Anda di halaman 1dari 5

NAMA : LARAS YULINAR PAULINAWATI KAMAGI

NIM : P17331193030
TINGKAT : 1/1A
Resume Hasil Penghitungan Kebutuhan Cairan dan Pemasangan Infus
A. Konsep Cairan dan Elektrolit
1. Homeostatis Cairan Tubuh
Homeostatis: Keseimbangan cairan tubuh antara intake dan output.
 Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui mami dan dikeluarkan dalam
jumlah yang relatif sama
 Bila terdapat gangguan homeostatis harus segera diterapi untuk
mengembalikan keseimbangan air dan elektrolit
2. Pengaturan Kebutuhan Cairan
 Organ (kulit, paru, gastrointestinal, ginjal)
 Sistem hormonal (ADH , Aldosteron, Prostaglandin, glucokortikoid)
3. Rasio dan Komponen Tubuh
 Neonatal - bayi 90 %
 Anak- anak 70 – 80 %
 Dewasa 50 -60 %
 Manula 45 - 50 %
4. Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh
Cairan tubuh sebanyak 60%, terdiri dari:
 Cairan ekstraseluler 20% (plasma darah 5%, interstitial 15%)
 Cairan intraseluler 40%
5. Output Cairan Tubuh
Kehilangan air yang tidak di sadari, dapat melalui udara saat ekspirasi
(pernafasan) dan kulit (bukan keringat), sulit diukur (Insensible Water Loss).
 Dewasa= 15 ml/kgBB/hari
 Anak= ( 30 – usia dlm tahun) ml/kgBB/hari
 Prakiraan IWL= 800 (400-1000) ml /hari
Kehilangan air yang disadari dan dapat diukur, dapat hilang melalui urine: 1500
(600-3000) ml/hari, faeces: 100 (50-500) ml/hari dan keringat: 100 ml/hari
(bergantung aktivitas).
6. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan
a) Usia
b) Suhu
c) Diet
d) Stress
e) Sakit

Kebutuhan Extra Penurunan Kebutuhan


 Demam  Hipotermia
 Hiperventilasi  Kelembaban sangat tinggi
 Suhu lingkungan tinggi  Oliguria atau anuria
 Aktivitas extrem  Tidak ada aktivitas
 Kehilangan abnormal  Retensi cairan.

7. Hipovolemia/ Dehidrasi
a) Dehidrasi isotonik: jika kehilangan cairan dan elektrolit seimbang
b) Dehidrasi hipertonik: jika kehilangan cairan ˃ elektrolit
c) Dehidrasi hipotonik: jika kehilangan cairan ˂ elektrolit
8. Cara Menghitung Cairan Tubuh
Secara umum, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk untuk
mengetahui jumlah cairan yang diperlukan tubuh dalam keadaan normal setiap
harinya.Untuk energi sebesar 1 kilokalori (kkal), dibutuhkan 1 mililiter (mL) air.
Hal ini berarti, jika seseorang memiliki kebutuhan energi 1.800 kkal, berarti
kebutuhan akan cairan sebesar 1x1.800 = 1.800 mililiter atau setara dengan 1,8
liter air. Jika ditinjau dari berat badan, bisa menggunakan rumus sebagai berikut.
Untuk 10 kilogam pertama berat badan, butuh 1 liter air. Untuk 10 kilogram
kedua, membutuhkan 500 mililiter air. Sisanya, untuk setiap kilogram berat badan
membutuhkan 20 mililiter air. Apabila seorang memiliki berat badan sebesar 60
kilogram, 10 kilogram pertama ia harus menyediakan 1 liter air, 10 gram kedua,
500 mL air, sementara 40 kilogram lainnya membutuhkan 800 mL air. Jadi
kebutuhan air secara keseluruhan untuk orang dengan berat badan 60 kilogram
adalah 2,3 liter per hari.
a) Rumus Dewasa
Untuk kebutuhan 24 jam
 bb 10 kg (1)= 1000 cc
 bb 10 kg (2)= 500 cc
 sisa bb= 20 cc x sisa bb kg
 dijumlahkan.
Contoh: bila bb kita 70 kg
 bb 10 kg (1)= 1000 cc= 1.000 cc
 bb 10 kg (2)= 500 cc= 500 cc
 sisa bb= 20 cc x 50kg= 1.000 cc jumlah kebut / hari= 2.500 cc
b) Rumus Anak
Untuk kebutuhan 24 jam
 4 x 10 kg (1) x 24=
 2 x 10 kg (2) x 24=
 1 x sisa bb x 24=
 dijumlahkan.
Contoh: bila bb anak kita 25 kg
 4 x 10 kg (1)x 24= 960 cc
 2 x 10 kg (2)x 24= 480 cc
 1 x sisa bb x 24= 120 cc kebut/hari= 1.560 cc
B. Infus Cairan Intravena (intravenous fluids infusion)
adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam
pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh.
 Terapi Intravena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung ke
vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium,
kalium), nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat.
 Memasang Infus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan
menggunakan infus set.
a) Tujuan pemberian cairan infus
1. Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan secara
adekuat melalui oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam-basa.
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah.
4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh.
5. Memonitor tekanan vena sentral (CVP).
6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan.
b) Kondisi yang memerlukan pemberian cairan infus:
1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen
darah)
2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
3. Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha)
(kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
4. “Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi)
5. Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
6. Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah)
c) Indikasi pemberian obat melalui jalur intravena :
1. Pada seseorang dengan penyakit berat
2. Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral
3. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah
4. Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi
5. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai,
d) Indikasi Pemasangan Infus :
1. Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).
2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah
terbatas.
3. Pemberian kantong darah dan produk darah.
4. Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).
5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada
operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk
persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko
dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur
infus.
e) Tipe-tipe Cairan Intravena
 Isotonik, Suatu cairan yang memiliki tekanan osmotic yang sama dengan ada
didalam plasma. Contoh: Nacl normal 0,9%, Ringer Laktat, Komponen-
komponen darah (albumin 5%, plasma),Dextrose 5% dalam air ( D 5 W )
 Hipotonik, Suatu larutan yang memiliki osmotic yang lebih kecil dari pada
yang ada didalam plasma darah. Pemberian cairan ini umumnya menyebabkan
dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk ke dalam sel untuk
memperbaiki keseimbangan di Intrasel dan Ekstrasel, sel-sel tersebut akan
membesar atau membengkak. Contoh: Dextrose 2,5% dalam Nacl 0,45% , Nacl
0,45%, Nacl 0,2%
 Hipertonik, Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotic yang lebih tinggi dari
pada yang ada dalam plasma darah. Pemberian cairan ini meningkatkan
konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk kedalam sel untuk
memperbaiki keseimbangan osmotic, sel kemudian akan menyusut. Contoh
cairan: Dextrose 5% dalam Nacl 0,9%, Dextrose 5% dalam Nacl 0,45,
Dextrose 10% dalam air, Dextrose 20% dalam air, Nacl 3% dan 5%, Larutan
hiperalimentasi, Dextrose 5% dalam ringer laktat, Albumin 25
f) Tipe-tipe Pemberian Infus
 IV push (IV bolus)
adalah memberikan obat dari jarum suntik secara langsung kedalam
saluran/jalan infus.
 Continous Infusion (infus berlanjut)
Continoius Infusion dapat diberikan secara tradisional melalui cairan yang
digantung, dengan atau tanpa pengatur kecepatan aliran. Infus melalui
intravena, intra arteri, dan intra thecal (spinal) dapat dilengkapi dengan
menggunakan pompa khusus yang ditanam maupun eksternal.

Anda mungkin juga menyukai