Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam P-ISSN : 2764-5454

Online at http: http://jurnal.staiserdanglubukpakam.ac.id/index.php/bilqolam E-ISSN : 2746-5462

MODEL-MODEL PEMBIAYAAN PENDIDIKAN (ANALISIS EFEKTIVITAS


DAN EFISIENSI DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN)

Mesiono, Roslaeni
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
mesiono@uinsu.ac.id, leniroslaeni78@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep dasar pembiayaan pendidikan dan
model-model pembiayaan pendidikan. Metodologi penelitian yang digunakan ialah metode
library research dengan teknik analisis data deskriptif analitik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model pembiayaan yang efektif dan efisien serta dapat dikembangkan
yaitu model Power Equalizing dan model Foundation Plan karena model Power
Equalizing dibebankan kepada distrik-distrik yang sangat kaya untuk membayarkan
sebagian pajak sekolah yang mereka pungut kembali ke kantong negara bagian. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pembiayaan pendidikan sekolah dipengaruhi oleh: 1) kenaikan
harga (rising prices); 2) perubahan relatif dalam gaji guru (teacher’s sallaries); 3)
perubahan dalam populasi dan kenaikannya prosentasi anak di sekolah negeri; 4)
meningkatnya standar pendidikan (educational standards); 5) meningkatnya usia anak yang
meninggalkan sekolah; dan 6) meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan lebih tinggi
(higher education).

Kata Kunci: Model, Pembiayaan Pendidikan, Lembaga Pendidikan, Pemerintah


ABSTRACT
This study aims to describe the basic concepts of education financing and education
financing models. The research methodology used is the library research method with
analytic descriptive data analysis techniques. The results show that an effective and
efficient financing model that can be developed is the Power Equalizing model and the
Foundation Plan model because the Power Equalizing model is imposed on very rich
districts to pay part of the school taxes they collect back into the state's pocket. The
factors that influence the financing of school education are influenced by: 1) rising prices;
2) relative changes in teacher salaries (teacher's sallaries); 3) changes in population and an
increase in the percentage of children in public schools; 4) increasing educational
standards; 5) increasing age of children leaving school; and 6) increasing demands for
higher education (higher education).

Keywords: Model, Education Financing, Educational Institutions, Government


PENDAHULUAN anggaran daerahnya untuk
Pembiayaan dalam dunia pembangunan pandidikan dan
pendidikan bukanlah hal dilakukan dengan berbagai model
sederhana. Di negara maju, pembiyaan yang menguntungkan
pembiayaan pendidikan bagi pembangunan pendidikan di
sepenuhnya menjadi tanggung negaranya. Pasal 46 ayat 1
jawab negara. Berbeda dari sistem menyatakan bahwa “pendanaan
pendidikan di negara maju, negara pendidikan menjadi tanggung
berkembang memprioritaskan jawab bersama pemerintah

1
daerah, dan masyarakat.” komponen sistem pendidikan
Demikian juga Pasal 49 ayat 1 memerlukan kajian pemikiran
menyatakan lokasi dana yang lebih mendalam dan
pendidikan minimal 20 persen dari penelitian yang lebih cermat, agar
APBN dan 20 persen APBD di luar dalam hal pengelolaan
gaji. Untuk merealisasikan pembiayaan pendidikan tepat
kebijakan tersebut, dituntut sasaran dan tidak menyeleweng
kesungguhan dari para elite dari yang telah ditentukan
politik, para pelaku pendidikan kebijakannya. (Komariah, 2018).
agar mampu mengembangkan Selain itu pembiayaan
sitem pendidikan sehingga pendidikan menjadi salah satu
lembaga mampu dijadikan faktor penunjang keberhasilan
penggerak bagi kemajuan pendidikan, bahkan tanpa adanya
daerahnya. Kenyataannya sampai pembiayaan maka kegiatan
sekarang masih banyak daerah pendidikan tidak akan terlaksana
yang belum dapat melaksanakan dengan baik. Bahkan untuk
amanat undang-undang tersebut, memulai sesuatu kegiatan pun
dan intitusi pendidikan berjalan akan sulit. Memang banyak ahli
apa adanya.(Musthafa, 2018). yang mengatakan bahwa
Dari paparan di atas dapat pembiayaan bukanlah satu-satunya
disimpulkan bahwa dalam yang menjadi tolak ukur
mengelola suatu pembiayaan ketercapaian atau keberhasilan
pendidikan diperlukan suatu akan tetapi adanya pembiayaan
konsep dan sistem perencanaan pendidikan menjadi salah satu
yang matang, agar mampu tolak ukur bukti keseriusan para
merumuskan sistem pembiyaan pengelola pendidikan untuk
nasional. (Barlian, 2016). Semua menjadikan lembaga pendidikan
ini akan sangat dipengaruhi oleh berjalan secaa efektif dan efisien.
pembiayaan dalam pendidikan, (Usman, 2017).
baik tingkat nasional dan daerah. Pembiayaan pendidikan tentu
Pembiyaan sebagai salah satu memiliki model-model yang perlu

2
untuk diketahui oleh para adalah penelitian yang
pengelola pendidikan. Sehingga dilaksanakan dengan menggunakan
menjadi rujukan atau landasan literatur (kepustakaan), baik
bagi para pengelola dalam berupa buku, catatan, maupun
menjalankan kegiatan laporan hasil penelitian terdahulu
pendidikannya. Model pembiayaan (Hasan, 2008)
yang dipilih akan menentukan arah Penelitian ini secara khusus
dari kebijakan yang ditetapkan akan membahas tentang model-
oleh pengelola pendidikan. model pembiayaan pendidikan,
Semakin bijak dalam memilih akan tetapi sebelum membahas itu
model, maka akan semakin bijak penelitian ini juga akan membahas
pula dalam mengambil keputasan, konsep dasar dari pembiayaan
dan menentukan langah-langkah pendidikan. Penelitian ini tentu
pengembangan pendidikan. Model diharapkan dapat menjadi acuan
pembiayaan tidaklah hanya satu, kerangka teoritis dalam
bahkan jika diperhatikan hampir pengembangan konsep-konsep
diseluruh negara memiliki yang berkaitan dengan
perbedaan ragam dalam model pembiayaan pendidikan, dan juga
pembiayaan pendidikan. Ada menjadi kerangka acuan praktis
negara yang memang menjadi bagi para praktisi pendidikan
penanggung jawab penuh terhadap dalam mengembangkan lembaga
pembiayaan pendidikan, dan ada pendidikan.
juga negara yang berbagi dengan
masyarakat dalam pembiayaan HASIL dan PEMBAHASAN
pendidikan. Intinya model ini akan Pengertian Pembiayaan
menentukan arah pengembangan Pendidikan
institusi pendidikan. (Fadilah, Secara leksikal pembiayaan
2020) berasal dari kata biaya yang
Artikel memilih metode artinya uang yang dikeluarkan
penelitian kepustakaan (Library untuk mengadakan (mendirikan,
Research). Penelitian kepustakaan melakukan, dsb.) sesuatu; ongkos;

3
belanja. Maka, pembiayaan adalah manusia dan masyarakat memilih,
segala sesuatu yang berhubungan dengan atau tanpa uang, untuk
dengan biaya. Biaya (cost) memanfaatkan sumber daya
merupakan salah satu komponen produktif yang langka untuk
masukan (instrumental input) yang menciptakan berbagai jenis
sangat penting dalam pelatihan, pengembangan
penyelenggaraan pendidikan di pengetahuan, keterampilan,
sekolah . (Penyusun, 2008) pikiran, watak, dan lain-lain,
Secara bahasa biaya (cost) terutama melalui sekolah formal
dapat diartikan sebagai dalam suatu jangka waktu dan
pengeluaran, atau dalam istilah mendistribusikannya, sekarang dan
ekonomi berarti kelak, di kalangan masyarakat.
biaya/pengeluaran yang berupa Konsep biaya dalam bidang
uang atau bentuk moneter pendidikan memberikan
lainnya. (Hallak, 1985). Keuangan pandangan bahwa lembaga
dan pembiayaan merupakan salah pendidikan merupakan produsen
satu sumber daya yang secara jasa pendidikan keahlian,
langsung menunjang efektivitas keterampilan, ilmu pengetahuan,
dan efisiensi pengelolaan karakter dan nilai nilai yang
pendidikan.(Mulyasa, 2004). dimiliki seorang lulusan. Lembaga
Dalam hal ini, biaya dapat pendidikan memperoleh input
diartikan sebagai semua jenis berupa sumber daya manusia yang
pengeluaran yang berkenaan kemudian diproses melalui
dengan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan
pendidikan. Pembiayaan keterampilan untuk menghasilkan
pendidikan erat kaitannya dengan output yang mampu bersaing serta
teori ekonomi pendidikan. dapat memenuhi kebutuhan dunia
(Pohan, 2019). kerja. (Ferdi, 2013).
Ekonomi pendidikan pada Biaya pendidikan merupakan
hakekatnya merupakan suatu nilai uang dari sumber daya
kegiatan mengenai bagaimana pendidikan yang dibutuhkan untuk

4
mengelola dan menyelenggarakan Biaya langsung (direct cost) dan
pendidikan, oleh karenanya untuk biaya tidak langsung (indirect cost).
menghitung biaya pendidikan Biaya langsung adalah segala
harus terlebih dahulu bentuk pengeluaran yang secara
mengidentifikasi kebutuhan langsung menunjang dalam
sumber daya pendidikan termasuk penyelenggaraan pendidikan.
kualifikasi atau spesifikasi dan Biaya langsung terdiri dari biaya-
jumlahnya, untuk mengelola dan biaya yang dikeluarkan untuk
menyelenggarakan pendidikan. keperluan pelaksanaan pengajaran
Pembiayaan Pendidikan mengacu dan kegiatan belajar mengajar
pada pengetahuan atau siswa, berupa pembelian alat-alat
pemahaman tentang pentingnya pelajaran, sarana belajar, biaya
uang dan penggunaannya. Secara transportasi, gaji guru, baik yang
harfiah pembiayaan pendidikan dikeluarkan oleh pemerintah,
sebagai penggunaan uang yang orang tua, maupun siswa
bijak. Melek finansial adalah sendiri.(Aulia et al., 2017).
kemampuan untuk memahami Sedangkan biaya tidak
keuangan. (Tamam, 2018). langsung adalah pengeluaran yang
Jenis Pembiayaan Pendidikan secara tidak langsung menunjang
Pembiayaan pendidikan pada proses pendidikan tetapi
tataran makro (nasional) maupun memungkinkan proses pendidikan
mikro (sekolah), dikenal beberapa tersebut terjadi di sekolah,
jenis biaya pendidikan yakni biaya misalnya biaya hidup siswa, biaya
langsung (direct cost) dan tak transportasi ke sekolah, biaya
langsung (indirect cost), biaya jajan, biaya kesehatan, dan harga
pribadi (private cost) dan biaya kesempatan (opportunity cost)
sosial (social cost), biaya dalam Atau dengan kata lain, biaya tidak
bentuk uang (monetary cost) dan langsung berupa keuntungan yang
biaya bukan dalam bentuk uang hilang (earning forgone) dalam
(non-monetary cost) (Syahputra & bentuk biaya kesempatan yang
Daryanto, 2018): hilang (opportunity cost) yang

5
dikorbankan oleh siswa selama pemerintah yang kemudian
belajar. digunakan untuk membiayai
Biaya pribadi (private cost) dan pendidikan. Biaya yang
biaya sosial (social cost). dikeluarkan oleh pemerintah pada
Biaya pribadi adalah dasarnya termasuk biaya sosial.
pengeluaran keluarga untuk (Dwi Atmanti, 2005).
pendidikan atau dikenal juga Biaya dalam bentuk uang (monetary
pengeluaran rumah tangga cost) dan bukan uang (non-
(household expenditure). Biaya monetary cost).
yang dikeluarkan oleh keluarga Biaya pendidikan menurut
untuk pendidikan antara siswa sumbernya tergolong atas biaya
yang satu dengan siswa yang lain yang dikeluarkan oleh pemerintah
tidak sama, karena dipengaruhi baik pusat maupun daerah, biaya
oleh beberapa hal, antara lain : a. yang dikeluarkan oleh masyarakat
Perbedaan antar orang tua/wali siswa, biaya yang
provinsikabupaten dikeluarkan oleh masyarakat
b.Pengeluarankeluarga bukan orang tua/ wali siswa, dan
berdasarkan status sosial lembaga pendidikan itu sendiri.
c.Pengeluaran keluarga (Musthafa, 2018)
berdasarkan lokasi sekolah d. Pemikiran tentang dana
Pengeluaran keluarga berdasarkan pendidikan paling tidak dapat
tingkat penghasilan e. difokuskan pada dana langsung,
Pengeluaran keluarga berdasarkan dana tidak langsung, sumber-
penampilan fisik sekolah f. sumber dana pendidikan, kriteria
Pengeluaran siswa berdasarkan kesejahteraan sosial maksimum,
tingkat pendidikan orang tua. kriteria keputusan, dan beberapa
Selanjutnya, biaya sosial adalah masalah dalam analisis
biaya yang dikeluarkan oleh keuntungan biaya. Biaya tak
masyarakat untuk pendidikan, baik langsung sering juga dipandang
melalui sekolah maupun melalui sebagai biaya pendidikan yang
pajak yang dihimpun oleh tidak dapat dilihat secara nyata

6
(hidden costs) yang dapat Setiap komponen memiliki fungsi
dibedakan menjadi ; yang berbeda-beda, namun
1. Biaya yang seolah-olah hilang memiliki tujuan akhir yang sama,
karena siswa bersekolah, yaitu: a) peningkatan potensi SDM
dibandingkan dengan seandai- yang berkualitas; b) penyediaan
nya bekerja untuk komponen-komponen sumber-
mendapatkan pemasukan sumber pembiayaan pendidikan; c)
(uang). penetapan sistem dan mekanisme
2. Nilai pengecualian pajak pengalokasian dana; d)
seperti yang umumnya pengefektifan dan pengefisiensian
dikenakan pada lembaga- penggunaan dana; e) akutabilitas
lembaga non-profit (tidak (dapat dipertanggungjawabkan)
terkecuali lembaga dari aspek keberhasilan dan
pendidikan). mudah terukur pada setiap satuan
3. Inputed costs depresi dan pendidikan; f ) meminimalis
bunga (dalam hubungannya terjadinya permasalahan-
dengan biaya-biaya gedung permasalahan yang terkait dengan
dan perlengkapan pendidikan penggunaan pembiayaan
sekolah). (Mulyasa, 2004) pendidikan. (Prayoga & Risnandi,
Pembiayaan pendidikan 2019).
merupakan tanggung jawab Model-Model Pembiayaan
bersama antara Pemerintah, Sumber pembiayaan
pemerintah daerah, dan pendidikan yang melimpah tidak
masyarakat. Hal ini sesuai amanat menjadi jaminan bagi
UUSPN Nomor 20 tahun 2003 Pasal peningkatan mutu, jika tidak
46 ayat (1).Pembiayaan direncanakan, salah sasaran,
pendidikan merupakan hubungan salah pengelolaan, tidak ada
saling keterkaitan yang di pengawasan, akuntabilitas
dalamnya terdapat komponen- rendah, sanksi yang tidak tegas
komponen yang bersifat mikro dan yang diberikan bagi penyeleweng,
makro pada satuan pendidikan. sehingga tidak ada efek jera dan

7
moral yang rendah, dan alasan diperoleh dari upaya kerja sama
lainnya dalam pengelolaan biaya dengan industri atau
pendidikan. (Ferdi, 2013). Model memanfaatkan bantuan CSR
manajemen pembiayaan (corporate social responsiblity),
pendidikan di Indonesia membentuk komunitas alumni,
sebenarnya merupakan modifikasi atau bersumer dari orangtua/wali
dan gabungan dari berbagai peserta didik. Berikut ini ada
model pembiayaan pendidikan di beberapa model pembiayaan
Negara lain di dunia. Model- pendidikan seta kelebihan dan
model pembiayaan pendidikan itu kekurangannya :
pada prinsipnya memiliki dua sisi Model Dana Bantuan Murni (Flat
yaitu sisi pengalokasian dan sisi Grant Model)
penghasilan. (Rida Fironika, Merupakan uang bantuan
2015). negara yang dibagikan pada
Terkait dengan model sekolah di daerah tanpa
pembiayaan pendidikan, bahwa memperhitungkan pertimbangan
terdapat 4 (empat) model kemampuan pembayaran pajak
pembiayaan pendidikan, yaitu: 1) daerah setempat, yang didasarkan
subsidi penuh dari jenjang pada jumlah siswa yang harus
pendidikan dasar sampai dididik. Kelebihan model Dana
pendidikan tinggi; 2) pendidikan Bantuan Murni (Flat Grant Model)
gratis pendidikan tinggi diberikan adalah : (1) Sekolah dapat
kepada peserta didik sampai usia mengalokasikan dana untuk
tertentu; 3) pendidikan gratis kegiatan pembelajaran siswa (2)
diberikan sampai SMA, dan Sekolah dapat memfasilitasi
pendidikan tinggi tetap kegiatan pembelajaran siswa.
membayar SPP sekalipun masih Sedangkan kekurangan Model Dana
menerima subsidi; dan 4) semua Bantuan Murni (Flat Grant Model)
jenjang pendidikan wajib adalah: (1) Pemerintah tidak
membiayai diri sendiri. mendapat pajak sebagai sumber
Penggalian sumber dana dapat devisa negara, (2) Dapat

8
meningkatkan penyimpangan dana pendidikan.(Hanafiah, 2020)
pendidikan, (3) Adanya tingkat Model Perencanaan Pokok Jaminan
kesenjangan antara sekolah di tiap Pajak (Guaranted Tax Base Plan)
daerah dibandingkan dengan Model ini dibatasi dengan
daerah yang makmur. Tujuannya menentukan penafsiran penilaian
adalah untuk menjaga sekolah dari per siswa yang menjadi jaminan
kehancuran lebih parah (pada negara diperuntukkan bagi wilayah
daerah yang miskin). sekolah setempat. Bantuan negara
Model Landasan Perencanaan menjadi berbeda antara apa yang
(Foundation Plan Model) diterima daerah per siswa dengan
Model yang menggambarkan jaminan negara per siswa.
bahwa negara tanpa Pembagian presentasenya sangat
mempertimbangkan kekayaan & tinggi di sekolah distrik yang
pajak daerah memberikan dana miskin, dan rendah di sekolah
kepada daerah yang miskin lebih distrik yang kaya / sejahtera.
banyak untuk setiap siswanya Kelebihan Model Perencanaan
dibandingkan dengan daerah yang Pokok Jaminan Pajak (Guaranted
makmur. Kelebihan Model Landasan Tax Base Plan) adalah: (1) Jumlah
Perencanaan (Foundation Plan pembiyaan pendidikan akan
Model) adalah: (1) Pengeluaran terperinci, (2) Pemerintah
anggaran pendidikan efektif, mendapat pajak sebagai sumber
efisien dan akuntabilitas, (2) devisa Negara. Sedangkan
Pemerintah mendapat pajak Kekurangan Model Perencanaan
sebagai sumber devisa Negara. Pokok Jaminan Pajak (Guaranted
Sedangkan kekurangan Model Tax Base Plan) adalah: (1) Hanya
Landasan Perencanaan (Foundation akan efektif dan efisien bagi
Plan Model) adalah: (1) Sekolah negara distrik, (2) Terbatasnya
dapat membatasi program kegiatan pembiayaan pendidikan untuk
yang mendukung peningkata mutu meningkatkan mutu pendidikan
pendidikan, (2) Adanya Model Persamaan Persentase
penyimpangan anggaran tahunan (Persentage Equalizing Model)

9
Model ini dikembangkan tahun Plan)
1920-an, lebih banyak memberikan Model ini menghendaki distrik
sumbangan yang dibutuhkan pada yang kaya membayar pajak
tiap murid & guru ke daerah- sekolah yang dikumpulkan kembali
daerah yang kurang makmur. ke negara. Selanjutnya negara
Dalam program yang sama, jumlah menggunakan uang dari sekolah
pembayaran yang disetujui distrik yang kaya itu untuk
dihitung bagi setiap siswa, tiap meningkatkan bantuan sekolah
guru, atau bagian lain yang di pada distrik yang lebih miskin.
butuhkan. Jumlah yang diperlukan Kelebihan model Perencanaan
berubah-ubah tiap bagian sesuai Persamaan Kemampuan (Power
keperluan.(Lubis et al., 2021). Equalizing Plan) adalah : (1)
Kelebihan Persamaan Persentase Adanya persamaan perencaan
(Persentage Equalizing Model) kemampuan pembiayaan
adalah: (1) Sekolah di daerah pendidikan, (2) Sekolah dapat
terpencil memperoleh dana meningkatkan mutu pendidikan.
pendidikan besar, (2) Sekolah di Sedangkan Kekurangan Model
daerah terpencil dapat melengkapi Perencanaan Persamaan
sarana dan prasarana sekolah, (3) Kemampuan (Power Equalizing
Adanya persamaan peningkatan Plan), pemerintah tidak mendapat
mutu pendidikan di tiap daerah. pajak sebagai sumber devisa
Kekurangan Model Persamaan negara
Persentase (Persentage Equalizing Model Pendanaan Negara
Model) adalah (1) Akan Sepenuhnya (Full State Funding
menimbulkan penyimpangan Model)
pembiayaan pendidikan, (2) Model ini merupakan rencana
pertanggungjawaban dana yang dirancang untuk mengeliminir
pendidikan tidak akuntabel dan perbedaan local dalam hal
transparan, pembelanjaan dan perpajakan.
Model Perencanaan Persamaan Pendanaan sekolah akan
Kemampuan (Power Equalizing dikumpulkan ditingkat negara dan

10
diberikan ke sekolah distrik dengan Resources Cost Model)
dasar yang sama. Asas keadilan Model ini dikembangkan
tentang perlakuan terhadap siswa Hambers dan Parrish yang
dan pembayar pajak, serta menyediakan suatu proses
pembiayaan pendidikan penentuan pembiayaan pendidikan
berdasarkan tingkat kekayaan yang yang mencerminkan kebutuhan
dimiliki. Untuk menghindari berbeda dari kondisi ekonomi di
banyaknya anak pada masyarakat setiap daerah. Model ini menurut
miskin meninggalkan pendidikan Sergivanni tidak bersangkutan
sehingga muncul masalah dengan pendapatan pajak maupun
pengangguran dan kesejahteraan kekayaan suatu daerah. Kelebihan
bagi generasi penerusnya. model Sumber Pembiayaan (The
Kelebihan model Pendanaan Negara Resources Cost Model) adalah : (1)
Sepenuhnya (Full State Funding Sumber pembiayaan tiap daerah
Model) adalah: (1) Sekolah dapat berbeda-beda, (2) Sekolah daerah
mengalokasikan dana untuk terpencil dapat meningkatkan mutu
kegiatan pembelajaran siswa, (2) pendidikan, (3) Sekolah dapat
Sekolah dapat meningkatkan sarana memfasilitasi kegiatan
dan prasarana sekolah dalam pembelajaran siswa. Sedangkan
menunjang pembelajaran siswa, (3) Kekurangan Model Sumber
Sekolah dapat memfasilitasi Pembiayaan (The Resources Cost
kegiatan pembelajaran siswa. Model) adalah: (1) Sekolah dapat
Sedangkan Kekurangan Model melakukan pungutan kepada siswa.
Pendanaan Negara Sepenuhnya (2) Adanya kesenjangan sosial tiap
(Full State Funding Model) adalah : daerah
(1) Anggaran bagi pembiayan Model Surat Bukti / Penerimaan
pendidikan relatif besar dalam (Models of Choice and Voucher
APBN, (2) Akan timbulnya Plans)
penyimpangan pembiayaan Model ini memberikan dana
pendidikan untuk pendidikan langsung kepada
Model Sumber Pembiayaan (The individu atau institusi rumah tangga

11
berdasarkan permintaan dimana biaya yang diterima satu
pendidikan. Mereka diberikan surat sekolah mengacu pada penerimaan
bukti penerimaan dana untuk tahun yang lalu, dengan hanya
bersekolah melalui sistem voucher penyesuaian. Model Berdasarkan
yang mencerminkan subsidi Usulan (Bidding Model), yakni
langsung kepada pihak yang model ini sekolah mengajukan
membutuhkan yaitu murid. usulan pada sumber dana dengan
Kelebihannya, (1) Negara berbagai acuan, kemudian sumber
memberikan pilihan bagi sekolah dana meneliti usulan yang masuk,
dan orang tua untuk meningkatkan dan menyesuaikan dengan criteria.
mutu pendidikan, (2) Sekolah Model Berdasarkan Kebijaksanaan
swasta mendapatkan bantuan (Descretion Model), Model ini
tambahan dana pendidikan. penyandang dana melakukan studi
Sedangkan kekurangan: (1) Adanya terlebih dahulu untuk mengetahui
kecemburuan sosial diantara komponen-komponen apa yang
sekolah-sekolah negeri, (2) Dapat perlu dibantu berdasarkan prioritas
meningkatkan penyimpangan dana pada suatu tempat dari hasil
pendidikan eksplorasinya. (Arwildayanto et al.,
Selain model-model yang 2017). Dari pendapat diatas,
disebutkan di atas terdapat juga penulis berpendapat bahwa sistem
model pembiayaan pendidikan yang pembiayaan di Indonesia memang
lain yakni: Model Rencana Bobot agaknya sulit merujuk kepada salah
Siswa (Weight Student Plan) adalah satu model karena kondisi tiap
model yang mempertimbangkan sekolah berbeda. Di Indonesia
siswa-siswa berdasarkan masing-masing elemen seperti
proporsinya. Contoh siswa yang pemerintah pusat, pemerintah
cacat, siswa program kejuruan atau daerah, orang tua murid, dan
siswa yang pandai dua bahasa., masyarakat secara ideal harus
Model Berdasarkan Pengalaman memberi biaya untuk pendidikan.
(Historic Funding) yakni Model ini Ada baiknya beberapa model akan
sering disebut Incrementalism, dapat dimodifikasi menjadi sebuah

12
model yang ideal untuk disesuaikan dan keuangan, yaitu: kesetaraan
dengan setting area pendidikan pembelanjaan, penetapan-
ataupun setting sosial budaya penetapan standar pajak dan
daerah yang cocok untuk indonesia. pembelanjaan sekolah minimum,
Model pembiayaan pendidikan pemisahan (demarkasi) wewenang
yang terbaik bagi negara Indonesia politik antara distrik- distrik
(bagi sekolah) adalah gabungan sekolah lokal dengan negara
dari model Power Equalizing dan bagian, dan provisi untuk
model Foundation Plan karena perbaikan berkesinambungan atas
model Power Equalizing proses pendidikan. Para
dibebankan kepada distrik-distrik pendukungnya menganggap bahwa
yang sangat kaya untuk negara harus mematok batas-batas
membayarkan sebagian pajak minimum dan pemerintah lokal
sekolah yang mereka pungut harus diperbolehkan untuk
kembali ke kantong negara bagian. melampaui batas-batas minimum
Negara bisa menggunakan uang hingga ke tingkatan yang memang
yang dari distrik-distrik kaya untuk ingin mereka lakukan. Cara kerja
manambah bantuan bagi foundation plan adalah, pertama,
distrikdistrik yang miskin. Setiap negara harus menentukan biaya
daerah akan menerima jumlah per siswa per tahun bagi program
dana berbeda tergantung pada pendidikan yang memuaskan.
kemampuan penghasilan daerah Kedua, negara harus mematok
(APBD). Daerah miskin akan tarif pajak minimum yang harus
menerima 5 per mil ditambah diberlakukan oleh semua distrik
dengan 7 per mil dana dasar sekolah. Ketiga, negara
daerah. Dengan demikian akan ada memberikan hibah (grants) kepada
keseimbangan dana antar daerah- tiap distrik sekolah dengan jumlah
daerah yang sumber daya alamnya yang sama. Sedangkan besarnya
kaya. Dan Foundation plan, bantuan adalah situasional
dirancang untuk menggali empat terhadap kekayaan lokal tetapi
masalah besar dalam pendidikan tidak pada upaya pajak.

13
Foundation plan membagi kue indonesia juga bisa menjadi
dengan porsi yang sama, namun Negara yang jauh lebih maju, baik
distrik-distrik miskin lebih dalam pendidikannya maupun
diutamakan. (Aziz, 2017) dalam ekonomi nya. Karena
Dalam hal ini penulis apabila pendidikan suatu Negara
berpendapat jika model Power sudah terealisasikan dengan baik.
Equalizing dan model Maka dengan sendirinya ekonomi
Foundation Plan digabungkan dari Negara itu juga ikut membaik.
dengan berbagai kelebihan dan Untuk pergurun tinggi, sebaiknya
kekurangan nya masing-masing. pemerintah juga melakukan:
Maka akan sangat effektif Pertama, pemerintah memberikan
pembiayaan pendidikan yang ada subsidi pendidikan tinggi untuk
di indonesia nantinya. Makin semua mahasiswa yang diterima di
efisien dana pada sistem perguruan tinggi. Kedua, perlu
pendidikan tersebut maka adanya subsidi silang dengan
berkurang pula dana yang menerapkan full-payment kepada
diperlukan untuk mencapai keluarga mampu, memberi subsidi
tujuan-tujuannya, oleh karena itu penuh kepada mahasiswa dari
dengan efisiensi akan lebih keluarga tidak mampu, dan subsidi
banyak tujuan program yang 50% kepada mahasiswa dari
dicapai dengan anggaran yang keluarga penghasilan menengah.
tersedia. Juga nantinya akan Ketiga, penyediaan pinjaman
mampu menciptakan pendidikan tinggi dengan subsidi
keseimbangan antara penyediaan bunga kepada keluarga tidak
dan kebutuhan akan sumber- mampu dan keluarga kurang
sumber pendidikan tercapai tujuan mampu. Jumlah kredit tergantung
yang tidak mengalami hambatan. dari besarnya biaya pendidikan
Jika pembiayaan pendidikan sudah yang dikenakan oleh masing-
effektif dan tidak lagi dimonopoli masing universitas.
oleh sistem politik pembiaayaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
pendidikan. Maka insyaallah Biaya Pendidikan

14
Lembaga pendidikan sebagai produksi yang terdahulu, menjadi
produsen jasa pendidikan, seperti biaya kesempatan dari peserta
halnya pada bidang usaha lainnya didik. Analisis mengenai biaya
menghadapi masalah yang sama, produksi pendidikan pada dasarnya
yaitu dalam hal biaya produksi, menggunakan model teori
tetapi ada beberapa kesulitan “inputproses- output” di mana
khusus mengenai penerapan sekolah dipandang sebagai suatu
perhitungan biaya produksi. sistem industri jasa. Kita
Produksi pendidikan diartikan menghadapi suatu kelemahan yang
sebagai unit pelayanan khusus merembes pada fungsi produksi
(units of specific services). Unit pendidikan, bahwa hubungan
output harus meliputi dimensi antara input sekolah di satu pihak,
waktu, seperti tahun belajar atau dan output sekolah di lain pihak
jam belajar agar biaya-biaya secara konvensional diukur melalui
dalam mempersiapkan output skors-skors achievement.” Dari
dibandingkan input. Input meliputi berbagai pendapat tersebut di
barang- barang yang dibeli dan atas dapat disimpulkan bahwa
orang-orang yang disewakan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi
menyediakan jasa. Di antara pembiayaan pendidikan sekolah
masukan (input) yang penting dipengaruhi oleh: 1) kenaikan
dalam sistem bidang pendidikan harga (rising prices); 2) perubahan
ruang, peralatan, buku, material, relatif dalam gaji guru (teacher’s
dan waktu para guru dan karyawan sallaries); 3) perubahan dalam
lain. Output menjadi hasil populasi dan kenaikannya
tambahan yang diakibatkan oleh prosentasi anak di sekolah negeri;
suatu kenaikan biaya pendidikan 4) meningkatnya standar
yang diterima di sekolah, pendidikan (educational
sepanjang masukan (input) standards); 5) meningkatnya usia
menjadi bagian dari biaya anak yang meninggalkan sekolah;
kenaikan. Suatu unsur biaya dan 6) meningkatnya tuntutan
tambahan, yang ada dalam fungsi terhadap pendidikan lebih tinggi

15
(higher education). (Sopiali, Faktor-faktor yang mempengaruhi
2018). pembiayaan pendidikan sekolah
dipengaruhi oleh: 1) kenaikan harga
SIMPULAN (rising prices); 2) perubahan relatif
Dari pembahasan penelitian ini, dalam gaji guru (teacher’s
maka dapat disimpulkan sebagai sallaries); 3) perubahan dalam
berikut : Jenis biaya pendidikan populasi dan kenaikannya
meliputi: a) biaya langsung (direct prosentasi anak di sekolah negeri;
cost); b) biayatidak langsung 4) meningkatnya standar
(indirect cost). Biaya rutin dan pendidikan (educational
pembangunan merupakan bagian standards); 5) meningkatnya usia
dari biaya langsung (direct cost); c) anak yang meninggalkan sekolah;
biaya pribadi (private cost); d) dan 6) meningkatnya tuntutan
biaya masyarakat (social cost); e) terhadap pendidikan lebih tinggi
monetary cost; dan f) non (higher education). Permasalahan
monetery cost. Jenis biaya yang pendidikan nasional tak pernah
masih sering dikeluhkan oleh usai. Lebih khusus lagi jika
sebagian besar masyarakat menyangkut masalah pembiayaan
Indonesia berkaitan dengan biaya pendidikan, siapa pun mengakui
yang harus dikeluarkan oleh orang makin mahalnya biaya untuk
tua peserta didik (biaya pribadi). memasuki jenjang pendidikan saat
Model pembiayaan pendidikan yang ini. Memang tidaklah salah jika
efektif dan efisien serta dapat dikatakan pendidikan bermutu
dikembangkan yaitu model membutuhkan biaya. Namun
Power Equalizing dan model persoalannya, daya finansial
Foundation Plan karena model sebagian masyarakat di negeri ini
Power Equalizing dibebankan masih belum memadai akibat
kepada distrik-distrik yang sangat sumber pendapatan yang tak pasti.
kaya untuk membayarkan sebagian DAFTAR PUSTAKA
pajak sekolah yang mereka pungut Arwildayanto, A., Nina, L., &
kembali ke kantong negara bagian. Warni, T. S. (2017).

16
Manajemen Keuangan dan http://jurnaldikbud.kemdikbu
pembiayaan pendidikan. Widya d.go.id/index.php/jpnk/article
Padjadjaran. /view/310

Aulia, D., Ayu, S. F., & Hallak, J. (1985). Analisis biaya dan
Nefonafratilova, N. (2017). pengeluaran untuk pendidikan.
Analisis Perbandingan Biaya Bhratara Karya Aksara.
Langsung (Direct Cost) dan
Biaya Tidak Langsung (Indirect Hanafiah, M. A. (2020). Peran
Cost) pada Pasien Stroke Di Kepala Sekolah/Madrasah
Rumah Sakit. Jurnal Ekonomi Dalam Menjaga Mutu
Kesehatan Indonesia, 2(2). Pendidikan Pada Masa
Tersebarnya Virus Corona
Aziz, M. (2017). Pembiayaan dan (Covid-19). Al-Fikru: Jurnal
Efisiensi Pendidikan. Ijtimaiyah Ilmiah, 13(2), 119–123.
Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya, http://jurnal.staiserdanglubuk
1(2). pakam.ac.id/index.php/alfikru
/article/view/15
Barlian, U. C. (2016). Kebijakan
Pengelolaan Dana Pendidikan Hasan, I. (2008). Analisis Data
Tingkat Sekolah dalam Konteks Penelitian Dengan Statistik.
Otonomi Daerah. An-Nidzam: Bumi Aksara.
Jurnal Manajemen Pendidikan
Dan Studi Islam, 3(2), 69–86. Komariah, N. (2018). Konsep
http://jurnal.upi.edu/manajer Manajemen Keuangan
ial/view/2681/Kebijakan Pendidikan. Al-Afkar: Jurnal
Pengelolaan Dana Pendidikan Keislaman & Peradaban, 6(1),
Tingkat Sekolah dalam Konteks 67–94.
Otonomi Daerah https://doi.org/10.32520/afka
r.v6i1.192
Dwi Atmanti, H. (2005). Investasi
sumber daya manusia melalui Lubis, R. R., Ramli, M., Siregar, J.,
pendidikan. Jurnal Dinamika & Panjaitan, R. W. (2021).
Pembangunan (JDP), 2(Nomor Analisis Kompetensi Profesional
1), 30–39. Guru dalam Meningkatkan
Keefektifan Belajar Selama
Fadilah, N. (2020). Model Pembelajaran Jarak Jauh. Al-
Manajemen Pembiayaan Fikru: Jurnal Ilmiah, 14(1), 32–
Pendidikan Berbasis Masyarakat 47.
di Mts Pakis Kecamatan https://doi.org/10.51672/alfik
Cilongok Kabupaten Banyumas. ru.v14i1.37
Hijri, 9(1), 1–19.
Mulyasa, E. (2004). Manajemen
Ferdi, W. P. (2013). Pembiayaan berbasis sekolah: konsep,
pendidikan: Suatu kajian strategi dan implementasi.
teoritis. Jurnal Pendidikan Dan Remaja Rosdakarya.
Kebudayaan, 19(4), 565–578.

17
Musthafa, L. A.-H. (2018). Model (2018). Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan Pendidikan (Mts Islamiyah Ypi Batangkuis
Madrasah Aliyah Swasta (Studi Kab. Deli Serdang).
Di Madrasah Aliyah Mu’allimin EducanduM, 11(2).
Mu’allimat Muhammadiyah
Garut). JIE (Journal of Islamic Tamam, B. (2018). Reorientasi
Education), 2(2), 221–248. Pendanaan Pendidikan Dalam
Membangun Mutu Sekolah.
Penyusun, T. (2008). Kamus besar Misykat Al-Anwar, 29(2),
bahasa Indonesia. In Jakarta: 257189.
Balai Pustaka.
Usman, J. (2017). Urgensi
Pohan, R. (2019). Pengaruh Iklim Manajemen Pembiayaan Dalam
Kerja dan Motivasi Berprestasi Peningkatan Mutu Pendidikan
terhadap Kinerja Guru Madrasah. TADRIS: Jurnal
Madrasah Tsanawiyah Negeri Pendidikan Islam, 11(2), 219–
Kota Pekanbaru. AL-USWAH: 246.
Jurnal Riset Dan Kajian
Pendidikan Agama Islam, 2(1),
1–22.
http://dx.doi.org/10.24014/au
.v2i1.6680.

Prayoga, A., & Risnandi, A. (2019).


Manajemen Pembiayaan
Pendidikandi Madrasah Aliyah
Darussalam Sumedang.
Cakrawala: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam Dan Studi
Sosial, 3(2), 117–131.

Rida Fironika, K. (2015).


Pembiayaan Pendidikan Di
Indonesia. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar UNISSULA,
2(1), 44.

Sopiali, A. A. (2018). Teori Dan


Konsep Dasar Pembiayaan
(Cost) Dalam Pendidikan Islam
(Rencana, Organisasi,
Pelaksanaan, dan
Pengawasan). Intelegensia:
Jurnal Pendidikan Islam, 6(2),
103–118.

Syahputra, M. R., & Daryanto, E.

18

Anda mungkin juga menyukai