Disusun oleh: Ananda Riski Hakim 1911035009/PVTO/FKIP Pendahuluan Dalam undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 bab 2 pasal 3, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dapat disimpulkan dari undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 bab 2 pasal 3 ini,bahwa pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter bangsa, namun dalam pelaksanaannya masih banyak sekali menemukan berbagai masalah yang tak jarang berlawanan dengan tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Karena, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pendidikan di tingkat SLTA ini, siswa masih dalam fase remaja, yang dalam perkembangannya mengalami pasang surut serta masih labil dalam hal emosional, karena dalam fase ini siswa masih mencari jati dirinya agar bisa diterima dan mendapat pengakuan di tengah tengah lingkup pertemanannya, sehingga dalam hal ini siswa sangat mudah untuk melakukan apapun itu agar mendapatkan pengakuan di sekitarnya,hal ini akan bernilai positif dan tidak akan melanggar norma norma yang ada ketika lingkungan pertemanannya positif, namun akan sangat disayangkan ketika lingkungan masyarakat atau pertemanannya negatif, yang akibatnya akan menimbulkan banyak kasus siswa yang melanggar norma norma ketika di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Salah satu contohnya adalah kasus tawuran antar pelajar yang menewaskan satu anak berusia 17 tahun dengan inisial AM, diwilayah Sukabumi,Jawa barat pada tanggal 5 Agustus 2021 (okezone.com). Kasus tersebut adalah salah satu contoh dari sekian banyaknya kasus siswa dalam dunia pendidikan,kekerasan pada siswa ataupun yang dilakukan oleh siswa memang bukan kasus yang baru terjadi pada era sekarang, melainkan sudah jauh dari dahulu, Remaja Menurut peraturan menteri kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, adalah penduduk dalam rentang usia 10 sampai 18 tahun,kemudian menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah remaja di Indonesia sebanyak 44.508.500 dari 270 203,9 warga Indonesia, artinya lebih dari 15% warga negara indonesia adalah remaja, maka dapat dikatakan remaja saat ini adalah cerminan indonesia yang akan datang, jika remaja saat ini dan seterusnya disiapkan dengan baik, maka akan baik pula Indonesia yang akan datang, namun jika 15% ini tidak disiapkan dengan baik, maka Indonesia dapat dipresiksi kekurangan orang yang berkualitas untuk melanjutkan estafet kepemimpinan dari generasi sebelumnya,sehingga tinggal menanti kehancurannya. Hal ini kemudian menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi seluruh warga negara Indonesia, dari orang tua/wali, masyarakat sekitar,lingkup pertemanan dan terutama pemerintah, serta kepada seluruh institusi pendidikan di Indonesia, karena jika tidak ada pembaharuan dalam regulasi dari evaluasi pendidikan, ataupun perbaikan dalam pembinaan di setiap sekolah, dalam rangka menaikkan kualitas karakter siswa, maka yang akan terjadi adalah kekerasan yang melibatkan siswa akan semakin langgeng dan tumbuh subur di negara ini. Dalam menghadapi problematika seperti ini, pemerintah sejak periode kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, kembali melakukan Penguatan Pendidikan Karakter atau sering disebut PPK, tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden pada periode saat itu, dan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan Nasional antara lain adalah, membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia pada tahun 2045, guna menghadapi dinamika perubahan dimasa depan, selain itu juga untuk mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia, kemudian juga bertujuan untuk merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetenssi ekosistem pendidikan. Program Penguatan Pendidikan Karakter ini juga terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), GNRM merupakan gerakan perubahan cara berfikir, bertindak dan bersikap agar menjadi lebih baik, dengan harapan terintegrasinya dengan GNRM mempermudah tercapainya tujuan dari PPK ini. Pendidikan karakter yang digalakkan oleh pemerintah sampai saat ini, kemudian di implementasikan di seluruh instansi pendidikan di Indonesia, tak terkecuali di SMK N 2 Depok Sleman, Sekolah Menengah Kejuruan atau sering disingkat dengan SMK adalah salah satu pendidikan kejuruan di tingkat menengah, di SMK ini mengutamakan penyiapan dan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, sejalan dengan tujuannya sekolah menengah kejuruan yaitu menyelenggarakan berbagai program pendidikan sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan saat ini maupun yang akan datang serta menyesuaikan dengan permintaan pasar dan masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum pendidikan menengah kejuruan diantara lain: (a) meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemudian (b) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap ,mandiri, kreatif, bertanggung jawab dan demokratis, selanjutnya (c)mengembangkan poensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia dan (d) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efisien dan efektif. (UU No 20 Th 2003) Kemudian tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan yang pertama adalah (a) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif,mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang adasebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensinya (b) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahliannya, (c) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang leih tinggi dan (d) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.(UU No 20 Th 2003) Lalu apa kaitannya dunia industri dengan pendidikan karakter, sudah jelas dalam Undang Undang No 20 Th 2003 point b, dalam tujuan pendidikan kejuruan secara umum disebutkan untuk mengembngkan potensi siswa, guna menjadi warga negara yang berakhlak mulia,berilmu, sehat, kreatif, demokratis, mandiri serta bertanggung jawab, hal ini sangat dibutuhkan ketika sudah di dunia industri, karena dunia industri selain menyeleksi orang orang dari sisi kepintarannya namun juga menyeleksi dari sisi akhlaknya. Di SMK N 2 Depok Sleman sebagai sekolah kejuruan juga ikut andil dalam penyiapan calon calon tenaga kerja yang kompetitif,unggul sebagai penghasil sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur seperti pada Visi SMK N 2 Depok, maka sangat tak di herankan banyak sekali pendidikan karakter yang ada di SMK N 2 depok ini, dari sisi religiusitas, nasionalisme, gotong royong, integritas dan mandiri, semuanya tertuang dalam kegiatan kegiatam pembelajaran maupun diluar pembelajaran di SMK N 2 Depok. Pembahasan Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan. sementara itu menurut Ki Hajar Dewantara hakikat pendidikan adalah seluruh daya dan upaya yang dikerahkan secara terpadu untuk tujuan memerdekakan aspek lahir dan batin manusia. (KH Dewantara) memerdekakan yang dimaksud Ki Haji Dewantara adalah memerdekakan dari kebodohan, sikap kolot, egois, iri dan dengki agar menjadi manusia yang dewasa dan bijaksana. Azyumardi Azra menegaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien, bahkan ia menegaskan, bahwa pendidikan lebih sekadar pengajaran, artinya, bahwa pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara individu individu. (Zusnani,2012 : 150) Dari bergbagai pengertian pendidikan di atas yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah upaya seseorang, sekelompok orang atau sebuah negara yang melakukan proses pembinaan dan pengembangan kesadaran diri tiap individu, agar terwujud manusia yang bijaksana dan dewasa. Karakter menurut Mansur Muslich adalah nilai nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa,diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat (Mansur Muslich,2011) pendapat lain yang sejalan dengan pernyataan Mansur Muslich adalah Agus Wibowo yang menyatakan bahwa karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. (Agus Wibowo : 2012) Dapat disimpulkan bahwa karakter adalah nilai nilai perilaku manusia yang mencirikan pikiran, sifat, perkataan dan perbuatan tiap individu dalam lingkungan keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Jadi pendidikan karakter adalah sebuah proses pembinaan terhadap peserta/anak didik agar menjadi manusia yang merdeka dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan norma norma yang berlaku disebuah masyarakat ataupun negara. Pendidikan karakter bukan hanya mengajarkan terkait apa itu karakter melainkan bagaimana orang mengimplementasikan pendidikan karakter itu sehingga menjadi perbuatan atau akhlak yang terpuji. Dengan demikian pendidikan karakter lebih mengutamakan anak agar memiliki perilaku yang terpuji. orang yang pandai dalam hal akademik ataupun dalam berteori sekalipun terkait pendidikan karakter, belum dapat menjamin orang tersebut memiliki karakter yang sesuai dengan norma norma yang ada, karena berhasilnya pendidikan karakter bukan dilihat dari kepiawaiannya dalam berbicara dan berteori melainkan dalam perbuatan sebenarnya. Untuk membentuk karakter peserta didik agar sesuai dengan amanat nasional dan memiliki perilaku yang terpuji, tentulah tidak instan, hal ini memerlukan proses yang panjang dan usaha yang keras, dari orang tua/ wali, masyarakat sekitar, penyelenggara pendidikan (Sekolah) dan pemerintah, namun dalam hal ini penulis memfokuskan peran pemerintah dan sekolah dalam proses pendidikan karakter untuk peserta didik di SMK N 2 Depok Sleman. Sekolah Menengah Kejuruan selain menyiapkan tenaga kerja yang kompetitif dan memenuhi kebutuhan pasar juga menyiapkan karakter yang terpuji dan sesuai dengan norma norma yang berlaku, tak terkecuali di SMK N 2 Depok sebagai salah satu instansi dibawah kepemerintahan yang memiliki Visi “Terwujudnya sekolah unggul, berbudaya dan berwawasan lingkungan sebagai penghasil sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur dan kompeten” dalam rangka mencapai penghasil sumber daya manusia yang berbudi luhur SMK N 2 Depok juga menerapkan pendidikan karakter. Berangkat dari filosofi pendidikan karakter yang dibawa Ki Hajar Dewantara, antara lain olah hati yang berkaitan dengan etika, olah raga kaitannya dengan kinestik, olah pikir yang hubungannya dengan literasi dan olah karsa yang berkaitannya dengan estetika, kemudian filosofi ini dijabarkan menjadi banyak sekali nilai nilai karakter, namun dari banyaknya nilai nilai karakter dari filisofi KH Dewantara itu di klasifikasikan menjadi 5 nilai yaitu nilai religius, nilai nasionalisme, nilai gotong royong, nilai integritas, dan nillai kemandirian Yang pertama adalah nilai religius, nilai religius adalah sebuah nilai yang berkaitan tentang agama, dan kepercayaan seorang anak di harapkan dapat mengamalkan ajaran tiap agama dan kepercayaannya yang dianut, selain itu juga diharapkan dapat menjunjung tinggi sikap toleran, menghargai perbedaan agama, dan hidup damai dengan penganut agama dan kepercayaan yang lain. Di SMK N 2 Depok mengimplementasikan nilai religius ini dengan memberikan arahan kepada siswa agar taat dan patuh kepada agama dan kepercayaannya masing masing siswa, contohnya adalah mengajak siswa yang beragama Islam melaksanakan sholat berjamaah di masjid sekolah kemudian adanya kajian keputrian karena di SMK ini bukan hanya agama Islam dan ada beberapa yang beragama Kristen maka sekolah juga mengadakan kajian khusus untuk umat kristiani. Kemudian nilai yang ke dua adalah Nasionalisma, nilai nasionalisme ini adalah nilai yang diajarkan kepada siswa untuk menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompoknya, dalam pelaksanaannya di sekolah siswa rutin melakukan upacara bendela tiap hari senin dan tiap hari istimewa, menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu nasional lainnya, karena dalam hal ini secara tidak langsung dapat menanamkan nilai nilai nasionalisme kepada siswa, selain itu sikap nasionalis dapat ditunjukkan dengan menjaga kekayaan budaya bangsa, mengapresiasi budaya bangsa, menjaga lingkungan, disiplin, taat hukum, menghargai keragaman agama, suku dan budaya. SMK N 2 depok juga telah mengamalkan nilai nilai nasionalisme kepada siswanya dengan mengadakan upacara bendera tiap hari senin dan di hari spesial, seperti hati pendidikan nasional, kemerdekaan, hari kartini dan yang lainnya, kemudian selain upacara bendera juga tiap pagi di SMK N 2 Depok ini sebelum memulai pembelajaran menyanyikan lagu Indonesia raya secara bersama sama, kemudian ketika di luar kegiatan sekolah beberapa siswa pun ada yang mengikuti paskibra SMK N 2 Depok, hal ini juga termasuk pengamalan dari nilai nasionalisme. Kemudian nilai selanjutnya atau yang ke tiga yaitu Gotong royong, gotong rooyong atau bahu menbahu adalah sebuah nilai yang mengajarkan untuk berbuat saling menolong, berkomitmen dan bersetia kepada nilai kemanusiaan dan moral. Contoh pengimplementasian nilai gotong royong di SMK N 2 depok ini adalah infak di setiap hari Jumat uang yang berhasil dikumpulkan juga untuk membantu siswa ketika ada yang membutuhkan, kemudian selain infak juga ada menjaga kebersihan tiap lab yang dilakukan secara bersama sama oleh setiap jurusan. Nilai yang selaanjutnya adalah Integritas, integritas adalah sebuah nilai yang mengajarkan kepada siswa agar berkomitmen, dapat dipercaya dan setia terhadap nilai nilai kemanusiaan dan moral, Integritas mencakup penanaman rasa tanggung jawab sebagai siswa dan warga negara, serta konsisten ketika bertindak dan berkata dengan berdasarkan kebenaran yang ada. Dalam hal ini SMK N 2 Depok menanamkan sifat Integritas melalui guru gurunya, selain menyampaikan materi materi jug mengajarkan tentang pendidikan karakter terutama terkait nilai Integritas ini, kemudian juga penggunaan seragam dan perilaku yang didiplin menunjukan siswa SMK N 2 Depok memiliki integritas yang tinggi. Nilai yang terakhir adalah mandiri, nilai mandiri ini mungkin sudah tak asing lagi bagi kita karena sejak kecilpun kita sudah diajarkan untuk bersikap mandiri atau bertanggung jawab atas dirinya sendiri, dan tidak selalu bergantung kepada orang lain serta belajar mempergunakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mewujudkan keinginannya, contoh pengamalan nilai kemandirian di SMK N 2 Depok salah satu contohnya di jurusan Otomotif para siswa diajarkan mandiri ketika meminjam barang praktikum ke toolman, memanajemen waktu ketika praktikum kemudian para siswa secara mandiri juga mengembalikan alat alat yang telah dipinjamnya,, jika ada kekurangan atau kehilangan alat maka yang akan menanggung adalah satu kelompok praktikum itu. Kelima nilai yang sudah di jabarkan diatas secara keseluruhan sudah di implementasikan di SMK Negeri 2 Depok ini, dengan pengamalan nilai nilai ini sekolah memiliki harapan besar kepada siswa siswanya dapat mengamalkan nilai nilai itu walaupun sudah lulus dari SMK N 2 Depok mengamalkan ketika bekerja di Industri, ketika hidup bermasyarakat dan sebagainya, karena hal ini juga akan berdampak positif terhadap nama baik SMK N 2 Depok itu sendiri. Penutup Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengajarkan nilai nilai karakter kepada siswa agar memiliki akhlak dan perilaku terpuji, untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah, memerlukan proses yang panjang dan semangat yang tinggi, karana dalam hal ini bukan hanya materi materi saja yang di sampaikan ataupun teori saja melainkan lebih ke pembinaan karakter, agar setiap siswa memiliki karakter yang terpuji, karakter terpuji ini bukan hanya digunakan dan bermanfaat ketika di sekolah saja, melainkan juga digunakan ketika bermasyarakat dan bernrgara, tak terkecuali dalam dunia pekerjaan, dalam dunia kerja yang keras, dan bekerja sama dengan orang orang yang memiliki sifat, agama dan kepercayaan yang berbeda, karena memang tak dapat dipungkiri di negara Indonesia ini beragam suku, budaya dan agama bercampur menjadi satu yaitu Indonesia, jika tiap orang gagal dalam berperilaku dan tidak memiliki karakter yang baik maka tak akan dapat bekerja sama dengan orang lain dan dunia industri, dengan seperti itu siswa tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya disekitarnya maka semacam itulah sedikit gambaran tentang pentingnya pendidikan karakter bagi siswa. Daftar Pustaka
1. Nurjanah,Atik.2019. Skripsi Upaya Sekolah Dalam Mencegah Kenakalan
Siswa Di Smk Ma’arif Nu 2 Karanglewas.Purwokerto 2. Rohendi,Edi.Pendidikan Karakter Disekolah 3. Miana,Mina.https://www.harianhaluan.com/nasional/pr-101110458/ngeri-5- kasus-tawuran-pelajar-berujung-kematian-di-indonesia?page=all, dikses pada 19 September 2021 4. Akhwani.2021.Jurnal Pendidikan Karakter Masa Pandemi Covid-19 di SD.Universitas Pendidikan Indonesia. 5. Badan Pusat Statistika 6. Undang Undang pendidikan nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab 2 Pasal 3 7. Maemonah.2012.Aspek-Aspek Dalam Pendidikan Karakter.Pekalongan. 8. Pusat Pengatan Karakter. https://webcache.googleusercontent.com/search ? q=cache:Rsgq1WR0V1QJ:https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/tentang -ppk/+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id.diakses pada tanggal 20 September 2021 9. Muchlas samani & Hariyanto.Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung PT.Remaja Rosdakarya 2011),h.43 10. Agus Wibowo.Pendidikan Karakter:Strategi membangun Karakter Bangsa Berperadaban.(Yogyakarta:Pustaka Pelajar.2012), h.33 11. Viincentius Gitiyarko.2021.Pendidikan ala Ki Hajar Dewantara: Pendidikan yang Memerdekakan.Kompas Pedia 12. Itjen Kemendikbud.https://itjen.kemdikbud.go.id/public/post/detail/5-pen di dikan-karakter-di-sekolah.diakses pada tanggal 20 September 2021