PENDAHULUAN
telah berubah dan menjadikan pendidikan sebagai hal terpenting. Hal ini
pendidikan yang diinginkan oleh para konsumen. Namun banyaknya sekolah ini
dana bantuan pemerintah ini sebagai dana pemasukan utama, dimana harus ada
pemasukan-pemasukan dari pihak lain, misalnya dari para donatur atau bahkan
biaya yang relatif besar, sumber pendapatan diupayakan dari berbagai pihak agar
melakukan usaha mandiri yang bisa menghasilkan dana. Hal ini akan terwujud
1
2
manusia agar umat Islam dapat berperan aktif dan tetap survive di era globalisasi.
Dalam konteks ini Indonesia sering mendapat kritik, karena dianggap masih
manusia menjadi sangat penting dan begitu urgen. Hal ini tak bisa dipungkiri
mengingat abad XXI sebagai era globalisasi dikenal dengan situasinya yang
J
ohn Naisbitt dan Patricia Aburdene sebagaimana dikutip A.Malik Fadjar,
pernah mengatakan bahwa terobosan paling menggairahkan dari abad XXI bukan
karena teknologi, melainkan karena konsep yang luas tentang apa artinya
manusia itu. Pengembangan kualitas SDM bukan persoalan yang gampang dan
1
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 20.
2
A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Fajar Dunia, 1999), h. 156.
3
sumber daya alam dan tenaga kerja yang murah, saat ini mulai mengalami
dan tenaga kerja yang murah, saat ini mulai mengalami pergeseran menuju
baru ini, kualitas SDM, penguasaan teknologi tinggi dan peningkatan peran
peningkatan mutu yang sesuai dengan keinginn berbagai pihak salah satu faktor
masalah sumberdaya pendidikan sarana dan prasarana itu tidak lepas dari
pendidikan. Oleh karena itu, apabila kita ingin meningkatkan mutu maka dana
3
A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam …, h. 15.
4
memiliki peranan yang sangat menentukan. Oleh karena itu, pendidikan tanpa
dukungan biaya yang memadai, proses pendidikan di sekolah tidak akan berjalan
sesuai dengan harapan.5 Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber
pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang
sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian
sangat menentukan kualitas sumber daya manusia dan merupakan bagian yang
4
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah …, h. 20.
5
Suhirman, Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Hasil Belajar Melalui Proses Belajar
Mengajar di SMA Negeri se Kabupaten Rembang Tahun 2011 (Journal of Economic Education 1
(2) 2012), h. 118
6
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah …, h. 47.
5
Dari sekian banyaknya kriteria untuk meningkatkan mutu lulusan tidak terlepas
diperlukan pengelolaan yang terencana agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai
dengan baik. Salah satu tujuan pelaksanaan manajemen pembiayaan adalah untuk
pengelolaan biaya secara efektif dan efesien dalam usaha pembiayaan pendidikan.
dukungan biaya.8 Merujuk paparan di atas bahwa pengelolaan dana bukan hanya
tetapi juga dengan dana tersebut, sekolah harus mampu meningkatkan mutu
7
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010),
h. 1
8
Baihaqi & Nasis Usman, Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada SMK Negeri di
Kabupaten Aceh Besar, (Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, Volume, No 1 Agustus 2012), h. 16
6
lulusannya dan mampu bersaing dengan sekolah yang lainnya. Hal ini sesuai
dalam pasal 48 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
salah satu syarat atau unsur yang sangat menentukan keberhasilan penyelengaraan
mendukung visi, misi, dan kebijakan sebagaimana yang tertulis di dalam rencana
9
Peraturan Pemerintah Repuplik Indonesia No 48 Tahu 2008 Tentang Pendanaan
Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Rus Media, 2010), h. 229-230.
10
Abubakar dan Taufani C, Manajemen Keuangan Dalam Manajemen Pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 256.
7
mengalokasikan dana pendidikan sehingga sumber daya yang berupa uang dapat
sesuai dengan rencana, semakin banyak kegiatan yang dilakukan maka semakin
berbagai pihak salah satu faktor utama sangat berkaitan erat dengan masalah
prasarana itu tidak lepas dari masalah pembiayaan. Dalam hubungan ini,
semakin besar jumlah biaya pendidikan itu akan lebih dimungkinkan untuk dapat
Singkatnya, faktor biaya pendidikan adalah penting dan strategis dalam rangka
sekolah.12
Penyelenggara
pendidikan diharapkan mampu mengalokasikan
pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu upaya peningkatan mutu
11
Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 38
12
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah …, h. 20.
8
pengelola berupaya untuk mengatur sumber keuangan, secara efektif dan efisien
pendidikan dalam hal ini proses belajar mengajar. Setiap kegiatan pendidikan
agar pembiayaan berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini temaktub dalam
baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaannya yang beragam
antara sekolah yang satu dengan yang lain. Adanya keberagaman ini
dipengaruhi oleh status sekolah, sumber daya manusia, lokasi serta jumlah
siswa. Dari beberapa deskripsi tersebut dapat ditarik suatu konklusi bahwa
13
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah …, h. 25.
14
Armida, Model Pembiayaan di Indonesia, (Media Akademika, Volume 26, Nomor 1,
Januari 2011), h. 5.
9
bermutu membutuhkan dana cukup besar. Oleh sebab itu ada beberapa alasan
dana.15 Biaya merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
efisiensi dan efektifitas kegiatan didalam suatu organisasi. 16 Jika suatu kegiatan
produk yang berkualitas tinggi maka hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan
15
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah …, h. 48.
16
Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2014), h. 1.
10
mengalami perkembangan yang signifikan. Salah satu yang dapat dilihat dari
yang semakin baik, ruang kelas semakin bertambah banyak, sarana dan
prasarananya yang mulai lengkap, dan kualitas pembelajaran yang juga semakin
baik. Perkembagan ini tidak akan terpenuhi jika tidak memiliki biaya yang
saing dengan sekolah lain, walupun dalam masalah pendanaan SMAS Integral
Hidayatullah sebagian besar dari usaha yang dikelolah secara mandiri, sumbangan
dari masyarakat, dan bantuan dari pemerintah. Keinginan untuk menjadi SMA
unggulan yang ternama tidak lepas dari dana yang memadai. Telah kita ketahui
dana yang tidak memadai, sarana dan prasarana yang tidak terlengkapi. Berbeda
halnya dengan sekolah negeri yang mana dalam masalah pendanaan mendapatkan
bagian yang lebih besar dari pemerintan dan sudah ada yang ngatur dari pihak
pada swasta.
lembaga tersebut dalam mengelola sumber dana yang ada, karena dalam
sumber pendanaan yang tetap dan besar seperti sekolah-sekolah negeri tetap
11
siswanya dalam menghafal al Quran, prestasi dalam lomba tingkat lokal dan
B. Fokus Penelitian
Kendari.
Kendari.
Kendari.
C. Rumusan Masalah
12
Hidayatullah Kendari?
Hidayatullah Kendari?
Hidayatullah Kendari?
Hidayatullah Kendari?
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
manajemen pembiayaan.
pemerintah.
manajemen pembiayaan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pihak
mendatang.
14
F. Definisi Istilah
penulis perlu untuk memberikan penegasan pada beberapa istilah yang digunakan
diinginkan.
2. Mutu pendidikan adalah ukuran baik atau buruk proses pendidikan terkait
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
manusia (kepala madrasah, guru, karyawan, siswa) dan sumber daya selebihnya
tugas, rencana dan program. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan
17
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah (Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 53
16
diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Makin tinggi tingkat
sedang sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro
mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses
dan penyerasian serta pemaduaan input madrasah (guru, siswa, kurikulum, uang,
peserta didik. Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak
pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati,
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan yang lebih penting lagi peserta didik
bahwa output sekolah dikatakan berkualitas atau bermutu tinggi jika prestasi
a. Prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum, nilai ujian akhir, karya
ilmiah, lomba-lomba akademik.
b. Prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran,
kesopanan, olaharaga, kesenian, keterampilan, kejuruan, dan kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh
banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti
misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.18
proses, keluaran dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari berbagai sisi.
Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia seperti kepala
sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria
masukan material berupa alat peraga, buku-buku kurikulum, prasarana dan sarana
sekolah. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa alat lunak,
Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan seperti visi,
Undang Guru dan Guru pasal 10 (1) bahwa tenaga pendidik mempunyai empat
18
Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), h.158
19
Sudarwan Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendididan, (Yogjakarta: Pustaka
Pelajar, 2003), Cet. 1, h. 53
20
Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Guru dan Guru,
(Bandung: Nuansa Aulia, 2006), h. 5
18
Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh Abdul Hadis, dan Nurhayati,
:
dalam Manajemen Mutu Pendidikan menurut para ahli yaitu
Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh para ahli, maka penulis
Thomas mengatakan bahwa mutu dapat diartikan sebagai derajat kepuasan luar
keinginannya.22 Menurut Marus Suti, mutu dapat dilihat dari dua sisi yaitu segi
21
Hadis, Abdul & Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2010), h. 84-85.
22
Thomas Partono, Faktor Determinan Produktivitas Sekolah, Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 1, 2013, h. 3.
19
normatif dan segi diskriptif. Dalam arti normatif mutu berdasarkan pertimbangan
merupakan instrument untuk mndidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam arti
untuk melahirkan keunggulan akademis dan ekstra kulikuler pada peserta didik
prestasi yang dicapai sekolah pada kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai
dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misalnya ulangan umum, UN atau
UAMBN). Dapat pula prestasi di bidang lain seperti prestasi di suatu cabang olah
raga, seni atau keterampilan. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang
menghasilkan nilai tambah terhadap norma atau standar yang berlaku.24 Apapun
yang dilakukan harus berpatokan pada aturan dan standar. Ada banyak pendapat
23
Marus Suti, Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Daerah, Jurnal MEDTEK,
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011, h. 5.
24
Dedy Achmad, Pengelolaan Pembiayaan Sekolah Dasar di Bandung, Jurnal
Penelitian Pendidikan Vol. 12. No I April 2011, h. 5.
20
kompetensi kerja.
Mutu merupakan sebuah konsep yang kontradiktif sebab di satu sisi mutu
dapat diartikan sebagai konsep yang absolut dan di sisi lain bisa diartikan konsep
yang relatif. Sebagai konsep yang absolut,mutu dipahami sebagai dasar penilaian
untuk kebaikan dan kebenaran yang memungkinkan standar tinggi dan tidak
dapat diungguli. Sedangkan mutu yang bersifat relatif ialah mutu dapat dinilai
terus kelanjutannya, mutu merupakan produk konseptual yaitu apa yang dianggap
sekarang bermutu belum tentu besok bisa dianggap bermutu sehingga perlu
ukuran relatif dari suatu produk atas jasa sesuai dengan standar mutu desain.
Mutu desain meliputi spesifikasi produk dan mutu kesesuaian, yaitu seberapa
jauh suatu produk telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Dengan
meliputi produk, jasa, kinerja, proses dan sumber daya manusia. Manajemen
25
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan (Konsep, Prinsip dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah ), (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), h. 320-321.
21
specification.
Mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. 26
Mutu terkait dengan produk dan jasa yang ditawarkan pada pelanggan. Total
kemanusiaan untuk:
sudah lama dikenal tetapi kemunculannya sebagai fungsi manajemen baru terjadi
26
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2011),
h. 73
27
Soewarso Hardjosoedarmo, Total Quality Management, (Yogyakarta: ANDI, 2004), h.
1
22
empat era mutu, yaitu inspeksi, pengendalian mutu secara statistik, jaminan mutu
proses, keluaran dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari berbagai sisi.
Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia seperti kepala
sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria
masukan material berupa alat peraga, buku-buku kurikulum, prasarana dan sarana
sekolah. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa alat
Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan seperti visi,
Mutu mengacu pada proses dan hasil pendidikan. Pada proses pendidikan,
mutu pendidikan berkaitan dengan bahan ajar, metodologi, sarana dan prasarana,
pendidikan, mutu berkaitan dengan prestasi yang dicapai sekolah dalam kurun
waktu tetentu yang dapat berupa tes kemampuan akademik, seperti ulangan
umum, raport, ujian nasional, dan prestasi non-akademik seperti dibidang olah
raga, seni atau keterampilan.30 Mutu dalam pendidikan dapat dilihat dari segi
yang baik, serta kemampuan seseorang didalam mengatasi persoalan hidup. Mutu
dan bangsa atau Negara. Secara spesifik ada yang melihat mutu pendidikan dari
segi tinggi dan luasnya ilmu pengetahuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang
menempuh pendidikan.
jenjang dan satuan pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan dasar dan
manajemen sekolah.
dan cerdas dengan kepribadian yang kuat, religius dan menjunjung tinggi nilai
kesadaran moral-hukum yang tinggi dan kehidupan yang makmur dan sejahtera 31.
Apabila dikonversikan pada pendidikan, maka mutu harus diukur dari kreteria
dibedakan dua jenis mutu dalam pendidikan yaitu mutu fungsional. Yang berupa
31
Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah,
(Yogyakarta: Adicita, 2001), h. 67
24
ukuran yang mengenai apa yang diukur oleh sistem, dan mutu teknikal yakni apa
tersebut meliputi:
32
Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, Reformasi…, h. 33
25
tersebut di atur dalam SNP sesuai dengan UU No 32 Tahun 2013 yaitu: standar
pelanggan bila produk dan jasa memenuhi harapan pelanggan dan setia
kepada pelanggan bila produk dan jasa memenuhi harapan. Pelanggan sesuai
dengan konsep bahwa pendidikan adalah layanan jasa maka indikator kepuasan
komponen pendidikan antara lain: mutu lulusan, kualitas guru, kepala sekolah,
33
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 1 Ayat (1), h. 2-3.
34
Undang-undang Standar Nasional Pendidikan …., h. 2-3
26
juga harus memiliki standarisasi sekolah yang bermutu sehingga mampu bersaing
bukunya mengatakan bahwa dalam pendidikan terdapat dua jenis standar, yaitu
pengetahuan dan keterampilan esensial setiap disiplin ilmu yang harus dipelajari
oleh semua peserta didik yang terdapat dalam kurikulum. Sedangkan standar
35
Jerry H Makawimbang, Supervisi Dan Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung: CV.
Alvabeta. 2011), h. 64
36
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung: PT. Remaja Rosada Karya,
2005), h. 24
27
keterampilan yang dipelajarinya. Oleh karena itu, standar akademis bisa saja sama
untuk semua peserta didik akan tetapi standar kopetensi bisa beda.37
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran dari kualitas
berprilaku. Sebuah pendidikan belum bisa berhasil jika output yang dikeluwarkan
yang baik atau pengetahuan yang diperoleh hanya sekedar simbol yang ada pada
Pembahasan mengenai indikator mutu pendidikan ini, tidak bisa lepas dari
sistem maka akan diperoleh beberapa komponen sistem yang saling berinteraksi
dalam suatu proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Dirto komponen-
komponen yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan adalah sebagai
berikut:
37
E. Mulyasa, Kurikulum …, h. 25
28
diuraikan tersebut, maka dapat ditelusuri dari elemen-elemen tersebut yang dapat
hasil yang dicapainya baik ditinjau dari input pendidikan, sumber daya manusia
manfaat yang diperoleh oleh peserta didik maupun msyarakat sebagai akibat dari
upaya membenahi input, proses yang pada akhirnya dapat menghasilkan out put
sumber daya baik kualitas maupun kuantitasnya meliputi guru, sarana prasarana
dan pembiayaan pendidikan yang memadai. Demikian pula halnya dengan proses
pembelajaran yang dapat dilihat dari upaya manajemen sekolah yang ideal baik
tercapainya mutu pendidikan (out put) yang maksimal. Indikator pencapaian mutu
ini secara umum dapat dilihat dari kualitas peserta didik baik dalam bentuk
sekolah hanya dapat terjadi apabila kepala sekolah dan guru memiliki dan
memahami visi, misi, dan tujuan dari sekolah, mampu menciptakan kondisi yang
yang baik.41
Mulai dewasa ini dan pada masa mendatang, secara bertahap sekolah
40
Anonim, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta: Dirjen Diknasmen
Diknas, 2001), h. 10
41
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2008), h. 294-295
30
kondisi lingkungan dan kebutuhan peserta didiknya. Mulai tahun 1999, pada
dilaksanakan dan dievaluasi oleh madrasah yang bersangkutan sesuai visi dan
misinya masing-masing”.42
Kualitas atau mutu peserta didik sangat bergantung pada kompetensi guru
selaku subyek pengajaran. Oleh karena guru diharapkan senantiasa memiliki sense
of develop (rasa membangun) dan sense of educate (rasa mendidik) yang tinggi.
prinsip-prinsip, metode, media dan strategi belajar mengajar yang efektif dan
efisien pada proses belajar mengajar yang dilakukannya. Dengan kata lain guru
42
Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah
(Yogyakarta: Adicyta Karya Nusa, 2001), h. 23.
31
pembangunan telah dilakukan dengan berbagi cara dan upaya, namun hasilnya
melalui proses yang rumit dan saling berkaitan, juga upaya peningkatan mutu
1. Pengertian Manajemen
seefektif dan seefisien mungkin.45 Manajemen berasal dari kata to manage artinya
mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan
fungsi manajemen itu.46 Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk
43
Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan: Peningkatan Mutu Pendidikan Resensi
Buku (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 26
44
John M. Echols dan Hasan Shadaly, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia, 1992), h. 372
45
Soebagio Admodinata, Manajemen Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Ardya Jaya,
2000), h. 228
46
Malayu Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), h. 2.
32
manajemen sebagai suatu konseptual yang memiliki kajian yang berfokus kepada
dilakukan, kemudian baru menunggu hasil yang diharapkan, oleh sebab itu dalam
dengan kata lain diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
semua fasilitas yang ada, baik personal, material, maupun spiritual untuk
47
Henry L. Sisk, Principles of Management, (Brighton: South-Western Publishing
Company, 2006), h. 10
48
Stewart, Mitchell, dan Aileen, Empowering People (Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia). Terjemahan: Agus M. Hardjana. (Yogyakarta: Kanisius, 1994), h. 76
49
H. Sufyarma. M, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), h.
189.
33
dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di
efektif dan efisien. Pencapaian tujuan secara efektif artinya suatu keadaan yang
menunjukkan ketercapaian tujuan atau target dengan kualitas dan kuantitas yang
baik dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sementara itu, pencapaian tujuan secara
50
Heru Sutojo, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, (Jakarta: Selemba Empat, 1997),
h. 2.
Suad Husnan & Enny Pudjiastutik, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Yogjakarta:
51
(pembiyaan) dengan baik dan sesuai dengan tata cara yang sudah ditentukan.
biaya secara efektif dan efesien dalam usaha pembiayaan pendidikan yang
suatu lembaga tersebut bisa bermutu, baik dari kopetensi guru, sarana dan
baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi
secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau
jawaban dan pelaporan. Jadi manajemen (pembiayaan) menurut para pakar diatas
proses pengaturan dan pengelolaan biaya secara efektif dan efesien dalam usaha
pertanggung jawaban baik dari mana perolehan dana tersebut. Melalui kegiatan
ini dilakukan agar sumber anggaran dapat memenuhi kebutuhan sekolah serta
a. Flat Grant
dan tertua. Dalam rencana ini, setiap sekolah memiliki sejumlah dana yang sama,
yang dihitung per siswa atau per unit pendanaan lainnya. Sebagaimana penjelasan
terdahulu, akibat dari sistem bagi rata, maka sekolah yang jumlah siswanya
banyak akan mengeruk uang lebih besar, sehingga atas dasar hal tersebut flat grant
b. Power Equalizing
54
T.H. Jones, Introduction to School Finance: Technique and Social Policy, (New York:
Macmillan Publishing Company Jones, 1985), h. 100-131
36
kantong negara bagian. Negara bisa menggunakan uang yang dari distrik-distrik
kaya untuk manambah bantuan bagi distrikdistrik yang miskin. Setiap daerah akan
(APBD). Daerah miskin akan menerima 5 per mil ditambah dengan 7 per mil dana
dasar daerah. Dengan demikian akan ada keseimbangan dana antar daerah-daerah
pembelanjaan maupun dalam pemerolehan pajak tidak akan ada pajak property
sekolah lokal dengan berbagai taraf dan basis pajak lokal adalah unequal (tidak
tidak efisien untuk masyarakat secara keseluruhan. Maka complete state model
d. Foundation Plan
wewenang politik antara distrik distrik sekolah lokal dengan negara bagian, dan
Ferdi W. P., Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis, Jurnal Pendidikan dan
55
hingga ke tingkatan yang memang ingin mereka lakukan. Cara kerja foundation
plan adalah, pertama, negara harus menentukan biaya per siswa per tahun bagi
program pendidikan yang memuaskan. Kedua, negara harus mematok tarif pajak
minimum yang harus diberlakukan oleh semua distrik sekolah. Ketiga, negara
memberikan hibah (grants) kepada tiap distrik sekolah dengan jumlah yang sama.
tidak pada upaya pajak. Foundation plan membagi kue dengan porsi yang sama,
negara membayar persentase tertentu dari total biaya pendidikan yang diinginkan
oleh tiap sekolah lokal. Penyertaan persentase negara diberlakukan tinggi pada
distrik-distrik sekolah melarat, dan persentase sekolah rendah pada distrik yang
lokal, kesetaraan wajib pajak, dan efisiensi sekolah lokal. Model ini juga
tiap distrik sekolah lokal dengan sejumlah dana tertentu persiswa untuk tiap pajak
Dalam complete local support model, semua sumber dana dari pemerintah
negara bagian atau dana dari provinsi diharapkan seluruh biaya pendidikan
56
Armida, Model Pembiayaan Pendidikan di Indonesia, Jurnal Media Akademika, Vol.
26, No. 1, Januari 2011
38
menjadi tanggung jawab pemerintah lokal atau daerah. Sistem ini akan
memberikan dampak pada sistem pendidikan yang ada didaerah, karena bisa saja
pendapatan daerahnya yang tinggi memberi jumlah dana yang tinggi pula, yang
pada akhirnya berbuah pada kualitas hasil (output) yang berbeda. Model
dampak pada sistem pendidikan yang ada didaerah, karena bisa saja pendapatan
daerahnya yang tinggi memberi jumlah dana yang tinggi pula, yang pada akhirnya
daerah, orang tua murid, dan masyarakat secara ideal harus memberi biaya untuk
pendidikan. Ada baiknya beberapa model di atas akan dapat dimodifikasi menjadi
sebuah model yang ideal untuk disesuaikan dengan setting area pendidikan
Pembiayaan pendidikan dalam teori dan praktek, baik pada tataran makro
maupun mikro, dikenal berbagai katagori biaya pendidikan. Dalam arti luas, biaya
transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua maupun
mahasiswa sendiri.
terjadi di sekolah, misalnya biaya hidup siswa, biaya tranprotasi kesekolah, biaya
58
Dedi Supriyadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menegah, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 4
59
Mulyono, Manajemen & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),
h. 24-25
40
Anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran. Sisi penerimaan atau perolehan biaya ditentukan oleh besarnya dana
yang diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Besarnya, dalam
tiap golongan, yaitu pemerintah, masyarakat, orang tua dan sumbersumber lain.60
a. Pemerintah
pemerintah pusat masih umum bisa berupa uang, sarana dan prasaran, buku dan
dll.
mampu mendanai seluruh kebutuhan dasar dana sekolah. Hal ini umumnya terjadi
yang baik, mulai dari menyediakan guru yang baik, menyediakan dana yang
cukup untuk berbagai program sekolah. Dalam hal ini di dunia pendidikan kita
60
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Rosda Karya, Bandung: 2006), h.
48.
61
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h.
268.
41
orang tua mahasiswa masih berkehendak untuk menyumbang dana atau berbagai
memasuki dunia nyata dengan bekal pendidikan terbaik yang dapat mereka
peroleh.
c. Kelompok Masyarakat
sumber yang penting dalam hal pendanaan lembaga pendidikan Islam. Adapun
Planning berasal dari kata plan artinya rencana, rancangan maksud, dan
yang akan ditempuh, prosedur dan metode yang akan diikuti dalam pencapain
penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan
62
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta, Ciputat Press: 2005), h.
269.
63
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 211
64
Afifuddin, Perencanaan dan Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Insane Mandiri, 2005), h. 7.
42
sejumlah sumber daya yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan. Untuk
prasaranya.
oleh karena banyak para ahli perencanaan setuju bahwa evaluasi perencanaan
jangka panjang berupa pengembagan lima tahunan, sepuluh tahunan, bahkan bisa
dua puluh lima tahun kedepan. Berdasarkan rencana pengembagan sekolah, baik
a. Misi
b. Tujuan jangka panjang
c. Tujuan jangka pendek
d. Program, layanan, aktivitas (program, services, activities), tujuan
jagka panjang, tujuan jangka pendek berdasarkan kondisi riil unit
sekolah.
e. Target: baik outcomes maupun outputs,
f. Anggaran (budget)
g. Perencanaan keuangan yang strategis.65
a. Misi, tujuan jangka panjang dan jangka pendek perlu dirumuskan oleh
pimpinan sekolah.
65
Direktorat Tenaga Kependidikan, Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Keuangan
Sekolah, (Jakarta: Kemendiknas, 2007), h. 1-3
66
Direktorat Tenaga Kependidikan, Pendidikan dan Pelatihan…., h. 2
44
b. Tujuan jangka panjang, pendek dan target berdasakan kondisi riil unit
sekolah dan perlu dipahami oleh seluruh staf sekolah.
c. Berdasarkan kondidi riil unit sekolah, maka dirumuskan perencanaan
keuangan yang strategis.
d. Perencanaan keuangan yang trategis sudah rumuskan, menjadi bahan
masukan pada pengembagan misi dan tujuan universitras pada priode
berikutnya.67
harus diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan islam. Allah
memberikan arahan kepada arahan kepada setiap orang yang beriman untuk
mendesain sebuah rencana yang akan dilakukan pada kemudian hari, sebagaimana
pilihan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang. Perencanaan sebagai
67
Direktorat Tenaga Kependidikan, Pendidikan …, h. 1-3
68
Kementerian Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2017), h.
548
45
syarat mutlak yang harus ada sebelum kegiatan berlangsung. Tanpa adanya
diharapkan. Maka dari itu suatu organisasi ataupun lembaga pendidikan sangatlah
membutuhkan adanya perencanaan strategik baik itu jangka panjang dan jangka
pendek.
lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang
sebagai pelaksana adalah pimpinan sekolah. Posisi pimpinan sekolah sebagai top
maka, mendapatkan hasil memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang kita ingikan,
jangka panjang berupa pengembangan lima tahun, sepuluh tahun, bahkan dua
berbagai sumber pendapatan serta susunan program kerja tahunan yang terdiri dari
sejumlah kegiatan rutin serta beberapa kegiatan lainnya disertai rincian rencana
pembiayaan dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian RAPBS berisi tentang
ada dua hal pokok yang harus dilakukan pimpinan sekolah, bersama guru dan
anggota staf lainnya, yaitu penyusunan rencana pendapatan atau penerimaan dan
70
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 218
47
disampaikan oleh T. Hani Handoko tersebut menyangkut suatu peran aktif, sadar
dan rasional yang dimainkan oleh seorang manajer dalam perumusan strategi
organisasi. Selain defenisi di muka strategi juga dapat didefenisikan sebagai pola
kegiatan atau usaha-usaha untuk mendapatkan dan menghasilkan uang yang dapat
dengan cara menggali dana dari berbagai sumber. Strategi suatu lembaga
71
Ibrahim Bafadal, Dasar-Dasar Manajemen Dan Supervise Taman Kanak-Kanak,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 49.
72
T. Hani Handoko, Manajemen (Edisi Kedua), (Yogyakarta: BPFE Anggota IKPI,
1995),
h. 79.
48
mengatur pemakaian sumber daya pada masa yang akan datang. 74 Anggaran
sering kali dimaknai sebagai suatu rencana, namun dalam bidang manajemen
harapan lebih besar dari nilai saat ini.76 Biaya investasi sekolah meliputi biaya
73
Mukhtar & Iskandar, Orientasibaru Supervise Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada GP
Press, 2009), h. 152
74
Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2014), h. 4.
75
E. Mulyasa, Manajemen …, h. 47-48.
76
Nanang Fattah, Ekonomi …, h. 39.
49
harus dikeluarkan oleh siswa sekolah, antara lain SPP (tuition fee) dan biaya
32 Tahun 2013 Pasal 62 meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya
mencakup tiga komponen, yaitu: (1) gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
segala tunjangan yang melekat pada gaji; dan (2) bahan atau peralatan
sebagainya); (3) dan biaya operasional pendidikan tidak langsung yakni biaya
to the financial receipts of school for supporting their operations. Such revenues
can be derived from taxation, tuition charges, and student fees as well as from
anggaran berimbang maka kehidupan sekolah akan menjadi efektif dan efisien
77
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), h. 12-13
78
Armida, Sistem Anggaran Pendidikan (Studi Tentang Sistem Penganggaran
Pendidikan dan Efektivitas Penggunaan Biaya Pendidikan serta Dampaknya Terhadap
Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah Aliyah di Kota Jambi)”, Jurnal Penelitian Pendidikan
Volume 12, Nomor 1, 1 April 2011, h. 5.
50
pertanggungjawaban keuangan.
a. Pada tingkat kelompok kerja yang dibentuk sekolah yang terdiri para
kerja yang telah terbentuk perlu diadakan rapat pengurus dan rapat
pendidikan.
mutu sekolah.
disimpulkan bahwa strategi RAPBS sangat dipengaruhi oleh misi dan faktor
kondisi sosial ekonomi dan aspirasi masyarakat, keadaan sosial ekonomi orang
tua, globalisasi informasi. Teknologi dan indrusti yang berkembang sangat cepat
memerlukan skala prioritas dalam mendapatkan alokasi biaya. 80 Salah satu cara
antara peraturan pusat dan sekolah swasta. Dalam hal ini ada beberapa anggaran
yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah, yang intinya pihak sekolah tidak
80
Nanang Fatah, Ekonomi …, h. 86
53
a. Penerimaan
pola panduan antara pengaturan pemerintah pusat dan sekolah. Artinya terdapat
beberapa anggaran yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang intinya
sekolah, maka sekolah memiliki kewenangan dan keleluasaan yang cukup lebar
oleh pihak berwenang dan sebagai atasan langsungnya adalah kepala sekolah.
Uang yang dibukukan merupakan aliran masuk dan keluar setelah mendapat
81
E. Mulyasa, Manajemen …, h. 176
54
perintah dari atasan langsung. Sedangkan uang yang diterima dari masyarakat,
dengan aliran keuangan yang berasal dari masyarakat, sekolah dalam hal ini
b. Pengeluaran
untuk pembelian sumber atau input dari proses sekolah seperti tenaga
yang telah ditetapkan oleh peraturan. Beberapa hal yang harus dijadikan patokan
harian, dan format laporan daya serap penggunaan anggaran serta beban pajak.
sekolah, maka yang sangat bertanggung jawab sebagai pelaksana adalah kepala
pembuatan administratif.
Kegiatan membuat anggaran bulanan bukan merupakan pekerjaan yang rutin atau
oleh setiap satuan pendidikan, karna dengan perencanaan dana yang akurat akan
dapat dijadikan sebagai pengendalian manajemen dalam suatu pendidikan. Hal ini
“evaluasi” berarti penilain merupakan kata benda dari “nilai”. Juga berarti
82
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problem Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h, 94
83
Edward J. Blocher & Kung H. Chen, Manajemen Biaya, (Jakarta: Salemba Empat,
2007),
h. 454.
56
dimana suatu tujuan telah dicapai.85 Darwin mengemukakan bahwah evaluasi pada
dasarnya adalah suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan
pembiayaan dapat diartikan suatu kegiatan atau proses penilaian terhadap kinerja
instusi atau lembaga yang bergerak dalam pengelolaan biaya yang ada, sebagai
kearah yang lebih efektif dan efesien. Menurut pendapat Matin evaluasi
rencana dan program berdasarkan krietria tertentu. Kegiatan ini merupakan tindak
lanjut dari kegiatan monitoring yang hasinya sangat diperlukan oleh pimpinan
84
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2004), h. 1.
85
Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Prinsip & Operasionalnya, (Jogjakarta: Bumi Aksara,
2008), h. 1
86
Mukhtar, Orientasi Baru Supervise Pendidikan, (Jakarta: GP Press, 2009), h. 228
57
menangani khusus manajemen keuangan, atau setidaknya ada orang yang khusus
kepada pihak yang di tetapkan sesuai dengan format dan ketetapan waktu.89
sekolah akan berjalan dengan lancar bila pengelolaan keuangan ditangani oleh
87
Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali,
2014), h. 205.
88
Matin, Manajemen …, h. 205.
89
E. Mulyasa, Manajemen …, h. 201-206.
58
mempunyai pengetahuan.
unersitas mau belajar dari pengalaman dan tidak statis, maka proses evaluasi dan
ummpan balik harus menjadi elemen yang esensial dalam kulturnya. Proses
evaluasi harus fokus dapa pelannggan, dan mengeksplorasi dua isu; pertama,
mampu mencapai misi dan tujuan strategisnya. Untuk memastikan bahwa sebuah
evaluasi mampu mengawasi tujuan individual dan sekolah tersebut, maka evaluasi
apa yang benar dan apa yang salan. Serta menggunakan hasil evaluasi untuk
meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Pencegahan dari kesalahan agar
tidak terulang kembali merupakan fungsi evaluasi yang valid, namun ia memiliki
C. Kerangka Pikir
Manajemen Pembiayaan:
1. Sumber pembiayaan
2. Perencanaan pembiayaan
3. Pelaksanaan pembiayaan
4. Pengawasan pembiayaan
(Suad Husnan & Enny
Pudjiastutik, 2002: 4)
sebagai berikut:
melalui kunjungan kelas, (6) Rapat rutin kepala sekolah dengan dewan
92
Azinatul Ayu, W.L., Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Al-
Barkah Kecamatan Lalembuu Kebupaten Konawe Selatan (Studi Kasus di Madrasah Aliyah
Swasta Al-Barkah Tahun 2016), (Tesis) Pascasarjana IAIN Kendari 2017
61
undang dan kondisi riil sumber daya manusia Sulawesi Tenggara yang
secara kualitas masih rendah. Hasil dari program ini adalah terwujudnya
93
Wa Ode Kabotuli, Manajemen Pengembangan Siswa Berprestasi di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Muna Kabupaten Muna (Tesis) Pascasarjana IAIN Kendari 2018
62
staf pendidik untuk menyusun kegiatan apa saja yang akan dilakukan
sehingga akan terlihat berapa besaran dana yang akan dibutuhkan. Kedua,
empat juta rupiah) digunakan untuk membayar gaji guru, sarana prasarana
dituangkan dalam bentuk RAPBPT yang diadakan pada tiap akhir tahun
94
Edy Karno, Pemerintah Responsif Pendidikan: Kajian Atas "Program Cerdas
Sultraku" di Sulawesi Tenggara, Jurnal Shautut Tarbiyah, Ed. Ke-35 Th. XXII, November 2016
95
Alviyani, Manajemen Keuangan di MI Muhammadiyah Tlogorandu Juwiring Klaten
(Naskah Publikasi) Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016.
63
yang diteliti oleh penulis. Namun demikian tidak berarti penulis melakukan
belakang, kajian teori, lokasi dan waktu penelitian berbeda satu sama lain, serta
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui secara objektif suatu aktifitas dengan
96
Samiyah, Manajemen Pembiayaan Dalam Mutu Pendidikan di Universitas Islam
Malang (Unisma), (Thesis) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2016
64
Dalam penelitian ini peneliti mencari data faktual dan akurat secara sistematis dari
pengkajian dimana hasil yang akan dimunculkan bukan hanya dari modifikasi,
tetapi dapat menambah khazanah keilmuan. Oleh karena itu, penelitian ini harus
berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku serta keadaan
partisipan yang aktif dengan informan untuk dapat memahami lebih jauh dalam
bantuan dana terbatas dari pemerintah merupakan suatu hal yang unik dan
menarik untuk diteliti. Pertimbangan lain adalah lokasi penelitian dan informan
penelitian yang memiliki relasi yang baik dengan penulis, sehingga diharapkan
waktu penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan sejak Februari sampai
C. Prosedur Penelitian
yaitu: (1) menyusun pertanyaan berdasarkan sub fokus; (2) menetapkan informan;
membuat analisis komponen; (8) temuan umum; dan (9) menulis laporan.
“Rich” data; (3) respondent validation; (4) seach for discrepant evidence and
melengkapi penuh observasi langsung dan wawancara terperinci dan data yang
pandang mereka; mencari data yang tidak sesuai dan kasus negative untuk
menguji lawan atau penjelasan saingan; triangulasi untuk mengumpulkan data dari
untuk mengadakan analisis secara kritis temuan awal yang ada dilapangan,
mendalam, menggali makna dan realitas. Dalam hal ini penulis memfokuskan
dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui strategi pembiayaan. Pada tahap ini
masuk kelapangan yang harus dilakukan peneliti adalah: (1) mencatat semua hasil
apalagi yang harus dilakukan; dan (4) siapa lagi yang harus diajak wawancara.
Peneliti harus melakukan itu sampai datanya akurat dan memperoleh temuan
rekomendasi. Pada tahap ini peneliti membuat simpulan dari hasil analisis data
yang ada dan membuat rekomendasi yang ditemukan sesuai dengan temuan
penelitian.
dari data primer dan data skunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
Pendidikan dan Kebudayaan maupun instansi terkait. Sumber data primer yang
gambaran yang lebih detail tentang strategi peningkatan mutu pendidikan melalui
68
melalui studi literatur. Dalam penelitian ini penulis tidak membatasi jumlah
sampling dimana sampel diperoleh melalui proses bergulir dari satu informan ke
Dalam penelitian kualitatif bersifat uraian atau narasi yang berasal dari
penjelasan informan baik lisan maupun tertulis. Perilaku subyek yang diamati
dilapangan juga menjadi subyek dalam penelitian ini. Data dalam penelitian
kualitatif meliputi:
a. Rekaman audio
transkrip wawancara.
b. Catatan Lapangan.
lapangan yang dibuat peneliti adalah sebagai berikut: (1) isi catatan
lapangan, baik yang bersifat diskriptif maupun reflektif; (2) model dan
c. Dokumen.
69
Dokumen adalah setiap bahan tertulis atau berupa film, tapi tidak
d. Foto.
situasi dan kondisi dalam suatu setting yang dapat dijadikan sebagai
bahan diskusi atau analisis. Foto dalam penelitian ini dapat berupa foto
manajemen pembiayaan.
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diharapkan.
teknik pengumpulan data yang akan dipakai adalah observasi, interview, dan
dokumentasi.
yang berbentu karya misalnya karya seni yang dapat berbentuk gambar,
masyarakat jika dianggap relevan dengan fokus penelitian ini, maka akan
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting, dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada
saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap
adalah reduksi data, penyajian data, penariakan kesimpulan, dan ferivikasi data.
1. Data reduction
untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mengingat banyak data
selanjutnya.
Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
verifikasi. Kesimpulan ini masih bersifat sementara dan akan berubah bila
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
mencapai titik jenuh, yakni tidak ada lagi informasi baru yang peneliti
Uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji
validitas dan reliabilitas. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Reliabilitas berkenan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data penelitian kualitatif antara
1. Perpanjangan pengamatan.
73
ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin akrab,
2. Peningkatan ketekunan.
dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
3. Triangulasi.
wawancara pada informan yang sama dalam rentang waktu yang berbeda.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
75
berasal dari pemerintah melalui pemberian dana BOS; orang tua dan
bersifat sukarela; hasil usaha melalui unit kerja mandiri yang menjual
mulai awal tahun pelajaran baru biasanya pada awal bulan Juli. Prosedur
yang sesuai program kerja yang tercantum dalam APBS kepada kepala
pembiayaan kegiatan
yang diikuti.
B. Saran
77
1. Agar SMAS Integral Hidayatullah Kendari lebih aktif dan variatif dalam
pembiayaan sekolah.
Hidayatullah Kendari.
3. Agar masyarakat ikut berpartisipasi secara lebih luas bukan hanya dalam