Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN ( PBL )

NUTRITION CARE PROCESS ( NCP )

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) PADA


PASIEN TRAUMA FRAKTUR MANDIBULA DI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA TK III POLDA

DISUSUN OLEH :

ESTER ANGELINA MARPAUNG

NIM. P05130218019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PRODI DIV JURUSAN GIZI

TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


NUTRITION CARE PROCESS ( NCP )
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III
POLDA BENGKULU
2020

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :


Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,

Arie Krisnasary, S.Gz,M.Biomed


NIP. 198102172006042002 Intan Wellisya Putri

Ka. Prodi S.Tr. Gizi dan Dietetika,

Tetes Wahyu W., SST., M.Biomed


NIP. 198106142006041004

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya serta kemudahan yang diberikannya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan laporan ini dalam kegiatan Perencanaan
Program Gizi dilakukan di Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Dalam
penyelesaian Laporan ini penyusun telah mendapat masukan dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Eliana., SKM., MPH sebagai Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bengkulu
2. Ibu Arie Krisnasary, S.Gz,M.Biomed, MPH sebagai Dosen
Gizi selaku pembimbing Akademik Praktek Belajar Lapangan
Nutrition Care Proccess ( NCP )
3. di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Polda Bengkulu
4. Ibu Intan Wellisya Putri sebagai Pembimbing Lapangan di
Rumah Sakit Bhayangkara TK III Polda Bengkulu
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini belum
sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi data maupun dalam
penyajian. Oleh karena itu kami menyampaikan maaf atas segala
kekurangan kami. Segala saran dan masukan sangat berarti demi
perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan praktek
belajar lapangan ini bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
membawa perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan
pembaca. Atas perhatian dan masukannya penulis mengucapkan
terima kasih.
Bengkulu, 2020

Penulis

DAFTAR ISI

iii
HALAMAN JUDUL.......................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... v

TINJAUN PUSTAKA...................................................................................vi

BAB I ASSESMENT GIZI

A. Gambaran kasus..................................................................................1
B. Biokimia data ......................................................................................1
C. Antropometri data ...............................................................................1
D. Physical data .......................................................................................2
E. Clien history ........................................................................................2

BAB II DIAGNOSIS GIZI

A. Diagnosis gizi ...................................................................................... 3

BAB III INTERVENSI GIZI

A. Nama diit .............................................................................................4


B. Prinsip diit ...........................................................................................5
C. Tujuan diit.............................................................................................5
D. Syarat diit..............................................................................................5
E. Perhitungan kebutuhan energi ..............................................................5
F. Bentuk makanan....................................................................................5
G. Rute pemberian.....................................................................................5
H. Syarat diit................................................................................................
I. Frekuensi makanan ...............................................................................5
J. Menu makan sehari...............................................................................5

iv
BAB IV MONITORING EVALUASI

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

v
Tabel 1. Diagnosa Gizi....................................................................................4

Tabel 2. Menu Makanan................................................................................5

Tabel 3. Monitoring Dan Evaluasi................................................................6

vi
TINJAUAN PUSTAKA

1. Trauma fraktur mandibula


A. Definisi

Mandibula merupakan bagian dari tulang wajah yang sering mengalami


cedera karena posisinya yang menonjol dan mudah menerima benturan,
sehingga memungkinkan fraktur mandibula menempati urutan kedua fraktur
daerah wajah. Trauma yang terjadi pada mandibula menyebabkan fraktur yang
dapat mengganggu fungsi pengunyah. Penyebab utama dari fraktur mandibula
adalah kecelakaan lalu lintas dan kekerasan. Menurut Kruger, 69% dari fraktur
mandibula disebabkan oleh kekerasan fisik, 27% kecelakaan, 2% karena
olahraga dan 4% faktor patologik, sedangkan fraktur patologis dapat
disebabkan oleh kista, tumor tulang, osteogenesis imperfekta, osteomielitis,
osteoporosis, atropi atau nekrosis tulang. Berhubung fraktur mandibula sering
terjadi maka diagnosa dini sangat penting untuk menetapkan jenis perawatan
yang sesuai. Pemeriksaan Rontgenologik pada fraktur mandibula sangat
membantu untuk menunjang diagnosa klinik. Hasil pemeriksaan akan
memberikan petunjuk mengenai lokalisasi, tipe dan luasnya fraktur. Dengan
demikian akan memudahkan untuk menetapkan jenis perawatannya

Fraktur didefinisikan sebagai deformitas linier atau terjadinya


diskontinuitas tulang yang disebabkan oleh ruda paksa. Fraktur dapat terjadi
akibat trauma atau karena proses patologis. Fraktur mandibula adalah
putusnya kontinuitas tulang mandibula.3,4,6 Mandibula merupakan tulang
yang kuat, tetapi pada beberapa tempat dijumpai adanya bagian yang lemah.
Daerah korpus mandibula terutama terdiri dari tulang kortikal yang padat
dengan sedikit substansi spongiosa sebagai tempat lewatnya pembuluh darah
dan pembuluh limfe. Daerah yang tipis pada mandibula adalah angulus dan
subkondilus sehingga bagian ini termasuk bagian yang lemah dari mandibula

1
B. Etiologi mandibula

Benturan yang keras pada wajah dapat menimbulkan fraktur mandibula.


Toleransi mandibula terhadap benturan lebih tinggi daripada tulang-tulang
wajah yang lain. Fraktur mandibula lebih sering terjadi daripada fraktur tulang
wajah yang lain karena bentuk mandibula yang menonjol sehingga sensitif
terhadap benturan. Pada umumnya fraktur mandibula disebabkan oleh karena
trauma langsung.

Fraktur mandibula dapat disebabkan oleh trauma maupun proses


patologik. Menurut Kruger, 69% dari fraktur mandibula disebabkan oleh
kekerasan fisik, 27% kecelakaan, 2% karena olahraga dan 4% faktor
patologik, sedangkan fraktur patologis dapat disebabkan oleh kista, tumor
tulang, osteogenesis imperfekta, osteomielitis, osteoporosis, atropi atau
nekrosis tulang.

C. Diagnosis Fraktur Mandibula

Didalam penegakan diagnosis fraktur mandibula meliputi anamnesa,


apabila merupakan kasus trauma harus diketahui mengenai mekanisme
traumanya atau mode of injury, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.

Pada kasus trauma, pemeriksaan penderita dengan kecurigaan fraktur


mandibula harus mengikuti kaidah ATLS (Advandce Trauma Live Suport),
dimana terdiri dari pemeriksaan awal atau primary survey yang meliputi
pemeriksaan airway, breathing, circulation dan disability. Pada penderita
trauma dengan fraktur mandibula harus diperhatikan adanya kemungkinan
obstruksi jalan nafas yang bisa diakibatkan karena fraktur mandibula itu
sendiri ataupun akibat perdarahan intraoral yang menyebabkan aspirasi darah
Setelah dilakukan primary survey dan kondisi penderita stabil, dapat
dilanjutkan dengan pemeriksaan secondary survey meliputi:

2
1. Anamnesis, pada anamnesis keluhan subyektif berkaitan dengan
fraktur mandibula dicurigai dari adanya nyeri, pembengkakan oklusi
abnormal, mati rasa pada distribusi saraf mentalis, pembengkakan,
memar, perdarahan dari soket gigi, gigi yang fraktur atau tanggal,
trismus, ketidakmampuan mengunyah. Selain itu keluhan biasanya
disertai riwayat trauma seperti kecelakaan lalu lintas, kekerasan,
terjatuh, kecelakaan olah raga ataupun riwayat penyakit patologis.
2. Pemeriksaan klinis meliputi;
a. pemeriksaan klinis pasien secara umum: pada umumnya
trauma maksilofasial dapat diketahui keberadaannya pada
pemeriksaan awal atau primary survey atau pemeriksaan
sekunder atau secondary survey.
b. pemeriksaan lokal fraktur mandibula
D. Penatalaksanaan Fraktur Mandibula

Prinsip penanganan fraktur mandibula pada langkah awal bersifat


kedaruratan seperti jalan nafas atau airway, pernafasan atau breathing,
sirkulasi darah termasuk penanganan syok atau circulation, penanganan luka
jaringan lunak dan imobilisasi sementara serta evaluasi terhadap kemungkinan
cedera otak. Tahap kedua adalah penanganan fraktur secara definitif.
Penanganan fraktur mandibula secara umum dibagi menjadi dua metoda yaitu
reposisi tertutup dan terbuka. Pada reposisi tertutup atau konservatif , reduksi
fraktur dan imobilisasi mandibula dicapai dengan menempatkan peralatan
fiksasi maksilomandibular. Reposisi terbuka bagian yang fraktur dibuka
dengan pembedahan, segmen direduksi dan difiksasi secara langsung dengan
menggunakan kawat atau plat yang disebut wire atau plate osteosynthesis.
Teknik terbuka dan tertutup tidak selalu dilakukan tersendiri, tetapi
kadangkadang dikombinasi. Pendekatan ketiga adalah merupakan modifikasi
dari teknik terbuka yaitu metode fiksasi skeletal eksternal. Pada
penatalaksanaan fraktur mandibula selalu diperhatikan prinsip-prinsip .

3
BAB I

ASSESMENT GIZI

A. Gambaran Kasus
a) Data Pasien

Nama: Ny. Rahayu

Umur: 43 tahun

Jenis Kelamin: perempuan

Diagnosa: trauma dengan fraktura mandibula

b) Tanda Vital

TD: 110/60 mmHg

N: 70 ×/mnt

c) Antropometri

BB: 58 kg

TB: 160 cm

BBI : Tb – 100 x 0.9

: 160 – 100 x 0,9

: 54 gr

58 58
IMT : = = 22, 65 kg/m² (Normal)
1,60 ² 2,56

d) Laboratorium

GDS: 123 mg/dl

Hemoglobin: 11,6 mg/dl

4
e) Riwayat Gizi

Nafsu Makan: Menurun

Alergi: Tidak ada alergi

f) Riwayat personal
MRS dengan keluhan nyeri mandibula 1 hari sebelum masuk
rumah sakit

5
BAB II

DIAGNOSIS GIZI

A. Kasus
Nama : Ny. Rahayu
Usia : 43th
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal MRS : 28 November 2020
Diagnosa Medis : Trauma dengan fraktura mandibula
B. Diagnosa Gizi

Domain Problem Etiologi Sign/Symptom


N.C.1.2 kesulitan menelan berkaitan dengan ditandai
Penyakit fraktur dengan Nyeri
mandibula yang di yang
derita dirasakan dan
nafsu makan
menurun

Diagnosa Gizi yang sesuai di proses asuhan gizi terstandar (PAGT) yaitu
terminologi diagnosis gizi. Dalam menyusun kaidah diagnosis gizi petugas gizi
hendaknya mengacu pada prinsip-prinsip taksonomi diagnosis gizi yang terdiri
dari tiga (3) domain (domain asupan/intake, domain klinik, dan domain
perilaku/behavior dan lingkungan).

BAB III

6
INTERVENSI GIZI

1. Rencana Terapi Diet


a. Nama Diet :Diet PRA-BEDAH ( bedah mayor )
b. Prinsip diet : tinggi energi tinggi protein
c. Tujuan Diet :
1. mengupayakan agar status gizi pasien
dalam keadaan optimal,sehingga tersedia
cadangan untuk mengatasi stres dan
penyembuhan luka
d. Bentuk Makanan : makanan cair enteral komersil peptisol
e. Rute pemberian : Oral
f. Perhitungan Kebutuhan: 1.204 kkal
 Keb. E : 1.204 kalori
 Keb. P : 63, 91 gr
 Keb. L : 41,73 gr
 Keb. KH :125,21 gr
g. Kebutuhan zat gizi mikro :
 Vitamin A : 650 mcg
 Vitamin C : 90 mg
 Vitamin E :15 mcg
 Vitamin B6 :1,3 mg
 Vitamin B12 :4,0 mcg
 Fe :9 mg
 Mg :360 mg
h. Syarat Diet :
1. Energi diberikan sebesar 1.204 kkal
2. Protein tinggi1,5 gr /kgBB sebesar 63,91
gr

7
3. Lemak rendah yaitu 20% dari total
kebutuhan yaitu 41, 73 gram/hari
4. Karbohidrat diberikan 60%dari
kebutuhan yaitu 125, 21 gram/hari
5. Tinggi kalori, tinggi sumber protein
6. Vitamin cukup
7. Mineral Cairan 800 ml/hari

g. frekuinsi makanan

 06.00 wib : 200 kkal


 09.00 wib : 200 kkal
 12.00 wib : 200 kkal
 15.00 wib : 200 kkal
 18.00 wib : 200 kkal
 21.00 wib : 200 kkal

2. Menu makan sehari/ perencanaan menu cair enteral komersil


peptisol

Diet makanan cair 1200 kkal

No Waktu Menu Makan Bb Energi Protein Lemak Kh


1 06.00 Susu Peptisol 51 202,3 11,33 2,42 34
2 09.00 Susu Peptisol 51 202,3 11,33 2,42 34
3 12.00 Sonde LLM 51 202,3 11,33 2,42 34
4 15.00 Susu Peptisol 51 202,3 11,33 2,42 34
5 18.00 Susu Peptisol 51 202,3 11,33 2,42 34
6 21.00 Susu Peptisol 51 202,3 11,33 2,42 34
Energi 1.213,8 67,8 Gr 14,52 204 gr
Kkal Gr

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

8
Parameter Target Pelaksanaan
Asupan Makan Asupan Makan Setiap Hari
Normal
Antropometri BB Tetap Normal Akhir Perawatan
dan Status Gizi
Normal
Biokimia GDS Normal Hari Kedua
Pengamatan Kasus
Fisik/klinis Nyeri berkurang Setiap Hari

DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Riska Fitria. ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD)+ POST OPERASI ABSES MANDIBULA. Diss. University of Muhammadiyah
Malang, 2019.

9
Satya, Bramadita. "Hubungan antara status keberadaan fraktur angulus mandibula dengan molar 3
rahang bawah pada pasien trauma kecelakaan lalu lintas di Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang= Relationship between existence state of mandibular angle fracture with lower third
molar impaction of vehicle trauma patients in general Hospital of Tangerang District RSUT." (2018).

10

Anda mungkin juga menyukai