Anda di halaman 1dari 3

Kesimpulan Perjalanan Pendidikan Nasional

Menjadi guru dapat menambah wawasan dan selalu dapat belajar hal-hal baru baik
dari segi karakter siswa, kondisi lingkungan akademik, kurikulum, dll. Kegiatan belajar
dikatakan berhasil apabila siswa dapat memahami dan menyerap materi pelajaran dengan
baik, hal tersebut dilihat dari hasil capaian belajar siswa. Saya berpikir interaksi penuh
dengan siswa sangat diperlukan agar siswa tidak merasa terabaikan karena ada saya, guru
sebagai fasilitator yang membimbing mereka.

Seperti yang telah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa kita sebagai bangsa
Indonesia harus memiliki system Pendidikan yang sesuai dengan keadaan kita. Tidak perlu
meniru milik orang lain. Nyatalah kita tidak usah mengadakan barang tiruan kalau memang
kita sudah mempunyainya sendiri (Ki HajarDewantara, 2013:242).

Hakikat pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah usaha memasukkan nilai-


nilai budaya kedalam diri anak, sehingga membentuknya menjadi manusia yang utuh baik
jiwa dan rohaninya. Filsafat pendidikan ini dikenal dengan filsafat pendidikan among yang di
dalamnya merupakan kemampuan dasar anak dalam mengatasi masalah yang mereka alami
dengan memberikan kebebasan berpikir yang luas. Dalam perumusan filsafatnya, Ki Hadjar
Dewantara menggunakan kebudayaan asli Indonesia sedangkan nilai-nilai dari Barat diambil
secara selektif adaptatif sesuai dengan teori trikon.

Perjalanan pendidikan di Indonesia dimulai dari sebelum kemerdekaan (zaman kolonial).


Yang dimulai pada zaman Belanda dan zaman Jepang.
1. Pendidikan pada masa Belanda

Belanda datang ke Pulau Jawa Indonesia untuk berdagang dan menciptakan kekuasaan baru
setelah berakhirnya kekuasaan Portugis pada akhir abad ke-16. Sekolah pertama di Ambon
didirikan oleh VOC pada tahun 1607. Pembelajaran yang diberikan yaitu membaca, menulis
dan sembahyang.
2. Pendidikan pada masa Jepang

Jepang merupakan negara yang menjajah Indonesia dengan jangka waktu yang cukup
pendek yakni dari 17 Maret 1942 sampai 17 Agustus 1945. Jepang juga memberikan
pendidikan di Indonesia dengan tujuan untuk berperang.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pendidikan di Indonesia juga mengalami


perkembangan ke arah yang lebih baik termasuk perkembangan kurikulumnya.
a. Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947
Melalui kurikulum inilah pertama kali Pancasila menjadi landasan dasar pendidikan di
Indonesia.

b. Kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai 1952

Pada periode ini dibentuk silabus atau rencana pembelajaran dengan tenaga pendidik
mengajarkan spesifik mata pelajaran kepada peserta didik.
c. Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964

Lahirlah program Pancawardhana yaitu kelompok lima bidang studi yang meliputi
pengembangan moral, keprigelan atau keterampilan, jasmani, dan emosional.

d. Kurikulum 1968

Kurikulum pada tahun ini difokuskan pada pembentukan bangsa Indonesia yang
berjiwa Pancasila sejati yaitu masyarakat yang sehat, kuat, cerdas, bermoral, dan
keyakinan akan beragama yang dianut.

e. Kurikulum Pendidikan 1975

Efektifitas dan efisiensi merupakan ciri dari kurikulum pendidikan yang diterapkan
pada tahun 1975 ini.

f. Kurikulum Pendidikan 1984

Di periode ini, peserta didik merupakan subjek pembelajaran. Beberapa hal yang
dilakukan adalah dengan mengaplikasikan metode pembelajaran dengan pengamatan,
pengelompokkan, diskusi, hingga pelaporan. Metode ini biasanya disebut
sebagai Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

g. Kurikulum 1994 dengan Suplemen Kurikulum 1999

Pada periode kurikulum ini munculnya mata pelajaran baru seperti muatan nasional
dan muatan lokal yang meliputi bahasa daerah, ketrampilan dan kesenian.

h. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004

Tiga unsur-unsur yang membedakan sistem pendidikan ini dengan sebelumnya adalah
pemilihan kompetensi yang sesuai minat peserta didik, pengembangan pembelajaran,
dan proses evaluasi dalam penentuan keberhasilan.

i. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006

adanya standar kompetensi dasar yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, pada
kurikulum ini tenaga pendidik dituntut dapat mengembangkan rencana pembelajaran
secara mandiri dengan penyesuaian pada kondisi daerah sekolah berada.

j. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki aspek-aspek yang menjadi pokok penilaian meliputi aspek
sikap dan perilaku, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.
k. Kurikulum Merdeka

Adalah pengembangan dari kurikulum darurat saat pandemi Covid. Rencana


pembelajaran diubah menjadi Modul dengan tetap memperhatikan asesmen penilaian.

Pengalaman baru yang saya peroleh dari materi ini adalah mengetahui hakikat dan
filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, perkembangan dan perjalanan Pendidikan
nasional. Perubahan diri yang saya alami yaitu, merasa terketuk untuk selalu mengupgrade
diri agar menjadi calon guru profesional guna meningkatkan kualitas mutu pendidikan di
Indonesia. Hal yang akan saya praktekan di sekolah dan kelas saya diantaranya:

1. meningkatkan kualitas saya menjadi seorang guru dengan cara mengikuti


pelatihan/kursus pendidikan jika diadakan, memperbanyak membaca,
2. peningkatan dan pemakaian metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
siswa dan kondisi sekolah
3. membantu sekolah untuk peningkatan sarana yang menunjang kegiatan pembelajaran
4. mengikuti aturan perkembangan kurikulum yang dicetuskan pemerintah
5. memberikan motivasi belajar bagi peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai