Anda di halaman 1dari 16

Model Strategi Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di Tingkat Sekolah

Wahyu Adriansyah

wahyuuuadriansyahh@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang Model Strategi Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di Tingkat
Sekolah. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengelolaan pembiayaan
pendidikan di sekolah beserta pengembangannya dan platform digital yang dipakai dalam
proses pengelolaannya. Metode penelitian yang digunakan ialah kepustakaan (Library
Research). Dalam proses pengelolaan pembiayaan pendidikan dimulai dari perencanaan
pembiayaan pendidikan, pelaksanaan pembiayaan pendidikan, evaluasi pembiayaan
pendidikan, dan pengawasan pembiayaan pendidikan. Strategi pengelolaan pembiayaan
pendidikan dimulai dari pembuatan visi misi sekolah, perencanaan dan penyusunan RAPBS.
Strategi pengelolaan pembiayaan pendidikan harus benar-benar memerhatikan kebutuhan
peserta didik sehingga akan lebih efektif dan efisien. Dalam rangka mempermudah lembaga
pendidikan dalam pengelolaan pembiayaan, pemerintah telah meluncurkan aplikasi e-RKAM,
dan ARKAS. Kedua aplikasi ini sama”bertujuan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan
dengan harapan dapat memberikan dampak yang positif.

Kata Kunci : Model, Pengelolaan, Pembiayaan, Pendidikan

ABSTRACT

This article discusses the Strategy Model for Management of Education Financing at the
School Level. This article aims to describe how education financing is managed in schools
along with its development and the digital platforms used in the management process. The
research method used is literature (Library Research). The process of managing education
financing starts from planning education financing, implementing education financing,
evaluating education financing, and monitoring education financing. The education financing
management strategy starts from creating the school's vision and mission, planning and
preparing the RAPBS. The education financing management strategy must really pay attention
to the needs of students so that it will be more effective and efficient. In order to make it easier
for educational institutions to manage financing, the government has launched the e-RKAM

1
and ARKAS applications. These two applications both aim to improve the quality of education
in the hope of having a positive impact.

Keywords: Model, Management, Financing, Education

PENDAHULUAN

Pembiayaan dalam dunia pendidikan bukanlah hal yang sederhana. Di negara yang
tergolong maju, pembiayaan pendidikan telah menjadi tanggung jawab negara sepenuhnya.
Berbeda sistemnya dengan negara yang masih berkembang, negara berkembang lebih
memprioritaskan anggaran dari daerah masing-masing untuk pembangunan pendidikan dengan
beberapa model pembiayaan yang diharapkan mampu menguntungkan bagi pembangunan
pendidikan di negaranya. Pasal 46 ayat 1 menyatakan bahwa”pendanaan pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama pemerintah daerah, dan masyarakat”. Demikian juga Pasal 49 ayat 1
menyatakan lokasi dana pendidikan minimal 20 persen dari APBN dan 20 persen dari APBD
di luar gaji. Untuk melakukan hal tersebut, paahui ra pemangku kepentingan dan elite politik
untuk dapat mengembangkan sebuah sistem pendidikan sehingga lembaga menjadi penggerak
untuk kemajuan daerahnya. Karena pada nyatanya sampai sekarang banyak daerah yang belum
melaksanakan undang-undang tersebut, dan lembaga pendidikan berjalan dengan apa adanya.1

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan merupakan


hal yang sangat penting dalam keberlangsungan pelaksanaan pendidikan. Pengelola
pembiayaan pendidikan dalam mengelola sistem pembiayaan memerlukan konsep dan
perencanaan yang baik, agar mampu mencapai sistem pembiayaan nasional.

Pembiayaan pendidikan juga pasti memiliki model-model yang harus diketahui oleh
pengelola pendidikan. Sehingga menjadi sebuah rujukan dalam menjalankan kegiatan
pendidikan bagi pengelolanya. Model yang digunakan nantinya akan menentukan kemana arah
dan kebijakan yang ditetapkan oleh pengelola. Semakin baik dalam memilih model, maka akan
semakin baik juga pengelola mengambil keputusan dan menetapkan langkah-langkah yang
akan diambil dalam pengembangan pendidikan. Tentu model pembiayaan juga ada banyak,
hampir di seluruh dunia memiliki ragam model pembiayaan pendidikan yang berbeda-beda.
Ada negara yang pembiayaan pendidikannya menjadi tanggung jawab negara itu sepenuhnya,

1
Musthafa, L. A. H, “Model Pembiayaan Pendidikan Madrasah Aliyah Swasta” (Studi di Madrasah Aliyah
Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Garut), JIE (Journal of Islamic Education), Vol. 2 No. 2, (2018), hlm.
221-248.

2
dan ada model pembiayaan pendidikan yang bekerja sama dengan masyarakat. Tentunya
model-model yang digunakan ini akan menentukan arah pengembangan sebuah lembaga
pendidikan itu2

Jadi dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembiayaan pendidikan
tentu memiliki model-model yang akan menjadi rujukan dalam melaksanakan kegiatan
pembiayaan pendidikan. Model-model yang dipilih juga nantinya akan menentukan kemana
arah pengembangan pembiayaan pendidikan di sebuah sekolah itu.

Dalam memilih model pengelolaan pembiayaan pendidikan yang akan digunakan nanti
tentunya harus memiliki strategi yang baik. Sebuah lembaga pendidikan yang baik pasti
memiliki strategi pengelolaan pembiayaan yang baik pula untuk mencapai sebuah lembaga
pendidikan yang efektif dan efisien. 3Pengelolaan pembiayaan pendidikan harus dikelola
dengan sebaik mungkin agar pendanaannya terperinci dengan jelas. Pengelolaan pembiayaan
pendidikan di sekolah merupakan suatu proses yang direncanakan dan dilaksanakan serta
pengendalian biaya operasional sekolah secara terus menerus.

Dalam proses pengelolaan pembiayaan sekolah harus disusun berdasarkan susunan


rencana yang jelas, mulai dari rencana jangka pendek, tertuang dalam program kerja konkret
dan aplikatif dalam satu tahun anggaran pembiayaan. Dan setiap kegiatan yang dilaksanakan
sekolah pasti memerlukan biaya yang disadari atau tidak disadari. Komponen pembiayaan dan
keuangan perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada bisa digunakan
secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan, karena pada umumnya
permasalahan dunia pendidikan selalu dihadapkan pada keterbatasaan pembiayaan. Dalam PP
RI Nomor 48 Tahun 2008 disebutkan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Sumber-sumber biaya pada
sekolah dapat dibedakan menjadi tiga sumber, yakni pemerintah pusat maupun daerah, orang
tua atau peserta didik dan masyarakat.4

Oleh karena itu dengan adanya artikel ini penulis ingin mengetahui secara khusus
tentang model strategi pengelolaan pembiayaan pendidikan di tingkat sekolah. Artikel ini juga

2
Fadhilah, N. “Model Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Masyarakat di MTS Pakis Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas”, Hijri, Vol. 9, No. 1, (2020), hlm. 1-19.
3
Sutomo, Manajemen Madrasah, (Semarang: UPT Unnes Press, 2011), hlm. 67.
4
Mulyasa, E. Manajemen berbasis sekolah konsep, strategi, implementasi, (PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm. 47-48.

3
tentu diharapkan mampu menjadi sebuah acuan dalam pengembangan konsep yang erat
kaitannya dengan model pengelolaan pembiayaan pendidikan di tingkat sekolah.

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN MODEL PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Perkembangan model pembiayaan pendidikan didorong oleh pesatnya pertumbuhan


biaya pendidikan, perbedaan akses terhadap pendidikan, dan kebutuhan untuk menciptakan
solusi pembiayaan yang lebih inklusif. Model-model ini juga muncul sebagai respon terhadap
perubahan agar dalam perubahan tuntutan pasar tenaga kerja yang memerlukan keterampilan
khusus. Oleh karena itu, dengan adanya pengembangan model pembiayaan pendidikan di
sekolah bertujuan untuk menyediakan opsi pembiayaan yang lebih fleksibel dan terjangkau.

Model pembiayaan pendidikan berkembang sebagai respons terhadap kebutuhan


masyarakat akan kebutuhan pendidikan yang semakin banyak. Perkembangan model tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti mahalnya biaya pendidikan, ketimpangan akses, dan
perlunya keterampilan khusus dalam memainkan peran dalam evolusi model pembiayaan ini.
Pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor swasta terlibat dalam pengembangan berbagai
model pembiayaan untuk menjamin akses pendidikan yang lebih luas dan berkelanjutan bagi
masyarakat.

Pembiayaan pendidikan tentu mempunyai model-model yang harus diketahui oleh para
pengelola pendidikan. Sehingga bisa dijadikan sebagai sumber referensi/rujukan bagi para
pengelola dalam melaksanakan kegiatan. Pada tiap-tiap model pembiayaan pendidikan
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

A. Model-Model Pembiayaan Pendidikan

Model manajemen pembiayaan pendidikan di Indonesia merupakan perpaduan dari


berbagai model pembiayaan pendidikan negara lain di dunia. Model ini memiliki 2 sisi pada
prinsipnya yaitu sisi pengalokasian dan sisi penghasilan.5 Terkait dalam hal model
pembiayaan, terdapat 4 model pembiayaan, yaitu :

1. Subsidi penuh dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.

5
Rida Fironika, K. “Pembiayaan Pendidikan di Indonesia”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Unissula, Vol. 2,
No. 1, (2015), hlm. 44.

4
2. Pendidikan gratis pendidikan tinggi diberikan kepada peserta didik sampai usia tertentu.
3. Pendidikan gratis diberikan hingga SMA, dan pendidikan tinggi masih tetap membayar
SPP walaupun sudah menerima subsidi/beasiswa.
4. Semua jenjang pendidikan wajib membiayai diri sendiri.

Berikut ini adalah beberapa model pembiayaan pendidikan beserta kelebihan dan
kekurangannya

1. Model Dana Bantuan Murni (Flat Grant Model)

Merupakan bantuan uang dari negara yang diberikan ke sekolah di daerah tanpa
menghitungkan kemampuan pembayaran pajak di daerah setempat, yang didasari pada
jumlah peserta didik yang harus dididik. Kelebihan model ini ialah : (1) sekolah dapat
menggunakan dana untuk pembelajaran siswa, (2) Sekolah boleh memfasilitasi
pembelajaran selama itu berkaitan dengan siswa. Kekurangan model ini adalah : (1)
Pemerintah tidak mendapat pajak sebagai sumber devisa negara, (2) Bisa meningkatkan
penyelewengan dana pendidikan, (3) Adanya potensi kesenjangan antara sekolah di
daerah yang makmur dan kurang makmur.6

2. Model Perencanaan Pokok Jaminan Pajak (Guaranted Tax Base Plan)


Model ini dibatasi dengan membuat artian penilaian tiap peserta didik menjadi
jaminan negara yang hanya untuk wilayah sekolah setempat. Subsidi dari negara berbeda
antara yang diterima siswa di daerah dan di negara. Persentasenya sangat timpang karena
di sekolah miskin itu persentase pembagiannya sangat tinggi, sebaliknya di sekolah yang
kaya justru persentasi pembagiannya rendah. Kelebihan model ini ialah : (1) Total
pembiayaan pendidikan akan terperinci dengan jelas, (2) Pemerintah mendapat pajak
sebagai sumber devisa negara. Kekurangannya ialah : (1) Hanya efektif dan efisien di
sekolah distrik, (2) Terbatasnya pembiayaan pendidikan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.7
3. Model Perencanaan Persamaan Kemampuan (Power Equalizing Plan)
Model ini menghendaki distrik yang maju membayar pajak sekolah yang
dikumpulkan kembali ke negara. Lalu negara menghimpun uang dari distrik yang maju

6
Mesiono, Roslaeni, “Model-Model Pembiayaan Pendidikan” (Analisis Efektivitas dan Efisiensi Dalam
Institusi Pendidikan), Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, (2021), hlm. 8-9., DOI:
https://doi.org/10.51672/jbpi.v2i1.10
7
Ibid., hlm. 9.

5
tersebut untuk memberikan bantuan ke sekolah di distrik yang kurang mampu. Kelebihan
model ini adalah : (1) Persamaan perencanaan kemampuan pembiayaan pendidikan, (2)
Sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Kekurangan pada model ini ialah
pemerintah tidak mendapat pajak sebagai sumber devisa negara.8
4. Model Pendanaan Negara Sepenuhnya (Full State Funding Model)

Model ini merupakan model yang dirancang untuk menghilangkan perbedaan


lokal dalam perbelanjaan dan perpajakan. Pembiayaan sekolah akan dihimpun di tingkat
negara dan diberikan ke sekolah distrik atas persamaan dasar. Asas keadilan tentang
perlakuan terhadap siswa dan pembayar pajak, serta pendanaan pendidikan berdasarkan
kekayaan yang dipunyai. Dalam menghindari banyaknya anak kurang mampu yang tidak
sekolah dan berpotensi menimbulkan masalah pengangguran baru dan penurunan
kesejahteraan bagi generasi selanjutnya. Kelebihan model ini ialah : (1) Sekolah bisa
menggunakan dana untuk kebutuhan pembelajaran peserta didik, (2) Sekolah dapat
meningkatkan kualitas sarana prasarana untuk mendukung proses pembelajaran dan (3)
Sekolah memfasilitasi pembelajaran peserta didik. Sedangkan kekurangan model ini
ialah : (1) Anggaran yang dibutuhkan sangat besar dalam ABN, (2) Bisa memicu
munculnya penyimpangan pembiayaan.9

5. Model Landasan Perencanaan (Foundation Plan Model)

Dalam model ini negara tidak mempertimbangkan kekayaan dan pajak daerah
memberikan subsidi kepada daerah yang kurang mampu lebih banyak untuk setiap
peserta didiknya dibandingkan dengan daerah yang maju. Kelebihan model ini ialah : (1)
Pengeluaran anggaran lebih efektif, efisien, dan akuntabel, (2) Pemerintah menerima
pajak sebagai sumber devisa negara. Kekurangan model ini adalah : (1) Sekolah
membatasi program yang dapat meningkatkan mutu pendidikan, (2) Adanya
penyimpangan anggaran tiap tahunnya.10

Dari beberapa model pembiayaan pendidikan diatas, penulis berpendapat bahwa


setiap model pembiayaan memiliki kegunaan kegunaan yang berbeda sehingga sulit

8
Mesiono, Roslaeni, “Model-Model Pembiayaan Pendidikan” (Analisis Efektivitas dan Efisiensi Dalam
Institusi Pendidikan), Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, (2021), hlm. 10., DOI:
https://doi.org/10.51672/jbpi.v2i1.10
9
Ibid., hlm. 10-11.
10
Ibid., hlm. 9.

6
untuk merujuk ke salah satu model saja karena perbedaan kondisi tiap sekolah juga
berbeda dengan sekolah lain. Penulis berpendapat bahwa model-model yang ada ini
sebaiknya di gabungkan atau di modifikasi sesuai dengan kebutuhan di tiap-tiap sekolah
yang ada di Indonesia agar dalam pengelolaan pembiayaan tercapai dengan efektif dan
efisien.

Model pembiayaan pendidikan di Indonesia saat ini yang baik adalah kombinasi
antara model Power Equalizing dan model Foundation Plan dikarenakan pada model
Power Equalizing dibebankan kepada wilayah yang sangat maju untuk membayar
kembali sebagian biaya sekolah yang dikumpulkan ke kas negara. Negara bisa
menggunakan dana dari daerah yang kaya untuk meningkatkan bantuan ke daerah yang
kurang mampu. Setiap daerah menerima dana berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
pendapatan daerah (APBD). Daerah kurang menerima dana 5 per mil ditambah dengan
7 per mil dana dasar daerah. Dengan begitu, dana bisa berimbang antar daerah-daerah
yang sumber daya alamnya kaya. Model Foundation Plan, dirancang untuk menggali 4
masalah besar dalam pendidikan dan pendanaan, yaitu : pemerataan belanja sekolah,
penetapan pajak sekolah minimum dan standar belanja sekolah, memisahkan kekuasaan
politik antara daerah sekolah lokal dan negeri, dan perbaikan berkelanjutan dari proses
pendidikan. Para pendukungnya percaya bahwa negara bagian harus menetapkan batas
minimum dan pemerintah kota harus diizinkan untuk melampaui batas minimum sesuai
keinginan mereka. Cara kerja foundation plan adalah, pertama, negara harus menentukan
biaya tiap siswa per tahun dari program pendidikan yang memuaskan. Kedua, negara
harus menetapkan pajak minimum yang harus diterapkan oleh semua distrik sekolah.
Ketiga, negara memberikan hibah dalam jumlah yang sama kepada setiap distrik sekolah.
Pada saat yang sama, jumlah bantuan bergantung pada kekayaan lokal, namun tidak
bergantung pada upaya pajak. Misalnya foundation plan memberikan kue dengan porsi
yang sama, namun di wilayah yang kurang mampu akan lebih diutamakan.11

B. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan

Dalam proses pengelolaan pembiayaan pendidikan dimulai dari proses perencanaan


pembiayaan pendidikan, pelaksanaan pembiayaan pendidikan, evaluasi pembiayaan
pendidikan, dan pengawasan.

11
Aziz, M. “Pembiayaan dan Efisiensi Pendidikan”. Ijtimaiyah Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya, Vol. 1, No. 2,
(2017).

7
1. Perencanaan Pembiayaan
Pada sebuah lembaga organisasi apapun, sebelum menargetkan ke arah
pencapaian tujuan, maka harusnya terlebih dulu melakukan perencanaan, pada sebuah
lembaga perencanaan ini sangatlah esensial, karena pada kenyataannya perencanaan
memang memiliki peran yang lebih penting dibandingkan fungsi lainnya. Tanpa adanya
perencanaan maka hasil akan sulit digapai untuk mencapai tujuan.

Seorang perencana pendidikan tentu memerlukan berbagai macam keterampilan


dan pemahaman yang luas untuk dapat membuat suatu rencana yang dapat dijadikan
pedoman dalam proses pelatihan selanjutnya.12

Perencanaan-perencanaan dibutuhkan untuk memberikan organisasi tujuan-


tujuannya dan menyusun langkah-langkah terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Di
samping itu, perencanaan memungkinkan :

a. Suatu organisasi menerima dan mengikat sumber daya yang dibutuhkan dalam
pencapaian tujuan.
b. Para anggota organisasi dalam melaksanakan program harus konsisten dengan
menitikberatkan tujuan dan prosedur yang terpilih
c. Kemajuan dapat terus dipantau dan diukur, sehingga tindakan koreksi bisa dilakukan
apabila tidak memuaskan.

Prinsip perencanaan anggaran menurut Nanang Fattah adalah sebagai berikut:


Pertama, adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem
manajemen dan organisasi. Kedua, adanya sistem akuntansi yang memadai dalam
melaksanakan anggaran atau pembiayaan. Ketiga, adanya kajian dan analisis yang
diperlukan untuk mengevaluasi kinerja organisasi. Keempat, adanya dukungan untuk
memulain implementasi mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah.13

Dari beberapa prinsip perencanaan anggaran diatas dappat disimpulkan bahwa


dalam perencanaan anggaran melibatkan dukungan dari sumber daya manusia yang
berkualitas dan memadai. Hal lain yaitu seperti adanya akuntansi dan pembukuan yang

12
Udin Syaefudin Sa’ud, Abin Syamsudin Makmum, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 46.
13
Nanang Fattah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), Cet. 4
hlm. 49-50.

8
sangat diperlukan dalam perencanaan anggaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kebutuhan dan pengeluaran yang akan dibutuhkan dalam proses penyusunan anggaran.

Pada suatu lembaga pendidikan dalam mengelola pembiayaan di sekolah adalah


harus memperhatikan hal-hal berikut yaitu dengan membuat perencanaan anggaran atau
bisa disebut Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Pimpinan dan seluruh
bawahan menyusun RKAS bersama-sama. Hal ini menjamin pendapatan dan
pengeluaran akan terealisasi dalam waktu satu tahun, sehingga rencana kegiatan dapat
disesuaikan dengan kondisi perekonomian yang ada.

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) harus sesuai dengan rencana
pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana tahunan. RKAS meliputi
pendanaan untuk pengajaran, materi pembelajaran dan pengembangan profesi guru,
renovasi gedung sekolah, pemeliharaan buku, meja dan kursi. Kepala sekolah, guru,
komite, staf dan komunitas sekolah harus turut ikut serta dalam penyusunan RKAS.
RKAS harus disusun setiap tahun ajaran untuk memastikan bahwa alokasi anggaran
sesuai dengan kebutuhan optimal ke sekolah.14

2. Pelaksanaan Pembiayaan

Pelaksanaan ialah suatu kegiatan yang terencana dan disusun secara sistematis ,
matang, dan terperinci, pelaksanaan dilakukan setelah proses perencanaan selesai.
Pelaksanaan bisa juga disebut penerapan. Pelaksana kegiatan tentu mengacu pada
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Peraturan dalam pelaksanaan kegiatan
harus tepat, efektif, dan efisien.15

Setelah perencanaan anggaran selesai dan disetujui seluruh komponen yang terlibat
dan menghasilkan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS), langkah selanjutnya
adalah pelaksanaan pendanaan pendidikan. Kegiatan pelaksanaan pendanaan pendidikan
meliputi dua kegiatan yaitu pemasukan dan pengeluaran. Pemasukan dan pengeluaran
yang berasal dari sumber keuangan harus dicatat berdasarkan tata cara administrasi
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, baik sebagai konsep teoritis maupun sebagai
peraturan pemerintah.

Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), hlm. 262.


14

Sri Minarti, Manajemen Sekolah, Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta, Ar-Ruzz
15

Media, 2011), hlm. 239.

9
Dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan sepenuhnya dibebankan kepada kepala
sekolah. Karena memang kepala sekolah pemilik wewenang sekaligus penanggung
jawab penuh terhadap pendanaan yang diterima atau dikeluarkan. Dalam bentuk
operasional, manajemen pembiayaan pendidikan di sekolah dikelola oleh bendahara
sekolah.

Dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran pembiayaan pendidikan ialah :

a. Penerimaan

Penerimaan biaya pendidikan ditentukan oleh besarnya iuran yang diterima


sekolah dari masing-masing sumber pembiayaan sekaligus pendapatan dari
pendanaan pendidikan. Sumber pendanaan antara lain ialah anggaran rutin, anggaran
pembangunan, anggaran dukungan pendidikan, dana masyarakat, donatur dan lain-
lain.16

b. Pengeluaran

Kegiatan pengeluaran dana pendidikan tentu tidak menyimpang dari RKAS.


Belanja pendidikan digunakan secara efektif dan efisien, berarti setiap penerimaan,
untuk pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan yang direncanakan. Biaya
pelatihan biasanya berupa biaya langsung dan tidak langsung. Dalam hal ini, sekolah
menyiapkan anggaran oleh kepala sekolah yang dibantu oleh wakil kepala sekolah
yang ditetapkan oleh kebijakan sekolah dan komite dibawah pengawasan pemerintah
dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

3. Evaluasi Pembiayaan

Tahap evaluasi pembiayaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas


pendanaan dalam membiayai berbagai kegiatan dan aktivitas yang dilaksanakan.
Evaluasi bukam untuk mencari gagasan baru, akan tetapi untuk menganalisis hasil dan
melakukan perbaikan pada selanjutnya, terutama terkait siswa, program pengajaran dan
personalia.17

Tujuan evaluasi pembiayaan pendidikan adalah untuk mengetahui berapa biaya


yang telah dikeluarkan dalam melaksanakan program pendidikan apakah telah sesuai

16
Ibid., hlm. 239-240.
17
Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), hlm. 264.

10
dengan yang direncanakan, dan dengan adanya evaluasi tersebut semua pendanaan yang
dikeluarkan di dunia pendidikan akan tersalurkan dengan sepenuhnya.

4. Pengawasan Pembiayaan

Pengawasan ialah kegiatan menilai, baik catatan dan menentukan langkah-langkah


dalam pengimplementasian pembiayaan, apakah sesuai dengan peraturan, kebijakan, dan
standar yang berlaku. Tujuannya yaitu untuk mengukur, membandingkan, mengevaluasi
alokasi pendanaan dan pemanfaatannya, artinya pemantauan pendanaan pendidikan
harus menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya keuangan
yang tersedia dan beguna mempertahankan hasil yang sesuai kebutuhan sistem. Proses
pengawasan terdiri dari 3 pokok sistem, yaitu : monitoring, menilai, dan melaporkan
temuan kegiatan.

C. Strategi Pengembangan Model Pembiayaan Pendidikan

Strategi pengelolaan pembiayaan pendidikan pada lembaga pendidikan formal, diawali


dengan dibuatnya visi dan misi sekolah, strategi perencanaan dan penyusunan RAPBS yang
dilakukan melalui analisis SWOT secara sederhana. Strategi pengelolaan pembiayaan
sekolah merupakan aspek penting dalam manajemen yang perlu diperlu ditentukan sesuai
dengan faktor internal dan eksternal suatu lembaga pendidikan sekolah. Lalu hasil dari
penentuan strategi perencanaan akan berimplikasi pada strategi pelaksanaan.

Strategi pembiayaan yang boleh dilakukan dalam melaksanakan proses pendidikan


yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, harus lebih difokuskan pada program
yang menggunakan biaya, agar efektifitas dan efisiensi dapat sesuai rencana. Dalam hal ini,
kemampuan pengelola pembiayaan dalam menentukan strategi menjadi hal yang sangat
penting. Salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan pendidikan bisa dilihat pada
kemampuan SDM dalam mengelola anggaran yang diberikan dengan mengacu pada pokok
dan skala prioritas program pendidikan tiap tahunnya secara bertahap dan
berkesinambungan sesuai dengan yang direncanakan18

18
Ririn Margareta dan Ismanto Bambang, “Strategi Perencanaan Pembiayaan Sekolah Dalam Peningkatan Mutu
di SMP Negeri”, Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2, (2017), hlm. 198.

11
APLIKASI MODEL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Dalam rangka penyempurnaan sistem perencanaan dan pengelolaan pembiayaan.


Kementerian Agama telah mengembangkan platform digital untuk mempermudah madrasah
dalam melaksanakan evaluasi diri di madrasah, yang menjadi dasar penyusunan rencana kerja
dan anggaran madrasah. Platform yang disebut ialah e-RKAM atau (Rencana Kerja dan
Anggaran Madrasah) dan EDM (Evaluasi Diri Madrasah) diharapkan dapat menjawab
tantangan dan kebutuhan madrasah. Penerapan e-RKAM dan EDM merupakan sebuah
keberhasilan besar dalam mendorong pengelolaan pendidikan yang efektif dan efisien19.

Selain itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah meluncurkan aplikasi
pengelolaan pembiayaan sekolah yaitu aplikasi ARKAS. Dengan diluncurkannya aplikasi ini
diharapkan dapat mempermudah sekolah dalam mengelola anggaran sekolah.

A. Aplikasi EDM dan e-RKAM


e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah secara elektronik) adalah aplikasi
pengelolaan keuangan madrasah dari proses perencanaan anggaran, penganggaran,
penatausahaan dan pelaporan yang dapat digunakan secara online mauun semi online.
Maksud dari e-RKAM adalah agar Kementerian Agama mempunyai sistem data keuangan
madrasah terpadu dari tingkat madrasah, wilayah/kota, dari provinsi hingga ke pusat. e-
RKAM menyasar pada madrasah agar mampu menyiapkan informasi keuangan dalam
bentuk dokumen perencanan, penatausahaan, dan pelaporan yang akurat, tepat waktu,
akuntabel, transparan dan efektif efisien.20
EDM dan e-RKAM merupakan dua program yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas mutu pendidikan madrasah dan dengan harapan dapat memberikan sumbangsih
yang positif terhadap pendidikan nasional dalam skala yang lebih besar.
Penerapan aplikasi e-RKAM dan EDM ini diharapkan dapat mempermudah madrasah
dalam penyusunan anggaran. Dengan adanya transformasi digital ini merupakan langkah
yang konkrit dalam upaya meningkatkan pengelolaan pembiayaan pendidikan secara
efisien, transparan, dan bebas korupsi. Tuntuan global menuntut dunia pendidikan untuk
selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi terhadap usaha meningkatkan kualitas

19
Muhtasar, dkk. “Manajemen Evaluasi Diri Dalam Menyusun Anggaran Menggunakan Aplikasi EDM e-
RKAM Pada Madrasah Sasaran Proyek” (REP-MEQR), Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan, Vol. 5, No. 1,
(2023), hlm. 409-410., DOI: https://doi.org/10.36088/manazhim.v5i1.2967
20
Ibid., hlm. 409

12
mutu pendidikan, khususnya adaptasi teknologi informasi (TIK) terhadap dunia pendidikan
dalam proses pembelajaran21

B. Aplikasi ARKAS

Bentuk penyaluran dana BOS yang diusulkan oleh pemerintah tidak akan luput dari
perhatian data yang ada. Informasi ini dapat berupa informasi siswa yang terdaftar, maupun
data dana kas yang masuk dan keluar melalui aplikasi yang diterapkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang disebut
dengan aplikasi ARKAS. Aplikasi ARKAS merupakan sistem informasi yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam memfasilitasi penganggaran,
pelaksanaan, dan penatausahaan serta pertanggungjawaban dana bantuan operasional
sekolah.22

Aplikasi RKAS yang merupakan singkatan dari Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah. Aplikasi ini dibuat oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang termasuk aplikasi semi offline, aplikasi ini hampir
sama dengan Dapodik. Sehingga jika ingin menggunakan aplikasi ini, perlu mendownload
dulu melalui website. ARKAS merupakan dokumen yang berisi kumpulan rencana-rencana
pengembangan sekolah untuk satu tahun yang akan datang, disusun sesuai dengan RKS
untuk mengatasi kesenjangan yang ada antara kenyataan dengan harapan untuk memenuhi
Standar Nasional Pelaporan Dana BOS yang merupakan laporan yang dibuat oleh sekolah
atas penggunaan dana BOS sekolah.23

KESIMPULAN

Model-model pembiayaan di Indonesia merupakan perpaduan dari berbagai model


pembiayaan negara di dunia. Model pembiayaan memiliki 2 prinsip yaitu sisi pengalokasian
dan sisi penghasilan. Model-model pembiayaan antara lain adalah : (1) Model Dana Bantuan
Murni, (2) Model Perencanaan Pokok Jaminan Pajak, (3) Model Perencanaan Persamaan
Kemampuan, (4) Model Pendanaan Negara Sepenuhnya, (5) Model Landasan Perencanaan.

21
Nur Sa’idu, “Implementasi Aplikasi EDM dan E-RKAM Dengan Menggunakan Aplikasi G-Suite For
Education Pada Madrasah Sasaran Proyek Realizing Education’s Promise”, Jurnal Inovasi Strategi dan Model
Pembelajaran, Vol. 1, No. 2, (2021), hlm. 194.
22
Lestari Wahyuni, dkk, “Pengaruh Aplikasi Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (ARKAS) dan Aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Bos Terhadap Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Dana Bos di Kota Makassar”,
Journal on Education, Vol. 5, No. 4, (2023), hlm. 13140.
23
Ibid., hlm. 13143.

13
Dalam mengelola pembiayaan pendidikan tentu perlu menggunakan model
pembiayaan, model-model yang dipilih nanti akan menjadi rujukan dalam melaksanakan
kegiatan pembiayaan pendidikan. Model-model yang dipilih juga nantinya akan menentukan
kemana arah pengembangan pembiayaan pendidikan di sebuah sekolah itu. Dalam memilih
model pengelolaan pembiayaan pendidikan yang akan digunakan nanti tentunya harus
memiliki strategi yang baik. Sebuah lembaga pendidikan yang baik pasti memiliki strategi
pengelolaan pembiayaan yang baik pula untuk mencapai sebuah lembaga pendidikan yang
efektif dan efisien.

Dalam proses pengelolaan pembiayaan pendidikan dimulai dari perencanaan


pembiayaan pendidikan, pelaksanaan pembiayaan pendidikan, dan evaluasi pembiayaan
pendidikan. Keempat langkah merupakan hal yang berkesinambungan dan hal sangat penting
dan harus ada dalam proses pengelolaan pembiayaan pendidikan.

Dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan tentunya memiliki strategi agar proses


pengelolaan berjalan sesuai dengan rencana. Strategi pengelolaan pembiayaan pendidikan
diawali dengan pembuatan visi misi sekolah, strategi perencanaan dan penyusunan RAPBS
yang dilakukan melalui analisis SWOT. Strategi pembiayaan juga harus lebih mengutamakan
kebutuhan peserta didik agar efektivitas dan efisiensi dapat tercapai.

Dengan berkembangnya iptek yang sangat pesat ini tentu sekolah harus mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Salah satunya penerapan platform digital
dalam pengelolaan penbiayaan pendidikan. Berguna untuk mempermudah sekolah dalam
pengelolaan anggaran. Aplikasi tersebut ialah e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran
Madrasah dan EDM (Evaluasi Diri Madrasah) yang diperuntukkan bagi madrasah yang
diluncurkan oleh Kemenag. Dan aplikasi ARKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)
yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek.

14
Daftar Pustaka
Musthafa, (2018), “Model Pembiayaan Pendidikan Madrasah Aliyah Swasta” (Studi di
Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Garut), JIE (Journal of Islamic
Education), 2, (2.)

Fadhilah, N, (2020), “Model Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Masyarakat di


MTS Pakis Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas”, Hijri, 9, (1).

Sutomo, Manajemen Madrasah, Semarang: UPT Unnes Press, 2011.

Mulyasa, E. Manajemen berbasis sekolah konsep, strategi, implementasi, PT. Remaja


Rosdakarya, 2012.

Rida Fironika, K, (2015), “Pembiayaan Pendidikan di Indonesia”. Jurnal Ilmiah Pendidikan


Dasar Unissula, 2, (1).

Mesiono, Roslaeni, (2021), “Model-Model Pembiayaan Pendidikan” (Analisis Efektivitas


dan Efisiensi Dalam Institusi Pendidikan), Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam, 2, (1), 8-9.
https://doi.org/10.51672/jbpi.v2i1.10

Aziz, M. (2017), “Pembiayaan dan Efisiensi Pendidikan”. Ijtimaiyah Jurnal Ilmu Sosial
Dan Budaya, 1, (2).

Sa’ud Udin S, Makmum Abin S, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif,


Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Fattah Nanang, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2006, Cet. 4.

Nurochim, Administrasi Pendidikan, Bekasi: Gramata Publishing, 2016.

Minarti Sri, Manajemen Sekolah, Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,


Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2011.

Ririn Margareta dan Ismanto Bambang, (2017), “Strategi Perencanaan Pembiayaan Sekolah
Dalam Peningkatan Mutu di SMP Negeri”, Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 4. (2).

Muhtasar, dkk. (2023), “Manajemen Evaluasi Diri Dalam Menyusun Anggaran


Menggunakan Aplikasi EDM e-RKAM Pada Madrasah Sasaran Proyek” (REP-MEQR),
Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan, 5. (1), 409-410.
https://doi.org/10.36088/manazhim.v5i1.2967

15
Nur Sa’idu, (2021), “Implementasi Aplikasi EDM dan E-RKAM Dengan Menggunakan
Aplikasi G-Suite For Education Pada Madrasah Sasaran Proyek Realizing Education’s
Promise”, Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran, 1. (2).

Lestari Wahyuni, dkk, (2023), “Pengaruh Aplikasi Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah
(ARKAS) dan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bos Terhadap Akuntabilitas Pelaporan
Keuangan Dana Bos di Kota Makassar”, Journal on Education, 5. (4).

16

Anda mungkin juga menyukai