Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Nama : Nafisatul Wardiyah


NIM : 12018004
Prodi : Tadris Matematika (4A)

No
Kurikulum Ciri Khas
.
Karena masih dalam suasana perjuangan, pendidikan lebih
menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia
merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka
Kurikulum 1947 atau bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan
1 disebut Rentjana
pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak,
Pelajaran 1947
kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran
dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap
kesenian dan pendidikan jasmani.
ciri dari Kurikulum 1952 ini, yaitu setiap pelajaran
Kurikulum 1952,
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata
2 Rentjana Pelajaran
pelajaran menunjukkan secara jelas seorang guru mengajar
Terurai 1952
satu mata pelajaran.
Ciri-ciri kurikulum ini, pemerintah mempunyai keinginan agar
rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan
Kurikulum 1964,
pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada
3 Rentjana Pendidikan
program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral,
1964
kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmani.
muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan
dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada
materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap
4 Kurikulum 1968
jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik sehat dan kuat.
5 Kurikulum 1975 menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut
Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD Departemen
Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum ini lahir karena
pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by
objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci
dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI),
dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana
pelajaran setiap satuan bahasan.
Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap
penting. Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum 1975
6  Kurikulum 1984 disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA).
7 Kurikulum 1994 dan a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem
Suplemen Kurikulum caturwulan
1999 b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi
pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi
pelajaran/isi)
c. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang
memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa
di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum
inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan
pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan
kebutuhan masyarakat sekitar.
d. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih
dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif
dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam
mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal
yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen
(terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan
penyelidikan.
e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya
disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan
perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan
terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan
pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan
pemecahan masalah.
f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari
hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang
sederhana ke hal yang komplek.
g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit
perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
Kurikulum 2004, individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan
8 KBK (Kurikulum keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan
Berbasis Kompetensi) metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi
juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
Perbedaan menonjol terletak pada kewenangan dalam
penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi
sistem pendidikan. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat
Kurikulum 2006,
menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru
KTSP (Kurikulum
9 dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian
Tingkat Satuan
sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan
Pendidikan)
dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah
perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek
pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan
perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
10 Kurikulum 2013 pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi
yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di
materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi
yang ditambahkan adalah materi Matematika.

Anda mungkin juga menyukai