Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TELAAH KURIKULUM

“ANALISIS PERBANDINGAN PENDIDIKAN NEGARA KOREA SELATAN, JEPANG


DAN THAILAND ”

Dosen Pengampu : Kadek Hariana,M.Pd

DISUSUN OLEH :

FEBI DWI ASVIANI


A 401 22 032
KELAS A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
ii
KATA PENGANTAR

Pendidikan adalah tiang penyangga dalam perwujudan potensi sumber daya


manusia sebuah negara. Setiap negara memiliki tujuan pendidikan nasionalnya, yang
diilhami oleh landasan filosofi, psikologi, aspek sosial budaya, serta prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dalamnya terdapat kurikulum yang dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, dan organisasi kurikulum yang menjadi tulang punggung
sistem pendidikan.
Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi perbandingan sistem pendidikan di tiga
negara yang berbeda, yaitu Jepang, India, dan Malta, dengan fokus pada pendidikan di
Sekolah Dasar (SD). Kami juga akan membandingkan pendekatan mereka dengan
Indonesia, negara dengan keragaman sosial budaya dan geografis yang luar biasa.
Masing-masing negara memiliki pendekatan unik dalam tujuan pendidikan
nasional, mendasarkan kebijakan mereka pada prinsip-prinsip filosofi, psikologi, dan sosial
budaya yang berbeda. Demikian pula, pengembangan iptek dan organisasi kurikulum di
setiap negara memiliki perbedaan yang mencolok.
Melalui analisis komprehensif ini, kami bertujuan untuk memberikan pemahaman
lebih dalam tentang keragaman pendidikan di SD di berbagai negara. Semoga makalah ini
akan memberikan wawasan yang berharga bagi mereka yang tertarik dalam memahami
dinamika sistem pendidikan dan perbandingan antara Jepang, India, Malta, dan Indonesia.
Terima kasih atas perhatian Anda.

Palu, 2 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional


B. Landasan Filosofi Pendidikan
C. Perspektif Psikologi Pendidikan
D. Konteks Sosial Budaya
E. Pengembangan IPTEK dan Kurikulum
F. Organisasi Kurikulum Untuk SD

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembentukan masyarakat yang
berkembang dan berkelanjutan. Setiap negara memiliki sistem pendidikan yang unik, yang
mencerminkan nilai-nilai, aspirasi, dan kebutuhan mereka. Pendidikan dasar, khususnya di
tingkat Sekolah Dasar (SD), merupakan tahap penting dalam perkembangan individu dan
memainkan peran vital dalam membentuk dasar pengetahuan, nilai, dan keterampilan yang
diperlukan untuk kehidupan masa depan.
Indonesia, sebagai negara yang majemuk dengan kekayaan budaya dan etnis yang
beragam, telah mengalami perkembangan pesat dalam sektor pendidikan. Namun, untuk
mencapai tujuan pembangunan pendidikan yang lebih baik, penting untuk membandingkan
pendekatan yang digunakan oleh negara-negara lain, terutama yang memiliki sistem
pendidikan yang diakui secara global.
Dalam kaitannya, makalah ini akan menggali perbandingan antara sistem
pendidikan di Korea Selatan, Jepang, dan Thailand dengan Indonesia, dengan fokus khusus
pada tingkat Sekolah Dasar. Ketiga negara tersebut dipilih karena mewakili keragaman
geografis, budaya, dan ekonomi yang mencolok, dan dengan demikian, memberikan
pandangan yang bermanfaat dalam mengevaluasi sistem pendidikan Indonesia.
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk mendalaminya lebih dalam dalam
perbandingan tujuan pendidikan nasional, landasan filosofi, perspektif psikologi
pendidikan, konteks sosial budaya, pengembangan iptek dalam kurikulum, dan organisasi
kurikulum di masing-masing negara. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang
perbedaan dan persamaan dalam sistem pendidikan ini, diharapkan kita dapat mengambil
inspirasi dan pelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pendidikan di
Indonesia, khususnya di tingkat SD.

B. Rumusan Masalah

1. .Bagaimana perbandingan kurikulum pendidikan di Sekolah Dasar (SD) antara Korea


Selatan, Jepang, Thailand, dan Indonesia?
2. Apa saja perbedaan metode pengajaran yang digunakan di Sekolah Dasar (SD) di
Korea Selatan, Jepang, Thiland, dan Indonesia?
3. Bagaimana perbandingan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar (SD) antara Korea
Selatan, Jepang, Thailand, dan Indonesia?

ii
C. Tujuan
1. Membandingkan kurikulum pendidikan di Sekolah Dasar (SD) antara Korea
Selatan,Jepang, Thailand, dan Indonesia.
2. Menganalisis perbedaan metode pengajaran yang digunakan di Sekolah Dasar
(SD) di empat negara tersebut.
3. Menilai kualitas pendidikan di Sekolah Dasar (SD) di Korea Selatan, Jepang,
Thailand, dan Indonesia.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional

a. Korea Selatan
Tujuan pendidikan nasional di Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada
setiap orang rasa identitas nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan nasional. Korea
Selatan ingin menyempurnakan kepribadian setiap warga negara, mengembangkan
kemampuan untuk hidup mandiri, bertindak untuk negara yang demokratis dan makmur,
dan menanamkan sifat patriotisme . Sedangkan tujuan pendidikan nasional di Indonesia
adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

b. Jepang
Jepang: Tujuan pendidikan di Jepang adalah untuk mengembangkan individu yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kuat, serta memiliki karakter yang baik dan
dapat berkontribusi pada masyarakat.
Indonesia: Tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk mengembangkan potensi
individu secara holistik, mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan spiritual, serta
untuk membentuk warga negara yang demokratis, bertanggung jawab, dan berkepribadian
luhur.

c. Thailand
Tujuan pendidikan nasional di Thailand dan Indonesia sedikit berbeda, namun
memiliki beberapa tujuan yang sama. Di Thailand, tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mempersiapkan individu Thailand yang taat beragama Islam, mengikuti ajaran Nabi
Muhammad, dan memiliki moral dan perilaku yang baik. Sistem pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, kemampuan penalaran, dan
kemampuan pengambilan keputusan berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Selain itu,
pendidikan di Thailand bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebanggaan nasional dan
komitmen terhadap demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Di Indonesia, tujuan pendidikan nasional didasarkan pada prinsip-prinsip
Pancasila, yang menekankan keseimbangan antara hak dan tanggung jawab. Sistem
pendidikan bertujuan untuk mengembangkan individu yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta
mampu berkontribusi kepada masyarakat dan bangsa. Tujuannya adalah untuk

ii
menghasilkan individu yang bermoral, sehat, mandiri, dan menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.
Singkatnya, Thailand dan Indonesia memiliki tujuan yang sama dalam
menanamkan nilai-nilai Islam, membina perilaku moral, dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dalam sistem pendidikan mereka. Namun, Thailand juga
menekankan rasa kebanggaan nasional dan komitmen terhadap demokrasi, sementara
Indonesia menyoroti keseimbangan antara hak dan tanggung jawab berdasarkan prinsip-
prinsip Pancasila.

B. Landasan Filosofi Pendidikan

a. Korea Selatan
Landasan filosofi pendidikan di Korea Selatan dan Indonesia berbeda. Berikut adalah
penjelasan mengenai landasan filosofi pendidikan di kedua negara tersebut:
Korea Selatan
Filosofi pendidikan di Korea Selatan didasarkan pada HONG IK IN GAN, yang
merupakan suatu dongeng dari Korea yang menceritakan tentang kebijaksanaan dan
keadilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dasar filosofi yang diterapkan dalam
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan di Kota Tongyeong, Korea Selatan, adalah
"filosofi kehidupan yang berpusat pada manusia" dan "filosofi pembangunan
berkelanjutan"
Indonesia
Perlunya menumbuhkembangkan ideologi pancasila dan nilai-nilai kebudayaan
lokal dalam pengembangan sistem pendidikan di Indonesia Orientasi pengembangan
pendidikan di Indonesia berdasarkan refleksi sistem pendidikan Korea Selatan.

b. Jepang
Jepang: Landasan filosofi pendidikan di Jepang didasarkan pada nilai-nilai seperti kerja
keras, disiplin, dan rasa hormat terhadap otoritas. Pendidikan di Jepang juga menekankan
pengembangan karakter dan moral siswa.
Indonesia: Landasan filosofi pendidikan di Indonesia didasarkan pada Pancasila, yang
mengedepankan nilai-nilai seperti keadilan, demokrasi, persatuan, dan kemanusiaan.
Pendidikan di Indonesia juga menekankan pengembangan karakter, kebhinekaan, dan
keadilan social.

c. Thailand
landasan filosofis pendidikan di Thailand dan Indonesia. Namun, dapat
disimpulkan bahwa sistem pendidikan di kedua negara tersebut bertujuan untuk
mempersiapkan individu untuk menjadi individu yang berakhlak mulia, berpengetahuan

ii
luas, dan terampil. Di Thailand, sistem pendidikan bertujuan untuk mendidik individu yang
beriman kepada Allah dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad, serta kompeten dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Di Indonesia, sistem pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan individu yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia,
berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab .
Penting untuk dicatat bahwa untuk pemahaman yang lebih komprehensif tentang
landasan filosofis pendidikan di Thailand dan Indonesia, penelitian dan analisis lebih lanjut
diperlukan, dengan fokus khusus pada dokumen filosofis, kebijakan pendidikan, dan
filosofi pendidikan di kedua negara.

C. Perspektif Psikologi Pendidikan

a. Korea Selatan
Perspektif psikologi pendidikan di Korea Selatan dan Indonesia dapat berbeda.
Berikut adalah beberapa informasi yang dapat diambil dari sumber yang ada:
Korea Selatan
Psikologi pendidikan di Korea Selatan lebih berfokus pada pengembangan karakter
dan moral. Psikologi klinis di Korea Selatan memberikan wawasan dalam kaitannya
dengan solusi untuk dampak negatif teknologi.
Indonesia
Psikologi pendidikan di Indonesia mengedepankan sikap dan moral dalam
pengajarannya Sistem pendidikan Ki Hajar Dewantara di Indonesia mengedepankan
pengajaran dengan memberikan bimbingan dan pengawasan kepada anak agar mampu
menjadi manusia yang mandiri dan mampu mengembangkan bakatnya untuk kemudian
dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

b. Jepang
Jepang: Dalam pendidikan di Jepang, psikologi pendidikan berfokus pada
pengembangan potensi individu, pembentukan sikap positif terhadap belajar, dan
pengembangan keterampilan social.
Indonesia: Dalam pendidikan di Indonesia, psikologi pendidikan berfokus pada
pengembangan potensi individu, pembentukan sikap kritis, kreatif, dan mandiri, serta
pengembangan keterampilan sosial dan emosional.

c. Thailand
perspektif psikologi pendidikan di Thailand dan Indonesia..berfokus pada
perbandingan sistem pendidikan formal, termasuk pendidikan Islam, di kedua negara.
Namun, perlu dicatat bahwa psikologi pendidikan memainkan peran penting dalam
membentuk sistem dan praktik pendidikan di negara manapun. Menurut dokumen tersebut,

ii
baik Thailand maupun Indonesia memiliki sistem pendidikan masing-masing, yang
meliputi pendidikan formal, non-formal, dan informal.
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang perspektif psikologi
pendidikan di Thailand dan Indonesia, penelitian lebih lanjut yang secara khusus berfokus
pada topik ini sangat direkomendasikan.

D. Konteks Sosial Budaya

a. Korea Selatan
Konteks sosial budaya di Korea Selatan dan Indonesia memiliki perbedaan yang
signifikan. Korea Selatan memiliki budaya yang sangat dipengaruhi oleh konfusianisme
dan memiliki sistem nilai yang sangat kuat. Masyarakat Korea Selatan cenderung memiliki
orientasi pada kerja keras, disiplin, dan menjaga harmoni sosial. Mereka juga menghargai
kesetiaan, kesopanan, dan hierarki sosial yang kuat. Selain itu, budaya populer seperti K-
pop dan drama Korea juga menjadi bagian penting dari konteks sosial budaya Korea
Selatan.
Di sisi lain, Indonesia memiliki keragaman budaya yang kaya karena merupakan
negara dengan berbagai etnis, bahasa, dan agama. Budaya Indonesia mencakup elemen-
elemen dari berbagai kebudayaan, seperti Jawa, Sunda, Bali, Minangkabau, dan masih
banyak lagi. Masyarakat Indonesia cenderung menghargai nilai-nilai seperti gotong
royong, kebersamaan, dan sikap ramah. Agama Islam juga memiliki pengaruh yang kuat
dalam budaya Indonesia.
Perbedaan lain yang signifikan antara kedua negara adalah bahasa yang digunakan.
Bahasa utama yang digunakan di Korea Selatan adalah bahasa Korea, sementara bahasa
resmi dan umum yang digunakan di Indonesia adalah bahasa Indonesia.

b. Jepang
➢ Nilai dan Etika:
Jepang: Sosial budaya Jepang sangat mempengaruhi pendidikan. Nilai-nilai seperti
kerja keras, disiplin, rasa hormat terhadap otoritas, dan kebersamaan sangat ditekankan
dalam sistem pendidikan Jepang. Etika dan sopan santun juga menjadi bagian penting
dalam pendidikan di Jepang .
Indonesia: Sosial budaya Indonesia juga mempengaruhi pendidikan. Nilai-nilai
seperti gotong royong, kebhinekaan, keadilan sosial, dan rasa saling menghormati sangat
ditekankan dalam sistem pendidikan Indonesia. Etika dan moral juga menjadi bagian
penting dalam pendidikan di Indonesia .
➢ Peran Keluarga:
Jepang: Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan di Jepang.
Orang tua di Jepang sangat terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka dan memberikan
dukungan yang kuat dalam hal akademik dan moral. Mereka juga mendorong anak-anak
untuk memiliki disiplin dan tanggung jawab dalam belajar .

ii
Indonesia: Keluarga juga memiliki peran yang penting dalam pendidikan di
Indonesia. Orang tua di Indonesia diharapkan terlibat aktif dalam pendidikan anak-anak
mereka dan memberikan dukungan moral dan motivasi. Mereka juga mendorong anak-
anak untuk memiliki nilai-nilai yang baik dan menghormati guru.

c. Thailand
Konteks sosial dan budaya di Thailand dan Indonesia memiliki perbedaan yang
signifikan karena sejarah, agama, dan etnis yang unik.
Di Thailand, mayoritas penduduknya menganut agama Buddha, khususnya aliran
Theravada. Pemerintahan negara ini berbentuk monarki, dan terdiri dari 76 provinsi,
dengan total populasi sekitar 57 juta orang. Khususnya, wilayah selatan Thailand memiliki
populasi Muslim yang signifikan, terutama yang tinggal di provinsi-provinsi seperti Patani,
Yala, Narathiwat, dan Satun. Komunitas Muslim ini memiliki budaya mereka sendiri yang
berbeda, yang berbeda dengan populasi yang sebagian besar beragama Buddha di wilayah
lain di negara ini.
Di sisi lain, Indonesia adalah negara yang beragam dengan lanskap sosial dan
budaya yang luas. Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, menjadikan
negara ini sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Namun, Indonesia
juga merupakan rumah bagi berbagai agama lain, termasuk Kristen, Hindu, Budha, dan
kepercayaan tradisional. Negara ini memiliki sistem presidensial, dan terdiri dari berbagai
pulau dan provinsi, dengan populasi lebih dari 275 juta jiwa].
Keragaman budaya Indonesia dibentuk oleh sejarahnya, yang mencakup pengaruh
dari berbagai peradaban dan periode penjajahan. Ideologi resmi Indonesia adalah
Pancasila, yang menekankan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Sistem pendidikan
Indonesia mengintegrasikan pendidikan Islam ke dalam kurikulum nasionalnya, mulai dari
sekolah dasar hingga pendidikan tinggi, di bawah pengawasan Kementerian Agama
Republik Indonesia.
Singkatnya, meskipun Thailand dan Indonesia memiliki konteks sosial dan budaya
yang unik, agama dominan di Thailand adalah Buddha, sedangkan Indonesia dikenal
dengan lanskap agamanya yang beragam dan statusnya sebagai negara dengan penduduk
mayoritas Muslim terbesar di dunia. Selain itu, Thailand memiliki sistem pemerintahan
monarki, sedangkan Indonesia mengikuti sistem presidensial.

E. Pengembangan IPTEK dalam Kurikulum

a. Korea Selatan
Dalam kurikulum di Korea Selatan, pengembangan iptek (ilmu pengetahuan dan
teknologi) adalah salah satu komponen penting. Kurikulum di Korea Selatan mencakup
mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, matematika, dan pendidikan kesehatan. Sekolah-
sekolah di Korea Selatan juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan iptek
bagi peserta didik .

ii
Di Indonesia, pengembangan iptek juga menjadi komponen penting dalam
kurikulum. Meskipun tidak secara spesifik disebutkan dalam dokumen yang disediakan,
Kurikulum 2013 (K13) di Indonesia didesain untuk memperkenalkan dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan iptek bagi peserta didik. Melalui mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam, matematika, dan teknologi, peserta didik diajarkan tentang konsep-
konsep iptek, eksperimen, dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kedua negara, pengembangan iptek dalam kurikulum bertujuan untuk
menghasilkan generasi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan iptek yang memadai
untuk dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Namun, implementasi dan detail
pengembangan iptek dalam kurikulum mungkin berbeda antara kedua negara tergantung
pada kebijakan dan fokus pendidikan masing-masing negara.

b. Jepang
Jepang: Jepang sangat mementingkan pengembangan IPTEK dalam
kurikulumnya. Mereka memiliki pendekatan STEM yang mengintegrasikan ilmu
pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika. Jepang juga memiliki program "Super
Science High School" yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam
penelitian ilmiah dan eksperimen .
Indonesia: Indonesia juga mengakui pentingnya pengembangan IPTEK dalam
kurikulum. Namun, implementasinya masih perlu ditingkatkan. Pemerintah Indonesia
telah meluncurkan program "Revolusi Industri 4.0" yang bertujuan untuk mengembangkan
IPTEK dan keterampilan digital di kalangan siswa.

c. Thailand
Kurikulum di Thailand dan Indonesia diimplementasikan berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kurikulum nasional di Thailand mencakup delapan mata pelajaran inti, termasuk
sains, sedangkan di Indonesia, sains termasuk dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
Di Thailand, pengajaran ilmu pengetahuan sosial sejalan dengan tuntutan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
Penerapan kurikulum pembelajaran IPS di Thailand didasarkan pada pertimbangan
epistemologis dan aksiologis
Sebuah penelitian yang membandingkan kurikulum di beberapa negara ASEAN,
termasuk Thailand dan Indonesia, menemukan bahwa kurikulum di kedua negara tersebut
menekankan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Secara keseluruhan, baik Thailand maupun Indonesia telah memasukkan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam kurikulum mereka. Di Thailand,
sains merupakan salah satu mata pelajaran inti, sedangkan di Indonesia, sains dimasukkan
ke dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. Selain itu, pengajaran IPS di Thailand
sejalan dengan tuntutan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

ii
F. Organisasi kurikulum untuk SD

a. Korea Selatan
Di Korea Selatan, kurikulum di tingkat SD dikeluarkan oleh Korea Institute of
Curriculum and Evaluation (KICE) . Kurikulum standar di Korea Selatan meliputi mata
pelajaran seperti bahasa Korea, kesenian, kode etik, ilmu pengetahuan sosial, matematika,
ilmu pengetahuan alam, pendidikan kesehatan dan jasmani, musik, dan bahasa Inggris .
Sementara itu, di Indonesia, kurikulum di tingkat SD mengacu pada Kurikulum 2013
(K13).

b. Jepang
1. Sentralisasi vs Desentralisasi:
Jepang: Di Jepang, pengembangan kurikulum dilakukan secara sentralisasi oleh
Kementerian Pendidikan (Monbusho). Standar Kurikulum Nasional ditetapkan oleh
Monbusho, namun melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah daerah, asosiasi guru,
lembaga riset, dan orang tua .
Indonesia: Di Indonesia, terdapat kecenderungan menuju desentralisasi dalam
pengembangan kurikulum. Meskipun kurikulum masih ditetapkan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat juga terlibat dalam proses pengembangan
kurikulum .
2. Peran Pihak Terlibat:
Jepang: Di Jepang, pengembangan kurikulum melibatkan berbagai pihak seperti
Kementerian Pendidikan, pemerintah daerah, asosiasi guru, lembaga riset, orang tua, dan
LSM. Hal ini memastikan adanya partisipasi dan tanggung jawab yang luas dalam
pengembangan kurikulum .
Indonesia: Di Indonesia, pengembangan kurikulum melibatkan pemerintah pusat,
pemerintah daerah, asosiasi guru, lembaga riset, orang tua, lembaga swasta, dan
masyarakat. Namun, tingkat partisipasi dan tanggung jawab dari pihak terlibat masih perlu
ditingkatkan .
3. Pendekatan Kurikulum:
Jepang: Di Jepang, pendekatan kurikulum lebih menekankan pada penguasaan
konten dan pengetahuan. Kurikulum didesain secara sentralistik dengan penekanan pada
mata pelajaran dan kurikulum nasional yang terintegrasi .
Indonesia: Di Indonesia, terdapat pergeseran pendekatan kurikulum dari
pendekatan berbasis konten (content-based) menuju pendekatan ber

c. Thailand

ii
Organisasi kurikulum untuk pendidikan dasar (SD atau Sekolah Dasar) di Thailand
dan Indonesia berbeda dalam beberapa aspek.
Di Thailand, kurikulum untuk SD didasarkan pada Kurikulum Inti Pendidikan
Dasar 2001. Pendidikan agama Islam dimasukkan sebagai salah satu mata pelajaran dalam
kelompok ilmu pengetahuan sosial, agama, dan budaya. Hal ini diterapkan di sekolah
umum berdasarkan Kurikulum Inti Pendidikan Dasar tahun 2008.
Di Indonesia, kurikulum untuk SD ditentukan oleh Kementerian Pendidikan di
bawah Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Islam juga termasuk dalam kurikulum dari
SD hingga perguruan tinggi dan berada di bawah naungan Kementerian Agama.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun dokumen-dokumen tersebut memberikan
informasi tentang sistem pendidikan di kedua negara, mungkin saja ada pembaruan atau
perubahan sejak dokumen tersebut diterbitkan. Oleh karena itu, disarankan untuk merujuk
pada sumber-sumber yang lebih baru atau situs web resmi pemerintah untuk mendapatkan
informasi terbaru tentang organisasi kurikulum pendidikan dasar di Thailand dan
Indonesia.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari materi ini adalah Negara Korea Selatan, Jepang, Thailand, dan
Indonesia memiliki sistem pendidikan yang berbeda-beda, baik dari segi kurikulum,
pengelolaan, maupun tujuan pendidikan. Pendidikan Islam di Thailand dan Indonesia
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional dan memiliki peran yang penting dalam
pengembangan pendidikan di negara tersebut. Negara Thailand memiliki sejarah Islam
yang panjang dan pendidikan Islam di negara tersebut telah berkembang sejak lama.
Negara Indonesia memiliki kurikulum nasional yang terus mengalami perubahan dan
penyesuaian dengan kebutuhan zaman. Negara Korea Selatan dan Jepang memiliki sistem
pendidikan yang sangat maju dan diakui secara internasional.

B. SARAN

saran yang dapat diberikan adalah perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai
perbandingan kurikulum di negara Korea Selatan, Jepang, Thailand, dan Indonesia dengan
memperhatikan aspek-aspek yang relevan seperti tujuan pendidikan, pengelolaan, dan
kurikulum yang digunakan. Selain itu, perlu juga dilakukan studi lebih lanjut mengenai
sistem pendidikan Islam di negara Thailand dan Indonesia untuk memperoleh informasi
yang lebih komprehensif mengenai peran dan pengaruhnya dalam pengembangan
pendidikan di negara tersebut.

ii
LAMPIRAN

ii
DAFTAR PUSTAKA

MA. ,Wahyudin Dinn Drs.(2004). Studi Komparatif Pengembangan Kurikulum di Jepang dan
Indonesia. Jurnal Inovasi Kurikulum. Vol.1,no (1). Tersedia pada
https://WWW.semanticscholar.org/paper/f1533fe69d39afbfe894849e029ae7520cba6938

Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT). (2017). The Japanese
Education System. Retrieved from https://www.mext.go.jp/en/policy/education/
https://www.mext.go.jp/en/policy/education/
https://www.mext.go.jp/en/policy/education/lawandplan/title01/detail01/1373814.htm

Noviani Dwi, Hilmin, Ardeni, Wulandari Destri.(2023). Sistem Pendidikan Korea Selatan Dan
Indonesia. Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII). Vol. 1 No 1. Tersedia pada
https://ejournal.lapad.id/index.php/jsii/article/view/118

Nazir Mhd, Lisdaleni, Noviani Dwi, Hilmin. (2023). Pendidikan Islam Di Thailand Dan Indonesia
(Analisis Perbandingan Kurikulum Dan Pendanaan Pendidikan). Jurnal Studi
Islam Indonesia (JSII). Vol.1 No.1. Tersedia pada https://ejournal.lapad.id/index.php/jsii

ii

Anda mungkin juga menyukai