Anda di halaman 1dari 25

TERAPI CAIRAN DAN

ELEKTROLIT

Air merupakan komponen utama dalam tubuh.
TBW (total body water) pada orang dewasa berkisar antara 45-
75% dari berat badan.
TBW pada neonatus lebih tinggi yaitu sekitar 70-80% berat badan.
TBW dibagi dalam 2 komponen utama yaitu cairan intraseluler
(CIS) dan cairan ekstra seluler (CES) seperti terlihat pada gambar:
ayi memiliki cairan ekstraseluler lebih besar dari intrasel. Perbandingan ini akan
berubah sesuai perkembangan tubuh.

injal berfungsi mengatur jumlah cairan tubuh, osmolaritas cairan ekstraselular,


konsentrasi ion-ion penting dan keseimbangan asam basa.

ungsi ginjal sempurna setelah anak mencapai usia 1 tahun, sehingga komposisi
cairan tubuh harus diperhatikan saat terapi cairan.
Dalam cairan tubuh Cairan intravasculer(5%) Kebutuhan cairan bayi
terlarut elektrolit ditambah eritrosit (3%) menjadi dan anak
darah
Ekstrasel : Na+ dan Cl- Air :
Intrasel : K+ dan PO4- Estimated blood volume :
-10 kg : 4 ml/kg/jam
Neonatus : 90 ml/kg BB (100ml/kg)
Bayi : 80 ml/kg BB
Anak + dewasa : 70 ml/kg BB 1-20 kg : 1000 ml +
50 ml/kg di atas 10
kg

20 kg : 1500 ml+20
ml/kg di atas 20 kg

Elektrolit :

a+ : 2 mEq/kg
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN CAIRAN
Gangguan cairan tubuh
DEFISIT CAIRAN

Pada keadaan akut, kehilangan cairan yang cepat akan menimbulkan tanda gangguan
pada susunan saraf pusat dan jantung. Pada kehilangan cairan yang lambat, lebih
dapat ditoleransi sampai defisit volume cairan ekstraseluler yang berat.
DEHIDRASI
sering dikategorikan dengan kadar konsentrasi serum dengan natrium
menjadi isonatremik (130-150 mEq/L) hiponatremik (<130 mEq/L)
hipernatremik (>150)

Ditinjau dari segi banyaknya defisit cairan elektrolit yang hilang, maka
dehidrasi dibagi atas :

dehidrasi ringan (defisit 4% Dehidrasi sedang Dehidrasi berat


BB) (defisit 8% BB) (defisit 12% BB)
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN
Berdasarkan berat badan bayi dan anak
(Menurut Holiday dan Segard)

 4 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg pertama


 2 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg kedua
 1 ml/kgBB/jam : sisa berat badan selanjutnya

atau

BB 10 kg pertama = 1 ltr/hr cairan


BB 10 kg kedua = 0,5 ltr/hr cairan
BB >> 10 kg = 20 mL x sisa BB
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN

Berdasarkan berat badan bayi dan anak


(Menurut Darrow)

 BB <3kg : 175 cc/kgBB/hr


 BB 3-10kg : 105 cc/kgBB/hr
 BB 10-15kg : 85 cc/kgBB/hr
 BB >15kg : 65 cc/kgBB/hr
SOAL KASUS:

Pasien dengan berat badan 23 kg, maka kebutuhan cairan basalnya?

Cara I (Menurut Holiday dan Segar) :


Jawab : BB pasien : 23 Kg
Maka 10 Kg pertama : 4 cc x 10 = 40 cc cairan
10 Kg kedua : 2 cc x 10 = 20 cc cairan
3 Kg terakhir = 1 cc x 3 Kg = 3 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan =
40 cc + 20 cc+ 3 cc = 63 mL/jam
63 mL x 24 Jam = 1512 mL/hari
Cara II (Menurut Holiday dan Segar) :

Jawab : BB pasien : 23 Kg
Maka 10 Kg pertama : 100 cc x 10 = 1000 cc cairan
10 Kg kedua : 50 cc x 10 = 500 cc cairan
3 Kg terakhir = 20 cc x 3 Kg = 60 cc cairan

Total cairan yang dibutuhkan =


1000 cc + 500 cc+ 60 cc = 1560 mL/hari
Cara III (Menurut Darrow) :

Jawab : BB pasien : 23 Kg
BB >15kg : 65 cc/kgBB/hr
Maka :
BB 23 Kg : 65 cc x 23 = 1495 mL/hari
Soal Kasus:
Pasien dengan berat badan 8 kg, maka kebutuhan cairan
basalnya?

Jawaban: (Menurut Darrow)


BB Pasien : 8 kg
Jadi Rumus:
BB 3-10kg : 105 cc/kgBB/hr

105 cc x 8 kg = 840 cc/hari


Kelebihan Volume

Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu kondisi akibat iatrogenic.


(pemberian cairan intravena seperti NaCl yang menyebabkan kelebihan air dan NaCl
ataupun pemberian cairan intravena glukosa yang menyebabkan kelebihan air)
ataupun dapat sekunder akibat insufisiensi renal (gangguan GFR), sirosis, ataupun
gagal jantung kongestif.
Perubahan konsentrasi
Perubahan konsentrasi cairan tubuh dapat berupa hipernatremia atau hiponatremia
maupun hiperkalemia atau hipokalemia.
Rumus untuk menghitung defisit elektrolit :

efisit natrium (mEq total) = (Na serum yang diinginkan – Na serum sekarang) x 0,6
x BB (kg)

efisit Kalium (mEq total) = (K serum yang diinginkan [mEq/liter] – K serum yang
diukur) x 0,25 x BB (kg)

efisit Klorida (mEq total) = (Cl serum yang diinginkan [mEq/liter] – Cl serum yang
diukur) x 0,45 x BB (kg)
Perubahan komposisi

Perubahan komposisi itu dapat terjadi tersendiri tanpa mempengaruhi osmolaritas


cairan ekstraseluler. Sebagai contoh misalnya kenaikan konsentrasi K dalam darah
dari 4 mEq menjadi 8 mEq, tidak akan mempengaruhi osmolaritas cairan ekstraseluler
tetapi sudah cukup mengganggu otot jantung. Demikian pula halnya dengan
gangguan ion kalsium, dimana pada keadaan hipokalsemia kadar Ca kurang dari 8
mEq, sudah akan timbul kelainan klinik tetapi belum banyak menimbulkan perubahan
osmolaritas.
Gangguan keseimbangan air dan elektrolit

astroenteritis,

emam tinggi ( DHF, difteri, tifoid )

asus pembedahan ( appendektomi, splenektomi, section cesarea, histerektomi ).

enyakit lain yang menyebabkan pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang (


kehilangan cairan melalui muntah )
Cairan kristaloid

Yang paling banyak digunakan adalah normal saline dan ringer laktat. Cairan kristaloid
memiliki komposisi yang mirip cairan ekstraselular. Karena perbedaan sifat antara kristaloid
dan koloid, dimana kristaloid akan lebih banyak menyebar ke ruang interstitial dibandingkan
dengan koloid maka kristaloid sebaiknya dipilih untuk resusitasi defisit cairan di ruang
intersisial.
Penggunaan cairan normal salin dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan timbulnya
asidosis hiperkloremik, sedangkan penggunaan cairan ringer laktat dengan jumlah besar
dapat menyebabkan alkalosis metabolik yang disebabkan adanya peningkatan produksi
bikarbonat akibat metabolisme laktat.
Larutan dekstrose 5% sering digunakan jika pasien memiliki gula darah yang rendah atau
memiliki kadar natrium yang tinggi. Namun penggunaannya untuk resusitasi dihindarkan
karena komplikasi yang diakibatkan antara lain hiperomolalitas hiperglikemik, diuresis osmotik,
dan asidosis serebral.
Koloid

Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut
“plasma expander”. Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai
berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini
cenderung bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler. Koloid dapat
mengembalikan volume plasma secara lebih efektif dan efisien daripada
kristaloid, karena larutan koloid mengekspansikan volume vaskuler dengan lebih
sedikit cairan dari pada larutan kristaloid. Sedangkan larutan kristaloid akan
keluar dari pembuluh darah dan hanya 1/4 bagian tetap tinggal dalam plasma
pada akhir infus. Koloid adalah cairan yang mengandung partikel onkotik dan
karenanya menghasilkan tekanan onkotik. Bila diberikan intravena, sebagian
besar akan menetap dalam ruang intravaskular. Contoh : albumin, dextran,
gelatin,HES
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai