Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Rezza Khaerunisa

NIM : 18101241048

PRODI : Manajemen Pendidikan

MATA KULIAH : Manajemen Keuangan Pendidikan

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Udik Budi Wibowo

1. Jelaskan kelemahan dalam menetapkan biaya pendidikan per peserta didik?


Jawab : Dalam penetapan biaya pendidikan per peserta didik di sebuah lembaga
pendidikan tentulah mempunyai berbagai kelebihan serta kelemahan dalam
pelaksanaannya, salah satu kelemahan yang sangat dirasakan yaitu dengan penetapan
biaya harus dihitung dengan cara mencari rata-rata dari jumlah biaya yang dibutuhkan
sekolah dengan jumlah peserta didik yang mengampu pendidikan di sekolah tersebut,
maksudnya adalah dalam pembiayaan tersebut sekolah harus menghitung biaya rata-rata
per siswa yang didapatkan dari total pengeluaran biaya di dalam sekolah dibagi dengan
jumlah seluruh siswa di dalam sekolah dalam kurun waktu yang sudah ditentukan.
Penetapan biaya dengan cara tersebut tentu sangat tidak efisien dan efektif, apalagi jika
lembaga pendidikan yang disebutkan mempunyai lahan yang luas sedangkan peserta
didik yang di tampung sedikit, maka biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan
sekolahpun akan lumayan banyak. Dengan kebijakan seperti itu, maka sekolah akan sulit
dalam meningkatkan mutu sekolah agar dapat maksimal.
Sumber: jurnal “Strategi Perencanaan Pembiayaan Sekolah Dalam Peningkatan Mutu di
SMP Negeri” oleh Ririn Tius Eka Margatera & Bambang Ismanto

2. Jelaskan implementasi di lapangan terkait prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan


sumber pendanaan pendidikan sebagaimana ditetapkan PP 48 Tahun 2008 Pasal 50 (Ayat
1)!
Jawab : PP 48 Tahun 2008 Pasal 50 Ayat 1 yang mengutarakan tentang prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan sumber pendanaa pendidikan. Implementasi dari peraturan
pemerintah tersebut dapat dilihat dari dibuatnnya peraturan bahwa setiap warga negara
mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran, dengan ini maka
pemerinta pusat maupun daerah harus adil dalam memberikan layanan dana anggaran
pendidikan untuk menjamin keberlangsngan pendidikan yang bermutu. Untuk dapat
melaksanakan pendidikan yang diharapkan oleh bangsa Indonesia, maka dari itu
pemerintah pada saat ini menyediakan beasiswa kepada siwa yang kurang mampu untuk
menempuh pendidikan, sehingga siswa tetap dalam melanjutkan pendidikannya dengan
fasilitas yang cukup. Hal tersebut merupakan salah satu pengimplementasian prinsip
keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan pendanaan pendidikan.
Sumber: Jurnal “Imolementasi Permendiknas No.48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan
Pendidikan Siswa Berprestasi dan Kurang Mampu” oleh Faris Achmad Assegaf.
Jurnal “Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Tentang
Pendanaan Pendidikan Terkait Pungutan Sekolah Pada Sekolah Menengah Negeri
Medan” oleh Jimmy Carter A & Madiasa Ablizar, Marlina, Edy Iksan

3. Mengapa otonomi daerah dapat mempengaruhi pembiayaan pedidikan?


Jawab : Pada era otonomi daerah saat ini dimana implementasi kebijakannya sesuai
dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004,
yaitu tentang pemutusan suatu kebijakan atau keputusan secara mandiri dimana
kewenangan yang dulunya berasa di pusat sekarang sudah diserahkan kepada daerah, hal
ini bertujuan agar daerah lebih mandiri dan memberdayakan masyarakat sehingga dapat
lebih leluasa dalam mengatur dan melaksanakan kewenangannya. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap pembiayaan pendidikan yang berlangsung pada suatu daerah
otonom yaitu daerah profinsi dan kabupaten/kota. Dengan adanya otonomi daerah,
pengelolaan biaya pendidikan akan berubah polanya, karena pembiayaan pendidikan
akan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah daerah dan masyarakat.
Pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab atas penyediaan anggaran pendidikan
yang sudah diatur dalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945. Selain itu otonomi daerah akan berpengaruh terhadap pembiayaan
pendidikan karena di dalam kurikulum yang di berikan antara satu daerah dengan daerah
yang lain tentunya berbeda, mengingat adat dan budaya disetiap daerah juga berbeda-
beda maka anggaran dana yang dibutuhkan pun akan berbeda pula antara satu daerah
dengan daerah lain.
Sumber: Jurnal “Pembiayaaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah” oleh Ranin Ekha
Putra & Tengku Rika Valentina
Jurnal “Problematika Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah di
Indonesia” oleh Mohamad Rojii
Jurnal “Sistem Pembiayaan Pendidikan dan Otonomi Daerah dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan” oleh Sri Winarsih

4. Jelaskan manfaat pemeriksaan usulan anggaran dari suatu unit kerja oleh unit kerja di
atasnya!
Jawab : Suatu unit kerja yang bekerja dibawah pimpinan unit kerja yang lebih besar,
tentulah membutuhkan koordinasi dan komunikasi terlebih dahulu sebelum mengajukan
usulan anggaran yang nantinya akan dilakukan pemeriksaan oleh unit kerja yang lebih
tinggi untuk dapat disetujui. Tujuan dari dilakukannya pemeriksaan usulan anggaran
adalah agar suatu anggaran dapat berjalan secara finansial sehingga pengukuran perkiraan
anggaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan pa yang diinginkan. Terdapat
berbagai manfaat pula yaitu agar usaha yang dilakukan suatu unit kerja dapat berhasil
karena adanya perencanaan anggaran keuangan yang sudah matang. Selain itu juga dapat
membantu serta memudahkan unit kerja untuk mengelola dan melaksanakan setiap
kegiatan yang dilaksanakan suatu unit kerja itu sendiri.
Sumber: Petunjuk Teknis Penyusunan Standar Biaya Khusus oleh Departemen Keuangan
Direktorat Jenderal Anggaran 2009

5. Mengapa mekanisme penganggaran di Indonesia yang sudah ketat tapi masih kurang
berhasil dalam mencegah terjadinya korupsi?
Jawab : Mekanisme penganggaran di Indonesia yang pada saat ini dapat dibilang sudah
ketat akan tetapi masih kurang berhasil dalam mencegah terjadinya korupsi di Indonesia.
Hal ini dapat disebebakan karena masih banyak didapati bahwa para pegawai yang
bekerja dibidangn penganggaran masih meiliki etika dan pola pikir yang memungkinkan
pegawai untuk melakukan penyalahgunaan, bahkan penyimpangan ini didukung dengan
keadaan yang memungkinkan bagi pegawai untuk melakukan penyelewengan, selain itu
kapasitas pegawai yang melakukan penyalahgunaan tidak terdeteksi oeleh sitem. Selain
hal tersebut, figur yang dipilih dan diberikan tanggung jawab atas penganggaran di
Indonesia seharusnya harus dipastikan, karena figur yang dipilih seharusnya adalah figur
yang berintegritas. Seharusnya pemerintah juga memberikan hukuman yang setimpal
kepada para koruptor yang sudah merugikan negara, dapat dilihat bahwa pada saat ini
pun masih banyak didapati para tahanan koruptor yang malah memperoleh fasilitas yang
lebih dari cukup di dalam penjara, seharusnya pemerintah lebih tegas dalam memberikan
hukuman terhadap pelaku pelaku korupsi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai