Anda di halaman 1dari 7

PERJALANANAN

PENDIDIKAN
INDONESIA

KELOMPOK 5

Anggunriani Dwija Tri Kurnia - 2242499085


Anisa Septianingrum - 2242499088
Nike Tiyas Novitasari - 22424299081
Roslita Indah Suciati - 22424299070
SAHARUDIN - 22424299084

FILOSOFI
PENDIDIKAN
INDONESIA
Pendidikan Era Kolonial
Indonesia pernah menjadi daerah jajahan dari negara

Belanda dan Jepang. Saat dua negara imperialis tersebut

berkuasa di bumi nusantara, beberapa kebijakan

pendidikan diterapkan demi keuntungan pihak penjajah

sehingga membelenggu golongan pribumi.

Ciri Pendidikan Masa Belanda


(1) Gradualisme yang luar biasa dalam penyediaan

pendidikan bagi anak-anak Indonesia; (2) Dualisme dalam

pendidikan dengan menekankan perbedaan yang tajam

antara pendidikan Belanda dan pendidikan pribumi; (3)

Kontrol sentral yang ketat; (4) Keterbatasan tujuan

sekolah pribumi, dan peranan sekolah untuk


menghasilkan pegawai sebagai faktor penting dalam

perkembangan pendidikan; (5) Prinsip konkordansi yang

menyebabkan maka sekolah di Indonesia sama dengan di

negeri Belanda; (6) Tidak adanya perencanaan


pendidikan yang sistematis untuk pendidikan pribumi

Belanda sengaja memisahkan pendidikan untuk

kalangan Eropa totok dengan pribumi sebagai

bentuk diskriminasi. Kurikulum yang digunakan

sama dengan yang diberlakukan di negeri

Belanda sehingga tidak cocok dengan kondisi di

Hindia Belanda. Pendidikan bagi bumi putera

hanya fokus untuk mengisi tenaga rendahan

untuk mendukung usaha yang didirikan oleh

Belanda

Kemunculan Tokoh-Tokoh

Cendekia
Meski tidak berorientasi pada kemajuan

pendidikan untuk kalangan pribumi, pada

kenyataannya pendidikan ala barat justru

melahirkan tokoh-tokoh pergerakan

kemerdekaan yang tergabung organisasi

masa perjuangan seperti Boedi Oetomo, Tri

Koro Darmo, Jong Java, PNI, dll.

Pendidikan Masa Jepang


A. Sistem pendidikan berorientasi pada perang
pasifik.
B. Dihapuskannya dualisme pendidikan.
C. Tujuan pendidikan untuk memberikan tenaga
gratis dan menyiapkan prajurit perang
D. Banyak kegiatan sekolah yang tidak ada
kaitannya dengan pembelajaran.
E. Memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi
PENDIDIKAN

MAS A K E M E R D E K A A N -
MASA ORDE LAMA
Tujuan Pendidikan Masa Kemerdekaan - Masa Orde Lama adalah

untuk menciptakan warga negara yang sosial, demokratis, cakap,

dan bertanggungjawab dan siap sedia menyimbangkan tenaga dan

pikiran untuk negara. Sehingga pembelajaran di Sekolah ditekankan

pada semangat Nasionalisme dan Membela Tanah Air.

1945-1950
Pendidikan pada masa ini disebut sebagai Pendidikan masa

perjuangan. Secara garis besar sistem Pendidikan masih

meneruskan system semasa pendudukan Jepang. Sekolah

menggunakan pembagian tiga akelas, menggunakan Bahasa

Indonesia sebagai Bahasa pengantar, dan setiap warga negara

memiliki kesempatan untuk melaksanakan Pendidikan.

Beberapa sekolah yang berkembang pada masa ini adalah :

Sekolah Rendah, Pendidikan Guru, Pendidikan Umum, Pendidikan

Kejuruan, Pendidikan Teknik, Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi

Republik.

KURIKULUM YANG DITERAPKAN

"Rencana Pelajaran 1947”

Kurikulum ini diterapkan pada 1950.

Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak

menekankan pada pendidikan pikiran. Yang

diutamakan adalah: pendidikan watak,

kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

1950-1966
Pengaruh politik dalam Pendidikan cukup besar. Pemerintahan yang

berasaskan sosialisme ini memberi kebebasan yang luas untuk bidang

Pendidikan. Namun dalam perjalanan perluasan dan pengembangan

pendididikan tujuan Pendidikan masa itu harus sesuai dengan Manipol-

Usdek yaitu Tujuan pendidikan nasional, baik yang diselenggarakan oleh

pihak pemerintah maupun pihak swasta, dari pendidikan prasekolah

sampai pendidikan tinggi supaya melahirkan warga negara sosialis

Indonesia yang susila, yang bertanggung jawab atas terselenggaranya

masyarakat sosialis Indonesia, adil dan makmur spiritual maupun

material dan berjiwa Pancasila.”

KURIKULUM YANG DITERAPKAN

“Rencana Pelajaran Terurai 1952”

dalam kurikulum ini siswa masih diposisikan


sebagai objek karena guru menjadi subjek

sentral dalam pentransferan ilmu

pengetahuan.

"Kurikulum 1964"

Dalam kurikulum 1964 pembelajaran dipusatkan

pada program Pancawardhana, yaitu

pengembangan moral, kecerdasan, emosional

atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan

jasmani.
PENDIDIKAN
ORDE BARU
Perubahan pendidikan dari masa ke masa mengalami
peningktan yang sangat baik, pada Orde Baru juga
perubahan itu terlihat mulai dari perubahan kurikulumnya

KURIKULUM
Menekankan kelompok pembinaan

1968
Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Muatan materi
pelajaran teoritis, tidak mengaitkan
dengan kasus faktual di lapangan.
Masa ini siswa hanya berfungsi
sebagai individu yang masif, hanya
menghapal teori yang ada, tanpa
terdapat pengaplikasian dari teori
tersebut. Aspek afektif serta
psikomotorik tidak ditonjolkan.
Kurikulum ini hanya menekankan
pembuatan partisipan didik hanya
dari segi intelektualnya saja

KURIKULUM

Menekankan pada tujuan, agar


pendidikan lebih efisien serta

1975
efektif berdasar MBO
(management by objective). Tata
cara, materi, serta tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI), yang dikenal
dengan sebutan satuan pelajaran

KURIKULUM

1984
Mengusung process skill approach.
Meski mengutamakan pendekatan
proses, tapi faktor tujuan tetap
penting. Kurikulum ini sering
disebut "Kurikulum 1975 yang
disempurnakan". Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek
belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini
disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active
Leaming (SAL)

Beban belajar siswa dinilai terlalu


berat, dari muatan nasional
KURIKULUM
sampai muatan lokal. Materi
muatan lokal disesuaikan dengan
1994
kebutuhan daerah masing.
Berbagai kepentingan
kelompokmasyarakat mendesak
agar isu-isu tertentu masuk dalam
kurikulum. Akhirnya, Kurikulum
1994 menjelma menjadi kurikulum
super padat
PENDIDIKAN
E RA REFORMASI

KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Perluasan dan pemerataan kesempatan rakyat

Indonesia memperoleh pendidikan. Meningkatkan


kemampuan akademis, professional dan jaminan

kesejahteraan tenaga kependidikan. Pembaharuan


kurikulum. Meningkatkan kualitas lembaga

pendidikan.

KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Memberdayakan lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan serta

meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat.


Mengembangkan kualitas sumber daya manusia

secara terarah, terpadu dan menyeluruh.

Meningkatkan penugasan, perkembangan dan

pemanfaat ilmu pengetahuan dan teknologi.

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI 2004


KBK 2004 menekankan pecapaian kompetensi siswa bukan pada
tuntasnya materi. Dalam proses pembelajaran juga dilakukan

berpusat pada siswa dan para siswa dituntut untuk aktif mencari
informasi. Seorang guru tidak lagi menjadi satu - satunya sumber
ilmu pengetahuan dan begitupula buku bukan menjadi satu -

satunya sumber belajar. Pendekatan dan metode yang digunakan


beragam dan bersifat konstektual.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006


PKTSP dan KBK tidak jauh berbeda, tetapi dalam KTSP sekolah

sebagai satuan pendidikan memiliki hak untuk menyusun dan

membuat silabus pendidikan sesuai dengan kepentingan siswa

serta lingkungan. Para siswa memiliki kesempatan yang terbuka

untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan silasbus yang telah


ditetapkan sekolah. KTSP lebih mengarahkan pendidikan pada

budaya lokal.
PENDIDIKAN
MASA KONTEMPORER
Pendidikan pada masa kontemporer banyak mengalami
kemajuan. Kurikulum yang diterapkan menyesuaikan
kebutuhan peserta didik dengan mengikuti
perkembangan zaman

KURIKULUM Kurikulum 2013 memerankan


fungsi penyesuaian yaitu
2013 kurikulum yang mampu
mengarahkan peserta didiknya
menyesuaikan diri dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial yang
terus berubah.

Kurikulum 2013 memerankan


fungsi penyesuaian yaitu
kurikulum yang mampu
mengarahkan peserta didiknya
menyesuaikan diri dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial yang
terus berubah.

Kurikulum 2013 mengintegrasikan


tiga ranah yaitu sikap,
pengetahuan dan keterampilan
yang dalam implementasinya
terangkap dalam KI-1 (Sikap
Spiritual), KI-2 (Sikap Sosial), KI-3
(Pengetahuan), KI-4 (Keterampilan).

Dalam kurikulum merdeka guru KURIKULUM


memiliki keleluasaan untuk
memilih berbagai perangkat MERDEKA
ajar sehingga pembelajaran
dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan minat
peserta didik.

Profil Pelajar Pancasila


(PPP) menjadi acuan dalam
pengembangan Standar Isi,
Standar Proses, dan
Standar Penilaian, atau
Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran (CP), Prinsip
Pembelajaran, dan Asesmen
Pembelajaran.

Kurikulum merdeka terdapat


Capaian Pembelajaran (CP)
yang merupakan rangkaian
pengetahuan, keterampilan,
dan sikap sebagai satu
kesatuan proses yang
berkelanjutan sehingga
membangun kompetensi yang
utuh. Oleh karena itu setiap
asesmen pembelajaran yang
akan dikembangkan oleh guru
haruslah mengacu pada
capaian pembelajaran yang
telah ditetapkan.
DAFTAR
PUSTAKA

Winarno Surakhmad. 2009.

Latifa, Umi. 2016.


Pendidikan Nasional
Perkembangan Pendidikan Modern

Strategi dan Tragedi.


di Yogyakarta Masa Kolonial

Jakarta: PT. Kompas Belanda Tahun 1900-1942:


Media Jurnal Avatara. Vol. 4. No. 3.
Nusantara, hlm. 69.

Said, Muh dan Junimar A.


Nasution S. 1994. 1987. Mendidik dari
Sejarah Pendidikan
Zaman ke Zaman. Bandung:
Indonesia. Jakarta: Bumi
Jemmars.
Aksara.

Tim UNY. (Tanpa Tahun).

Syaharudin dan Heri S.


Peta Jalan Pendidikan

2019. Sejarah Pendidikan


Indonesia. Yogyakarta:

Indonesia. Banjarmasin:
Universitas Negeri

FKIP UNLAM Yogyakarta.

Ritonga, Maimuna. 2018.

Sedana Arta, Ketut. 2015.

Politik dan Dinamika

Sejarah Pendidikan.

Perubahan Kebijakan

Yogyakarta: Media Akademi.


Kurikulum Pendidikan di

Indonesia Hingga Masa

Reformasi : Jurnal Ilmiah

Pendidikan Guru Sekolah

Dasar. Vol. 5. No. 2 .

Barlian, Ujang Cepi, Siti

Solekah dan Puji Rahayu.

2022. Implementasi

Kurikulum Merdeka Dalam

Meningkatkan Mutu

Pendidikan : Journal of

Muhammad, Rijal. 2019.


Educational and Language

Sistem Pendidikan Indonesia


Research. Vol. 1 No. 12.
Pada Masa Orde Lama
(Periode 1945-1966): Jurnal
Agastya Vol.9 No.2.

MATA KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai