Anda di halaman 1dari 6

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫ق أولي‬ ‫الحائر إلى طري ِ‬


‫َ‬ ‫القلب‬
‫َ‬ ‫السرائر‪ ،‬فهدى‬
‫َ‬ ‫الضمائر‪ ،‬ونقّى‬
‫َ‬ ‫الحمد هلل الذي أصل َح‬
‫شريك له‪ ،‬وأشهدُ أن سيِّدَنا ونبينا محمدا ً عبدُ هللاِ‬
‫َ‬ ‫البصائر‪ ،‬وأشهد ُ أ َ ْن ال إلهَ إال هللاُ وحدَه ال‬
‫ِ‬
‫سار على هدي ِه‬ ‫ورسولُه‪ ،‬أنقى العالمينَ سريرة ً وأزكاهم سيرةً‪( ،‬وعلى آله وصحبِه و َم ْن َ‬
‫الدين‪.‬‬
‫ِ‬ ‫يوم‬
‫إلى ِ‬
‫َياأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ‬
‫َّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوال ت َ ُموت ُ َّن ِإال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمونَ‬
‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاال‬ ‫احدَةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب َّ‬ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو ِ‬ ‫َياأَيُّ َها النَّ ُ‬
‫َّللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ ‫ام ِإ َّن َّ‬ ‫سا َءلُونَ ِب ِه َو ْ‬
‫األر َح َ‬ ‫َّللاَ الَّذِي ت َ َ‬
‫سا ًء َواتَّقُوا َّ‬‫يرا َونِ َ‬ ‫َكثِ ً‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُو َب ُك ْم َو َم ْن‬‫سدِيدًا * يُ ْ‬ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْوال َ‬‫َياأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ‬
‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬ ‫يُ ِطعِ َّ‬
‫َّللاَ َو َر ُ‬

‫‪1/5‬‬
Segala puji yang terbaik hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Kita sudah ketahui bersama bagaimanakah kehidupan pemuda lajang saat ini. Pergaulan bebas
bukanlah suatu yang asing lagi di tengah-tengah mereka. Tidak memiliki kekasih dianggap tabu
di tengah-tengah mereka. Hubungan yang melampaui batas layaknya suami istri pun seringkali
terjadi. Bahkan ada yang sampai putus sekolah gara-gara masalah ini. Sungguh, inilah tanda
semakin dekatnya hancur dunia.

Dalam tulisan kali ini, kami akan berusaha memberikan tips-tips mudah kepada segenap
pemuda dan kaum muslimin secara umum agar mereka bisa menjauhkan diri dari bahaya yang
satu ini yaitu zina. Semoga Allah beri kepahaman.

Pertama: Ketahuilah Bahaya Zina

Allah Ta'ala dalam beberapa ayat telah menerangkan bahaya zina dan menganggapnya
sebagai perbuatan amat buruk. Allah Ta'ala berfirman,

ELCJJ UX?\3 oft £\ UjJI

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Isro': 32)

Dalam ayat lainnya, Allah Ta'ala berfirman,


o UJ UJ

ajs a& &SJL $ iui ^ji ^ULUJI o^ni: $5 >1 LIJJ aji 0 3^: $ ^.^JIJ
s
15L T a-jb

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya)." (QS. Al Furqon: 68). Artinya, orang yang melakukan salah satu dosa yang
disebutkan dalam ayat ini akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa yang ia lakukan.

Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai
Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?" Beliau bersabda, “Engkau menjadikan
bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang menciptakanmu." Kemudian ia bertanya lagi, “Terus
apa lagi?" Beliau bersabda, “Engkau membunuh anakmu yang dia makan bersamamu."
Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?" Beliau bersabda,

ALJ.5J oiljj 0!

2/5
"Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu." Kemudian akhirnya Allah turunkan surat
Al Furqon ayat 68 di atas.H Di sini menunjukkan besarnya dosa zina, apalagi berzina dengan
istri tetangga.

Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

6liu>i CLLUI Llif


lili al Ol? 61^1 J£>Jl Oj I3>J
"Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya sedang
diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman itu akan
kembali padanva."\2]

Inilah besarnya bahaya zina. Oleh karenanya, syariat Islam yang mulia dan begitu sempurna
sampai menutup berbagai pintu agar setiap orang tidak terjerumus ke dalamnya. Jika seseorang
mengetahui bahaya zina dan akibatnya, seharusnya setiap orang semakin takut pada Allah agar
tidak terjerumus dalam perbuatan tersebut. Rasa takut pada Allah dan siksaan-Nya yang nanti
akan membuat seseorang tidak terjerumus di dalamnya.

Kedua: Rajin Menundukkan Pandangan

Seringnya melihat lawan jenis dengan pandangan penuh syahwat, inilah panah setan yang
paling mudah mengantarkan pada maksiat yang lebih parah. Allah Ta'ala berfirman,
0 9 . . . o, •> C > a. n u D 9

JLiJ (V ' ) L°J ^JJ I Ol £|J o?j\ ^Uj lj laQTyj (O-£>JL^IJ\ 0-9 IS^XJ
Qju-03 Q.1J JL9
0-g-?3_>S Ofe _jl J \ 0-9 O-^^-'-XJ o LLo^-oJJ

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya,
dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya." (QS. An Nur: 30-31)

Allah Ta'ala juga menerangkan bahwa setiap insan akan ditanya apa saja yang telah ia lihat,
sebagaimana terdapat dalam firman Allah,

^5*^-0 A!C Ol? \ JLS" SlJ-flJlj JSalllj ga°uJI Ol

"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya." (QS. Al Isro': 36)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun melarang duduk-duduk di tengah jalan karena duduk
semacam ini dapat mengantarkan pada pandangan yang haram.

Dari Abu Sa'id Al Khudriy radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

^l (Ouuul Ills » Jli . o>l5uj iLuuJLxO Csfe LOJI 1 1J llJ lo l5.Jl.fli . « olijUJI IJ »
1 i ^j^l 0^3 i jSaill » Jli jjjbJl LSJ IjJli « lgfl-> lj U c I i OAJJL^OJI
« J&LOJ l 1 c 1 v-ijJfloJ L JL0 \J

"Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan". Mereka bertanya, "Itu kebiasaan kami yang
sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama". Beliau

3/5
bersabda, "Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan
tersebut". Mereka bertanya, "Apa hak jalan itu?" Beliau menjawab, "Menundukkan pandangan,
menyingkirkan gangguan di jalan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahi munkar". (HR. Bukhari
no. 2465)

Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, dia berkata,

d9 9 OELXAJI -^i^j od.P oilI ^L^- cxXj I J^JUU; OJLuj

"Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai pandangan yang tidak
di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku." (HR. Muslim
no. 2159)

Ketiga: Menjauhi Campur Baur (Ikhtilath) yang Diharamkan

Di antara dalil yang menunjukkan haramnya ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan
perempuan) adalah hadits-hadits berikut.

Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
:
JJL^J I » JU . jJL^J I oul j91 oil I l: J L^J^ I OO JL£J J Lai « EL^IJI JLP J^ljIj ^lS l »
« £.55] I

“Janganlah kalian masuk ke dalam tempat kaum wanita." Lalu seorang laki-laki dari Anshar
berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?" beliau menjawab: "Ipar
adalah maut." (HR. Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 2172)

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani

« O^Ij 0l5 05j5> oitjOI oilI J*^; l: JLii ^ L£i Ml L l 05^ M


ol
•IljljJjI 50 £?JI » JU . IS^J IS? 05>^ ^9 »
mahromnya." Lalu seorang laki-laki bangkit seraya berkata, "Wahai Rasulullah, isteriku
berangkat hendak menunaikan haji sementara aku diwajibkan untuk mengikuti perang ini dan
ini."Beliau bersabda, "Kalau begitu, kembali dan tunaikanlah haji bersama isterimu" (HR.
Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341)

Dari 'Umar bin Al Khottob, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu perkampungan
di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

Ls^l; olktlJI 6L9 0U0L 65^: M

“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan
mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga dengan
kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin" (HR.
Ahmad 1/18. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih, para
perowinya tsiqoh sesuai syarat Bukhari-Muslim)

4/5
Dari Jabir bin 'Abdillah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

g&z I5 $T LxS'Lr osfe O 511 JS OTJL^I sis *J?j '51'/


"Ketahuilah! Seorang laki-laki bukan muhrim tidak boleh bermalam di rumah perempuan janda,
kecuali jika dia telah menikah, atau ada muhrimnya." (HR. Muslim no. 2171)

Keempat: Wanita Hendaklah Meninggalkan Tabarruj

Inilah yang diperintahkan bagi wanita muslimah. Allah Ta'ala berfirman, “Dan hendaklah kamu
tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber- tabarruj seperti orang- orang jahiliyyah pertama."
(QS. Al Ahzab : 33). Abu 'Ubaidah mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan kecantikan
dirinya." Az Zujaj mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang
dapat mendorong syahwat (godaan) bagi kaum pria."[3l

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

iSljjIs iSlLyjLT tL^jj ^LfJI Lg. ,>Q*JI i—'Lj'jt? X>LLUI pgso j oJJ
LoLftjl pJ jLfJI JL&I Q .O QLOIJP

^.o Lg^jj olj Lg^jj "5J AJL^JI Q1?5J 5 oliLoJI OL^OUI AQ.I5JL? ogujjtj o>5liLo
IS?J IS? O^-LJ^XO

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang
memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2]para wanita yang
berpakaian tapi telanjang, mengajak orang lain untuk tidak taat, dirinya sendiri jauh dari
ketaatan, kepalanya seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga
dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan
sekian." (HR. Muslim no. 2128)

Kelima: Berhijab Sempurna di Hadapan Pria

Sebagaimana Allah Ta'ala firmankan, ogs-lsj pL^jgloJ jLg-bl psjj i_-> Lx^ fIjj ^j_o Q&s-ILSjLi LSLLo
Q&S^JLU Ijjj

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah
dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." (QS. Al
Ahzab: 53)

Konteks pembicaraan dalam ayat ini adalah khusus untuk istri Nabi. Namun illah dalam ayat
tersebut dimaksudkan umum sehingga hukumnya pun berlaku umum pada yang lainnya. Illah
yang dimaksud adalah,

o-gjsbj p£J5

“Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka".

Juga kalau kita perhatikan kelanjutan ayat, maka hijab tersebut berlaku bagi wanita mukmin
lainnya. Allah Ta'ala berfirman,

^9 Q9JJIJ O)l O'jjl ^U.5Qg**!^3 ^j_o Qgls QJLJJIJ QAio^oJI fL^UJ ^LyLuJ ^-?IJJ^
JL9 o'+iJI Lgjl Lj

5/5
u
X C>

"Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu." (QS. Al
Ahzab: 59)

Ditambah lagi dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari 'Abdullah bin Mas'ud, ilLSAji

L\3\s 6j& STjUJ


"Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki."
(HR. Tirmidzi no. 1173. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)

6/5

Anda mungkin juga menyukai