Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TUTON 2

NAMA : Dena Rajib Oktaviana

MATA KULIAH: PENGANTAR PENDIDIKAN DI SD

NIM: 857513789

Universitas Terbuka Bandung


UPBJJ BANDUNG

PERTANYAAN

1.Pendidikan bukan sekedar melakukan transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) melainkan
juga menciptakan pribadi yang memiliki sikap dan kepribadian yang positif.

Jelaskan mengapa muncul pernyataan seperti di atas ini?

2. Salah satu dampak positif dari globalisasi adalah terjadinya demokratisasi di bidang Pendidikan di
Indonesia. Menyadari tentang pentingnya demokratisasi ini , maka untuk implementasinya pemerintah
telah mengeluarkan sejumlah dokumen.

Identifikasilah dan jelaskan isi dokumen-dokumen dimaksud berdasarkan materi pada sumber Tugas
Tutorial ini.

3. Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) kita telah mengalami beberapa kali perubahan.

Dalam buku yang menjadi sumber Tugas Tutorial kita ini disampaikan bahwa pada situasi sesudah
peristiwa G30S/PKI sampai tahun 2003, telah terjadi 4 kali

perubahan rumusan TPN.

a. Kemukakan isi dari 4 (empat) kali perubahan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional tersebut.

B. Mengapa terjadi perubahan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional tersebut.

4. Banyaknya lululusan yang menganggur kerena tidak terserap oleh dunia kerja serta tidak dapat
menciptakan pekerjaaan merupakan indikator dari rendahnya relevansi hasil Pendidikan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat.

Jelaskan faktor-faktor yang berkaitan dengan rendahnya relevansi dimaksud?


JAWABAN

1. Pernyataan "Pendidikan bukan sekedar melakukan transfer ilmu pengetahuan


(transfer of knowledge) melainkan juga menciptakan pribadi yang memiliki sikap dan
kepribadian yang positif" muncul karena beberapa alasan, yaitu:

 Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan tidak hanya untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan
dan keterampilan, tetapi juga untuk membentuk karakter dan kepribadian yang baik. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

 Perkembangan masyarakat

Masyarakat yang semakin kompleks dan dinamis membutuhkan individu yang memiliki
sikap dan kepribadian yang positif. Individu yang memiliki sikap dan kepribadian yang
positif akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang ada di
masyarakat.

 Kebutuhan individu

Individu juga membutuhkan sikap dan kepribadian yang positif untuk dapat menjalani
kehidupannya dengan baik. Sikap dan kepribadian yang positif akan membantu individu
untuk mengembangkan potensinya, mencapai tujuannya, dan hidup bahagia.

Berikut adalah beberapa contoh sikap dan kepribadian yang positif yang dapat dibentuk
melalui pendidikan, yaitu:

 Sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


 Sikap saling menghormati dan menghargai
 Sikap kerja keras dan pantang menyerah
 Sikap kreatif dan inovatif
 Sikap mandiri dan bertanggung jawab
 Sikap toleran dan terbuka
 Sikap cinta damai dan anti kekerasan
Pendidikan dapat membentuk sikap dan kepribadian yang positif melalui berbagai cara,
seperti:

 Pembelajaran nilai-nilai moral dan agama


 Pembiasaan perilaku positif
 Pembelajaran keterampilan sosial
 Pengembangan bakat dan minat

Pendidikan yang berfokus pada pembentukan sikap dan kepribadian yang positif akan
menghasilkan individu yang berkualitas dan mampu berkontribusi positif bagi
masyarakat.

2. Dampak positif globalisasi di bidang pendidikan di Indonesia salah satunya adalah


terjadinya demokratisasi pendidikan. Demokratisasi pendidikan ini ditandai dengan
adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, baik
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pendidikan.

Untuk mengimplementasikan demokratisasi pendidikan, pemerintah telah


mengeluarkan sejumlah dokumen, di antaranya:

 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang ini mengamanatkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara


demokratis dan berkeadilan. Hal ini berarti bahwa setiap warga negara berhak
memperoleh pendidikan tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, budaya,
atau agamanya.

 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan


Penyelenggaraan Pendidikan

Peraturan pemerintah ini mengatur tentang peran dan tanggungjawab pemerintah,


masyarakat, dan orang tua dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini dimaksudkan
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang


Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan menteri ini menetapkan bahwa kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
menengah harus mencakup kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk peserta didik yang memiliki sikap
dan kepribadian yang baik, serta memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan di masa depan.

 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang


Standar Nasional Pendidikan

Peraturan menteri ini menetapkan bahwa pendidikan harus diselenggarakan secara


demokratis dan partisipatif. Hal ini berarti bahwa semua pemangku kepentingan
pendidikan, termasuk peserta didik, orang tua, guru, dan masyarakat, harus terlibat
dalam penyelenggaraan pendidikan.

Dokumen-dokumen tersebut telah memberikan arah dan landasan hukum bagi


penyelenggaraan pendidikan yang demokratis di Indonesia. Implementasi
demokratisasi pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang memiliki sikap dan kepribadian
yang baik, serta memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di
masa depan.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang isi dokumen-dokumen tersebut:

 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang ini mengamanatkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara


demokratis dan berkeadilan. Hal ini berarti bahwa setiap warga negara berhak
memperoleh pendidikan tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, budaya,
atau agamanya.

Adapun prinsip-prinsip demokratisasi pendidikan yang terkandung dalam undang-


undang ini adalah sebagai berikut:

* **Partisipasi masyarakat**

Masyarakat berhak berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan, baik dalam hal


perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pendidikan.

* **Kesamaan kesempatan**

Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang sama, tanpa memandang
latar belakang sosial, ekonomi, budaya, atau agamanya.

* **Transparansi dan akuntabilitas**


Penyelenggaraan pendidikan harus transparan dan akuntabel kepada masyarakat.

 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan


Penyelenggaraan Pendidikan

Peraturan pemerintah ini mengatur tentang peran dan tanggungjawab pemerintah,


masyarakat, dan orang tua dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini dimaksudkan
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

Adapun peran dan tanggungjawab pemerintah, masyarakat, dan orang tua dalam
penyelenggaraan pendidikan adalah sebagai berikut:

* **Pemerintah**

Pemerintah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas


dan terjangkau oleh semua warga negara.

* **Masyarakat**

Masyarakat berkewajiban untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan, baik


dalam hal perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pendidikan.

* **Orang tua**

Orang tua berkewajiban untuk memberikan pendidikan dan pengasuhan kepada


anaknya.

 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang


Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan menteri ini menetapkan bahwa kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
menengah harus mencakup kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk peserta didik yang memiliki sikap
dan kepribadian yang baik, serta memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan di masa depan.

Adapun kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial yang harus dimiliki oleh lulusan
pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut:

* **Sikap spiritual**

Lulusan pendidikan dasar dan menengah harus memiliki sikap beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
* **Sikap sosial**

Lulusan pendidikan dasar dan menengah harus memiliki sikap dan perilaku yang baik
dalam kehidupan bermasyarakat.

Adapun kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan
pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut:

* **Pengetahuan**

Lulusan pendidikan dasar dan menengah harus memiliki pengetahuan yang luas dan
mendalam.

* **Keterampilan**

3. A. Isi dari 4 (empat) kali perubahan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional

Berikut adalah isi dari 4 (empat) kali perubahan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional:

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan


Pengajaran

Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950


tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran adalah sebagai berikut:

Tujuan pendidikan ialah membentuk manusia Indonesia yang cerdas, berkepribadian,


dan bertanggung jawab.

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pendidikan Dasar

Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960


tentang Pendidikan Dasar adalah sebagai berikut:

Tujuan pendidikan dasar ialah mendidik anak-anak menjadi manusia yang cerdas,
berkepribadian, dan bertanggung jawab.

3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional

Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989


tentang Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
Tujuan pendidikan nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, cerdas,
trampil, sehat, dan berketerampilan hidup.

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Mengapa terjadi perubahan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional tersebut?

Perubahan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional terjadi karena beberapa faktor, yaitu:

 Perubahan kondisi dan tantangan bangsa

Perubahan kondisi dan tantangan bangsa menuntut perubahan rumusan Tujuan


Pendidikan Nasional agar pendidikan dapat menjawab tantangan tersebut. Misalnya,
setelah peristiwa G30S/PKI, bangsa Indonesia membutuhkan manusia yang memiliki
budi pekerti luhur dan berkepribadian, sehingga rumusan Tujuan Pendidikan Nasional
diubah menjadi "membentuk manusia Indonesia yang cerdas, berkepribadian, dan
bertanggung jawab".

 Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut perubahan rumusan Tujuan


Pendidikan Nasional agar pendidikan dapat menghasilkan manusia yang cerdas dan
terampil. Misalnya, dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan
Nasional, rumusan Tujuan Pendidikan Nasional diubah menjadi "mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, cerdas, trampil, sehat, dan berketerampilan hidup".

 Perubahan paradigma pendidikan

Perubahan paradigma pendidikan menuntut perubahan rumusan Tujuan Pendidikan


Nasional agar pendidikan dapat lebih berpihak kepada peserta didik. Misalnya, dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, rumusan
Tujuan Pendidikan Nasional diubah menjadi "mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab".

Secara umum, perubahan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional bertujuan untuk


menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas dan mampu menghadapi tantangan
di masa depan.

4. Banyaknya lulusan yang menganggur karena tidak terserap oleh dunia kerja serta
tidak dapat menciptakan pekerjaan merupakan indikator dari rendahnya relevansi hasil
pendidikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Rendahnya relevansi hasil
pendidikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain:

 Kurikulum yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja

Kurikulum pendidikan di Indonesia seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan dunia


kerja. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

* Kurikulum pendidikan disusun oleh pemerintah, tanpa melibatkan pemangku


kepentingan, termasuk dunia kerja.
* Kurikulum pendidikan tidak sering diperbarui, sehingga tidak mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
* Kurikulum pendidikan tidak memperhatikan kebutuhan spesifik dari masing-
masing wilayah.

 Proses pembelajaran yang tidak efektif

Proses pembelajaran yang tidak efektif juga dapat menyebabkan rendahnya relevansi
hasil pendidikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:

* Guru kurang memiliki kompetensi yang memadai.


* Sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai.
* Kurikulum yang terlalu padat.

 Sikap dan kepribadian lulusan yang kurang sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja

Sikap dan kepribadian lulusan juga dapat berpengaruh terhadap relevansi hasil
pendidikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Lulusan yang memiliki sikap dan
kepribadian yang kurang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, seperti:
* Kurang disiplin.
* Kurang bertanggung jawab.
* Kurang mandiri.
* Kurang kreatif.

 Faktor ekonomi

Faktor ekonomi juga dapat berpengaruh terhadap relevansi hasil pendidikan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat. Misalnya, lulusan yang berasal dari keluarga miskin,
seringkali memiliki keterbatasan dalam mengakses pendidikan yang berkualitas.

Untuk mengatasi rendahnya relevansi hasil pendidikan dengan tuntutan kebutuhan


masyarakat, diperlukan upaya-upaya perbaikan dari berbagai pihak, termasuk
pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Upaya-upaya tersebut antara lain:

 Pemerintah perlu melakukan revisi kurikulum pendidikan agar lebih sesuai


dengan kebutuhan dunia kerja.
 Sekolah perlu meningkatkan kualitas proses pembelajaran, termasuk
meningkatkan kompetensi guru dan ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan.
 Masyarakat perlu memberikan dukungan kepada pemerintah dan sekolah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab bersama dari semua


pihak. Dengan pendidikan yang berkualitas, diharapkan dapat menghasilkan lulusan
yang siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan dapat menciptakan lapangan kerja.

1. Sumber: id.scribd.com/document/425810948/Profil-Kurikulum-Sekolah-Dasar
2. momonggor96.blogspot.com/2018/12/contoh-laporan-narakarya.html
3. ft.upnjatim.ac.id/index.php/component/k2/item/117-prsentasi-dosen-mahasiswa
4. www.kai.or.id/berita/18532/tujuan-pendidikan-nasional-menurut-undang-undang-
no-20-tahun-2003.html#:~:text=%E2%80%9CPendidikan%20nasional
%20berfungsi%20mengembangkan%20kemampuan,yang%20demokratis
%20serta%20bertanggung%20jawab.%E2%80%9D
5. www.dprd-diy.go.id/tanggapan-gubernur-diy-terhadap-raperda-tentang-
penyelenggaraan-pendidikan-menengah/

Anda mungkin juga menyukai