Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


91/KEP/M.PAN/10/2001 sebagai pengganti SK Menpan No. 118/1996,
dinyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan diperlukan
adanya Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan secara penuh untuk melakukan
pengawasan pendidikan di sekolah di lingkungan Pemerintah Daerah,
Departemen Agama dan instansi Pemerintah lainnya.
Pengawas Sekolah bertanggung jawab untuk:
b. Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan di
sekolah sesuai dengan penugasannya pada satuan pendidikan TK, SD,
SMP, SMA atau SMK.
c. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil
prestasi belajar /bimbingan siswa dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan
Wewenang Pengawas Sekolah adalah :
a. Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal
dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik
profesi.
b. Menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga kependidikan lain yang
diawasi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
c. Menentukan atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan
pembinaan.
Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Pasal 39 menyatakan bahwa:
1) Pengawasan pada pendidikan formal dilakukan oleh Pengawas Satuan
Pendidikan.
2) Kriteria minimal untuk menjadi pengawas satuan pendidikan meliputi :
a. Berstatus sebagai guru sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun atau
Kepala Sekolah sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun pada jenjang
pendidikan yang sesuai dengan satuan pendidikan yang diawasi.
b. Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan
pendidikan.
c. Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pengawas sekolah merupakan
bagian integral dari keseluruhan sistem pendidikan nasional. Pengawas
sekolah adalah tenaga fungsional yang profesional yang mengemban tugas dan
tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Dalam mengemban tugas profesional tersebut Pengawas Sekolah
seharusnya dan selalu membuat rencana pelaksanaan tugas sesuai kebutuhan
dan karakteristik sekolah binaan dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas
tersebut tepat pada waktunya. Untuk kepentingan itulah maka disusun laporan
hasil pengawasan Semester 1 Tahun Pelajaran 2014-2015 ini.
B. Aspek/Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan dalam kegiatan pengawasan terhadap 11
TK dan SD Binaan melalui pembinaan, pemantauan dan penilaian, baik
terhadap guru (supervisi akademik) maupun terhadap kepala sekolah
(supervisi manajerial), diidentifikasi sebagai berikut:
1. Supervisi Akademik :
a. Perencanaan Pembelajaran
 Pengembangan Kurikulum;
 Penyusunan Silabus Pembelajaran;
 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
 Pengembangan media pembelajaran.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
 Penguasaan pendekatan, strategi dan teknik pembelajaran yang
inovatif;
 Pemanfaatan media pembelajaran;
 Pelaksanaan observasi kelas/evaluasi proses;
 Evaluasi hasil pembelajaran;
 Analisis hasil evaluasi pembelajaran.
c. Perbaikan dan Pengayaan
 Pemanfaatan hasil analisis hasil pembelajaran untuk menetapkan
program perbaikan dan pengayaan terhadap kinerja guru;
 Teknik perbaikan dan pengayaan.
2. Supervisi Manajerial
a. Penyusunan Program sekolah
 Program Pelaksanaan Kurikulum.
 Program Pelaksanaan Pembelajaran.
 Penetapan KKM per mata pelajaran/kelas dan sekolah.
 Program Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan.
 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana.
 Program Pengelolaan Sekolah/MBS.
 Program Perencanaan Biaya Sekolah.
 Program Penilaian Pendidikan.
b. Pelaksanaan Program Sekolah
 Membina, memantau dan menilai 8 program sekolah.
c. Evaluasi Program Sekolah
 Melakukan analisis hasil penilaian 8 program sekolah
d. Tindak Lanjut Program Sekolah
 Menjadikan umpan balik hasil evaluasi program sekolah.
 Merekomendasikan hal-hal penting kepada pihak terkait.
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
1. Tujuan Pengawasan
a. Tujuan Umum
 Memberikan bantuan prodesional kepada guru dan kepala sekolah
dalam meningkatkan kualitas kinerjanya.
b. Tujuan Khusus
 Memberikan bantuan profesional kepada guru melalui kegiatan
pembinaan, pemantauan dan penilaian agar mampu meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran.
 Mengembangkan kompetensi guru dalam bidang pedagogik,
profesional, sosial dan kepribadian.
 Memberikan bantuan profesional kepada kepala sekolah melalui
pembinaan, pemantauan dan penilaian, agar mampu
mengembangkan sekolah dan mencapai tujuan pendidikan.
 Mengembangkan kompetensi kepala sekolah dalam bidang
manajerial, pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian.
2. Sasaran Pengawasan
Sasaran sekolah binaan meliputi 11 TK/SD binaan kepengawasan yaitu:

TABEL 1. DAFTAR SEKOLAH BINAAN

NO SD BINAAN KEPALA SEKOLAH JML. JML


KEP GURU
1 SDN Panimbangjaya 4 Hj. Otjih Muljasih, 1 15
S.Pd.
2 SDN Panimbangjaya 6 Ade Yayat S., S.Pd. 1 16
3 SDN Citeureup 1 Adung, S.Pd. 1 12
4 SDN Citeureup 4 Riadi Joko Martono, 1 15
S.Pd.SD
5 SDN Citeureup 6 Nonih Suhaeni S.Pd,. 1 10
6 SDN Tanjungjaya 3 Arjaya, S.S 1 9
7 SDM Mekarsari 4 Tarmuji, S.Pd. 1 9
8 SDN Mekarsari 5 Drs. Nana Ernawan 1 12
9 SDN Gombong 4 Hasan Basri, S.Pd. 1 9
10 SDN Gombong 7 Rohmanulhakim, S.Pd. 1 9
11 SDN Idaman 2 Musnaedi. SS 1 12
NIP 196511051986101005

a. Pendidik/Guru :
 Kinerja pendidik/guru.
 Administrasi pendukung pelaksanaan tugas guru.
 Laporan hasil kerja guru
b. Kepala Sekolah :
 Kinerja kepala sekolah
 Administrasi pendukung pelaksanaan tugas kepala sekolah.
 Pelaporan-pelaporan.
c. Tenaga kependidikan lainnya/Penjaga Sekolah
 Pemeliharaan lingkungan.
 K5.(Keamanan, Ketertiban, Keindahan, Kebersihan, Kekeluargaan)
D. Ruang Lingkup
1) Pengawasan Akademik
a. Perencanaan Pembelajaran
b. Pelaksanaan Pembelajaran
c. Tindak lanjut pembelajaran
2) Pengawasan Manajerial
a. Penyusunan Program Sekolah meliputi 8 standar pendidikan.
b. Implementasi Program Sekolah.
c. Evaluasi Program Sekolah
d. Tindak lanjut program sekolah.
BAB II
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

Tugas seorang guru bukan hanya mengajar atau menyampaikan pelajaran,


tetapi juga guru harus lebih banyak berperan sebagai fasilitator, pembimbing,
pelatih, pengarah, inovator/pembaharu, motivator/pembangun motivasi,
pengembang bakat dan minat siswa. Keseluruahn tugas dan fungsi serta peran
guru itu harus melekat secara simultan dan muncul menjadi kepribadian seorang
guru.
Dalam PP 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dikatakan
bahwa guru harus menyelenggarakan pembelajaran yang memiliki karakteristik
sebagai berikut: INTERAKTIF, INSPIRATIF, MENYENANGKAN, MENANTANG,
MEMOTIVASI, PARTISIPASI AKTIF, PRAKARSA, KREATIF, MANDIRI SESUAI
BAKAT DAN MINAT, KETELADANAN, BERKEMBANG FISIK DAN
PSIKOLOGIS.
Demikian banyak dan beratnya tugas seorang guru dalam mengelola
pembelajaran ini, sudah tentu dibutuhkan guru yang profesional yang mampu
mengemban tugas-tugas seperti itu.
Sebagai manusia biasa sosok guru tidak luput dari berbagai kekurangan dan
keterbatasan, oleh karen itu pembinaan, arahan, bimbingan serta pemberian
contoh dari kepala sekolah atau pengawas sekolah mutlak harus dilaksanakan.
Apalagi latar belakang kualifikasi akademik guru bervariasi, mengakibatkan
kemampuan profesional guru tidak merata. Belum lagi motivasi guru masih
rendah terutama menanggapi perubahan paradigma pendidikan yang sekarang.
Mereka masih banyak menggunakan pendekatan, strategi dan teknik pembelajaran
yang konvensional, atau mencontoh gurunya dulu ketika duduk di bangku
sekolah. Inovasi pendidikan belum menyentuh seluruh guru di Kabupaten
Pandeglang.
Untuk mengatasi masalah ini, disamping diselenggarakannya kegiatan
formal, seperti pendidikan dan pelatihan (diklat), seminar, workshop,
pemberdayaan wadah pembinaan profesional guru (KKG), juga tidak kalah
pentingnya peran dan fungsi Pengawas Sekolah dalam memberikan bantuan
profesional kepada guru dalam mengembangkan kompetensinya, terutama dalam
mengelola proses pembelajaran.
Teknik pelaksanaan bantuan profesional terhadap guru dengan melakukan
observasi proses pembelajaran, mencatat kelebihan dan kelemahan guru,
membicarakan dengan guru yang bersangkutan, memberi saran dan penguatan.
Kemudian monitoring dan evaluasi.
Kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang
mengoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala
sekolah diangkat untuk menduduki jabatan yang bertanggung gugat
mengoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah
masing-masing. Kepala sekolah adalah jabatan yang istimewa karena kepemimpinan
pendidikannya akan sangat mewarnai citra sekolahnya.
Kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi
menduduki jabatan itu. Umumnya hampir tidak pernah terjadi ada orang yang
bukan guru diangkat menjadi kepala sekolah. Jadi, seorang guru dapat berharap
bahwa jika "beruntung" suatu saat kariernya akan berujung pada jabatan kepala
sekolah. Biasanya guru yang dipandang baik dan cakap sebagai guru yang kemudian
diangkat menjadi kepala sekolah. Dalam kenyataan, banyak di antaranya yang
tadinya berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul setelah menjadi
kepala sekolah. Umumnya mereka tidak cocok untuk mengemban tanggung jawab
manajerial. Ingat salah satu prinsip Peter tentang inkompetensi? Orang-orang
seperti ini telah terjerembab di puncak inkompetensinya dan akan tetap di situ
hingga pensiun (Peter & Hull, 1970).
Melihat uraian di atas, maka seorang kepala sekolah disamping bertugas dan
berperan sebagai kepala sekolah tapi tidak lepas dari peran dan fungsi sebagai
seorang guru. Jadi kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai
kepala sekolah dan mengemban tugas sebagai pengelola/manajer sekolah.
Lingkup manajemen yang harus dilaksanakan meliputi 8 standar nasional
pendidikan : (1) Standar Isi, kurikulum dan pembelajaran; (2) Standar Proses,
(pengelolaan pembelajaran); (3) Standar Konpetensi Lulusan (Penetapan KKM,
Passing Grade kelulusan, pencapaian taget dan tarap serap kurikulum); (4)
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (pengembangan kemampuan
profesional guru dan tenaga kependidikan lainnya); (5) Standar sarana dan
prasarana (sarana belajar, media pembelajaran, meubelair, bangunan fisik sekolah,
lingkungan fisik dan nonfisik); (6) Standar Pengelolaan (pengembangan MBS);
(7) Standar Pembiayaan (merancang RAPBS dan mempertanggungjawabkannya);
(8) Standar Penilaian Pendidikan (penyelenggaraan tes formatif, UTS, Ulum,
UAS, UAS-BN).
Agar kepala sekolah tidak terjadi inkompetensi, kembali peran dan fungsi
pengawas cukup besar dalam mengembangkan kemampuan manajerial kepala
sekolah melalui pembinaan, pemantauan dan penilaian, kemudian mengajukan
saran, pendapat dan bersama-sama memecahkan permaslahan secara kolaboratif.
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE

A. Pendekatan Pengawasan
Guru dan kepala sekolah adalah orang dewasa yang memiliki integritas
dan harga diri. Akan merasa tersinggung apabila disalahkan secara langsung.
Untuk mengatasi masalah itu, yang harus dilakukan oleh Pengawas sekolah
apabila menemukan kelemahan guru atau kepala sekolah menggunakan
pendekatan kemitraan (partnership) dan kerjasama (kolaboratif).
Kemitraan/kesejawatan, mengembangkan kesejajaran, tidak ada atasan
dan bawahan. Pengawas Sekolah tidak dalam posisi atasan yang siap
mendikte, memerintah, indoktrinasi kepada bawahan. Sehingga timbul
tranparansi/ keterbukaan dalam memecahkan berbagai masalah.
Kolaborasi, kebersamaam dalam mengidentifikasi masalah, dan
memecahkan masalah

B. Metode Pengawasan
Metode pengawasan yang dikembangkan meliputi: 3 (tiga) aspek yaitu
pembinaan, pemantauan dan penilaian.
1. Pembinaan adalah pemberian bantuan profesional dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran, dan
kepada kepala sekolah dalam mengelola lembaga sekolah.
2. Pemantaaun adalah melihat/mengobservasi proses pelaksanan tugas guru
dan kepala sekolah sebagai umpan balik pembinaan.
3. Penilaian adalah melakukan evaluasi secara komprehensif mengenai
kinerja guru, kepala sekolah, siswa dan tenaga kependidikan lainnya untuk
menentukan derajat kinerja masing-masing.
Adapun teknik pengawasan dilakukan melaui : observasi, wawancara,,
angket, simulasi, lesson study,
1. Observasi, melakukan pengamatan langsung tampilan kinerja guru dan
kepala sekolah. Instrumen yang digunakan adalah Lembar Observasi
Guru, dan Lembar Observasi Kepala Sekolah.
2. Wawancara, pengumpulan informasi secara individual atau kelompok
tentang kekuatan dan kelemahan kinerja guru atau kepala sekolah, sebagai
bahan pembinaan selanjutnya.
3. Angket, pengumpulan informasi dari guru atau kepala sekolah bahkan
siswa melalui media angket.
4. Simulasi, praktek model pembelajaran dengan teman sejawat untuk
melihat kekuatan dan kelemahannya.
BAB IV
HASIL PENGAWASAN

A. Hasil Pengawasan
Pengawasan sekolah pada semester 1 tahun pelajaran 2014-2015, telah
dilaksanakan sesuai dengan program tahunan dan program semesteran. Namun
yang akan dilaporkan terbatas pada pengawasan akademik 3 kegiatan,
pengawasan manajerial 3 kegiatan saja. Laporan tersebut disampaikan sebagai
berikut:
1. Hasil Pengawasan Akademik
a. Penyusunan Silabus per mata pelajaran per kelas.
b. Penyusunan RPP
c. Penetapan KKM
2. Hasil Pengawasan Manajerial
a. Revisi KTSP
b. Penyusunan RPS
c. Pemantauan Penerimaan Siswa Baru
B. Pembahasan Hasil Pengawasan
1. Pengawasan Akademik
a. Penyusunan Silabus per mata pelajaran per kelas.
Tugas utama guru mengawali tahun pelajaran baru adalah
mempersiapkan program pembelajaran yang terdiri atas:
 Ketersediaan KTSP masing-masing sekolah.
 Mengembangkan KTSP menjadi silabus pembelajaran yang
dijadikan acuan penyusunan RPP.
Kegiatan diawali dengan observasi ke sekolah-sekolah, mengenai
ketersediaan silabus pembelajaran. Hasilnya sebagai berikut:
1) Semua guru telah memiliki silabus pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran, dengan klasifikasi :
 Silabus produk utuh tahun yang lalu sebesar = 64 %.
 Silabus bukan produk sendiri/jasa orang lain = 34 %
 Silabus produk sendiri tetapi belum lengkap semua mata
pelajaran.= 2 %
2) Analisis hasil observasi :
 46% Guru telah mencoba menyusun silabus dengan merevisi
silabus tahun yang lalu.
 82% Guru memanfaatkan silabus jasa pihak lain (membeli
yang beredar di pasarant, atau memfotokopi dari SD lain) yang
belum tentu cocok dengan kondisi dan tuntutan kebutuhan
sekolah sendiri.
 Kelemahan Guru:
- Motivasi guru rendah dalam penyusunan silabus, mereka
menganggap silabus dibutuhkan apabila diperiksa oleh
kepala sekolah atau pengawas sekolah atau untuk
kebutuhan pengajuan kenaikan pangkat.
- Belum berfungsi secara maksimal wadah pembinaan
profesional KKG sebagai bengkel kerja guru dalam
mengatasi berbagai kendala proses pembelajaran.
 Kelemahan sekolah:
- Memfasilitasi jalan pintas dengan menyediakan dana untuk
pembelian silabus dari pasaran atau memfotokopi silabus
dari sekolah lain.
- Kurang memotivasi guru untuk mau dan mampu menyusun
sendiri silabus di sekolah sendiri.
 Kekuatan Guru :
- Jumlah guru kelas dan guru mata pelajaran cukup.
- Guru berijazah S.1 sebanyak 75 %
 Kekuatan Sekolah:
- Sekolah memiliki dana untuk memotivasi guru agar mau
menyusun sendiri silabus.
 Kesimpulan : perlu diadakan pembinaan khusus penyusunan
Silabus pada kegiatan KKG di wilayah binaan, Pengawas
Sekolah sebagai nara sumber.
 Kegiatan dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Juni 2008.
b. Penyusunan RPP/RKM/RKH
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrumen
penting dalam pelaksanaan pembelajaran tanpa RPP maka
pembelajaran tidak terarah dan tidak akan mencapai tujuan
pembelajaran secara maksimal.
RPP adalah penjabaran dari silabus.
1) Kenyataan di sekolah binaan adalah sebagai berikut.
 Baru 42% guru menyusun RPP secara terus menerus.
 52% guru membuat RPP tetapi tidak terus menerus.
 13 % guru mengajar tanpa RPP.
2) Kendala yang dihadapi guru:
 Rendahnya motivasi guru untuk menyusun RPP.
 Merasa telah berpengalaman mengajar sehingga materi
pembelajaran telah terkuasai, oleh karena itu tidak merasa perlu
ada RPP.
3) Alternatif pemecahan masalah:
 Pembinaan yang intensif terhadap guru yang belum menyusun
RPP melalui kegiatan Gugus Sekolah /KKG pada setiap hari
Sabtu.
 Pelatihan dengan tutor sebaya/Pemandu mata pelajaran di
masing-masing gugus sekolah.
 Menerapkan “reward and funishment”, yang selalu membuat
RPP, kenaikan pangkatnya akan lancar, yang belum mungkin
ditunda bahkan tidak direkomendasi oleh Pengawas.
4) Hasil Pembinaan :
 Semua guru nampak antusias membuat RPP.
Perlu pembinaan dan pengawasan yang intensif terhadap
kinerja guru tentang perencanaan pembelajaran.
c. Penetapan KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah prosentase
ketercapaian minimal dari setiap indikator, kompetensi dasar, standar
kompetensi dan mata pelajaran per kelas dan sekolah.
KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran sebagai acuan target
minimal yang harus dicapai bahkan dilampaui pada akhir
tahun/semester.
KKM ditetapkan dengan mempertimbangkan kompleksitas
indikator, daya dukung, dan intake siswa.
1) Kondisi nyata guru terhadap KKM:
 Ada beberapa sekolah telah mencoba menetapkan KKM, tapi
belum menggunakan analisis komplkesitas, daya dukung dan
intake. Hasilnya tidak akurat. (38%)
 Ada beberapa sekolah menetapkan KKM tebakan dengan
prosentase tinggi, pada akhir tahun ternyata tidak tercapai. (40%)
 Sisanya telah menyususun KKM melalui analisis di KKG.(22 %)
2) Permasalahan:
 Guru belum mangetahui fungsi dan manfaat penetapan KKM.
(69%)
 Guru belum mengetahui tata cara penetapan KKM. (31%)
3) Alternatif pemecahan:
 Pembinaan ke setiap sekolah dan Gugus Sekolah
4) Kegiatan Pembinaan:
 Pemberdayaan Gugus Sekolah/KKG/KKKS dengan
malaksanakan diskusi dan simulasi penetapan KKM.
 Menunjuk guru yang telah menguasai untuk memberikan
bimbingan kepada rekan-rekannya.
 Mengadakan workshop penyusunan KKM.
5) Hasil Pembinaan:
 Semua guru mampu menetapkan KKM untuk indikator,
kompetensi dasar dan standar kompetensi serta KKM mata
pelajaran.
6) Kendala :
 Guru keberatan untuk menyalin indikator dari silabus, sama
dengan menulis kembali silabus setiap mata pelajaran.
2. Pengawasan Manajerial
a. Revisi KTSP
b. Penyusunan RPS
c. Pemantauan Penerimaan Siswa Baru
BAB V
PENUTUP

Sekian laporan kepengawasan semester ganjil tahun pelajaran 2014-2015


yang dibuat oleh penulis sebagai pengawas sekolah TK/SD. Dengan harapan
laopran ini menfaat bagi penulis dan bagi pengawas lainnya dengan harapan akan
memeberi manfaat dan masuan bagi semua guru-guru sebagai rekan pengswas
lainnya dengan harapan laporan ini memmberi manfaat yang besar bagi dunia
pendidikan..khususnya di Kabupaten Pandeglang.
LAPORAN HASIL KEPENGAWASAN
PENGAWAS TK/SD
KECAMATAN PANIMBANG
SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2014-2015

Oleh:
Nama : Drs. ISMAIL, M.M.
NIP : 196103271982041004
Pangkat/Gol. : Pembina Utama Muda, IV/c
Jabatan : Pengawas Sekolah Madya

UPTD PENDIDIKAN KEC. PANIMBANG


KABUPATEN PANDEGLANG
2014
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL KEPENGAWASAN


SEMSETER 1
PENGAWASAN SEKOLAH KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN PELAJARAN 2014-2015

PANDEGLANG
PADA TANGGAL :
31 Desember 2014

KOORDINATOR PENGAWAS SEKOLAH


KABUPATEN PANDEGLANG

Drs. H. SUPIYANI
NIP 196010101979121003
i
KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji dan syukur ke hadlirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan nikmat, hidayat dan inayat-Nya kepada kami. Alhamdulillah, kami
telah selesai menyusun Laporan Kepengawasan Sekolah Semester 1 Tahun
Pelajaran 2014-2015
Laporan kepengawasan ini disusun merupakan hasil kepengawasan
berdasarkan rincian tugas pokok dan fungsi Pengawas Sekolah yang telah
diterbitkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, Kepala BKN dan
Peraturan-peraturan Menteri (Permen) yang terbaru.
Hasil yang disampaikan merupakan hasil kepengawasan terhadap 10 SD
Binaan kepengawasan di Kecamatan Panimbang. Pelaksanaan kepengawasan
sesuai dengan program semester yang disusun oleh penulis berdasarkan acuan
program tahunan yang dikembangkan oleh Korwas kabupaten. Laporan memuat
hasil pengawasan akademik dan manajerian pada 8 standar nasional pendidikan
(SNP).
Sistematika penyusunan laporan sesuai dengan panduan yang diterbitkan
oleh Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.
Semoga Laporan ini memiliki daya guna dan berhasil guna yang tinggi
dalam rangka meningkatkan kualitas pengawasan sekolah dan meningkatnya mutu
pendidikan khususnya di Kabupaten Pandeglang.
Terima kasih.

Pandeglang, Desember 2014


Penyusun.

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. i


KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Aspek/ Masalah.......................... ..................................... 2
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan ................................... 2
D. Ruang Lingkup ................................................................. 4

II. KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH .......................... 5

III. PENDEKATAN DAN METODE


A. Pendekatan Pengawasan .............................................. 7
B. Metode Pengawasn ..................................................... 7

IV. HASIL PENGAWASAN


A. Hasil Pengawasan .................................................. 8
B. Pembahasan Hasil Kepengawasan ......................... 8

V. PENUTUP
Penutup ............................................................................. 11
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................
iii
DAFTAR ISI ................................................................................. iv

VI. PENDAHULUAN
E. Latar Belakang ............................................................. 1
F. Landasan (Dasar Hukum) ................................................. 2
G. Visi, Misi dan Strategi Pengawasan ..................................... 2
H. Ruang Lingkup Pengawasan ............................................ 3
I.Tujuan dan sasaran ....................................................... 6

VII. IDENTIFIKASI HASIL PENGAWASAN DAN KEBIJAKAN DALAM


BIDANG PENDIDIKAN
A. Deskripsi Hasil Pengawasan Tahun Sebelumnya .............. 7
B. Masalah Dalam Pengawasan ........................................... 7
C. Kebijakan dalam Bidang Pendidikan ............................... 10

VIII. DESKRIPSI PROGRAM PENGAWASAN


C. Aspek Pembinaan (Supervising) ...................................... 11
D. Aspek Pemantauan (Monitoring) ....................................... 13
E. Aspek Penilaian (Evaluating) ............................................ 14
IX. PENUTUP
Penutup ............................................................................. 16
Drs. H. UNDANG SUHENDAR, M.Pd.
NIP 196106011982041007

Anda mungkin juga menyukai