Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mujiburrohman

NPM : 195710009

Perbandingan Civic Education

1. Pendidikan Kewarganegaraan adalah seleksi dan adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu
kewarganegaraan, humaniora, dan kegiatan dasar manusia, yang diorganisasikan dan disajikan
secara psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai salah satu tujuanpendidikan IPS
Beberapa faktor yang lebih menjelaskan mengenai pendidikan kewarganegaraan antara lain
(Somantri, 2001:161):
a. PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan IPS, yaitu bahan pendidikannya
diorganisasikan secara terpadu (intergrated) dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora,
dokumen negara, terutama Pancasila, UUD 1945, GBHN, dan perundangan negara, dengan
tekanan bahan pendidikan pada hubungan warga negara dan bahan pendidikan yang
berkenaan dengan bela negara.
b. PKn adalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora, Pancasila, UUD
1945 dan dokumen negara lainnya yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan.
c. PKn dikembangkan secara ilmiah dan psikologis baik untuk tingkat jurusa PMPKN FPIPS
maupun dikembangkan untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah serta perguruan tinggi.
d. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita harus berpikir secara integratif, yaitu
kesatuan yang utuh dari hubungan antara hubungan pengetahuan intraseptif (agama, nilai-
nilai) dengan pengetahuan ekstraseptif (ilmu), kebudayaan Indonesia, tujuan pendidikan
nasional, Pancasila, UUD1945, GBHN, filsasat pendidikan, psikologi pendidikan,
pengembangan kurikulum disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, kemudian dibuat program
pendidikannya yang terdiri atas unsur: (i) tujuan pendidikan, (ii) bahan pendidikan, (iii)
metode pendidikan, (iv) evaluasi.
e. PKn menitikberatkan pada kemempuan dan ketrampilan berpikir aktif warga negara, terutama
generasi muda, dalam menginternalisasikan nilai-nilai warga negara yang baik (good
citizen)dalam suasana demokratis dalam berbagai masalah kemasyarakatan (civic affairs).
f. Dalam kepustakan asing PKn sering disebut civic education, yang salah satu batasannya ialah
“seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat menumbuhkan demokrasi
2. Secara historis-epistemologi, Amerika Serikat (USA) dapat dicatat sebagai negara perintis kegiatan
akademis dan kurikuler dalam pengembangan konsep dan paradigma citizenship education
sebagai matapelajaran di sekolah yang berisikan materi mengenai pemerintahan, (Alen, 1960
dalam Budimansyah, 2010: 107). Dengan ahli lain bernama Cheresore mengartikan konsep
pendidkan kewarganegaraan yang mempelajari hubungan antar individu dan antara individu
dengan Negara.
Kemudian perkembangan pendidkan di kawasan Asia dan Afrika, ( menguraikan secara singkat
berdasarkan yang termuat dalam Winataputra & Budimansyah, 2012:75-83) diuraikan yang
pertama dari negara Jepang. Di Jepang pendidikan kewarganegaraan bermula setelah perang
dunia kedua, dimana matapelajaran pendidikan kewarganegaraan mengalami tiga periode, yang
pertama pendidikan kewarganegaraan sebagian besar diterapkan secara integratif ke dalam studi
sosial. Studi sosial mengadopsi metode-metode pemecahan masalah seperti diskusi, dan
mengajarkan kehidupan sosial dan masayarakat secara umum. Kedua, pendidikan
kewarganegaraan didasarkan pada prinsip intelektualisme yang berkembang dalam dimensi
akademis yang sasarannya adalah pengetahuan dan pemahaman, keterampilan berpikir dan
ketetetapan, keterampilan dan kemampuan, dan kemauan minat serta sikap warga negara.
Ketiga, pendidikan kewarganegaraan ditekankan pada prinsip hubungan timbal balik. Sekolah
menjadi tempat bagi siswa menemukan suatu masalah sendiri, belajar tentang permasalahan itu,
memikirkannya, menilai dengan bebas, menggunakan metode yang tepat, memecahkan masalah
secara tepat, kreatip dan memperdalam pemahamannya tentang hidup.
3. Dalam separated subject curriculum mata pelajaran dipisah sedemikian rupa hingga berkembang
menjadi berbagai macam disiplin ilmu lain. Hingga pada akhirnya peserta didik tidak mampu
menguasai semuanya. untuk penyusunan kurikulum, berbagai bentuk kelompok mata pelajaran
tersebut dimasukkan menjadi bagian-bagian atau jurusan-jurusan. Kemudian peserta didik bebas
memilih mana diantara jurusan-jurusan yang mereka minati. Dalam pelaksanaanya, separated
subject curriculum mempunyai keuntungan dan kelemahan. Adapun keuntungan dan kelemahan
tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1. Kelebihan
a. Penyajian bahan pelajaran dapat disajikan/disusun secara logis dan sisitematis.
b. Organisasinya sederhana, dan tidak terlalu sulit untuk direncanakan dan dilaksanakan
c. Mudah dievaluasi dan dites
d. Dapat digunakan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi
e. Guru mempergunakannya lebih mudah
f. Tidak sulit untuk diadakan perubahan-perubahan
g. Lebih tersusun dan sistematis
2. Kelemahan
a. Bentuk pelajaran yang tidak terpisah dengan lainnya, sebenarnya tidak relevan dengan
kenyataan sekarang ini, dan kurang mendidik siswa/anak dalam menghadapi situasi
kehidupan mereka.
b. Tidak memperhatikan masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang dihadapi siswa dalam
kehidupan mereka sehari-hari, sebab hanya berpedoman pada apa yang tertera dalam
buku/teks.
c. Kurang memperhatikan faktor-faktor kejiwaan anak, karena pada kurikulum ini hanya
menyampaikan apa yang dialami manusia pada masa terdahulu dalam bentuk yang
sistematis dan logis.
d. Tujuan kurikulum ini sangat terbatas dan kurang memperhatikan pertumbuhan jasmani,
perkembangan emosional dan sosial anak, dan hanya memusatkan pada perkembangan
intelektual anak.
e. Kurikulum semacam ini kurang mengembangkan kemampuan berfikir, karena
mengutamakan penguasaan dan pengetahuan dengan cara ulangan dan hafalan, dan
kurang membawa kepada berfikir secara mandiri.
f. Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan tidak bersifat inovatif, karena hanya
berdasarkan kepada buku yang telah ditetapkan, tanpa mengalami perubahan dan
penyesuaian yang berarti dengan situasi dan kondisi masyarakat yang selalu berkembang
dengan pesat dan dinamis.

4. Pendidikan kewarganegaraan di indonesiabertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia


(WNI). Yang dalam dunia pendidikan di negara Indonesia mempunyai 12 sasaran bina aspek yaitu
:
1. Pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
2. Yang berbudi pekerti luhur
3. Yang berkepribadian
4. Berdisiplin
5. Yang bekerja keras
6. Yang tangguh
7. Yang mandiri
8. Yang bertanggung jawab
9. Yang cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani
10. Yang mampu menumbuhkan dan mempertebal rasa cinta tanah air
11. Yang mampu menumbuhkan dan mempertebal semangat kebangsaan dan kesetiakawanan
sosial
12. Yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inofatif dan kreatif

Ada bebrapa kesamaan dengan pendidikan kewarganegaraan di Negara jepang yang terkenal
dengan semangat bushido nya.
Berikut ini ketujuh nilai falsafah bushido;
1. Kesungguhan
2. Keberanian
3. Kebaikan
4. Kesopanan
5. Kejujuran
6. Kehormatan
7. Kesetiaan

5. Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia termasuk ke dalam pendekatan separate dengan sifat


dan kedudukan wajib bagian dari program inti untuk semua tingkat.

Sedangkan di Jerman program pendidikan kewarganegaraan tidak wajib yang dikemas secara
terintegrasi dalam mata pelajaran lain atau lintas kurikulum

Anda mungkin juga menyukai