volume bangun ruang sehingga
276 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016.
Hal. 267-276