Anda di halaman 1dari 15

Pendekatan Pembiayaan

Pendidikan
Kelompok 2

Fitriana Gunarti Kartika Ratna Dewi


Hasyim Ashari Kharis Hapsari Sidik
Hendro Lukman Said
Hilma Utami Maradona
Ilham Al-Hafiz
Landasan Hukum Pembiayaan Pendidikan

• UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV) menyatakan bahwa setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional
• Secara khusus disebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan
kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari
APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam APBN dan APBD
• UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 Ayat 2 Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi
setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun
• Pasal 12, Ayat 1 Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya dan mendapatkan biaya pendidikan bagi
mereka yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.
• Bab VIII Wajib Belajar Pasal 34 Setiap warga negara yang berusia 6 (enam)
tahun dapat mengikuti program wajib belajar; Pemerintah dan Pemerintah
Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang
pendidikan dasar tanpa memungut biaya,
• UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 13 Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang
diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyaraka
Jenis Pembiayaan Pendidikan
• 1. Biaya Langsung (direct cost)
Menurut Anwar (1993:30) Biaya langsung merupakan pengeluaran uang secara langsung yang
membiayai jalannya proses penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat, termasuk biaya yang secara langsung menyentuh aspek dan proses
pendidikan.
Biaya ini digunakan untuk menunjang pelaksanan program pengajaran, pembayaran gaji guru,
personil sekolah, administrasi kantor, pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana sekolah.
• 2. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang pada umumnya, baiaya pengeluaran yang tidak
secaralangsung menunjang proses pendidikan yang terjadi di sekolah.
Biaya tidak langsung memiliki beberapa jenis antara lain: a. Biaya Pribadi (private cost), adalah
biaya yang dikeluarkan keluarga untuk membiayai sekolah anaknya. b. Biaya masyarakat (social
cost), adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk membiayai sekolah (di dalamnya
termasuk biaya pribadi).
• 3. Semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang, baik langsung maupun
tidak langsung yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan
• 4. Semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk uang, meskipun
didalamnya terdapat nilai dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak
langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan.
• Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan pasal 3, biaya pendidikan meliputi:
• 1) Biaya satuan pendidikan, terdiri dari:
a) Biaya investasi, yang terdiri atas:
1. Biaya investasi lahan pendidikan
2. Biaya investasi selain lahan pendidikan
b) Biaya operasi, yang terdiri atas:
1. Biaya personalia
2. Biaya nonpersonalia
c) Bantuan biaya pendidikan
d) Beasiswa
2) Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan, meliputi
a) Biaya investasi, yang terdiri atas:
1. Biaya investasi lahan pendidikan
2. Biaya investasi selain lahan pendidikan
e) Biaya operasi, yang terdiri atas:
1. Biaya personalia
2. Biaya nonpersonalia
3. Biaya pribadi peserta didik
Mengukur Biaya Pendidikan
• Dalam konsep dasar pembiayaan pendidikan ada dua hal penting yang perlu
dikaji atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan
biaya satuan per siswa (unit cost).
• Biaya satuan ditingkat sekolah merupakan biaya pendidikan tingkat sekolah
baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang
dikerluarkan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam satu tahun pelajaran.
• Biaya satuan per murid merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa
besar uang yang dialokasikan sekolah secara efektif untuk kepentingan murid
dalam menempuh pendidikan.
• Analisis mengenai biaya satuan dalam kaitannya dengan faktor-faktor lain
yang mempengaruhinya dapat dilakukan dengan menggunakan sekolah
sebagai unit analisis. Dengan menganalisis biaya satuan, memungkinkan kita
untuk mengetahui efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber di sekolah,
keuntungan dari investasi pendidikan, dan pemerataan pengeluaran
masyarakat, pemerintah untuk pendidikan.
• Dalam menentukan biaya satuan terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan makro
dan mikro.

• Pendekatan Makro
Faktor utama yang menentukan perhitungan biaya satuan dalam sistem pendidikan
adalah kebijakan dalam pengalokasian anggaran pendidikan disetiap negara.
• Satuan biaya pendidikan disetiap negara sangat bervariasi, yang disebabkan oleh
perbedaan cara penyelenggaraan pendidikan. Untuk membandingkan biaya
pendidikan pada tiap jenjang ditiap negara, teknik yang dilakukan adalah dengan
membandingkan biaya operasional pendidikan dan sumber keuangannya, yang bisa
dilihat dari persentase GNP dari tiap negara.

• Pendekatan Mikro
Pendekatan ini menganalisis biaya pendidikan berdasarkan pengeluaran total (total
cost) dan jumlah biaya satuan (unit cost) menurut jenis dan tingkat pendidikan.
• Satuan biaya pendidikan merupakan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk
melaksanakan pendidikan di sekolah per murid per tahun anggaran
Perhitungan satuan biaya pendidikan

• Perhtitungan satuan biaya pendidikan dapat menggunakan formula sebagai berikut:

Sb (s,t) = f [K (s,t) : M (s,t)]

Keterangan:
Sb : Satuan biaya murid per tahun
K : Jumlah seluruh pengeluaran.
M : Jumlah murid
s : Sekolah tertentu, t : tahun tertentu
EFISIENSI PENDIDIKAN
• Efisiensi menggambarkan hubungan antara input dan output, atau antara masukan dan
keluaran. Suatu system yang efisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber
masukan.
• Efisiensi pendidikan artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan
yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi.
• Untuk dapat mengatahui efisiensi dalam pembiayaan pendidikan biasanya digunakan metode
analisis keefektifan biaya (cost effectiveness mothod) yang memperitungkan besarnya
kontribusi setiap masuka pendidikan terhadap efektivitas pencapaian tujuan pendidikan.
• Suatu system pendidikan inilai memiliki efisiensi internal jika dapat menghasilkan output yang
diharapkan dengan biaya yang minimum.
• efisiensi eksternal biasanya dihubungkan dengan situasi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan sosial sebagai dampak dari hasil pendidikan.
• Dalam upaya meningkatkan efisiensi pembiayaan pendidikan menurut Fattah (2013)
perlu diarahkan pada hal-hal pokok seperti:
• 1) pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access),
• 2) pemerataan untuk bertahan di sekolah (equality of survival),
• 3) pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality
of output) dan
• 4) pemerataan kesempatan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan
masyarakat (equality of outcome)
Penganggaran Biaya Pendidikan

• Menurut (Fattah, 2000) penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran
(Budget). Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dengan
bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu.
• Dalam setiap anggaran tergambar dua sisi penting yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.
• Sisi penerimaan menunjukkan sumber-sumber dari mana dana itu diperoleh apakah dari
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, dari orang tua, dari masyarakat, atau
sumber lain yang dibenarkan, Sisi pengeluaran terdiri dari alokasi besarnya biaya pendidikan
untuk setiap komponen yang harus dibiayai
•Anggaran harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip yang ada. Diantaranya adalah prinsip-prinsip adala
•a) Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen dan organisas
•b) Adanya sistem akutansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran.
•c) Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi
•d) Adanya dukungan dan pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah.

•Persoalan penting dalam penyusunan anggaran adalah bagaimana memanfaatkan dana secara efektif dan efisien, mengalokasikan dana
secara tepat sesuai dengan skala prioritas. Itu sebabnya dalam prosedur peyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapan yang
sistematik yaitu sebagai berikut:

•a) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.


•b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa dan barang.
•c) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.
•d) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.
•e) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang.
•f) Melakukan revisi usulan anggaran.
•g) Persetujuan revisi usulan anggaran.
•h) Pengesahan anggaran.
Bentuk-bentuk anggaran pendidikan
• a. Anggaran Butir Per Butir (Line Item Budget)
Anggran butir per butir merupakan bentuk anggaran yang paling simpel dan banyak
digunakan Dalam bentuk ini, setiap pengeluaran dikelompokkan berdasarkan katagori-
katagori. Misalnya, gaji, upah, honor menjadi satu kategori atau satu nomor dan
pelengkapan, sarana, material dengan nomor yang selanjutnya.
b. Anggaran Program (Program Budget System)
Bentuk ini dirancang untuk mengidentifikasi biaya setiap program. Pada anggaran
biaya per butir di hitung berdasarkan jenis nomor yang akan dibeli, sedangkan pada
anggaran program biaya dihitung berdasarkan jenis programnya.
c. Anggaran Berdasarkan Hasil (Performance Budget)
Sesuai dengan namanya bentuk anggaran ini menekankan pada hasil bukan pada
keterperincian dari suatu alokasi anggaran. Pekerjaan akhir dalam suatu program
terpecah dalam bentuk beban kerja dan unit hasil yang dapat diukur.
d. Sistem Perencanaan Penyusunan Program Dan Penganggaran (Planning Programing
Budgeting System atau S4)
Sistem ini merupakan kerangka kerja dalam perencanaan dengan mengorganisasikan
informasi dan menganalisisnya secara sistematis. Dalam sistem ini, tiap-tiap tujuan
Sekian dan Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai