Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR

Definisi

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada
dalam larutan (Abdul 2008).

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan
(Tarwoto dan Wartonah, 2004).

Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output. Dimana pemakaian cairan pada
orang dewasa antara 1.500ml-3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan
mekanisme haus.

Komposisi Cairan Utama

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

Cairan Intra Seluler (CIS)

Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh (Abdul 2008). Cairan ini
menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (Total Body Water [TBW]). CIS merupakan media
tempat terjadinya aktivitas kimia sel (Taylor, 1989). Pada orang dewasa, CIS menyusun sekitar 40%
berat tubuh atau ⅔ dari TBW, contoh: pria dewasa 70kg CIS 25liter. Sedangkan pada bayi 50% cairan
tubuhnya adalah cairan intraseluler.

Cairan Ekstra Seluler (CES)

Cairan Exstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan menyusun sekitar 30% dari total cairan
tubuh. Pada orang dewasa CES menyusun sekitar 20% berat tubuh (Price dan Wilson, 1986).
Menurut Abdul (2008) CES terdiri dari 3 kelompok yaitu :

Cairan intravaskuler (plasma) yaitu cairan di dalam sistem vaskuler.

Cairan intersitial yaitu cairan yang terletak diantara sel.

Cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan
sekresi saluran cerna.

Pertukaran Cairan

Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan elektrolit tubuh serta mempertahankan pH yang
normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua arah antara CIS dan CES. Elektrolit yang
berperan yaitu : anion dan kation.

Etiologi

Secara umum, faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain:

Umur

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengruh pada luas
permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Kebutuhan cairan pada bayi dan anak perharinya yaitu:

Untuk berat badan sampai 10 kg, kebutuhan cairan perhari 100ml/kgBB.

Berat badan 11-20 kg, kebutuhan cairan per hari 1000ml + 50ml/kgBB

Beratbadan >20kg, kebutuhan cairan per hari 1500ml + 20ml/kgBB

Kebutuhan cairan pada orang dewasa menggunakan rumus 30-50ml/kgBB/hari

Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udara rendah memiliki
peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit.

Diet

Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat
maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein
akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal
ini akan menyebabkan edema.

Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan rentensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.

Kondisi sakit

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
misalnya :

Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.

Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien dengan penurunan tingkat
kesadaran.

Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan
karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di
otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, Sekresi angiotensin II
sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume
darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang
terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
tractus gastrointestinal. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

Urine

Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output
cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml/24 jam, atau
sekitar 30-50 ml/jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan
menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
IWL (Invisible Water Loss)

IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa
normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL/hari, tapi bila proses
respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.

Keringat

Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari
anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

Feces

Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL/hari, yang diatur melalui mekanisme
reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Tindakan medis

Pengobatan

Pengobatan seperti pemberian diuretik dan laksatif.

Pembedahan

Faktor yang menyebabkan adanya suatu peningkatan terhadap kebutuhan cairan harian
diantaranya:

Demam, kebutuhan meningkat 12% setiap 10C.

Hiperventilasi.

Suhu lingkungan yang tinggi.

Aktivitas yang ekstrim/berlebihan.

Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria

Faktor yang menyebabkan adanya penurunan terhadap kebutuhan cairan harian, diantaranya:

Hipotermi.

Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi.

Oliguria atau anuria.

Hampir tidak ada aktivitas.

Retensi cairan misal gagal jantung.

Manifestasi Klinis

Hipovolemia
Pusing, kelemahan, keletihan

Sinkope

Anoreksia, mual, muntah, haus

Kekacauan mental

Konstipasi dan oliguria.

Peningkatan nadi, suhu.

Turgor kulit menurun.

Lidah kering, mukosa mulut kering.

Mata cekung.

Hipervolemia

Sesak nafas

Ortopnea.

Oedema.

Patofisiologi:

Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam
jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya,
gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan
interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk
untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum,
defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit,
penurunan asupancairan , perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan
berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan
ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial
seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti
terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran
pencernaan.
Komplikasi

Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :

Dehidrasi (Ringan, sedang berat).

Renjatan hipovolemik.

Kejang pada dehidrasi hipertonik.

Kelebihan volume ekstraselulser

Kebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan
proporsi yang kira-kira sama. Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada
ekstraseluler, maka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstitial sehingga
menyebabkan edema.

Penatalaksanaan

Pemberian cairan dan elektrolit per oral

Penambahan intake cairan dapat diberikan peroral pada pasien-pasien tertentu, misalnya pasien
dengan dehidrasi ringan atau DHF stadium I.

Penambahan inteke cairan biasanya di atas 3000cc/hari.

Pemberian elektrolit peroral biasanya melalui makanan dan minuman.

Pemberian therapy intravena

Pemberian terapy intravena merupakan metode yang efektif untuk memenuhi cairan extrasel secara
langsung.

Tujuan terapy intravena :


Memenuhi kebutuhan cairan pada pasien yang tidak mampu mengkonsumsi cairan peroral secara
adekuat.

Memberikan masukan-masukan elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit.

Jenis cairan intravena yang biasa digunakan :

Larutan nutrient, berisi beberapa jenis karbohidrat dan air, misalnya dextrosa dan glukosa. Yang
digunakanyaitu 5% dextrosa in water (DSW), amigen, dan aminovel.

Larutan elektrolit, antara lain larutan salin baik isotonik, hypotonik, maupun hypertonik yang banyak
digunakan yaitu normal saline (isotonik) : NaCL 0,9%.

Cairan asam basa, contohnya sodium laktate dan sodium bicarbonat.

Blood volume expanders, berfungsi untuk meningkatkan volume pembuluh darah atau plasma. Cara
kerjanya adalah meningkatkan tekanan osmotik darah.

Menghitung balance cairan.

Input

Input merupakan jumlah cairan yang berasal dari minuman, makanan, ataupun cairan yang masuk ke
dalam tubuh klien, baik secara oral maupun parenteral. Cairan yang termasuk input yaitu:

Minuman dan makanan

Terapi infus

Terapi injeksi

Air Metabolisme (5cc/kgBB/hari)

NGT masuk

Output

Output merupakan jumlah cairan yang dikeluarkan selama 24 jam. Cairan tersebut berupa:

Muntah

Feses, satu kali BAB kira-kira 100cc.

Insensible Water Loss (IWL), menggunakan rumus15cc/kgBB/hari

Cairan NGT terbuka

Urin

Drainage dan perdarahan

Hipovolemia

Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam basa dan elektrolit.

Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.

Rehidrasi oral pada diare pediatrik.

Hipervolemia, tindakan:
Pembatasan natrium dan air.

Diuretik.

Dialisis atau hemofiltrasi arteriovena kontinue: pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang
mengancam hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2015).Diagnosa Keperawatan.Jakarta: EGC.


Doenges, Moorhouse, Geissler. (2015). Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Harnawatiaj.(2008). Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. http://wordpress.com. Diakses 15
Mei 2017.
Mubarak, Wahid.I & Chayatin, NS.Nurul. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
Faqih, Moh. Ubaidillah. (2009). Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh Manusia.
http://www.scribd.com. Diakses 15 Mei 2017.
Perry dan Potter. (2015). Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St. Louis

Anda mungkin juga menyukai