PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa. Dalam meningkatkan
merupakan satu sistem yang lepas dengan pihak swasta dan masyarakat. Hubungan yang
tidak terpisahkan dalam peranannya untuk meningkatkan pemerataan dan mutu
pendidikan.1
Sementara itu, pendidikan nasional kita dihadapi kepada masalah antara lain
peningkatan kualitas, pemerataaan kesempatan, keterbatasan anggaran yang tersedia dan
belum terpenuhi sumber daya dari masyarakat secara profesional sesuai dengan prinsip
pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang
tua.2
Sebuah lembaga pendidikan yang sukses tidak lepas dari sokongan biaya pendidikan
yang tinggi pula, karena pada hakikatnya mutu pendidikan akan berbanding lurus dengan
biaya pendidikan yang dikeluarkan, semakin tinggi dan mahal biaya pendidikan yang
digunakan dan dikeluarkan maka semakin baik pula layanan pendidikan tersebut dan
mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu dengan hasil belajar yang tinggi.
Sepertinya akan sulit merealisasikan mutu pendidikan yang baik apabila tidak didukung
oleh biaya pendidikan yang tinggi pula
Biaya pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pendidikan, sebab tanpa
atau kekurangan biaya yang dikeluarkan, proses pendidikan akan terhambat. Biaya
pendidikan cakupannya sangat luas, yakni uang, barang, dan jasa yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan pendidikan. Iuran yang disampaikan oleh siswa kepada sekolah
misalnya, merupakan biaya pendidikan, demikian pula fasilitas yang dimiliki oleh
1 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 77
2 Ibid, hlm 78
sekolah dan guru juga merupakan biaya pendidikan. Dengan demikian, pengertian biaya
tersirat biaya dari siapa yang mengeluarkannya, dan biaya dalam bentuk uang dan
sumber daya nyata.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian biaya pendidikan
2. Apasaja komponenbiayapendidikan
3. Pengertianpembiayaanpendidikan
4. Konsep pembiayaanpendidikan
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen pembiayaan
2. Untuk mengetahui Komponen Komponen Kegiatan Pendidikan
3. Untuk mengetahui Konsep Pembiayaan Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Teori
1. Biaya Pendidikan
a. Pengertian BiayaPendidikan
Pengertian biaya pendidikan menurut Anwar (2003:10) mengatakan
bahwa, Biaya pendidikan memiliki pengertian yang luas, hampir segala
pengeluaran yang bersangkutan dengan penyelenggaraan pendidikan dianggap
sebagai biaya. Sehubungan dengan itu, manajemen pendidikan mengkaji,
menganalisis pengeluaran, segi manfaat dan efisiensinya, sehingga pengeluaran
untuk pendidikan merupakan biaya pendidikan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Secara bahasa biaya (cost) dapat diartikan pengeluaran, dalam istilah
ekonomi, biaya/pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter lainnya.
Biaya pendidikan
Biaya langsung (direct cost) diartikan sebagai pengeluaran uang yang secara
langsung membiayai penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat Anwar (1991:30). Biaya yang secara langsung
menyentuh aspek dan proses pendidikan. Contohnya biaya untuk gaji guru, dan
pengadaan fasilitas belajar mengajar Gaffar (1991:57). Biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian
alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru baik yang dikeluarkan
oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri Fattah (2000:23).
Biaya tidak langsung (indirect cost) diartikan sebagai biaya yang umumnya
meliputi hilangnya pendapatan peserta didik karena sedang mengikuti pendidikan
(earning foregone by students), bebasnya beban pajak karena sifat sekolah yang tidak
mencari laba (cost of tux exemption), bebas nya sewa perangkat sekolah yang tidak
dipakai secara langsung dalam proses pendidikan serta penyusutan sebagai cermin
pemakaian perangkat sekolah yang sudah lama dipergunakan (implicit rent and
depreciation) Fattah (2000:24).
2. Biaya Rutin dan Biaya Pembangunan (Recurrent and Capital Cost)
Biaya rutin dan pembangunan merupakan bagian dari biaya langsung (direct
cost). Biaya rutin (recurrent cost) adalah biaya yang digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun anggaran. Biaya ini digunakan
untuk menunjang pelaksanan program pengajaran, pembayaran gaji guru dan personil
sekolah, administrasi kantor, pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana.
Menurut Gaffar (1987:162) biaya rutin dihitung
berdasarkan "per student enrolled". Menurutnya biaya rutin dipengaruhi oleh tiga faktor
utama, yaitu: rata-rata gaji guru per tahun, ratio guru, murid dan proporsi gaji guru
terhadap keseluruhan biaya rutin. Biaya pembangunan (capital cost) adalah biaya yang
digunakan untuk pembelian tanah, pembangunan ruang kelas, perpustakaan, lapangan
olah raga, konstruksi bangunan, pengadaan perlengkapan mobelair, biaya penggantian
dan perbaikan. Menurut Gaffar (1987:165) biaya pembangunan dihitung atas dasar "per
student place". Menurutnya dalam menghitung biaya pembangunan ada beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan, yaitu: tempat yang menyenangkan untuk murid belajar,
biaya lokasi atau tapak (site), dan biaya perabot dan peralatan.
3. Biaya Pribadi dan Biaya Masyarakat (Private and Social Cost)
Biaya pribadi (private cost) adalah biaya yang dikeluarkan keluarga untuk
membiayai sekolah anak nya dan termasuk di dalamnya forgone opportunities. Dalam
kaitan ini Jones (1985:5) mengatakan "In the context of education these include tuitions,
fees and other expenses paid for by individuals". Dengan kata lain biaya pribadi adalah
biaya sekolah yang dibayar oleh keluarga atau individu. Biaya masyarakat (social cost)
adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk membiayai sekolah (di dalamnya
termasuk biaya pribadi). Dalam kaitan ini Jones (1985:5) mengatakan "Sometimes called
public cost, the include cost of educations financed through taxation. Most public school
expenses are examples of sosial costs". Dengan kata lain biaya masyarakat adalah biaya
sekolah yang dibayar oleh masyarakat.
4. Monetary Cost dan Non Monetery Cost
Monetery cost adalah semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang baik langsung
maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan. Sedangkan Non
monetery cost adalah semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk uang,
meskipun dapat dinilai ke dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak langsung
yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan, misalnya materi, waktu, tenaga, dan lain-
lain.
2. Pembiayaan Pendidikan
a. Pengertian Pembiayaan Pendidikan
Menurut Muljani (2011:1) pembiayaan lebih menyangkut persoalan estimasi dan
perencanaan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk proses pendidikan, sedangkan
pendanaan lebih berkaitan dengan persoalan bagaimana, siapa,dan seberapa mendanai
pendidikan.
Pengertian lain menurut Mulyono(2010:78):
Pembiayaan pendidikan adalah sebuah analisis terhadap sumber sumber
pendapatan dan penggunaan biaya yang diperuntukan sebagai pengelolaan
pendidikan secara efektif dalam rangka menc apai tujuan yang telah ditentukan
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan pembiayaan pendidikan adalah
sejumlah
uang
yang
dihasilkan
dan
dibelanjakan
untuk
berbagai
keperluan
baik yang bersumber dari pemerintah, orangtua, dan masyarakat yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan per murid dan
merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan
kesekolah-sekolah secara efektif untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan.
Oleh karena biaya satuan ini diperoleh dengan memperhitungkan jumlah murid pada
masing-masing sekolah, maka ukuran biaya satuan dianggap standar dan dapat
dibandingkan antara sekolah satu dengan sekolah lainnya. Analisis mengenai biaya
satuan dalam kaitannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya dapat
dilakukan dengan menggunakan sekolah sebagai unit analisis.
Mengacu pada pengertian di atas, dana pendidikan sebenarnya tidak selalu identik
dengan uang, melainkan juga terkait dengan segala sesuatu pengorbanan yang diberikan
untuk setiap aktivitas dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan.
Dengan demikian, dana yang dikeluarkan memiliki keterkaitan dengan mutu
pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam pembiayaan pendidikan sebagai
penunjang peningkatan mutu diperlukan pengelolaan yang terencana agar tujuan dari
pendidikan dapat tercapai dengan baik. Secara lebih jelas, pembiyaan pendidikan pada
tingkat instansi yang membina penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pusat hingga
daerah berkisar pada program rutin dan pembangunan. (Anwar:105), dapat dirinci
sebagai berikut :
1.
b.
c.
d.
2.
b.KonsepPembiayaanPendidikan
Indra Bastian (2007: 160) menyatakan bahwa ditinjau darisudut human capital
(modal manusia) sebagai unsur modalpendidikan diperhitungkan sendiri sebagai
faktor penentukeberhasilan seseorang, baik secara sosial maupun ekonomi.Nilai
pendidikan merupakan aset moral, pengetahuan danketerampilan yang diperoleh
dalam pendidikan dianggap sebagaiupaya pengumpulan dana untuk membiayai
operasional danpengembangan sektor pendidikan.
Menurut Mulyono (2010: 84-92) ada tujuh konsep yangterkait dengan pembiayaan
yang meliputi:
1.Objek Biaya
Objek biaya adalah akumulasi biaya dari berbagai aktivitas.Yang menjadi
objek biaya dalam lembaga pendidikan adalah jasa pendidik
2.Informasi Manajemen Biaya
Informasi manajemen biaya adalah suatu konsep yangmencakup segala
informasi
yang
dibutuhkan
dalam
mengelola
pendidikan.
Dengan
mengetahui
berapabesar
tingkat
elastisitas,
dalam
menghitung
biaya
akan
membantu
ketepatandalam
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan