Anda di halaman 1dari 12

Strategi Lembaga Pendidikan Islam Dalam Mencetak Peserta Didik Yang

Berahlaktul Karimah

Wanda Pratama (2301011085)

Dosen Pengampu :
Dewi Masitoh, M.Pd

Jurusan Pendidikan Agama Islam


Fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan
IAIN Meto Lampung

PENDAHULUAN

Saat ini perkembangan Lembaga pendidikan islam di Indonesia tidak hanya terlepas
dari peran masjid, lembaga pendidikan pesantren dan institusi-institusi dibawah
kementerian agama saja melainkan perkembangannya sudah merambah pada sector
pendidikan umum. Seperti berkembangnya boarding school dan pendidikan umum
yang melakukan kolaborasi dengan pendidikan islam terpadu. Perkembangan
tersebut tentu menjadi titik awal berkembangnya pendidikan islam di Indonesia.
Terlebih kemajuan jaman saat ini mengharuskan pendidikan islam dikemas dengan
menarik dan mampu diakses dengan mudah oleh masyarakat. Sifat kolaboratif dan
integrative masyarakat mengenai pendidikan islam saat ini rupanya menjadi
tantangan bagi pemangku kebijakan untuk mencipatakan pusat pendidikan yang
kolaborastif dan berpusat. Artinya institusi tersebut menciptakan lembaga
pendidikan yang mencangkup pendidikan formal, non formal dan informal dengan
berlandaskan nilai keislaman.

Selain itu, perkembangan lembaga pendidikan islam yang pesat tentu memerlukan
sumber daya manusia yang handal dan memiliki aktualisasi diri yang berlandaskan
nilai-nilai keislaman. Saat ini pemerintah melalui kementerian agama dan
kementerian pendidikan & kebudayan secara terus menerus melahirkan institusi
perguruan tinggi sebagai pabrik yang mencetak tenaga professional handal untuk
melahirkan tenaga pendidik yang professional khusunya dalam bidang keislaman.
Munculnya akademi, sekolah tinggi, institute dan universitas yang
menyelenggarakan program studi pendidikan islam merupakan salah satu upaya
yang dilakukan oleh pemerintah.

KERANGKA TEORI

Teori merupakan pegangan pokok dalam menentukan setiap unsur penelitian, mulai
dari penentuan masalah hingga penyusunan laporan penelitian. Kerangka teori
adalah serangkaian cara berpikir yang dibangun dari beberapa teori-teori untuk
membantu peneliti dalam meneliti. Fungsi teori ini adalah untuk meramalkan,
menerangkan, memprediksi dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada
secara sistematis.1

Sudjana mengemukakan. Pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia.


Atau membudayakan manusia. Pendidikan adalah proses sosiali menuju
kedewasaan internal, sosial, moral, sesuai dengan kemampuan dan martabat
sebagai manusia.

A. Pengertian Strategi

Secara Umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan.

B. Lembaga Pendidikan Islam

Lembaga Pendidikan Islam sebagai suatu sistem, perkembangannya terus menjadi


pembicaraan menarik di kalangan praktisi pendidikan. Hal ini sebagai wujud
perhatian dan keprihatinan umat terhadap kondisi objektif lembaga pendidikan
Islam saat ini. Meski sampai saat ini masih belum ada kesepakatan yang utuh
tentang batasan pendidikan Islam, dapat disimpulkan bawah secara kelembagaan

1
Dewi, “PENGARUH PENGGUNAAN WEBSITE BRISIK.ID TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS
JURNALISTIK KONTRIBUTOR.”
yang dikmasudkan disini adalah lembaga-lembaga pendidikan yang berada di
bawah naungan kementerian agama seperti madrasah, pesantren, dan perguruan
tinggi agama Islam.

C. Ahlaktul Karimah

Akhlakul Karimah adalah akhlak yang mulia atau terpuji. Akhlak yang baik itu
dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik pula yaitu sesuai dengan ajaran Allah SWT dan
Rasul-Rasul-Nya. Jadi Pembentukan Akhlakul Karimah adalah Proses atau Cara
untuk menjadikan seseorang berperilaku, berwatak atau berakhlak yang baik
berdasarkan ajaran Allah SWT dan Rasul- Rasul-Nya.2

PEMBAHASAN

A. Lembaga Pendidikan Islam


1. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam

Lembaga pendidikan Islam sebagai suatu proses ikhtiyariyah mengandung ciri dan
watak khusus, yaitu proses penanaman, pengembangan dan pemantapan nilai-nilai
keimanan yang menjadi fundamen mentalspritual manusia dimana sikap dan
tingkah lakunya termanifestasikan menurut kaidah-kaidah agamanya.3 Nilai-nilai
keimanan seseorang adalah keseluruhan pribadi yang menyatakan diri dalam
bentuk tingkah laku lahiriah dan rohaniah, dan ia merupakan tenaga
pendorong/penegak yang fundamental, bagi tingkah laku seseorang.4

Lembaga Pendidikan Islam sebagai suatu sistem, perkembangannya terus menjadi


pembicaraan menarik di kalangan praktisi pendidikan. Hal ini sebagai wujud
perhatian dan keprihatinan umat terhadap kondisi objektif lembaga pendidikan
Islam saat ini. Meski sampai saat ini masih belum ada kesepakatan yang utuh

2
KH.Ahmad Dimyathi Badruzzaman, Panduan Kuliah Agama Islam.(Bandung: Sinar Baru,2004),
hlm 124
3
Elihami dan Syahid, “PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MEMBENTUK KARAKTER PRIBADI YANG ISLAMI.”
4
H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 214.
tentang batasan pendidikan Islam, dapat disimpulkan bawah secara kelembagaan
yang dikmasudkan disini adalah lembaga-lembaga pendidikan yang berada di
bawah naungan kementerian agama seperti madrasah, pesantren, dan perguruan
tinggi agama Islam. Sedangkan secara substansi adalah lembaga pendidikan yang
bukan sekedar melakukan upaya transformasi ilmu akan tetapi jauh lebih kompleks
dan lebih penting dari itu, yakni mentransfomasikan nilai- nilai yang terkandung
dalam ajaran Islam dan membentuk pribadi yang selaras dengan nilai-nilai
tersebut.5

Di Indonesia, secara garis lembaga pendidikan islam dibagi kedalam 3 jenis yaitu
lembaga pendidikan islam secara formal, non formal dan informal. Hal tersebut
sesuai dengan Undang-undang nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyatakan bahwa jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi
tiga: formal, non formal dan informal. Atas dasar tersebut lembaga Pendidikan
islam pun terbagi menjadi 3 jalur.

1) Lembaga Pendidikan Islam Formal


Lembaga pendidikan islam yang diselenggarakan secara formal merupakan
lembaga pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, dimana lembaga tersebut
terbagi atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Hal
tersebut juga sesuai dengan yang disebutkan dalam Undang-undang nomor 23
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Terdapat ciri-ciri yang melekat
pada lembaga pendidikan islam formal diantaranya:
a. Diselenggarakan dalam kelas terpisah menurut jenjangnya
b. Terdapat persyaratan Usia
c. Terdapat jangka waktu belajar
d. Proses pembelajaran diatur secara tertib dan trstruktur
e. Materi pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum dan dijabarkan dalam
silabus tertentu
f. Materi pembelajaran lebih banyak bersifat akademis intelektual dan
berkesinambungan

5
Taofik, “LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.”
g. Terdapat system raport, evaluasi pembelajaran dan ijazah
h. Sekolah memiliki anggaran pendidikan yang dirancang dalam kurun waktu
tertentu
2) Lembaga Pendidikan Islam
Non Formal Menurut UU No 20 Tahun 2003 pendidikan non formal ialah jalur
pendidikan yang tujuannya untuk mengganti, menambah dan melengkapi
pendidikan formal. Pendidikan ini dapat diselenggarakan oleh lembaga khusus
yang ditunjuk oleh pemerintah dengan berpedoman pada standar nasional
pendidikan. Dan karena berpedoman pada standar nasional pendidikan maka
hasil dari pendidikan non formal tersebut dapat dihargai setara dengan
pendidikan formal.
Selain itu lembaga pendidikan non formal juga dapat berasal dari program
pembelajaran yang tumbuh dan berkembang di Masyarakat. Lembaga
pendidikan islam yang diselenggarakan secara non formal merupakan lembaga
pendidikan islam yang banyak tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat.
Bentuk pendidikan tersebut banyak ditemui sebagai salah satu program
keagamaan. Perkembangan lembaga pendidikan islam tersebut justru menjadi
cikal bakal berkembangnya pendidikan saat ini.
Konsep belajar pendidikan sepanjang hayat yang saat ini berkembang di dunia
pendidikan atau disebut lifelong learning merupakan konsep belajar yang
mengutif hadis Rasulullah SAW yaitu tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang
lahat. Konsep ini sangat erat melekat dan menjadi cikal bakal berkembangnya
segala bentuk pembelajaran saat ini baik yang diselenggarakan secara formal
maupun non formal.
3) Lembaga Pendidikan Islam
Informal Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 bahwa
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Kegiatan
pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan diakui sama dengan
pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan
standar nasional.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan informal
merupakan pendidikan yang berlangsung dalam lingkup keluarga dan
masyarakat. Pendidikan informal dalam ruang lingkup pendidikan islam
mempunyai keterkaitan erat dengan konsep keluarga sebagai sekolah pertama
bagi setiap manusia. Hal tersebut manjadi sebuah konsep pendidikan yang tidak
terpisahkan karena dalam islam pun dijelaskan bahwa sekolah pertama setiap
manusia itu adalah keluarga dan guru pertama dalam kehidupan adalah orang tua

Lembaga pendidikan Islam selain menjadi wadah bagi anak dalam mempelajari
bidang-bidang keilmuan, juga mengajarkan serta menanamkan nilai etika dan
akhlak pada diri anak. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI
No. 2 tahun 2003) disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional dalam kaitannya
dengan pendidikan agama Islam adalah mengembangkan manusia seutuhnya yakni
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi
pekerti yang luhur.6

B. Strategi Lembaga Pendidikan Islam Dalam Mencetak Peserta Didik Yang


Berahlaktul Karimah

Ketidak berdayaan sistem Pendidikan Islam di Indonesia karena pendidikan agama


Islam selama ini hanya menekankan kepada proses pentransferan ilmu kepada
siswa saja, belum pada proses transformasi pada nilai-nilai luhur keagamaan kepada
siswa untuk membimbingnya agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan
berakhlak mulia7

Peran yang serius diperlukan dari Lembaga pendidikan Islam terutama guru agama
Islam dalam mendidik siswa agar fenomena tersebut diatas tidak terjadi. Bisa jadi
karena siswa tidak memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru, maka
berakibat siswa tidak mampu mengimolementasikan akhlak dalam kehidupan yang

6
Gustien, “Metode/Strategi Pembelajaran Madrasah: Pembentukan Karakter Akhlakul Karimah
Siswa.”
7
Toto Suharto. dkk, Rekontruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global
Pustaka Utama, 2005), hal.169
nyata. Oleh karenanya diperlukan strategi yang jitu dan metode yang praktis agar
oleh guru dan semua pihak dalam Pendidikan dan pembinaan peserta didik.

Strategi Lembaga pendidikan Islam merupakan suatu rencana yang cermat terhadap
suatu kegiatan untuk mencapai sasaran yakni mencetak peserta didik yang akhlaqul
karimah. Dikarenakan strategi Lembaga pendidikan islam merupakan cara yang
cermat, maka dibutuhkan ketelitian dan pemikiran mendalam tujuan yang hendak
dicapai dapat terlaksana. Setidaknya terdapat enam strategi dalam Lembaga
pendidikan islam dalam mencetak peserta didik yang akhlaqul karimah adalah :

a. Integrasi nilai-nilai Iman dan Takwa dalam visi, misi, tujuan, strategi
Lembaga pendidikan islam dan proses pembelajaran.
b. Integrasi nilai-nilai Iman dan Takwa dalam mata pelajaran non-PAI.
c. Pembentukan school culture atau budaya Lembaga pendidikan islam yang
mendukung peningkatan Iman dan Takwa
d. Ekstrakurikuler berwawasan Iman dan Takwa
e. Menjalin kerjasama antara dengan Lembaga pendidikan islam orang tua
dan Masyarakat

Namun tidak semua peserta didik memiliki akhlak dan kepribadian yang baik dalam
proses pendidikan, hal ini terlihat dari munculnya berbagi gejala prilaku buruk yang
sering kali terjadi pada peserta didik yang disebut dengan istilah kenakalan remaja.
Dalam dunia pendidikan sendiri yang menjadi salah satu permasalahan yang
dihadapi ialah kenakalan remaja. Pada satu sisi mereka sedang berupaya untuk
menemukan jati dirinya, semestera di sisi lain pengaruh lingkungan dan pergaulaan
cenderung menjauh dari tertanamnnya nilai-nilai akhlak.

Secara konseptual Lembaga pendidikan islam mempunyai peranan strategis dalam


membentuk anak didik agar tidak hanya cerdas (pandai) saja, tetapi harus bertakwa,
berperilaku baik, bertanggung jawab, dan mempunyai etika yang baik. Lembaga
pendidikan islam sangat berperan untuk menumbuh kembangkan, membentuk dan
memproduksi pendidikan berwawasan ranah kognitif, afektif, psikomotorik atau
ranah kompetensi, sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan,
sehingga dapat membentuk karakter / akhlak yang kuat berbasis iman dan takwa,
dan dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Membina dan mencetak peserta didik yang berahlaktul karimah menjadi salah satu
tujuan dari Lembaga pendidikan Islam itu sendiri yang Dimana Lembaga
pendidikan islam harus mampu menjadi tempat atau wadah sebagai jalan yang
mampu mencetak peserta didik menjadi seseorang yang memiliki jiwa budi pekerti
yang tinggi, ahlak yang baik serta taat kepada ajaran agama Islam. Lembaga
pendidikan Islam dalam hal ini harus mampu memiliki strategi untuk membentuk
peserta didik yang berahlaktul karimah antara lain :

(1) Membiasakan semua siswa untuk mengerjakan hal hal yang terpuji di
lingkungan pendidikan.
(2) Memberikan bimbingan dan nasehat dalam semua kegiatan positif di
lingkungan pendidikan.
(3) Memberikan SuriTauladan yang baik.
(4) Menjaga Siswa Dari Perbuatan Tercela
(5) Menciptakan Lingkungan madrasah yang Edukatif.
(6) Menjalin Kerjasama Dengan Orang Tua Siswa.
(7) Memberikan Hukuman Bagi Siswa yang Melanggar ketentuan dan tata
tertib lingkungan pendidikan itu sendiri.8

Pengembangan dan penerapan nilai-nilai Akhlakul Karimah dalam kehidupan siswa


di sekolah sangat penting bagi mereka untuk menjadi bekal dalam kehidupannya
kelak, dan ini menjadi tanggung jawab guru pendidikan agama Islam. Guru mata
pelajaran agama Islam yang mampu mewujudkan hal tersebut sangat dibutuhkan.
Keterampilan pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial diperlukan.

Strategi Lembaga pendidikan Islam harus melibatkan pengembangan suasana


sekolah. Sekolah telah menciptakan prosedur yang bermanfaat yang menjunjung
cita-cita agama. meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan akhlakul

8
Fauzi, “Strategi Kepala Madrasah Dalam Membina Akhlakul Karimah Siswa MI Nurul Ulum Teluk
Tiram Darat Banjarmasin.”
karimah di kelas ditinjau dari kebiasaan atau budaya di dalam kelas. Jabat tangan
dan salam kepada guru merupakan dua budaya yang harus ditanamkan. Penguatan
pendidikan karakter berbasis masyarakat merupakan strategi untuk membentuk
peserta didik yang berakhlakul karimah. Sekolahpun terkadang jarang bekerja sama
dengan organisasi lain dalam situasi ini. Namun, sekolah menjalin kerjasama yang
erat dengan komunitas ulama karena memiliki budaya nilai-nilai inti religiusitas
berkat pelajaran agama Islam.9

Tujuan dari Pendidikan moral dan akhlak dalam islam itu sendiri adalah tujuan-
tujuan moralitas dalam arti yang sebenarnya. Ahli-ahli pendidik islam telah
sependapat bahwa suatu ilmu yang tidak akan membawa kepada fadhilah dan
kesempurnaan, tidak seyogyanya diberi nama ilmu. Tujuan Pendidikan islam
bukanlah sekedar memenuhi otak murid-murid dengan ilmu pengetahuan, tetapi
tujuannya adalah mendidik akhlak dengan memperhatikan segi-segi Kesehatan,
Pendidikan fisik dan mental, perasaan dan praktik, serta mempersiapkan anak-anak
menjadi anggota masyarakat.10

Perbuatan akhlakul karimah siswa pada dasarnya mempunyai tujuan langsung yang
dekat, yaitu harga diri, dan tujuan jauh adalah ridha Allah melalui amal shaleh dan
jaminan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Adapun secara khusus pembinaan akhlakul karimah terhadap peserta didik


bertujuan untuk :

a) Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat


kebiasaan yang baik.
b) Memantapkan rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri berpegang
teguh pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang rusak.
c) Membiasakan siswa bersikap ridha, optimis, percaya diri, menguasai emosi,
tahan menderita dan sabar.

9
Dewi dan Mukti, “STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA AKHLAKUL
KARIMAH SISWA DI SD NEGERI 106826 DESA SIDODADI.”
10
Nashihin dan Ahmad Afan Zaini, “Strategi Pembinaan Akhlakul Karimah di Sekolah.”
d) Membimbing siswa kearah yang sehat yang dapat membantu mereka
berinteraksi sosial yang baik, mencintai kebaikan untuk orang lain, suka
menolong, sayang kepada yang lemah dan menghargai orang lain.
e) Membiasakan siswa bersopan santun dalam berbicara dan bergaul dengan
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
f) Selalu tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dan
bermu’amalah yang baik.11

KESIMPULAN

Lembaga pendidikan Islam sebagai suatu proses ikhtiyariyah mengandung ciri dan
watak khusus, yaitu proses penanaman, pengembangan dan pemantapan nilai-nilai
keimanan yang menjadi fundamen mentalspritual manusia dimana sikap dan
tingkah lakunya termanifestasikan menurut kaidah-kaidah agamanya. Lembaga
Pendidikan Islam sebagai suatu sistem, perkembangannya terus menjadi
pembicaraan menarik di kalangan praktisi pendidikan. Hal ini sebagai wujud
perhatian dan keprihatinan umat terhadap kondisi objektif lembaga pendidikan
Islam saat ini.

Strategi Lembaga pendidikan Islam merupakan suatu rencana yang cermat terhadap
suatu kegiatan untuk mencapai sasaran yakni mencetak peserta didik yang akhlaqul
karimah. Dikarenakan strategi Lembaga pendidikan islam merupakan cara yang
cermat, maka dibutuhkan ketelitian dan pemikiran mendalam tujuan yang hendak
dicapai dapat terlaksana. Membina dan mencetak peserta didik yang berahlaktul
karimah menjadi salah satu tujuan dari Lembaga pendidikan Islam itu sendiri yang
Dimana Lembaga pendidikan islam harus mampu menjadi tempat atau wadah
sebagai jalan yang mampu mencetak peserta didik menjadi seseorang yang
memiliki jiwa budi pekerti yang tinggi, ahlak yang baik serta taat kepada ajaran
agama Islam.

11
H. A Mustafa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal 136
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. Kapita Selekta Pendidikan. Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Dewi, Arsy Shakila. “PENGARUH PENGGUNAAN WEBSITE BRISIK.ID


TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS JURNALISTIK
KONTRIBUTOR.” KomunikA 17, no. 2 (1 September 2021): 1–14.
https://doi.org/10.32734/komunika.v17i2.7560.
Dewi, Ricka Puspita, dan Abdul Mukti. “STRATEGI GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA AKHLAKUL KARIMAH SISWA
DI SD NEGERI 106826 DESA SIDODADI,” t.t.
Elihami, Elihami, dan Abdullah Syahid. “PENERAPAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER
PRIBADI YANG ISLAMI,” 2018.
Fauzi, Achmad. “Strategi Kepala Madrasah Dalam Membina Akhlakul Karimah
Siswa MI Nurul Ulum Teluk Tiram Darat Banjarmasin.” Pahlawan Jurnal
Pendidikan-Sosial-Budaya 18, no. 1 (28 April 2022): 114–19.
https://doi.org/10.57216/pah.v18i1.372.
Gustien, Bintang. “Metode/Strategi Pembelajaran Madrasah: Pembentukan
Karakter Akhlakul Karimah Siswa,” 2018.
H. A Mustafa, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 1997

KH.Ahmad Dimyathi Badruzzaman. 2004. Panduan Kuliah Agama Islam.


Bandung: Sinar Baru

Nashihin, Nashihin dan Ahmad Afan Zaini. “Strategi Pembinaan Akhlakul Karimah
di Sekolah.” Ummul Qura Jurnal Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD)
Lamongan 18, no. 1 (25 April 2023): 49–66.
https://doi.org/10.55352/uq.v18i1.116.
Toto Suharto. dkk, Rekontruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam,
Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2005
Taofik, Ahmad. “LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.”
Indonesian Journal of Adult and Community Education 2, no. 2 (2 Januari
2021): 1–9. https://doi.org/10.17509/ijace.v2i2.30874.

Anda mungkin juga menyukai