Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan
memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
Oleh karena itu, SD Negeri Gejugan perlu mengembangkan dan
meningkatkan secara terus menerus dengan memperhatikan sumberdaya yang
dimiliki, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Kondisi SD
Negeri Gejugan memiliki siswa sebanyak 80 siswa, guru sebanyak 8 yang terdiri
dari 4 orang guru PNS dan 4 orang guru honorer, dan penjaga sekolah 1
orang (honorer).
Dukungan dan kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders) yang
sangat mendukung, sarana dan prasarana yang sudah mulai lengkap. Namun
dalam pembelajaran sebagian besar guru belum menerapkan pembelajaran HOTS
dan belum menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan permendikbud
nomor 22 tahun 2016. Guru SD Negeri Gejugan sangat jarang menggunakan
powerpoint sebagai media pembelajaran karena belum bisa membuat dan
mengoperasikan powerpoint.
Selain kondisi di atas, penyebaran virus COVID-19 telah memberi
tantangan tersendiri bagi pendidikan di SD Negeri Gejugan. Kondisi pandemi ini
mengharuskan sekolah-sekolah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau
siswa belajar dari rumah (BDR), tentu saja guru harus inovatif dalam
pembelajaran, misalnya menggunakan beberapa aplikasi yang disediakan oleh
google atau microsoft 365 agar kebutuhan pembelajaran siswa terlayani.
Kenyataannya, sebagian besar guru SD Negeri Gejugan belum mampu menjawab
tantangan ini. Hal ini karena sebagian besar guru SD Negeri Gejugan belum
menguasai aplikasi-aplikasi yang disediakan google atau microsoft 365.
Kesenjangan tersebut merupakan tantangan bagi pengawas sekolah.
Pengawas Sekolah harus menjamin bahwa setiap guru mampu melaksanakan
pembelajaran jarak jauh dengan baik di sekolahnya. Berupaya memotivasi,
mendorong, membangun kemampuan, membantu memecahkan kesulitan dan
3
memberi contoh. Upaya tersebut dilakukan melalui pembinaan yang dilakukan
secara terencana dan berkesinambungan dalam bentuk pendampingan.

B. Masalah dan Gagasan Inovasi Pengawasan


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dihadapi oleh
kepala sekolah antara lain:
1. Kurangnya kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran
berbasis HOTS
2. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan microsoft powerpoint
sebagai media pembelajaran
3. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, penulis perlu untuk
mengadakan suatu kegiatan dengan menyusun sebuah judul proposal Peningkatan
Kemampuan Kepala Sekolah dalam Melaksakan Supervisi Kelas Melalui
Kegiatan Workshop di Wilayah Sekolah Bina Kecamatan Cikelet Kabupaten
Garut Tahun 2020.

C. Visi, Misi, Tujuan dan Indikator


1. Visi
Terwujudnya Semua Kepala Sekolah yangProfesional

2. Misi
a. Menumbuhkan kesadaran kepala sekolah tentang pentingnya melaksanakan
supervisi kelas.
b. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah dalam melaksakan supervisi
kelas.:
c. Membantu kepala sekolah memecahkan kesulitan/permasalahan dalam
melaksanakan supervisi kelas.
d. Memberi contoh penyusunan Program Supervisi Kelas..
4

3. Tujuan
Sesuai dengan problematika yang ditulis di atas, maka penulisan proposal ini
bertujuan agar kepala sekolah:
a. Mempunyai kesadaran tentang pentingnya melaksanakan supervisi kelas.
b. Dapat mengembangkan kemampuannya dalam melaksanakan supervisi kelas
c. Dapat menghasilkan program supervise kelas yang aflikatif sehingga dapat
dilaksanakan di sekolah masing-masing.
d. Dapat melaksanakan supervisi berdasarkan program yang telah direncanakan.

4. Indikator
a. Tumbuhnya kesadaran kepala sekolah tentang pentingnya melaksakan
supervisi kelas
b. Berkembangnya kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi
kelas
c. Menghasilkan Program Supervisi Kelas yang aplikatif sehingga dapat
dilaksanakan di sekolah masing-masing.
d. Melaksanakan supervisi berdasarkan program yang telah direncanakan.
BAB II
RENCANA PROGRAM PENGAWASAN

A. Aspek-aspek dalam Program Pengawasan antara lain :


1. Pembinaan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya
Pembinaan guru berarti serangkaian usaha ataupun bantuan yang diberikan
kepada guru. Terutama bantuan yang berwujud layanan professional yang
dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas serta Pembina lainnya untuk
meningkatkan proses mengajar dan belajar siswa.
2. Pemantauan Standar Nasional Pendidikan (SNP) terkait dengan
pemecahan masalah pembelajaran.
Dari delapan Standar Nasional Pendidikan yang terkait dengan masalah
pembelajaran ada empat yaitu; Standar Isi, Standar Proses, Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Penilaian. Permasalahan yang umum
ditemui adalah lemahnya standar proses meliputi perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Penilaian Kinerja Guru
Sistim penilaan kinerja guru merupakan manajemen kinerja yang berfokus
pada guru yang dirancang untuk menilai level kinerja guru secara
kelompok maupun individu. Ini merupakan upaya yang lebih besar untuk
menjadikan kinerja sekolah menjadi optimal dan bisa berefek pada kualitas
siswa yang lebih baik.
4. Bimbingan Latihan (Bimlat) Profesional Guru/Kepala Sekolah
Program pengawasan yang disusun dalam proposal ini mengenai
Bimbingan Latihan (Bimlat) Profesional Kepala Sekolah yang berhubungan
dengan proses pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanaakn untuk meningkatkan
6
kompetensi mereka dalam melaksanakan supervisi kelas..
Seorang kepala sekolah harus mempunyai kompetensi supervisi yang
meliputi:
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
5
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan
dan teknik supervisi yang tepat.
3. Menindak lanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
Atas dasar inilah Program Pengembangan Kepengawasan dalam proposal
ini akan difokuskan pada “Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah dalam
melaksakan Supervisi Kelas Melalui Kegiatan Workshop di Wilayah Sekolah
Bina Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut Tahun 2020”.
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk :
1. Workshop Cara Melaksanakan Supervisi Kelas
Peserta : Kepala Sekolah di Wilayah Sekolah Bina Kecamatan Cikelet
Materi :
1.1 Pembinaan prilaku profesional kepala sekolah
1.2 Analisis/menelaah Program Supervisi Kelas yang sudah ada
1.3 Menyusun satu model Program Supervisi Kelas
1.4 Mempraktikkan cara melaksanakan Supervisi Kelas
2. Pendampingan
2.1 Pemeriksaan Bulanan Program Supervisi Kelas yang diserahkan melalui WA
2.2 Menyampaikan rekomendasi hasil pemeriksaan melalui WA
3. Kerja Sama dengan Teman Sejawat
3.1 Tukar menukar Program Supervisi Kelas melalui WA
3.2 Saling memberi rekomendasi melalui WA
4. Temu Refleksi
4.1 Dilaksanakan Setiap Akhir Semester
4.2 Penyampaian Pengalaman Terbaik
4.3 Diskusi Kendala Yang Dihadapi
4.4 Perencanaan Semester berikutnya 7

DAFTAR TABEL
DATA SEKOLAH DI WILAYAH SEKOLAH BINA

NAMA JUMLAH KE
NO NAMA KEPALA SEKOLAH
SEKOLAH GURU T
1 SDN 1 CIJAMBE HJ. AAN ROHANAH, S.Pd. 6
2 SDN 2 CIJAMBE AHMAD SIDDIK, S.Pd.I. 8
3 SDN 3 CIJAMBE MARSODIN, S.PD.,M.M 6
4 SDN 4 CIJAMBE DARSANA S.Pd. 7
SDN 1
5 DIDIN KAMILUDIN, S.Pd. 6
CIGADOG
SDN 2
6 EEN YUHAENAH, S.Pd. 8
CIGADOG
SDN 3
7 DAYAT HIDAYAT, S.Pd. 4
CIGADOG
SDN 4 MOH. MAHMUD FAUZI,
8 5
CIGADOG S.Pd.
SDN 5
9 IWAN ROSIHAN, S.Pd. 7
CIGADOG
SDN 6
10 SUTARMAN, S.Pd. 6
CIGADOG
SDN 7
11 YUDANI, S.Pd 5
CIGADOG

B. Strategi dan Langkah-langkah Pencapaian


1. Strategi
Pada kegiatan supervisi akademik, program kepengawasan yang dipilih adalah
Peningkatan kemapuan professional Kepala sekolah dalam Menyusun Program
Supervisi Kelas melalui kegiatan workshop.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan alasan bahwa melalui workshop para kepala
sekolah dapat secara langsung mencoba sendiri bagaimaan cara penyusunan
program supervisi yang yang baik dan terencana, sehingga dapat
8
mempraktikkannya langsung di sekolahnya masing-masing.
2. Langkah-langkah
2.1 Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan, pengawas mengumpulkan data hasil
supervisi sebelumnya terhadap masalah yang dibahas, kemudian diinfentarisir
berdasarkan jumlah kepala sekolah yang mampu dan tidak mampu dalam
penyusunan mengenai program supervisi kelas.
Setelah selesai mengumpulkan dan menginfentarisir data yang ada, maka
pengawas sekolah melakukan langkah-langkah perencanaan kegiatan sebagai
berikut :
a. Berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut untuk
merencanakan Workshop dan Pendampingan Penyusunan Program Supervisi
Kelas
b. Penyusunan rencana tindak
c. Penyiapan bahan
d. Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan workshop
e. Menyebarkan undangan kepada seluruh kepala sekolah di lingkungan
Pengawas bina
2.2 Pelaksanaan
Setelah perencanaan disusun secara matang selesai, maka pengawas sekolah
melakukan kegiatan sebagai berikut;
a. Menyediakan tempat kegiatan
b. Melaksanakan kegiatan workshop.
2.3 Monitoring dan Evaluasi ( Monev)
a. Monitoring
Dalam penjaminan efektivitas Program Pembinaan Kepala Sekolah dalam
Penyusunan Program Supervisi Kelas, perlu dilakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan. Hasil monitoring dan evaluasi merefleksikan
efektivitas program pembinaan professional kepala sekolah yang telah
dilaksanakan.
Monitoring dan evaluasi pada prinsipnya merupakan strategi untuk
mengetahui apakah pelaksanaan program mencapai tujuan
yang
9
diharapkan. Di samping itu melalui kegiatan ini dapat diidentifikasi
masalah dan rekomendasi untuk mengatasinya. Proses analisis dalam
evaluasi diarahkan pada penyusunan kesimpulan.
Monitoring dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1) Memeriksa dokumen Program Supervisi Kelas
2) Melakukan kunjungan ke sekolah untuk mengetahui sejauh mana hasil
dari pelatihan diimplementasikan oleh kepala sekolah di sekolahnya
masing masing
3) Menyampaikan instrument monitoring.
4) Menelaah instrument monitoring yang sudah diisi kepala sekolah.
5) Menyusun data hasil monitoring.
b. Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1) Mengevaluasi kinerja kepala sekolah melalui K3S, terutama yang
berkaitan dengan dokumen Program Supervisi Kelas.
2) Mengevaluasi kinerja kepala sekolah melalui kunjungan ke sekolah,
terutama berkaitan dengan perbaikan pelaksanaan proses supervisi
kelas.
2.4 Refleksi
Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukuan berdasarkan hasil monev
untuk merefleksikan program antara lain;
a. Mengoreksi atau mengkaji ulang tentang kegiatan yang telah dilaksanakan,
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan tentang pelaksanaan program
untuk menetapkan langkah berikutnya.
b. Menyusun program berikutnya.

C. Rencana Pelaporan
Setelah selesai melaksanakan kegiatan workshop tentang pentingnya penyusunan
program supervisi sekolah, maka langkah-langkah dan hal-hal penting yang akan
dilaporkan adalah:
1. Pelaporan tentang hasil kegiatan
2. Pelaporan tentang langkah-langkah atau program berikutnya.

BAB III
PENUTUP

Perbaikan kualitas proses pembelajaran di suatu sekolah harus didukung oleh


kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
kepala sekolah. Salah satu tugas dan fungsi kepala sekolah adalah melaksanakan
supervisi. Kegiatan supervisi dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh
suatu program yang baik pula, hal ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah yang
mempunyai kemampuan dalam menyusun program supervise dan
melaksanakanya. Program supervisi yang dibuat oleh kepala sekolah harus
disusun secara sistematis terarah sesuai dengan proses pembelajaran dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
Pembinaan professional kepala sekolah harus dilaksanakan secara terencana,
dan berkesinambungan. Disinilah peran strategis pengawas sekolah sebagai
penjamin mutu Pendidikan.
11

DAFTAR PUSTAKA

10
1. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Lima Dimensi Kompetensi Kepala
Sekolah. Jakarta: CV. Media Pustaka Mandiri.
2. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor/Evaluator
https://rumusrumus.com/tugas-kepala-sekolah.
3. Kepmendiknas Nomor 13 Tahun 2007, yang menetapkan tentang
kompetensi kepala sekolah.

Anda mungkin juga menyukai