Anda di halaman 1dari 24

KESEIMBANGAN

CAIRAN DAN
ELEKTROLIT

SITTI DARAHLINA S.KEP NS


(SM V AKPER PEMKAB BUTON)

DISTRIBUSI DAN KOMPOSISI CAIRAN


TUBUH
1. Cairan ekstra sel :
. terdiri dari cairan interstisial dan cairan

intravaskuler
. Jumlahnya 30% dari keseluruhan cairan tubuh
. Berfungsi untuk mempertahankan

keseimbangan kimia dan elektrolit serta


mempertahankan kondisi asam dan basa

2. Cairan intrasel
. Cairan yang terdapat didalam sel
. Jumlahnya 70% dari jumlah seluruh cairan

dalam tubuh
. dalam membrane sel berisi subtansi terlarut

untuk keseimbangan cairan dan elektrolit


. Sekitar 40% membentuk berat tubuh

Komposisi cairan
Elektolit yang berfungsi untuk mengukur aktivitas

kimiawi yang mencerminkan julah kation dan anion


yang akan bereaksi terhadap kation dan anion lain
yang diberikan
Mineral , bekerja sebagai katalis dalam respon

saraf, kontraksi otot dan metabolisme zat gizi

Organ yang berperan dalam


keseimbangan cairan dan elektrolit
1. Ginjal

Memiliki fungsi dan kemampuan mengeluarkan dan


menahan air dan elektrolit agar memiliki keseimbangan
volume, konsentrasi serta pH normal dalam tubuh
2. Paru-paru
Bernapas merupakan cara untuk mengeluarkan cairan
3. Kulit
Kompensasi tubuh pada peningkatan suhu dengan
mekanisme penguapan dalam bentuk keringat
4. Saluran pencernaan
Pemasukan cairan dalam makanan dan minuman serta
pengeluaran melalui defekasi

Pergerakan Cairan Tubuh


1. Difusi :

Proses dimana Benda padat, cair, gas, bercampur secara acak yang
berpindah dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah,
sehingga distribusi partikel menjadi rata dan mampu melewati
membran sel yang permiabel terhadap subtansi tersebut
2. Osmosis :
.Proses perpindahan cairan yang encer ke cairan yang pekat

melalui membran semi permiabel.


.Kecepatan osmosis tergantung pada konsentrasi zat terlarut, suhu

larutan, muatan listrik, dan perbedaan tekanan antara osmosis


dalam larutan

Jenis larutan :
1) Isotonic : larutan yang sama osmolaritasnya dengan

plasma (normal salin 0,9% atau ringer laktat)


2) Hipotonik : larutan dengan konsentasi larutan lebih rendah

daripada plasma ( nacl 45%, salin 0,33%, dekstose 2,5%)


3) Hipertonik : larutan dengan konsentrasi solute lebih tinggi

dri plasma (dekstrose 5%, dalam salin 0,45%)


3. Transpor aktif :
.Proses menggerakan berbagai partikel untk menembus

membran sel
.Proses memerlukan aktivitas metabolik dan energi
.Sel dapat menerima dan memindahkan molekuldari

daerah yang berkonsentrasi rendh ke konsentrasi tinggi

PENGATURAN CAIRAN
TUBUH

1. Asupan cairan :

. didapatkan dari makanan dan oksidasi

makanan selama proses pencernaan.


. Jika cairan hilang dalam jumlah yang banyak

maka sel-sel reseptor akan mengaktifkan


pusat rasa haus dalam hipotalamus
. Stimulus fisiologis utama yaitu meningkatkan

konsentrasi plasma dan menurunkan volume


darah.

2. Pengeluaran cairan :
. ginjal : pada orang dewasa setiap menit

menerima sekitar 125 ml plasma untuk disaring


dan memproduksi 60 ml urine
. Kulit : diatur oleh saraf simpatis mengeluarkan

cairan melalui keringat sebanyak 600 ml


. Paru-paru : pengeluaran cairan yang tidak

disadari sebanyak 400 ml


. Seluran pencernaa : 100 ml

MASALAH KEBUTUHAN
CAIRAN
1. Hipervolume : penimbunan cairan di ekstrasel

ekstravaskuler serta di sela-sela jaringan dan rongga


serosa penimbunan biasanya terlihat pada jaringan
lunak misalnya subkutis atau paru-paru
2. Hipovolemi (dehidrasi) : output cairan dalam tubuh

melebihi intake sehingga jumlah cairan dalam tubuh


berkurang ( tanda dan gejala : haus, mukosa mulut
kering, oligouria, lemah, penurunan kesadaran)

PENGATURAN/ KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
1. KATION : ion yang mempengaruhu transmisi neurokimia

dan neuromuscular, seperti otot, irama dan


kontraktilitas jantung, alam perasaan dan perilaku, serta
fungsi saluran pencernaan :
a) Natrium
. jumlahnya paling banyak pada cairan ekstrasel
. Mempertahankan keseimbangan air
. Mentransmisi implus saraf
. Melakukan kontraksi otot
. diatur oleh asupan ginjal, aldosteron dan
pengeluaran urine
. Gangguan keseimbangan adalah hiponatremia dan
hipernatremia

b) Kalium
. Kation intrasel utama
. Mngatur keseimbangan elektrolit
. Diatur oleh ginjal
. Hipokalemia terjadi karena diare yang

berkepanjangan ditandai oleh kelemahan,


keletihan, kelumpuhan otot, diatensi usus,,
penurunan peristaltik, nadi yang irreguler
. Hiperkalemia disebabkan karena luka bakar,

asidosis metabolik, asupan kalium yang berlebihan,


penurunan fungsi ginjal sehingga mengurangi
ekskresi kalium

c) Kalsium :
. Kation yang dibutuhkan untuk integritas dan

struktur membran, koagulasi darah,


pertumbuhan dan pembentukn tulang,
relaksasi otot
. Berada dalam cairan ektrasel,
. Kelenjar tiroid dan paratiroid
. Hiperkalsemia trjadi karena reabsorbsi kalsium
pada tulang yang berlebihan
d) Magnesium :
. Kation yang ekskresinya melalui ginjal
. Sangat penting untuk aktivitas enzim,
neurokimia dan eksibilitas otot
. Hipermagnesemia menyebabkan terjadinya
penurunan eksitabilitas pada otot

2. ANION : mempengaruhi cairan dalam tubuh, elektrolit

serta keseimbangan asam basa, ditemukan dalam


ruang intrasel dan ekstrasel :
a) Klorida :
. Diatur di ginjal (klorida yang meningkat akan di
ekskresi di ginjal)
. Berada dalam ruang ekstrasel dan intrasel
. Hipokloremia disebabkan karena muntah dan
draenase nasogatrik dalam waktu yang lama,
terjadi juga pada bayi yang diare
b) Bikarbonat :
. Anion buffer
. Berfungsi pada keseimbangan asam dan basa
c) Fosfat :
. Mengembangkan dan memelihara tulang dan gigi
. Fosfat dalam tubuh adalah 2,5-4,5 mg/100ml

KETIDAKSEIMBANGAN ASAM DAN


BASA
1. Asidosis metabolik

Kondisi dimana tubuh tidak mampu membuang asam


dalam tubuh
2. Alkalosis metabolik
Kondisi tubuh yang mengalami kehilangan asam yang
berlebihan akibat muntah atau gangguan asam
lambung
3. Asidosis respiratorik
Kondisi dimana saluran pernapasan tidak mampu
mengeluarkan karbondioksida (paCO2) dalam cairan
tubuh disebabkan hipoventilasi yang diawali gagal
napas. Terjadi peningkatan serebrospinal dan sel-sel
otak akan menjadi asam terjadi perubahan neurologia

4. Alkalosis respiratorik

Kondisi dimana terjadi penurunan karbondioksida


(PaCO2) dalam cairan tubuh yang disebabkan
karena hiperventilasi seperti pada pasien asma.

mempengaruhi keseimbangan
cairan, elektrolit, asam dan
basa
1. Usia

Distribusi cairan dan elektrolit berbeda sesuai dengan perubahan


perkembangan seseorang serta proses penuaan
2. Ukuran tubuh

Lemak tidak mengikat air sehingga berbeda antara orang gemuk dan orang
kurus juga pada laki-laki dan perempuan
3. Temperatur lingkungan

Peranan vasodilatasi dan vasokontriksi pada kompensasi tubuh


4. Gaya hidup

olahragawann akan membutuhkan asupan cairan lebih banyak dari orang


yang tidak berolahraga

PERHITUNGAN KESEIMBANGAN
CAIRAN
Inteake = Output + IWL (Insensible Water Loss)

Intake : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan


dalam makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat
suntik, obat yang di drip, albumin dLl
Output : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter

maka hitung dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang


maka pasien harus menampung urinenya sendiri, biasanya
ditampung di botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter,
kemudian feses.
IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya

tidak disadari dan sulit diHitung, yaitu jumlah keringat, nafas

Hal-hal yang perlu di


perhatikan
1. Rata-rata intake cairan perhari
. Air minum : 1500- 2500 ml
. Air dari makanan : 750 ml
. Air hasil metabolisme : 300 ml
2. Rata-rata output cairan perhari
. Urine : 1-2 cc/KgBB/jam
. IWL : dewasa = 15 cc/KgBB/hari

anak-anak = 30-umur
(th)cc/KgBB/hari
. Feses : 100-200ml
Sumber : horne dan swearingen 2001

Contoh :
Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37C

IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam


24 jam

* dlm 24 jam ----> 37,5 x 24 = 900cc

*Rumus IWL Kenaikan Suhu

[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal


24 jam

Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39C, CM= 200cc

IWL = [(10%x200)x(39C-37C)] + 37,5cc


24 jam
= (20x2) + 37,5cc
24
= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam

Iwl pada anak


Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap

umur, untuk menentukan Air Metabolisme,


menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid
Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka
Indonesia yaitu:
Usia Balita (1 - 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari
Usia 5 - 7 tahun : 8 - 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 - 11 tahun : 6 - 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 - 14 tahun : 5 - 6 cc/kgBB/hari

An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut ibunya: "rewel,

tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi malam berdarah"
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran
composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya
6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24
jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!

Input cairan: Minum : 1000 cc


Infus : 1000 cc
AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg)
------------------------ 2112 cc

Out put cairan: Muntah : 100 cc


Urin : 1000 cc
IWL : 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg
---------------------------- 1478 cc
Balance cairan = Intake cairan - Output Cairam
2112 cc - 1478 cc
+ 634 cc

Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x

39,8 C !
yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada
kenaikan suhu gunakan rumus:
IWL An X = 378 + 200 (39,8 C - 36,8 C)
378 + 200 (3)
378 + 600
978 cc
Maka output cairan An X = Muntah : 100 cc
Urin : 1000 cc
IWL : 978 cc
+
------------------------ 2078
cc
Jadi Balance cairannya = 2112 cc - 2078 cc
+ 34 cc.

MENGHITUNG TETESAN
INFUS

Tetesan/Menit = jumlah cairan yang dimasukkan


lamanya infus
Keterangan :
Makro :1 cc = 20 tetes

mikro= 1 cc

mikro= 60 tetes

Anda mungkin juga menyukai