Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Ghaitsa Meuthia Reunggali

NIM : 2205618
KELAS : B-Pendidikan Matematika

SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA

Kurikulum merupakan salah satu bagian terpenting dalam perkembangan sistem


pendidikan suatu negara. Sejarah perkembangan kurikulum memberikan informasi berharga
tentang keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan pendidikan. Di Indonesia,
pengembangan kurikulum sejak kemerdekaan mencerminkan dinamika antara sentralisasi dan
desentralisasi pendidikan serta transisi dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
berpusat pada siswa.Kurikulum Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan dalam hal
kualifikasi guru, mulai dari pedoman nasional yang kaku, fleksibilitas bagi sekolah dan guru,
hingga pengembangan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.Perkembangan
teknologi juga memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum, khususnya pada
struktur materi dan model pembelajaran. Kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013 menekankan
pada pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan berpikir lebih tinggi
seiring dengan tuntutan zaman yang terus berkembang.Kurikulum merupakan salah satu bagian
terpenting dalam perkembangan sistem pendidikan suatu negara. Sejarah perkembangan
kurikulum memberikan informasi berharga tentang keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai
tujuan pendidikan. Di Indonesia, pengembangan kurikulum sejak kemerdekaan mencerminkan
dinamika antara sentralisasi dan desentralisasi pendidikan serta transisi dari pembelajaran yang
berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa.Kurikulum Indonesia telah mengalami
perkembangan signifikan dalam hal kualifikasi guru, mulai dari pedoman nasional yang kaku,
fleksibilitas bagi sekolah dan guru, hingga pengembangan pendidikan yang disesuaikan dengan
kebutuhan lokal.Perkembangan teknologi juga memegang peranan penting dalam pengembangan
kurikulum, khususnya pada struktur materi dan model pembelajaran. Kurikulum terbaru yaitu
Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk lebih aktif
dan berpikir lebih tinggi seiring dengan tuntutan zaman yang terus berkembang.Kurikulum
Indonesia telah mengalami perubahan signifikan dari tahun ke tahun, dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti globalisasi, demokratisasi, dan perkembangan teknologi. Setiap provinsi di
Indonesia mempunyai kebutuhan yang unik, sehingga sulit untuk mengembangkan kurikulum
nasional yang dapat diterapkan untuk semua orang.Pengembangan kurikulum merupakan suatu
proses berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan pendidikan di masa depan dan
melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, dunia usaha, dan akademisi. Faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan kurikulum adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Sejarah pengembangan kurikulum di Indonesia mencerminkan fase politik, ekonomi
dan sosial yang berbeda di negara ini. Setiap kurikulum mempunyai tujuan dan ciri khasnya
masing-masing, mulai dari orientasi politik hingga penekanan pada pendidikan
karakter.Pengembangan kurikulum di Indonesia didorong oleh sejumlah faktor, antara lain
perubahan kebutuhan negara, globalisasi, faktor sosial, dan permasalahan identitas. Guru,
sekolah, dan siswa harus mempersiapkan diri dengan baik untuk pengembangan kurikulum,
termasuk mempelajari metode pengajaran baru dan beradaptasi dengan teknologi.Kualitas dan
standar pendidikan akan terus ditingkatkan dengan berfokus pada pembelajaran yang relevan,
membekali guru dengan strategi pengajaran yang efektif dan mengembangkan kemitraan antara
guru dan orang tua. Tujuan utamanya adalah melahirkan mahasiswa yang siap bersaing secara
global dan sukses dalam konteks internasional.Seiring berkembangnya sejarah Indonesia, terjadi
pula perubahan besar dalam bidang pendidikan, dipengaruhi oleh aspek budaya, perjuangan dan
dinamika politik yang berlangsung mulai dari zaman penjajahan hingga kerajaan-kerajaan
nusantara. Strategi pendidikan selalu berubah sesuai dengan model budaya dan kondisi sosial
ekonomi masyarakat masing-masing.Pada masa yang berbeda dalam sejarah Indonesia, sistem
politik memegang kendali dan menggunakan kekuasaannya untuk menentukan strategi
penyelenggaraan pendidikan. Kebutuhan akan tenaga kerja terampil untuk mempertahankan
negara dan memenuhi kebutuhan perekonomian masyarakat menjadi alasan utama mengapa
pendidikan diatur dengan sistem tertentu.Pada masa Kerajaan Majapahit misalnya, pendidikan
ditekankan untuk tujuan keagamaan dan untuk mempertahankan kekuasaan bangsawan. Hal ini
terlihat dari banyaknya bangunan-bangunan tua yang menjadi pusat peribadahan dan
pembelajaran agama, serta hadirnya karya sastra yang dihasilkan di lingkungan
keraton.Masuknya Islam di Indonesia mengubah bentuk pendidikan eksklusif menjadi
pendidikan seluruh umat manusia, namun tetap mempertahankan sistem asketis yang berlaku
sejak zaman Hindu dan Budha. Proses tersebut menandai transisi pendidikan yang berfokus pada
elit bangsawan menjadi pendidikan populer, dengan melestarikan unsur-unsur tradisional seperti
Hermitage sebagai pusat pembelajaran.Sejak Indonesia merdeka, pengembangan kurikulum
menekankan pemerataan akses pendidikan bagi setiap anak Indonesia, dengan memperhatikan isi
materi pendidikan yang mendukung pengembangan pribadi siswa. Perubahan komposisi mata
pelajaran pada setiap kurikulum fokus pada pembentukan pengetahuan dan karakter siswa, bukan
sekedar mempersiapkan mereka untuk kebutuhan dunia kerja.Dinamika sosial politik dan
perkembangan teknologi membawa nuansa penting dalam pengembangan kurikulum.
Faktor-faktor tersebut berperan penting dalam membentuk arah dan fokus kurikulum di
Indonesia, khususnya dalam mempersiapkan pendidikan menghadapi tantangan abad
ke-21.Perkembangan kurikulum Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga saat ini
mencerminkan upaya memenuhi kebutuhan pendidikan yang semakin meningkat dan beradaptasi
dengan perubahan zaman, dengan memperhatikan aspek-aspek penting seperti pemerataan akses,
pengembangan pribadi peserta didik dan integrasi teknologi. dalam pembelajaran.Kurikulum
1947 yang dikenal dengan Kurikulum 1947 menjadi tonggak awal perkembangan tren
pendidikan Indonesia pasca kemerdekaan. Tujuan pendidikan dalam kurikulum ini tidak hanya
menghasilkan tenaga kerja murah seperti pada masa awal penjajahan Belanda dan Jepang,
namun juga lebih menitikberatkan pada pembentukan karakter, kesadaran nasional, dan
kesadaran sosial.Meskipun kondisi dan kurikulum dan#039; RPP tahun 1947 yang saat itu masih
belum diketahui strukturnya sederhana dan sebagian besar terfokus pada daftar mata pelajaran,
pelajaran dan kurikulum yang menjadi patokan bagi para guru. Isi kurikulum ini bertujuan untuk
membangun karakter manusia Indonesia yang mandiri dan berdaulat, serta pendidikan seni dan
jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mata pelajaran tersebut.Akses pendidikan
kemudian terbatas di Jawa, Sunda dan Madura, dan jenjang pendidikan tetap mengikuti sistem
warisan Belanda. Sekolah Negeri (SR) merupakan jenjang pendidikan dasar yang kurikulumnya
diatur berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan, Pelatihan, dan Kebudayaan.Meskipun
mencerminkan semangat perjuangan kemerdekaan, kurikulum ini mempunyai kelemahan seperti
diadopsinya model pengajaran Belanda, kecenderungan untuk terus berfokus pada ranah afektif
dibandingkan pengembangan pengetahuan dan keterampilan, serta model pengajaran yang
berpusat pada guru. . . .Di bawah kepemimpinan Menteri Pendidikan pertama Ki Hadjar
Dewantara, pendidikan mulai dikembangkan dengan pendekatan yang lebih memperhatikan
kepentingan peserta didik. Berdasarkan prinsip kemandirian, fitrah, kebudayaan, bangsa dan
kemanusiaan, sistem suspensi yang diperkenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara menandai
perubahan signifikan dalam pengembangan kurikulum menuju pendidikan yang lebih progresif
dan inklusif.**Ringkasan: Kurikulum 1947**Kurikulum 1947 yang dikenal dengan Kurikulum
1947 merupakan tonggak awal perkembangan tren pendidikan Indonesia pasca kemerdekaan.
Tujuan pendidikan dalam kurikulum ini tidak hanya menghasilkan tenaga kerja murah seperti
pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dahulu, namun juga lebih menitikberatkan pada
pembentukan karakter, kesadaran nasional dan pendidikan.

Perbedaan Kurikulum Pendidikan di Indonesia

No. Kurikulum Tujuan atau Ciri Pembelajaran

1. Kurikulum Rencana Pelajaran Menekankan pada pembentukan karakter


(1947) manusia yang berdaulat dan sejajar dengan
bangsa lain.

2. Kurikulum Rencana Pelajaran Terdapat silabus mata pelajaran yang


Terurai (1952) lengkap dengan satu pelajaran diajarkan
oleh seorang guru.

3. Kurikulum 1964 Pembelajaran dipusatkan pada program


Pancawardhana yaitu pengembangan
moral, kecerdasan, emosional,
keterampilan dan jasmani.

4. Kurikulum 1968 Perubahan struktur kurikulum pendidikan


dari Pancawardhana menjadi pembinaan
jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus.
5. Kurikulum 1975 Menggunakan Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI) untuk
merencanakan metode, materi, dan tujuan
pembelajaran.

6. Kurikulum 1984 Mengusung process skill approach dengan


pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif) dan berorientasi pada tujuan
instruksional.

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Tujuan pengajaran menekankan pada


Kurikulum 1999 pemahaman konsep dan keterampilan
menyelesaikan soal dan pemecahan
masalah.

8. Kurikulum 2004 Setiap mata pelajaran diurai berdasarkan


kompetensi apa saja yang harus dicapai
oleh siswa nantinya.

9. Kurikulum 2006 Departemen Pendidikan Nasional pada


saat itu menetapkan Kerangka Dasar (KD),
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan
Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar (SKKD).

10. Kurikulum 2013 Guru dituntut untuk mencari pengetahuan


sebanyak-banyaknya karena
perkembangan teknologi cepat membuat
siswa lebih mudah dalam mendapatkan
informasi.

Anda mungkin juga menyukai