Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya
manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin
maju. Komponen-komponen sistem pendidikan yang mencakup sumber daya
manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu : tenaga kependidikan guru dan
non guru. Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tenting Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan, ”komponen-komponen sistem pendidikan
yang bersifat sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi tenaga pendidik
dan pengelola satuan pendidikan (penilik, pengawas, peneliti dan pengembang
pendidikan).” Tenaga gurulah yang mendapatkan perhatian lebih banyak di
antara komponen-komponen sistem pendidikan. Besarnya perhatian terhadap
guru antara, lain dapat dilihat dari banyaknya kebijakan khusus seperti kenaikan
tunjangan fungsional guru dan sertifikasi guru.
Usaha-usaha untuk mempersiapkan guru menjadi profesional telah
banyak dilakukan. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua guru memiliki
kinerja yang baik dalam melaksanakan tugasnya. ”Hal itu ditunjukkan dengan
kenyataan (1) guru sering mengeluh kurikulum yang berubah-ubah, (2) guru
sering mengeluhkan kurikulum yang syarat dengan beban, (3) seringnya siswa
mengeluh dengan cara, mengajar guru yang kurang menarik, (4) masih belum
dapat dijaminnya kualitas pendidikan sebagai mina mestinya.” (Imron, 2000:5).
Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya
orang tua, dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Sekolah
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara,
lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Semua fungsi sekolah tersebut
tidak akan efektif apabila komponen dari sistem sekolah tidak berjalan dengan
baik, karena kelemahan dari salah satu komponen akan berpengaruh pada
komponen yang lain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada jalannya
sistem itu sendiri. salah satu dari bagian komponen sekolah adalah guru.

6
Guru dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi,
menguasai metode, dan tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu
mengelola kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara
aktif, inovatif dan menyenangkan. Namun demikian, menurut Erman Suhermnan
(http://www.educare.e-fkipunla.net), umumnya guru masih mendominasi kelas.
Masih menurut Erman Suherman, ada dua hal yang menyebabkan guru
tidak menikmati (enjoy) untuk mengajar, yaitu kebanyakkan guru tidak siap
terlebih dahulu dengan (minimal) membaca bahan yang akan diajarkan, guru
mengajar tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong. Lebih parah
lagi, guru tidak menyadari tujuan belajar yang sebenarnya, tidak mengetahui
manfaat belajar bagi masa depan anak yang diajarkannya.

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, terdapat beberapa kendala
pada pengajaran selama ini antara lain :
1. Guru mengalami kesulitan dalam memahami menyususun program
pengajaran
2. Guru kurang aktif/guru pasif dalam mencari bahan-bahan pengajaran
3. Guru belum terbiasa untuk bekerjasama dengan temannya dalam
menyusun program pembelajaran.
4. Guru kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
5. Hasil nilai ulangan/hasil belajar siswa pada pembelajaran rendah.
6. KKM tidak tercapai.
7. Pembelajaran tidak menyenangkan bagi siswa.
8. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran.
Sebagai pendidik, penulis melihat pembelajaran menjadi kurang
efektif karena hanya cenderung mengedepankan aspek intelektual dan
mengesampingkan aspek pembentukan karakter. Hal ini tentu suatu hambatan
bagi guru. Namun penulis ingin mengubah hambatan tersebut menjadi sebuah

7
kekuatan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien
sehingga, nantinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
C. Pembatasan Masalah
Agar tidak meluasnya masalah yang diteliti maka penelitian yang
dilaksanakan di SDN Ujungmanik 01 Kecamatan Kawunganten, Kabupaten
Cilacap ini di fokuskan pada :
1. Peningkatan Kemampuan Kompetensi Guru di SDN Ujungmanik 01
Kecamatan Kawunganten.
2. Pendekatan Supervise Kolaboratif di SDN Ujungmanik 01 Kecamatan
Kawunganten.
Untuk menjawab hal itu, penulis mencoba memberi solusi kepada guru-
guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun berbagai rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dibutuhkan seperti : RPP, alat peraga, teknik
pengumpulan data, dan instrumen yang dibutuhkan untuk membantu guru dalam
mengelola kelas dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Tatar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Apakah
Pendekatan Supervisi Kolaboratif dapat Meningkatkan Kompetensi Guru dalam
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SDN Ujungmanik 01?”

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui apakah pendekatan supervisi kolaboratif dapat
meningkatkan kopetensi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru
dalam pendekatan supervisi kolaboratif

8
F. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian Penelitian tindakan sekolah ini, dilakukan dengan
harapan memberikan manfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah.
a. Manfaat bagi guru:
1. Memperoleh altematif baru yang dapat diterapkan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
2. Memperoleh altematif baru yang dapat diterapkan guru untuk
peningkatan mutu pembelajaran.
b. Manfaat bagi sekolah :
1. Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis.
2. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.

Anda mungkin juga menyukai