Oleh:
Nama : Ari Dwi Kristanto
NIM : P17220194054
Menurut (Hardi et al., 2019) cairan elektrolit dalam tubuh manusia dibagi
menjadi 2 kelompok besar yaitu cairan intra seluler dan ekstra seluler. Cairan intra
seluler adalah cairan yang berada di dalam sel tubuh dan cairan ekstra seluler adalah
cairan yang berada di luar sel yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu cairan
intravaskuler (plasma), cairan itersitial (cairan yang terletak diantara sel), dan cairan
transeluler cairan intravaskuler atauplasmadarah meliputi 20% cairan ekstraseluler
atau 15% dari total berat badan. Cairan interstitial menempati 5% dari berat badan,
dan cairan transeluler meliputi cairan gastrointestinal, cairan empedu, urin, cairan
serebrospinal, aqueous humor, cairan sendi, cairanpleura, cairan peritoneum dan
cairan pericardial.
Cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur sedemikian
rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan. (Khrisna &
Hartawan, 2017)
B. Etiologi
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon
dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium
(Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan
bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian
berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan
negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia
dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam
kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi.
Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan
kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan
kulit, ginjal (urine), ekresi pada proses metabolisme.
a. Intake Cairan :
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum
kira-lira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500
ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari
makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.Berikut adalah kebutuhan
intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan
tabel di bawah ini :
Kebutuhan Cairan (mL/24
No Umur Berat Badan (kg)
Jam).
1. 3 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3. 2 tahun 11,8 1350-1500
4. 6 tahun 20,0 1800-2000
5. 10 tahun 28,7 2000-2500
6. 14 tahun 45,0 2200-2700
7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat
haus dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari
kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari
penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume
darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus
walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah
minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.
b. Output Cairan :
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine :
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus
urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam
kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar
30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat
kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas
kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai
upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan
mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh
melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses
respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.
*Rumus menghitung balance cairan
CM – CK – IWL
Ket:
CM : Cairan Masuk
CK : Cairan Keluar
(15 x 60)
IWL = = 37,5 cc/jam
24 jam
*kalo dlm 24 jam ----> 37,5 x 24 = 900cc
*Rumus IWL Kenaikan Suhu
[(10 % x CM ) x jumlah kenaikan suhu]+ IWLnormal
24 jam
Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc
Pasien usia 30 tahun datang dengan diagnosa dehidrasi. BB pasien saat datang
56 Kg. Tinggi pasien : 170 cm. Berapa kebutuhan cairan yang dibutuhkan
tersebut?
Jawab: BB pasien 56 Kg
Maka 10 kg pertama : 1000 cc cairan
10 kg kedua : 500 cc cairan
36 kg terakhir = 20 ml x 36 Kg = 720 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan = 1000 cc + 500 cc+ 720 cc
= 2220 ml = 2.2 L
Ada 2 metode pemberian cairan infus, yang dikenal juga dengan sebutan
faktor tetes, yaitu set makro dan set mikro.
1. Set makro:
Untuk memberikan 1 mL cairan infus, dalam proses pemasangan infus,
perawat akan membuka lubang tetesan infus dengan diameter yang lebih
besar, sehingga tetesan yang keluar juga berjumlah lebih sedikit, yakni hanya
10-20 tetes.
2. Set mikro:
Untuk memberikan 1 ml cairan infus, lubang tetesan infus hanya dibuka
sedikit, sehingga jumlah tetesan yang keluar juga lebih banyak, yakni 45-60
tetes.
o Rumus dasar dalam satuan menit
o Rumus dasar dalam satuan jam
Disini kita menggunakan ketetapan faktor tetes infus set makro = 60.
Jadi untuk menghitung tetesan infus untuk infus set mikro tetap gunakan rumus diatas
hanya ganti angka angka faktor tetesan dengan faktor tetes mikro yaitu 60
IMT adalah indeks sederhana dari berta badan terhadap tinggi badan yang digunakan untuk
mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa.
IMT didefinisikan sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat
tinggi badan dalam meter (kg/m3)
Contoh kasus =
IMT : 48 kg
1,63 m x 1,63 m
= 18 kg/m3
TABEL DEHIDRASI
Derajat Dehisrasi
DEHIDRASI DEWASA ANAK
Ringan 4% 4%-5%
Sedang 6% 5%-10%
Berat 8% 10%-15%
Shock 15-20% 15%-20%
PENILAIAN A B C
Lihat keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai, atau
tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa, tidak Haus, ingin minum Malas, minum atau
haus banyak tidak bisa minum
Periksa: Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat kembali sangat
lambat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/ Dehidrasi berat
sedang
CONTOH KASUS
Rumus Dehidrasi : BB pasien saat sehat : 55 kg
Rumus menghitung kebutuhan cairan : (BB saat sehat -BB saat sakit) x 100%
BB saat sehat
F. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian focus
Nama.
Umur.
Jenis Kelamin.
Pendidikan.
Pekerjaan.
Alamat.
No. Registrasi.
Diagnosa Medis.
Tanggal MRS.
Riawayat Kesehatan
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit masa lalu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keperawatan
A. Pola intake
Jumlah cairan yang dikonsumsi
Tipe cairan yang biasa dikonsumsi
B. Pola elimnasi
Mual dan muntah
Kebiasaan berkemuh
Perubahan jumlah maupun frekuensi
Kaakteristik urine
C. Evaluasi status kehilangan cairan klien
Tanda tanda
Edema
Rasa haus berlebihan
Membrane muksa kering
D. Proses penyakit yang dapat enganggu keseimbanngan cairan
Kanker , luka bakar \
Data objektif
Pemeriksaan fisik
Hipovolemi
Hipervolemi
Rencana keperawatan
Terapeutik
Hitung
kebutuhan cairan
Berikan
posisi modified
trendelenburg
Berikan
asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian cairan IV
issotonis (mis.
cairan NaCl, RL)
Kolaborasi
pemberian cairan IV
hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
Kolaborasi
pemberian cairan
koloid (mis.
albumin,
plasmanate)
Kolaborasi
pemberian produk
darah
Therapeutik
Timbang
berat bada setiap hari
pada waktu yang
sama
Batasi
asupan cairan dan
garam
Tinggikan
kepala tempat tidur
30-40 derajat
Edukasi
Anjurkan
melapor jika
haluaran urine <0.5
ml/kg/jam dalam 6
jam
Anjurkan
melapor jika BB
bertambah > 1 kg
dalam sehari
Ajarkan
cara mengukur dan
mencatat asupan dan
haluaran cairan
Ajarkan
cara membatasi
cairan
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian diuritik
Kolaborasi
penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretic
Kolaborasi
pemberian
continuous renal
replacement therapy
LEAFLET KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DAFTAR PUSTAKA
Hardi, M., Siregar, Y. I., Ilza, M., & Anita, S. (2019). Survei Kondisi Sosial
Masyarakat Dalam Memenuhi Kebutuhan Air harian di Kecamatan Minas,
Kabupaten Siak. Dinamika Lingkungan Indonesia, 6(2), 110.
https://doi.org/10.31258/dli.6.2.p.110-116
Khrisna, I. N. E. A., & Hartawan, I. U. H. (2017). Keseimbangan Cairan Dan
Elektrolit. Progress in Physical Geography, 14(7), 450. https://tel.archives-
ouvertes.fr/tel-01514176