Keuangan sekolah merupakan bagian yang amat penting karena setiap kegiatan di
“Keuangan perlu diatasi sebaik-baiknya. Untuk itu perlu manajemen keuangan yang baik.
pengeluaran yang tidak mempunyai kaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan dapat
disebut dengan pemborosan atau pengeluaran yang seharusnya dapat dihindari atau dicegah.
Lembaga pendidikan dikatakan boros jika dana operasional, dana pengembangan dan dana yang
dikeluarkan oleh lembaga itu melebihi dana yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan
peda unit kerjanya. Pengeluaran dana sekolah yang melebihi dana yang tersedia untuk
Senada dengan Harsono, Supriadi (2006: 3) biaya pendidikan merupakan salah satu
komponen masukan instrumental (instrument input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan (di sekolah). Setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat
menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya,
sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya proses pendidikan di sekolah tidak akan berjalan.
Kemudian menurut Danumihardja (2004: 24) untuk memahami lebih jauh tentang konsep
1. Keuangan (finance)
Dalam arti luas bagian dari urusan praktis yang berhubungan dengan uang. Hal ini tidak
dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
rasional yang secara teknis dinyatakan dalam standar. Oleh karena itu anggaran
3. Biaya (cost) Adalah seluruh dana baik langsung maupun tidak langsung yang diperoleh
komponen kegiatan pendidikan dan biaya satuan, meliputi pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan seperti ruang belajar, laboratorium, perpustakaan, alat peraga dan
lain sebagainya.
4. Pembiayaan (financing) Pembiayaan merupakan fungsi penyediaan dana yang diperlukan
untuk melaksanakan usaha. Pengelolaan pendidikan khusus pada satuan pendidikan dana
merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung terlaksananya proses pendidikan.
5. Pemicu biaya (cost priven) Merupakan faktor yang mempunyai efek terhadap perubahan
level biaya total untuk suatu objek biaya. Pemicu biaya bersifat strategik 13 karena
tentang bagaimana pendidikan dibiayai, siapa yang membiayai serta siapa yang perlu dibiayai
dalam suatu proses pendidikan. Pengertian ini mengandung dua hal yaitu berkaitan dengan
tiga pertanyaan yang terkait didalamnya yaitu bagaimana uang diperoleh untuk membiayai
pendidikan menekankan pada distribusi sumber-sumber agar pendidikan mencapai hasil yang
telah ditetapkan. Ada tiga kriteria yang digunakan untuk menilai sistem pembiayaan pendidikan
yaitu (1) adekuasi (kecukupan) ketersediaan sumber daya untuk layanan pendidikan, (2) efisiensi
dalam distribusi sumber pendidikan, dan (3) pemerataan dalam distribusi sumber-sumber
pendidikan.
Dalam beberapa literatur ekonomi pendidikan pembahasan mengenai pembiayaan
pendidikan lebih mengacu kepada pada pembiayaan formal yaitu sekolah, hal ini tentu
memerlukan pembatasan mengenai pendidikan, sebab kalau tidak maka pembiayaan pendidikan
mesti juga mencakup pendidikan nonformal, padahal jalur pendidikan ini sulit ditata dengan
prinsip manajemen modern. Untuk ini pada makalah ini pembiayaan pendidikan dipandang
Menurut levin (1987), pembiayaan sekolah adalah proses dimana pendapatan dan sumber
wilayah geografis dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Pembiayaan sekola ini berkaitan
dengan bidang politik pendidikan dan program pemerintah, serta administrasi sekolah. Dalam
pembiayaan sekolah tidak ada pendekatan tunggal dan yang paling baik untuk pembiayaan
daya diperoleh dan dialokasikan. Dengan mengkaji berbagai peraturan dan kebijakan yang
pendidikan yakni:
Keputusan tentang siapa yang akan dididik dan seberapa banyak jasa pendidik dapat
disediakan.
c. Keputusan tentang sistem pemerintahan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung
pembiayaan sekolah.
Dalam kajian ini hal yang perlu diperhatikan adalah adanya keterlibatan uang dalam
pendidikan, dimana hal ini jelas tidak bisa dihindari mengingat pendidikan merupakan benda
ekonomi yang langka, dan uang merupakan salah satu yang perlu dikorbankan untuk
mendapatkanya. Oleh karena itu, masalah pembiayaan pendidikanpun tidak terlepas dari kajian
tentang uang/ dana berkaitan dengan perolehanya serta pengunaanya dalam suatu proses
pendidikan (sekolah).
Menurut Fattah (2006: 23) biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost)
dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung adalah segala pengeluaran yang secara
langsung menunjang pelenggaraan pendidikan. Biaya tidak langsung adalah segala pengeluaran
Menurut Suharsaputra (2013:286) biaya pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan
baik oleh individu peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat
perorangan, kelompok masyarakat, maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran
belanja pendidikan mencakup tidak hanya pengeluaran untuk kegiatan rutin (seperti pembayaran
untuk layanan guru yang diberikan selama waktu tertentu) namun juga pengeluaran
perlengkapan, perbaikan dan renovasi bangunan tua dan lain-lain. Jenis biaya pendidikan dapat
yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga sekolah. Biaya langsung, berwujud
dalam bentuk pengeluaran uang yang secara langsung digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan PBM, Penelitian dan pengabdian masyarakat, gaji guru dan pegawai lainya,
Kebanyakan biaya langsung yang dikeluarkan berasal dari sistem sekolah sendiri,
dikeluarkan selain untuk menjaga kelancaran dan kualitas belajar juga untuk keperluan
administrasi sekolah atau alat tulis kantor. Keperluan lain yang dikeluarkan seperti untuk
pakaian praktik.
Biaya tidak langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang dikeluarkan oleh
keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan sekolah, biaya ini dikeluarkan tidak langsung
digunakan oleh lembaga pendidikan, melainkan dikeluarkan oleh keluarga anak atau yang
menanggung biaya peserta didik yang mengikuti pendidikan. Biaya tidak langsung merupakan
biaya hidup yang menunjang kelancaran pendidikanya. Misalnya ongkos angutan, pondokan,
Private cost merupakan keluruhan biaya yang dikeluarkan keluarga, atau segala biaya
yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar anaknya.
Mislanya keluarga membayar guru les private supaya anaknya pandai bahasa inggris dan
matematika, keluarga juga mengeluarkan uang tambahan supaya anak pandai menggunkan
komputer.
4. Social cost
Social cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik perorangan maupun
terorganisasi untuk membiayai segala keperluan belajar. Biaya ini yang dikeluarkan masyarakat
hanya menjadi tanggungan pemerintah dan orang tua saja tetapi juga menjadi tanggung jawab
%, biasanya/ pernah dikeluarkan melalui BP3/ SPP dan melalui komite sekolah. Namun sekarang
untuk pendidikan dasar ( SD dan SMP ) pemerintah melarang ada biaya tembahan selain yang
mencukupi kebutuhan penyelenggaraan sekolah. Anggaran biaya pendidikan yang 20% sudah
termasuk partisipasi masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan karena biaya ini berasal
dari pajak yang dipungut pemerintah untuk pembangunan disegala bidang, termasuk
5. Monetary cost
Monetary cost. Selain pengeluaran dalam bentuk uang atau materi, ada juga biaya yang
harus dikeluarkan tidak dalam bentuk seperti itu, melainkan berbentuk jasa, tenaga dan waktu,
biaya semacam ini dapat diuangkan atau dinilai dan disetarakan kepada/ dengan nilai uang.
Biaya yang dikeluarkan untuk keprluan semacam ini disebut biaya moneter.
6. Biaya Pendidikan
Biaya belajar yang dikeluarkan oleh siswa diberbagai tingkat pendidikan tidak selalu
a. Iuran siswa.
d. Pengeluaran pribadi.
e. Biaya yang hilang atau pendapatan yang semestinya diperoleh bila tidak sekolah.
f. Bunga kumulatif tahunan (deflasi) biasanya sebesar 4% terhadap jumlah semua angka
pengeluaran tersebut.
g. Biaya mutu sekolah khusus sekola dasar, secara keseluruhan dapat tergambarkan oleh
hasil penelitian untuk peningkatan mutu SD. Artinya secara sungguh-sungguh sekolah
dikelola supaya pelaksanaan pendidikan bukan hanya berjalan apa adanya tetapi setiap
uang yang dikeluarkan dikaitkan kepada perbaikan pembelajaran. Sambil belanja rutin
untuk pembelajaran dikeluarkan, pengeluaran juga terkait pada usaha perbaikan layanan
mutu mengajar.
Menurut Suhardan (2012:23) berdasrkan hasil studi terhadap SD dikota Bandung yang
dilakukan oleh Nanang Fatah (1999:4), biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kuwalitas
d. Pengadaan bahan
e. Perawatan
h. Pembinaan siswa
i. Pengelolaan sekolah.
Supriadi (2006: 5) berpendapat bahwa dalam sistem anggaran di Indonesia, alokasi biaya
rutin kepada lembaga untuk satuan pendidikan dituangkan dalam DIK (Daftar Isian Kegiatan)
sedangkan biaya pembangunan dialokasikan dalam DIP (Daftar isian Proyek), selain itu DIKS
(Daftar isian Kegiatan Suplemen) yaitu alokasi anggaran yang sumber dananya berasal dari
masyarakat. Penyaluran subsidi pemerintah ke satuan pendidikan (sekolah) dapat berupa uang
yang telah jelas peruntukannya (earmarrked allocation), dana tambahan berbentuk hibah
(blockgrant) 14 atau berupa tenaga dan barang (inkind allocation) seperti guru/ tenaga, buku-
Pada tingkat provinsi dan kabupaten/ kota anggaran untuk sector pendidikan sebagian
besar berasal dari dana yang diturunkan dari pemerintah pusat ditambah dengan PAD yang
dituangkan dalam RAPBD. Pada tingkat sekolah, biaya pendidikan diperoleh dari subsidi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, iuran siswa dan sumbngan masyarakat. Sejauh tercatat
dalam RAPBS, sebagian besar biaya pendidikan di tingkat satuan pendidikan sekolah berasal
merupakan salah satu sumber dana yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi
pengelolaan pendidikan. Hal ini terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut
pemerintah.
bersama antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat. Biaya Pendidikan dibagi menjadi 3
jenis biaya yaitu biaya satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan/pengelolaan pendidikan dan
Tugas dan Komponen Manajemen Keuangan Sekolah menurut Rohiat (2008: 27) bahwa
keuangan memiliki aturan tersendiri yaitu terdapat pemisahan tugas dan fungsi antara otorisator,
sekolah harus bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan penerimaan dana dan pemanfaatan
dana serta dapat dipertanggungjawabkan di depan hukum. Transparan dalam pengelolaan dana
berarti dapat diketahui oleh pihak-pihak yang terkait. Lembaga memiliki aturan di mana hanya
pihak tertentu saja yang dapat dilibatkan dalam pencatatan administrasi keuangan, mengetahui,
keuangan sekolah. Untuk mencapai tujuan itu maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam
jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar dan sesuai peraturan perundang-
digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang
tua/wali siswa, masyarakat bukan orang tua/wali siswa dan lembaga pendidikan itu sendiri.
Pendapatan Sekolah yang berasal dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (propinsi dan
kabupaten) diperoleh dengan cara sekolah mengajukan proposal ke pemerintah baik pusat
maupun daerah. Pendapatan sekolah yang berasal dari orang tua/wali siswa diperoleh dari SPP
dan Insidental, yang berasal dari masyarakat bukan orang tua/wali siswa berupa sumbangan
sukarela dari masyarakat yang peduli dengan perkembangan sekolah, sedangkan yang bersumber
dari lembaga pendidikan itu sendiri berupa Unit Produksi sekolah itu sendiri.
Sumber keuangan dan pendapatan pada suatu sekolah secara garis besar dapat
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah atau keduanya, yang bersifat
Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam
dalam pemenuhan dana pendidikan, maka pemenuhan dana pendidikan merupakan tanggung
Selanjutnya Mulyono (2010: 24) mengemukakan biaya sekolah meliputi biaya rutin,
biaya operasional dan biaya pembangunan atau insvestasi. Biaya rutin adalah biaya yang harus
dikeluarkan dari tahun ke tahun seperti gaji pegawai (guru dan non guru), biaya opersional yaitu
biaya untuk pemeliharaan gedung, fasilitas, dan alat-alat pelajaran (bahan habis pakai) serta
biaya pembangunan atau investasi yang meliputi biaya pembelian dan pengembangan tanah,
pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur dan barang yang tidak
habis pakai.
Senada dengan Mulyasa menurut Umiarso dan Ghozali (2010: 102) berpendapat bahwa
Manajemen Berbasis Sekolah, manajeman komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik
dan teliti mulai dari tahap penyusunan anggaran, penggunaan sampai pengawasan dan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar
dimanfaatkan secara efektif dan efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran serta bebas dari korupsi,
secara rutin dan pengembangan program sekolah secara berkelanjutan sangat dirasakan setiap
pengelola lembaga pendidikan tersebut. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan di sekolah
semakin banyak pula dana yang dibutuhkan. Untuk itu, kreativitas setiap pengelola sekolah
dalam menggali dana dari berbagai sumber akan sangat membantu kelancaran pelaksanaan
program sekolah baik rutin maupun pengembangan di lembaga yang bersangkutan. Pasal 46 UU
No 20 tahun 2003 menyatakan pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antar
Sumber pembiayaan untuk sekolah terutama sekolah negeri berasal dari pemerintah yang
umumnya terdiri terdiri dari dana rutin, yaitu gaji serta biaya ooperasional sekolah dan perawatan
fasilitas (OPF), serta dana yang berasal dari masyarakat, naik yang berasal dari orang tua siswa,
karena itu, jika sekolah ingin mendpatkan dukungan dana dari masyarakat, program yang dibuat
oleh sekolah harus menarik, bagus dan berjalan dengan baik serta bermanfaat luas. Dengan kata
lain, sekolah harus mampu mengemas program dan meyakinkan pemilik dana. Sedangkan
menurut Fatah (2012:41) Sumber-sumber biaya pendidikan antara lain dari (1) APBN dan
APBD, (2) sekolah (iuran siswa), (3) Masyarakat (sumbangan), (4) dunia bisnis (perusahaan),
dan (5) hibah. Nanang Fatah (2004: 143) juga menambahkan beliau mengatakan sumber-sumber
keuangan sekolah dapat bersumber dari: orang tua, pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta,
diartikan sebagai tata pembukuan. Dalam arti luas diartikan sebagai pengurusan dan 19
pertanggungjawaban, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dari penyandang dana,
baik individu maupun lembaga. Penggunaan anggaran dan keuangan sekolah, dari sumber
1. Hemat, tidak mewah, efisien dan efektif dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
3. Terbuka dan trasparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga tersebut
4. Sedapat mungkin menggunakan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri sejauh hal
itu dimungkinkan.
pembelajaran yang berkaitan dengan layanan belajar dan manajemen sekolah secara keseluruhan
tentu sangatlah penting untuk mencapai tujuan. Anggaran merupakan rencana kuantitatif
terhadap operasi organisasi sekolah, dalam perencanaan anggaran mengidentifikasi kan sumber
dana dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode
anggaran. Anggaran meliputi aspek keuangan maupun aspek non keuangan dari operasi yang
direncanakan.
Anggaran dalam satu periode merupakan pedoman untuk melakukan operasi selama
periode anggaran dan merupakan proyeksi dari hasil operasi yang dicapai. Proses penyiapan
program yang telah direncanakan. Anggaran dan proses penganggaran merupakan dua hal yang
saling berkaitan dengan semua aspek manajemen. Karena anggaran merupakan suatu instrument
yang dirancang untuk memfasilitasi perencanaan, anggaran juga memberikan sebuah konteks
proses perencanaan dalam memilih langkah-langkah untuk mencapai tujuan ang ditetapkan.
Selanjutnya menurut Harsono (2008: 58) budget sekolah adalah serangkaian rencana
pengendalian kegiatan belajar dan mengajar pada waktu tertentu pada waktu yang akan datang
yang biasa tertuang dalam RAPBS. Perencanaan finansial disebut juga budgeting merupakan
kegiatan mengkoordinasi semua sumber dana yang tersedia untuk mencapai sasaran yang
yang telah dibuat dan kemungkinn terjadi penyesuaian jika diperlukan evaluation involves
sangat sederhana dan kepala sekolah melaporkan secara sederhana pula. Penyusunan anggaran
sekolah dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) yang
meliputu sumber pendapatan dan pengeluaran sekolah. Proses penyusunan anggaran sekolah
memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa
yang akan datang dapat diantisipasi dalam rencana anggaran. Banyak faktor yang mempengaruhi
proses penyusunan anggaran, antara lain perkembangan peserta didik, inflasi, pengembangan
program, dan perbaikan serta peningkatan pendekatan belajar mengajar. Yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan keuangan sekolah adalah mengganti prosedur yang tidak efektif sesuai
relevan dengan merancang pengembangan system yang efektif dan melakukan pengawasan dan
evaluasi.
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan motivasi dari kepala
sekolah. Hal ini agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
165) mengemukakan bahwa kegiatan membuat anggaran belanja bukan pekerjaan rutin atau
Untuk mengetahui kelancaran kerja yang bekerja sama dalam melaksanakan tugas
mencapai tujuan diperlukan tujuan. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa disertai
fungsi pengawasan.
suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standart yang
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dengan pencapaian tujuan
perusahaan”.
1. Pada akhir tahun anggaran, bendaharawan harus membuat laporan keuangan kepada
komite.
3. Kuitansi.