Kurikulum merupakan salah satu bagian terpenting dalam perkembangan sistem
pendidikan suatu negara. Sejarah perkembangan kurikulum memberikan informasi berharga tentang keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan pendidikan. Di Indonesia, pengembangan kurikulum sejak kemerdekaan mencerminkan dinamika antara sentralisasi dan desentralisasi pendidikan serta transisi dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa.Kurikulum Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan dalam hal kualifikasi guru, mulai dari pedoman nasional yang kaku, fleksibilitas bagi sekolah dan guru, hingga pengembangan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.Perkembangan teknologi juga memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum, khususnya pada struktur materi dan model pembelajaran. Kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan berpikir lebih tinggi seiring dengan tuntutan zaman yang terus berkembang.Kurikulum merupakan salah satu bagian terpenting dalam perkembangan sistem pendidikan suatu negara. Sejarah perkembangan kurikulum memberikan informasi berharga tentang keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan pendidikan. Di Indonesia, pengembangan kurikulum sejak kemerdekaan mencerminkan dinamika antara sentralisasi dan desentralisasi pendidikan serta transisi dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa.Kurikulum Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan dalam hal kualifikasi guru, mulai dari pedoman nasional yang kaku, fleksibilitas bagi sekolah dan guru, hingga pengembangan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.Perkembangan teknologi juga memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum, khususnya pada struktur materi dan model pembelajaran. Kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan berpikir lebih tinggi seiring dengan tuntutan zaman yang terus berkembang.Kurikulum Indonesia telah mengalami perubahan signifikan dari tahun ke tahun, dipengaruhi oleh banyak faktor seperti globalisasi, demokratisasi, dan perkembangan teknologi. Setiap provinsi di Indonesia mempunyai kebutuhan yang unik, sehingga sulit untuk mengembangkan kurikulum nasional yang dapat diterapkan untuk semua orang.Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan pendidikan di masa depan dan melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, dunia usaha, dan akademisi. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kurikulum adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Sejarah pengembangan kurikulum di Indonesia mencerminkan fase politik, ekonomi dan sosial yang berbeda di negara ini. Setiap kurikulum mempunyai tujuan dan ciri khasnya masing-masing, mulai dari orientasi politik hingga penekanan pada pendidikan karakter.Pengembangan kurikulum di Indonesia didorong oleh sejumlah faktor, antara lain perubahan kebutuhan negara, globalisasi, faktor sosial, dan permasalahan identitas. Guru, sekolah, dan siswa harus mempersiapkan diri dengan baik untuk pengembangan kurikulum, termasuk mempelajari metode pengajaran baru dan beradaptasi dengan teknologi.Kualitas dan standar pendidikan akan terus ditingkatkan dengan berfokus pada pembelajaran yang relevan, membekali guru dengan strategi pengajaran yang efektif dan mengembangkan kemitraan antara guru dan orang tua. Tujuan utamanya adalah melahirkan mahasiswa yang siap bersaing secara global dan sukses dalam konteks internasional.Seiring berkembangnya sejarah Indonesia, terjadi pula perubahan besar dalam bidang pendidikan, dipengaruhi oleh aspek budaya, perjuangan dan dinamika politik yang berlangsung mulai dari zaman penjajahan hingga kerajaan-kerajaan nusantara. Strategi pendidikan selalu berubah sesuai dengan model budaya dan kondisi sosial ekonomi masyarakat masing-masing.Pada masa yang berbeda dalam sejarah Indonesia, sistem politik memegang kendali dan menggunakan kekuasaannya untuk menentukan strategi penyelenggaraan pendidikan. Kebutuhan akan tenaga kerja terampil untuk mempertahankan negara dan memenuhi kebutuhan perekonomian masyarakat menjadi alasan utama mengapa pendidikan diatur dengan sistem tertentu.Pada masa Kerajaan Majapahit misalnya, pendidikan ditekankan untuk tujuan keagamaan dan untuk mempertahankan kekuasaan bangsawan. Hal ini terlihat dari banyaknya bangunan-bangunan tua yang menjadi pusat peribadahan dan pembelajaran agama, serta hadirnya karya sastra yang dihasilkan di lingkungan keraton.Masuknya Islam di Indonesia mengubah bentuk pendidikan eksklusif menjadi pendidikan seluruh umat manusia, namun tetap mempertahankan sistem asketis yang berlaku sejak zaman Hindu dan Budha. Proses tersebut menandai transisi pendidikan yang berfokus pada elit bangsawan menjadi pendidikan populer, dengan melestarikan unsur-unsur tradisional seperti Hermitage sebagai pusat pembelajaran.Sejak Indonesia merdeka, pengembangan kurikulum menekankan pemerataan akses pendidikan bagi setiap anak Indonesia, dengan memperhatikan isi materi pendidikan yang mendukung pengembangan pribadi siswa. Perubahan komposisi mata pelajaran pada setiap kurikulum fokus pada pembentukan pengetahuan dan karakter siswa, bukan sekedar mempersiapkan mereka untuk kebutuhan dunia kerja.Dinamika sosial politik dan perkembangan teknologi membawa nuansa penting dalam pengembangan kurikulum. Faktor-faktor tersebut berperan penting dalam membentuk arah dan fokus kurikulum di Indonesia, khususnya dalam mempersiapkan pendidikan menghadapi tantangan abad ke-21.Perkembangan kurikulum Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga saat ini mencerminkan upaya memenuhi kebutuhan pendidikan yang semakin meningkat dan beradaptasi dengan perubahan zaman, dengan memperhatikan aspek-aspek penting seperti pemerataan akses, pengembangan pribadi peserta didik dan integrasi teknologi. dalam pembelajaran.Kurikulum 1947 yang dikenal dengan Kurikulum 1947 menjadi tonggak awal perkembangan tren pendidikan Indonesia pasca kemerdekaan. Tujuan pendidikan dalam kurikulum ini tidak hanya menghasilkan tenaga kerja murah seperti pada masa awal penjajahan Belanda dan Jepang, namun juga lebih menitikberatkan pada pembentukan karakter, kesadaran nasional, dan kesadaran sosial.Meskipun kondisi dan kurikulum dan#039; RPP tahun 1947 yang saat itu masih belum diketahui strukturnya sederhana dan sebagian besar terfokus pada daftar mata pelajaran, pelajaran dan kurikulum yang menjadi patokan bagi para guru. Isi kurikulum ini bertujuan untuk membangun karakter manusia Indonesia yang mandiri dan berdaulat, serta pendidikan seni dan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mata pelajaran tersebut.Akses pendidikan kemudian terbatas di Jawa, Sunda dan Madura, dan jenjang pendidikan tetap mengikuti sistem warisan Belanda. Sekolah Negeri (SR) merupakan jenjang pendidikan dasar yang kurikulumnya diatur berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan, Pelatihan, dan Kebudayaan.Meskipun mencerminkan semangat perjuangan kemerdekaan, kurikulum ini mempunyai kelemahan seperti diadopsinya model pengajaran Belanda, kecenderungan untuk terus berfokus pada ranah afektif dibandingkan pengembangan pengetahuan dan keterampilan, serta model pengajaran yang berpusat pada guru. . . .Di bawah kepemimpinan Menteri Pendidikan pertama Ki Hadjar Dewantara, pendidikan mulai dikembangkan dengan pendekatan yang lebih memperhatikan kepentingan peserta didik. Berdasarkan prinsip kemandirian, fitrah, kebudayaan, bangsa dan kemanusiaan, sistem suspensi yang diperkenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara menandai perubahan signifikan dalam pengembangan kurikulum menuju pendidikan yang lebih progresif dan inklusif.**Ringkasan: Kurikulum 1947**Kurikulum 1947 yang dikenal dengan Kurikulum 1947 merupakan tonggak awal perkembangan tren pendidikan Indonesia pasca kemerdekaan. Tujuan pendidikan dalam kurikulum ini tidak hanya menghasilkan tenaga kerja murah seperti pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dahulu, namun juga lebih menitikberatkan pada pembentukan karakter, kesadaran nasional dan pendidikan.
Perbedaan Kurikulum Pendidikan di Indonesia
No. Kurikulum Tujuan atau Ciri Pembelajaran
1. Kurikulum Rencana Pelajaran Menekankan pada pembentukan karakter
(1947) manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
2. Kurikulum Rencana Pelajaran Terdapat silabus mata pelajaran yang
Terurai (1952) lengkap dengan satu pelajaran diajarkan oleh seorang guru.
3. Kurikulum 1964 Pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, keterampilan dan jasmani.
4. Kurikulum 1968 Perubahan struktur kurikulum pendidikan
dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. 5. Kurikulum 1975 Menggunakan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) untuk merencanakan metode, materi, dan tujuan pembelajaran.
6. Kurikulum 1984 Mengusung process skill approach dengan
pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan berorientasi pada tujuan instruksional.
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Tujuan pengajaran menekankan pada
Kurikulum 1999 pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
8. Kurikulum 2004 Setiap mata pelajaran diurai berdasarkan
kompetensi apa saja yang harus dicapai oleh siswa nantinya.
9. Kurikulum 2006 Departemen Pendidikan Nasional pada
saat itu menetapkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD).
10. Kurikulum 2013 Guru dituntut untuk mencari pengetahuan
sebanyak-banyaknya karena perkembangan teknologi cepat membuat siswa lebih mudah dalam mendapatkan informasi.