Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KEGIATAN

PEMENUHAN STANDAR MUTU


(Dalam Rangka Kegiatan System Penjaminan Mutu Pendidikan Internal)

Oleh : TPMP SDN 3 SIDODADI

Nama Sekolah : SDN 3 Sidodadi


NPSN : 10809374
Alamat Sekolah : Desa Sidodadi Kec. Pekalongan Lampung Timur
Standar : Pembiayaan
Indikator : 8.3.Sekolah Melakukan Pengelolaan Dana Dengan Baik
Sub Indikator : 8.3.1. Mengatur Alokasi Dana Yang Berasal Dari APBD/
APBN/Yayasan/ Sumber Lainnya

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SD NEGERI 3 SIDODADI
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini, Mengesahkan Laporan Kegiatan


Pemenuhan Standar Mutu Pendidikan :

Standar : Pembiayaan
Indikator : 8.3.Sekolah Melakukan Pengelolaan Dana Dengan Baik
Sub Indikator : 8.3.1. Mengatur Alokasi Dana Yang Berasal Dari APBD/
APBN/Yayasan/ Sumber Lainnya

Disahkan Oleh,

Mengetahui, Sidodadi, 02 Oktober 2018


Komite Sekolah Kepala Sekolah

NURGIANTO SRI MULYANI MI, S.Pd.SD


NIP. 19610301 198303 2 010
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga Program Pengembangan Sekolah Model dan
Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di
Lampung Timur dapat terlaksana dengan baik.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013
mengamanatkan setiap Satuan Pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib
melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut
bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab satuan
pendidikan yang harus didukung oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dirancang untuk mengembangkan
beberapa satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan
mutu pendidikan secara mandiri, sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi
satuan pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan. Agar
pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik perlu dilakukan koordinasi
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan di Propinsi Lampung.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Akhirnya kami
berdo’a, semoga kegiatan ini bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di Lampung
Timur khususnya di SDN 3 Sidodadi Kecamatan Pekalongan.

Sidodadi, 02 Oktober 2018


Penyusun TPMP
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................


Lembar Pengesahan .....................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................
Daftar Isi .....................................................................................................
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1.2. Tujuan Kegiatan ......................................................................
1.3. Manfaat Kegiatan ....................................................................
II. Gambaran Rencana Kegiatan
2.1. Pemetaan Mutu Berdasarkan Rapor Mutu Sekolah .................
2.2. Rencana Program Pemenuhan Mutu ........................................

III. Laporan Pelaksanaan Program Pemenuhan Mutu


3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................
3.2. Panitia Pelaksana .......................................................................
3.3. Deskripsi Proses Pelaksanaan ...................................................
3.4. Deskripsi Hasil Yang Dicapai ...................................................
IV. Penutup
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
V. Lampiran
I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Meningkatnya kebutuhan dalam bidang pendidikan telah mendorong
pemerintah Indonesia untuk menyalurkan berbagai bantuan demi keberlangsungan
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS).Dana bantuan operasional Sekolah (BOS) ini
merupakan dana bantuan pemerintah di bidang pendidikan yang diperuntukkan
bagi setiap sekolah tingkat dasar di Indonesia dengan tujuan untuk
meminimalisasi beban biaya pendidikan demi tuntasnya program “Wajib belajar
sembilan tahun yang bermutu.”Berkaitan dengan ini, secara khusus seluruh siswa
miskin di tingkat pendidikan dasar negeri maupun sekolah swasta bebas dari
beban biaya operasional sekolah. Yaitu seluruh siswa di Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri yang dibebaskan dari biaya operasional
sekolah.
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan
Juli 2005, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program
wajar 9 tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan
perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi program BOS, dari perluasan akses
menuju peningkatan kualitas.Namun dengan adanya kebijakan dana BOS ini
bukan berarti turut berhentinya permasalahan pendidikan di Indonesia, dalam
kenyataan yang terjadi, masih dapat kita temukan berbagai kendala dalam
penyaluran dan realisasi dana BOS. Berbagai masalah muncul terkait dengan
adanya berbagai kasus penyelewengan dana BOS, dan mengenai ketidakefektifan
pengelolan dana BOS oleh pemerintah.
Terkadang sistem yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia terkait dana
BOS ini pun turut menjadi bumerang dan sering mnghadirkan berbagai masalah
baru. Pada tahun 2012 Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mengalami
perubahan mekanisme penyaluran dan. Pada tahun anggaran 2011 penyaluran
dana BOS dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah kabupaten/kota dalam
bentuk Dana Penyesuaian untuk Bantuan Operasional Sekolah, mulai tahun
anggaran 2012 dana BOS disalurkan dengan mekanisme yang sama tetapi melalui
pemerintah provinsi.Selain itu pun pribadi dan budaya manusia Indonesia juga
ikut member pengaruh terhadap penyelewengan dan ketidakefektifan pengelolaan
dana BOS di Indonesia. Untuk itu kami berusaha mempelajari tentang dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ini serta mencari setiap kendala dan kasus
yang terkait untuk berusaha mencari solusi dari setiap kendala-kendala tersebut.
Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam
jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat ini masih
banyak orang miskin yang memiliki keterbatasan akses untuk memperoleh
pendidikan bermutu, hal ini disebabkan antara lain karena mahalnya
biayapendidikan. Disisi lain, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia
7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yang dikenal dengan Program
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Konsekuensi dari hal tersebut
maka pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta
didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/Mts serta satuan pendidikan
yang sederajat). Alasan ekonomi pula yang melatarbelakangi menurunnya
kemampuan masyarakat untuk mengakses pendidikan yang bermutu. Gejala putus
sekolah, tidak melanjutkan, dan kecenderungan memilih SLTP terbuka karena
faktor ekonomi tersebut jelas mengancam tercapainya penuntasan Wajar 9 tahun,
yang menjadi prioritas utama pemerintah di bidang pendidikan.
Adanya pandangan manajemen sebagai sebuah seni dan implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), maka sekolah memiliki keleluasaan dalam
mengelola dana BOS dengan mendasarkan pada keputusan bersama, yang
melibatkan Tim Manajemen BOS Sekolah, dewan guru, dan komite sekolah.
Dalam pelaksanaannya, pengelolaan dana BOS wajib berpedoman pada Buku
Petunjuk Teknis Penggunaan dana BOS yang diterbitkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional sebagai departemen teknis yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaan dan pengelolaan program BOS.
Permasalahan lain yang terjadi yaitu dalam proses pembuatan laporan
pertanggungjawaban penggunaan dana BOS. Dalam penggunaan dana BOS untuk
kegiatan sekolah, guru yang bersangkutan tidak segera membuat laporan atas
kegiatan tersebut kepada bendahara BOS. Kurangnya koordinasi antara kepala
sekolah, bendahara BOS dan guru mengakibatkan terlambatnya pelaporan
penggunaan dana BOS.
Melihat arti pentingnya pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dalam penyelenggaraan pendidikan dan berbagai permasalahan yang
melingkupinya, maka menarik peneliti untuk membahas tentang
“PENGELOLAAN DANA BOS DI SMP NEGERI 1 TURI”. Selain itu,
pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 1 Turi belum pernah diteliti sehingga
belum diketahui seberapa jauh pelaksanaan pengelolaan dana BOS.

1.2. Tujuan Kegiatan


Maksud dan tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan
Bendaharawan dalam Pembukuan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban,
serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Bendahara dalam rangka
melakukan pembukuan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban bendahara
pada lembaga masing-masing. Tujuan yang diharapkan setelah mengikuti
pelatihan ini adalah:
1. Pesera dapat memahami dan mengerti tugas dan tanggung jawab Bendahara
Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran dalam rangka pelaksanaan APBD dan
Bendahara BOS.
2. Peserta mampu menjelaskan tugas dan tanggung jawab bendahara pengelola
APBD dan dana BOS di masing-masing sekolah.
RANGKUNAN
Manfaat Bimbingan Teknis Bendahara sekolah adalah mengurangi timbulnya
kesalahan pengeluaran biaya yang tidak sesuai dengan Juklak dan Juknis yang
ada, mencegah sebelum terjadinya ada kesalhan biaya pengeluaran yang berakibat
menyulitkan pihak sekolah dan bendahara itu sendiri, dan yang terakhir
Penyederahnaan proses pelaksanaan.
Tujuan Bimbingan Teknis Bendahara sekolah adalah Bendahara dapat dengan
mudah dapat menentukan poin-poin yang akan dilaksanakan karena sudah
memahami tentang mana yang boleh dan tidak boleh biaya yang akan digunakan,
sehingga memudahkan dalam pelaksanaan proses pengerjaannya
Indikator Keberhasilan Bimbingan Teknis Bendahara sekolah adalah Terjadinya
perubahan pertanggungjawaban yang lebih baik, terjadinya perbaikan dan
peningkatan kemampuan SDM.
Hasil yang diharapkan dari Bimbingan Teknis Bendahara sekolah adalah agar
semua bendahara sekolah dapat memiliki kemampuan dari hasil paparan yang
telah diberikan oleh nara sumber guna bisa menyesuaikan dan memperlancar
implemntasi pelaksanaan di lembaganya masing-masing.

1.3. Manfaat Kegiatan

II
GAMBARAN RENCANA KEGIATAN
2.1. Pemetaan Mutu Berdasarkan Rapor Mutu Sekolah
2.2. Rencana Program Pemenuhan Mutu

III
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMENUHAN MUTU
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Panitia Pelaksana
3.3. Deskripsi Proses Pelaksanaan
3.4. Deskripsi Hasil Yang Dicapai

IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai