Wahyu Adriansyah
wahyuuuadriansyahh@gmail.com
ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang Model Strategi Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di Tingkat
Sekolah. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengelolaan pembiayaan
pendidikan di sekolah beserta pengembangannya dan platform digital yang dipakai dalam
proses pengelolaannya. Metode penelitian yang digunakan ialah kepustakaan (Library
Research). Dalam proses pengelolaan pembiayaan pendidikan dimulai dari perencanaan
pembiayaan pendidikan, pelaksanaan pembiayaan pendidikan, evaluasi pembiayaan
pendidikan, dan pengawasan pembiayaan pendidikan. Strategi pengelolaan pembiayaan
pendidikan dimulai dari pembuatan visi misi sekolah, perencanaan dan penyusunan RAPBS.
Strategi pengelolaan pembiayaan pendidikan harus benar-benar memerhatikan kebutuhan
peserta didik sehingga akan lebih efektif dan efisien. Dalam rangka mempermudah lembaga
pendidikan dalam pengelolaan pembiayaan, pemerintah telah meluncurkan aplikasi e-RKAM,
dan ARKAS. Kedua aplikasi ini sama”bertujuan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan
dengan harapan dapat memberikan dampak yang positif.
ABSTRACT
This article discusses the Strategy Model for Management of Education Financing at the
School Level. This article aims to describe how education financing is managed in schools
along with its development and the digital platforms used in the management process. The
research method used is literature (Library Research). The process of managing education
financing starts from planning education financing, implementing education financing,
evaluating education financing, and monitoring education financing. The education financing
management strategy starts from creating the school's vision and mission, planning and
preparing the RAPBS. The education financing management strategy must really pay attention
to the needs of students so that it will be more effective and efficient. In order to make it easier
for educational institutions to manage financing, the government has launched the e-RKAM
1
and ARKAS applications. These two applications both aim to improve the quality of education
in the hope of having a positive impact.
PENDAHULUAN
Pembiayaan dalam dunia pendidikan bukanlah hal yang sederhana. Di negara yang
tergolong maju, pembiayaan pendidikan telah menjadi tanggung jawab negara sepenuhnya.
Berbeda sistemnya dengan negara yang masih berkembang, negara berkembang lebih
memprioritaskan anggaran dari daerah masing-masing untuk pembangunan pendidikan dengan
beberapa model pembiayaan yang diharapkan mampu menguntungkan bagi pembangunan
pendidikan di negaranya. Pasal 46 ayat 1 menyatakan bahwa”pendanaan pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama pemerintah daerah, dan masyarakat”. Demikian juga Pasal 49 ayat 1
menyatakan lokasi dana pendidikan minimal 20 persen dari APBN dan 20 persen dari APBD
di luar gaji. Untuk melakukan hal tersebut, paahui ra pemangku kepentingan dan elite politik
untuk dapat mengembangkan sebuah sistem pendidikan sehingga lembaga menjadi penggerak
untuk kemajuan daerahnya. Karena pada nyatanya sampai sekarang banyak daerah yang belum
melaksanakan undang-undang tersebut, dan lembaga pendidikan berjalan dengan apa adanya.1
Pembiayaan pendidikan juga pasti memiliki model-model yang harus diketahui oleh
pengelola pendidikan. Sehingga menjadi sebuah rujukan dalam menjalankan kegiatan
pendidikan bagi pengelolanya. Model yang digunakan nantinya akan menentukan kemana arah
dan kebijakan yang ditetapkan oleh pengelola. Semakin baik dalam memilih model, maka akan
semakin baik juga pengelola mengambil keputusan dan menetapkan langkah-langkah yang
akan diambil dalam pengembangan pendidikan. Tentu model pembiayaan juga ada banyak,
hampir di seluruh dunia memiliki ragam model pembiayaan pendidikan yang berbeda-beda.
Ada negara yang pembiayaan pendidikannya menjadi tanggung jawab negara itu sepenuhnya,
1
Musthafa, L. A. H, “Model Pembiayaan Pendidikan Madrasah Aliyah Swasta” (Studi di Madrasah Aliyah
Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Garut), JIE (Journal of Islamic Education), Vol. 2 No. 2, (2018), hlm.
221-248.
2
dan ada model pembiayaan pendidikan yang bekerja sama dengan masyarakat. Tentunya
model-model yang digunakan ini akan menentukan arah pengembangan sebuah lembaga
pendidikan itu2
Jadi dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembiayaan pendidikan
tentu memiliki model-model yang akan menjadi rujukan dalam melaksanakan kegiatan
pembiayaan pendidikan. Model-model yang dipilih juga nantinya akan menentukan kemana
arah pengembangan pembiayaan pendidikan di sebuah sekolah itu.
Dalam memilih model pengelolaan pembiayaan pendidikan yang akan digunakan nanti
tentunya harus memiliki strategi yang baik. Sebuah lembaga pendidikan yang baik pasti
memiliki strategi pengelolaan pembiayaan yang baik pula untuk mencapai sebuah lembaga
pendidikan yang efektif dan efisien. 3Pengelolaan pembiayaan pendidikan harus dikelola
dengan sebaik mungkin agar pendanaannya terperinci dengan jelas. Pengelolaan pembiayaan
pendidikan di sekolah merupakan suatu proses yang direncanakan dan dilaksanakan serta
pengendalian biaya operasional sekolah secara terus menerus.
Oleh karena itu dengan adanya artikel ini penulis ingin mengetahui secara khusus
tentang model strategi pengelolaan pembiayaan pendidikan di tingkat sekolah. Artikel ini juga
2
Fadhilah, N. “Model Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Masyarakat di MTS Pakis Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas”, Hijri, Vol. 9, No. 1, (2020), hlm. 1-19.
3
Sutomo, Manajemen Madrasah, (Semarang: UPT Unnes Press, 2011), hlm. 67.
4
Mulyasa, E. Manajemen berbasis sekolah konsep, strategi, implementasi, (PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm. 47-48.
3
tentu diharapkan mampu menjadi sebuah acuan dalam pengembangan konsep yang erat
kaitannya dengan model pengelolaan pembiayaan pendidikan di tingkat sekolah.
Pembiayaan pendidikan tentu mempunyai model-model yang harus diketahui oleh para
pengelola pendidikan. Sehingga bisa dijadikan sebagai sumber referensi/rujukan bagi para
pengelola dalam melaksanakan kegiatan. Pada tiap-tiap model pembiayaan pendidikan
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
5
Rida Fironika, K. “Pembiayaan Pendidikan di Indonesia”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Unissula, Vol. 2,
No. 1, (2015), hlm. 44.
4
2. Pendidikan gratis pendidikan tinggi diberikan kepada peserta didik sampai usia tertentu.
3. Pendidikan gratis diberikan hingga SMA, dan pendidikan tinggi masih tetap membayar
SPP walaupun sudah menerima subsidi/beasiswa.
4. Semua jenjang pendidikan wajib membiayai diri sendiri.
Berikut ini adalah beberapa model pembiayaan pendidikan beserta kelebihan dan
kekurangannya
Merupakan bantuan uang dari negara yang diberikan ke sekolah di daerah tanpa
menghitungkan kemampuan pembayaran pajak di daerah setempat, yang didasari pada
jumlah peserta didik yang harus dididik. Kelebihan model ini ialah : (1) sekolah dapat
menggunakan dana untuk pembelajaran siswa, (2) Sekolah boleh memfasilitasi
pembelajaran selama itu berkaitan dengan siswa. Kekurangan model ini adalah : (1)
Pemerintah tidak mendapat pajak sebagai sumber devisa negara, (2) Bisa meningkatkan
penyelewengan dana pendidikan, (3) Adanya potensi kesenjangan antara sekolah di
daerah yang makmur dan kurang makmur.6
6
Mesiono, Roslaeni, “Model-Model Pembiayaan Pendidikan” (Analisis Efektivitas dan Efisiensi Dalam
Institusi Pendidikan), Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, (2021), hlm. 8-9., DOI:
https://doi.org/10.51672/jbpi.v2i1.10
7
Ibid., hlm. 9.
5
tersebut untuk memberikan bantuan ke sekolah di distrik yang kurang mampu. Kelebihan
model ini adalah : (1) Persamaan perencanaan kemampuan pembiayaan pendidikan, (2)
Sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Kekurangan pada model ini ialah
pemerintah tidak mendapat pajak sebagai sumber devisa negara.8
4. Model Pendanaan Negara Sepenuhnya (Full State Funding Model)
Dalam model ini negara tidak mempertimbangkan kekayaan dan pajak daerah
memberikan subsidi kepada daerah yang kurang mampu lebih banyak untuk setiap
peserta didiknya dibandingkan dengan daerah yang maju. Kelebihan model ini ialah : (1)
Pengeluaran anggaran lebih efektif, efisien, dan akuntabel, (2) Pemerintah menerima
pajak sebagai sumber devisa negara. Kekurangan model ini adalah : (1) Sekolah
membatasi program yang dapat meningkatkan mutu pendidikan, (2) Adanya
penyimpangan anggaran tiap tahunnya.10
8
Mesiono, Roslaeni, “Model-Model Pembiayaan Pendidikan” (Analisis Efektivitas dan Efisiensi Dalam
Institusi Pendidikan), Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, (2021), hlm. 10., DOI:
https://doi.org/10.51672/jbpi.v2i1.10
9
Ibid., hlm. 10-11.
10
Ibid., hlm. 9.
6
untuk merujuk ke salah satu model saja karena perbedaan kondisi tiap sekolah juga
berbeda dengan sekolah lain. Penulis berpendapat bahwa model-model yang ada ini
sebaiknya di gabungkan atau di modifikasi sesuai dengan kebutuhan di tiap-tiap sekolah
yang ada di Indonesia agar dalam pengelolaan pembiayaan tercapai dengan efektif dan
efisien.
Model pembiayaan pendidikan di Indonesia saat ini yang baik adalah kombinasi
antara model Power Equalizing dan model Foundation Plan dikarenakan pada model
Power Equalizing dibebankan kepada wilayah yang sangat maju untuk membayar
kembali sebagian biaya sekolah yang dikumpulkan ke kas negara. Negara bisa
menggunakan dana dari daerah yang kaya untuk meningkatkan bantuan ke daerah yang
kurang mampu. Setiap daerah menerima dana berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
pendapatan daerah (APBD). Daerah kurang menerima dana 5 per mil ditambah dengan
7 per mil dana dasar daerah. Dengan begitu, dana bisa berimbang antar daerah-daerah
yang sumber daya alamnya kaya. Model Foundation Plan, dirancang untuk menggali 4
masalah besar dalam pendidikan dan pendanaan, yaitu : pemerataan belanja sekolah,
penetapan pajak sekolah minimum dan standar belanja sekolah, memisahkan kekuasaan
politik antara daerah sekolah lokal dan negeri, dan perbaikan berkelanjutan dari proses
pendidikan. Para pendukungnya percaya bahwa negara bagian harus menetapkan batas
minimum dan pemerintah kota harus diizinkan untuk melampaui batas minimum sesuai
keinginan mereka. Cara kerja foundation plan adalah, pertama, negara harus menentukan
biaya tiap siswa per tahun dari program pendidikan yang memuaskan. Kedua, negara
harus menetapkan pajak minimum yang harus diterapkan oleh semua distrik sekolah.
Ketiga, negara memberikan hibah dalam jumlah yang sama kepada setiap distrik sekolah.
Pada saat yang sama, jumlah bantuan bergantung pada kekayaan lokal, namun tidak
bergantung pada upaya pajak. Misalnya foundation plan memberikan kue dengan porsi
yang sama, namun di wilayah yang kurang mampu akan lebih diutamakan.11
11
Aziz, M. “Pembiayaan dan Efisiensi Pendidikan”. Ijtimaiyah Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya, Vol. 1, No. 2,
(2017).
7
1. Perencanaan Pembiayaan
Pada sebuah lembaga organisasi apapun, sebelum menargetkan ke arah
pencapaian tujuan, maka harusnya terlebih dulu melakukan perencanaan, pada sebuah
lembaga perencanaan ini sangatlah esensial, karena pada kenyataannya perencanaan
memang memiliki peran yang lebih penting dibandingkan fungsi lainnya. Tanpa adanya
perencanaan maka hasil akan sulit digapai untuk mencapai tujuan.
a. Suatu organisasi menerima dan mengikat sumber daya yang dibutuhkan dalam
pencapaian tujuan.
b. Para anggota organisasi dalam melaksanakan program harus konsisten dengan
menitikberatkan tujuan dan prosedur yang terpilih
c. Kemajuan dapat terus dipantau dan diukur, sehingga tindakan koreksi bisa dilakukan
apabila tidak memuaskan.
12
Udin Syaefudin Sa’ud, Abin Syamsudin Makmum, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 46.
13
Nanang Fattah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), Cet. 4
hlm. 49-50.
8
sangat diperlukan dalam perencanaan anggaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kebutuhan dan pengeluaran yang akan dibutuhkan dalam proses penyusunan anggaran.
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) harus sesuai dengan rencana
pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana tahunan. RKAS meliputi
pendanaan untuk pengajaran, materi pembelajaran dan pengembangan profesi guru,
renovasi gedung sekolah, pemeliharaan buku, meja dan kursi. Kepala sekolah, guru,
komite, staf dan komunitas sekolah harus turut ikut serta dalam penyusunan RKAS.
RKAS harus disusun setiap tahun ajaran untuk memastikan bahwa alokasi anggaran
sesuai dengan kebutuhan optimal ke sekolah.14
2. Pelaksanaan Pembiayaan
Pelaksanaan ialah suatu kegiatan yang terencana dan disusun secara sistematis ,
matang, dan terperinci, pelaksanaan dilakukan setelah proses perencanaan selesai.
Pelaksanaan bisa juga disebut penerapan. Pelaksana kegiatan tentu mengacu pada
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Peraturan dalam pelaksanaan kegiatan
harus tepat, efektif, dan efisien.15
Setelah perencanaan anggaran selesai dan disetujui seluruh komponen yang terlibat
dan menghasilkan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS), langkah selanjutnya
adalah pelaksanaan pendanaan pendidikan. Kegiatan pelaksanaan pendanaan pendidikan
meliputi dua kegiatan yaitu pemasukan dan pengeluaran. Pemasukan dan pengeluaran
yang berasal dari sumber keuangan harus dicatat berdasarkan tata cara administrasi
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, baik sebagai konsep teoritis maupun sebagai
peraturan pemerintah.
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta, Ar-Ruzz
15
9
Dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan sepenuhnya dibebankan kepada kepala
sekolah. Karena memang kepala sekolah pemilik wewenang sekaligus penanggung
jawab penuh terhadap pendanaan yang diterima atau dikeluarkan. Dalam bentuk
operasional, manajemen pembiayaan pendidikan di sekolah dikelola oleh bendahara
sekolah.
a. Penerimaan
b. Pengeluaran
3. Evaluasi Pembiayaan
16
Ibid., hlm. 239-240.
17
Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), hlm. 264.
10
dengan yang direncanakan, dan dengan adanya evaluasi tersebut semua pendanaan yang
dikeluarkan di dunia pendidikan akan tersalurkan dengan sepenuhnya.
4. Pengawasan Pembiayaan
18
Ririn Margareta dan Ismanto Bambang, “Strategi Perencanaan Pembiayaan Sekolah Dalam Peningkatan Mutu
di SMP Negeri”, Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2, (2017), hlm. 198.
11
APLIKASI MODEL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Selain itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah meluncurkan aplikasi
pengelolaan pembiayaan sekolah yaitu aplikasi ARKAS. Dengan diluncurkannya aplikasi ini
diharapkan dapat mempermudah sekolah dalam mengelola anggaran sekolah.
19
Muhtasar, dkk. “Manajemen Evaluasi Diri Dalam Menyusun Anggaran Menggunakan Aplikasi EDM e-
RKAM Pada Madrasah Sasaran Proyek” (REP-MEQR), Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan, Vol. 5, No. 1,
(2023), hlm. 409-410., DOI: https://doi.org/10.36088/manazhim.v5i1.2967
20
Ibid., hlm. 409
12
mutu pendidikan, khususnya adaptasi teknologi informasi (TIK) terhadap dunia pendidikan
dalam proses pembelajaran21
B. Aplikasi ARKAS
Bentuk penyaluran dana BOS yang diusulkan oleh pemerintah tidak akan luput dari
perhatian data yang ada. Informasi ini dapat berupa informasi siswa yang terdaftar, maupun
data dana kas yang masuk dan keluar melalui aplikasi yang diterapkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang disebut
dengan aplikasi ARKAS. Aplikasi ARKAS merupakan sistem informasi yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam memfasilitasi penganggaran,
pelaksanaan, dan penatausahaan serta pertanggungjawaban dana bantuan operasional
sekolah.22
Aplikasi RKAS yang merupakan singkatan dari Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah. Aplikasi ini dibuat oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang termasuk aplikasi semi offline, aplikasi ini hampir
sama dengan Dapodik. Sehingga jika ingin menggunakan aplikasi ini, perlu mendownload
dulu melalui website. ARKAS merupakan dokumen yang berisi kumpulan rencana-rencana
pengembangan sekolah untuk satu tahun yang akan datang, disusun sesuai dengan RKS
untuk mengatasi kesenjangan yang ada antara kenyataan dengan harapan untuk memenuhi
Standar Nasional Pelaporan Dana BOS yang merupakan laporan yang dibuat oleh sekolah
atas penggunaan dana BOS sekolah.23
KESIMPULAN
21
Nur Sa’idu, “Implementasi Aplikasi EDM dan E-RKAM Dengan Menggunakan Aplikasi G-Suite For
Education Pada Madrasah Sasaran Proyek Realizing Education’s Promise”, Jurnal Inovasi Strategi dan Model
Pembelajaran, Vol. 1, No. 2, (2021), hlm. 194.
22
Lestari Wahyuni, dkk, “Pengaruh Aplikasi Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (ARKAS) dan Aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Bos Terhadap Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Dana Bos di Kota Makassar”,
Journal on Education, Vol. 5, No. 4, (2023), hlm. 13140.
23
Ibid., hlm. 13143.
13
Dalam mengelola pembiayaan pendidikan tentu perlu menggunakan model
pembiayaan, model-model yang dipilih nanti akan menjadi rujukan dalam melaksanakan
kegiatan pembiayaan pendidikan. Model-model yang dipilih juga nantinya akan menentukan
kemana arah pengembangan pembiayaan pendidikan di sebuah sekolah itu. Dalam memilih
model pengelolaan pembiayaan pendidikan yang akan digunakan nanti tentunya harus
memiliki strategi yang baik. Sebuah lembaga pendidikan yang baik pasti memiliki strategi
pengelolaan pembiayaan yang baik pula untuk mencapai sebuah lembaga pendidikan yang
efektif dan efisien.
Dengan berkembangnya iptek yang sangat pesat ini tentu sekolah harus mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Salah satunya penerapan platform digital
dalam pengelolaan penbiayaan pendidikan. Berguna untuk mempermudah sekolah dalam
pengelolaan anggaran. Aplikasi tersebut ialah e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran
Madrasah dan EDM (Evaluasi Diri Madrasah) yang diperuntukkan bagi madrasah yang
diluncurkan oleh Kemenag. Dan aplikasi ARKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)
yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek.
14
Daftar Pustaka
Musthafa, (2018), “Model Pembiayaan Pendidikan Madrasah Aliyah Swasta” (Studi di
Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Garut), JIE (Journal of Islamic
Education), 2, (2.)
Aziz, M. (2017), “Pembiayaan dan Efisiensi Pendidikan”. Ijtimaiyah Jurnal Ilmu Sosial
Dan Budaya, 1, (2).
Fattah Nanang, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2006, Cet. 4.
Ririn Margareta dan Ismanto Bambang, (2017), “Strategi Perencanaan Pembiayaan Sekolah
Dalam Peningkatan Mutu di SMP Negeri”, Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 4. (2).
15
Nur Sa’idu, (2021), “Implementasi Aplikasi EDM dan E-RKAM Dengan Menggunakan
Aplikasi G-Suite For Education Pada Madrasah Sasaran Proyek Realizing Education’s
Promise”, Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran, 1. (2).
Lestari Wahyuni, dkk, (2023), “Pengaruh Aplikasi Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah
(ARKAS) dan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bos Terhadap Akuntabilitas Pelaporan
Keuangan Dana Bos di Kota Makassar”, Journal on Education, 5. (4).
16