Anda di halaman 1dari 27

DISKUSI REFLEKSI KASUS

BALANCE CAIRAN
KELOMPOK PN 4
OUTLINE

01 03
PENGERTIAN ETIOLOGI DAN
BALANCE CAIRAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI

CARA

02 04
FUNGSI CAIRAN
MENGHITUNG
TUBUH KESEIMBANGAN
CAIRAN
Pengertian
PENGERTIAN (2)
1. Cairan dan elektrolit merupakan komponen terbesar dalam tubuh manusia. Pada
tubuh manusia terdiri dari dua jenis cairan yaitu cairan intra seluler dan cairan
ekstra seluler.

CIS
• 55% DARI CAIRAN TUBUH
• Cairan intravaskuler terdiri atas
plasma, komponen darah, hormon, dan
nutrisi (Agro, 2012).

CES •45% DARI CAIRAN TUBUH


•Cairan ekstraseluler terdiri dari 3 kompartemen, yaitu cairan
intravaskuler, cairan interstitial, dan cairan transeluler
Fungsi Cairan
Tubuh
FUNGSI CAIRAN TUBUH
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan
temperature tubuh

2. Transport nutrient ke sel

3. Transport hasil sisa metabolism

4. Transport hormone

5. Pelumas antar organ

6. Mempertahankan tekanan hidrostatikdalam sistem


kardiovaskuler

Cairan berperan penting dalam pembentukan energi, pemeliharaan
tekanan osmotik, dan transport zat-zat tubuh dan menembus
membrane sel, dan satu pertiga (33%) adalah cairan ekstra sel.

Menurut hasil penelitian hierarki maslow kebutuhan cairan


merupakan kebutuhan dasar manusia yang pertama yang harus di
penuhi.

Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat terganggu oleh berbagai


penyebab. Gangguan tersebut dapat terjadi karena penyakit yang
timbul mendadak misalnya trauma, kecelakaan, infeksi pada saluran


cerna, dan luka bakar.

Tindakan kedokteran seperti anestesi dan pembedahan dapat


mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
—Suwarsa, 2018
Etiologi atau faktor
keseimbangan cairan
Faktor Risiko yang mempengaruhi
keseimbangan cairan

USIA AKTIVITAS IKLIM


Aktivitas menyebabkan Individu yang tinggal di
Usia berpengaruh
peningkatan proses lingkungan yang bersuhu
terhadap proporsi tubuh,
metabolisme dalam tubuh. tinggi atau di dearah
luas permukaan tubuh, dengan kelembapan yang rendah
Hal ini mengakibatkan
kebutuhan metabolik, serta akan lebih sering mengalami
penigkatan haluaran cairan
berat badan kehilangan
melalui keringat.
cairan dan elektrolit
Faktor Risiko yang mempengaruhi
keseimbangan cairan

DIET STRESS

PENYAKI TINDAKA
ANAMNESA
MENEGAKKAN DIAGNOSA
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT

ANAMNESA
•ditanyakan adanya panas badan, keringat berlebihan, diare, muntah, haus,
pemakaian obat-obat tertentu, pemasukan dan pengeluaran cairan tidak
seimbang

PEMERIKSAAN •berat badan dan tinggi badan, tekanan darah, nadi, turgor kulit, mukosa
mulut dan lidah, mata cekung, ubun-ubun (fontanel), pernafasan, diuresis,
FISIK refleks dan pemasangan tekanan vena sentral

PEMERIKSAAN •Hb, hematokrit, berat jenis plasma, osmolaritas, elektrolit,


pemeriksaan urin, urea-N dan kreatinin (Agro, 2012).
LABORATORIUM
MASALAH
KEBUTUHAN CAIRAN
MASALAH KEBUTUHAN CAIRAN

Hipovolume Hipervolume atau


atau Dehidrasi Overhidrasi
•Berdasarkan kekurangan •hipervolume (peningkatan
volume CES (Inotonik,
volume darah) dan edema
hipertonik, hipotonik)
•Berdasarkan derajat (Berat, (kelebihan cairan
Sedang, Ringan( interstisial)
Mengukur Intake
dan Output Cairan
Pengukuran intake dan output cairan merupakan
suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukur
jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh
(intake) dan jumlah cairan yang keluar dari tubuh
(output).
Tujuan Mengukur Intake dan Output Cairan

Menentukan status keseimbangan


cairan tubuh klien.

Menentukan tingkat dehidrasi


ataupun tingkat kelebihan cairan
klien.
PROSEDUR TINDAKAN
1. Tentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh. Cairan yang masuk
kedalam tubuh melalui air minum, air dalam makanan, air hasil oksidasi
(metabolism), dan cairan intravena.

2. Tentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien. Cairan yang keluar
dari tubuh terdiri atas urine, insensible water loss (IWL), feses, dan
muntah.

3. Tentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus :


Balance Cairan = intake-output
Hal yang perlu diperhatikan :

Rata-rata intake cairan per hari :


Air minum : 1500-2500 ml
Air dari makanan : 750 ml
Air hasil metabolism oksidatif : 300 ml

Rata-rata output cairan per hari :


Urine : 1-2 cc/kgBB/jam
Insensible water loss (IWL) :
Dewasa : 10-15 cc/kgBB/hari
Anak-anak : 30-umur (th) cc/kgBB/hari

Bila ada kenaikan suhu : 300 (setiap kenaikan suhu 1C di atas 38C)
Feses : 100-200 ml
(Sari, 2016).
Cara Menghitung IWL
Tn. A memiliki BB 50 Kg, maka IWL nya adalah?
IWL = 10 x 50 KgBB/24 jam
IWL = 500 cc/24 jam 

Untuk mengetahui IWL perdinas maka:


IWL 500 cc x 7 : 24 jam =  145,8 cc/jam 
bisa dibulatkan menjadi 146 cc/jam
(Catatan : untuk dinas pagi dan siang dikali 7. Sedangkan untuk dinas malam dikali 10

Bagaimana dengan rumus IWL kenaikan suhu ?


Hal yang perlu kita ingat adalah menghitung jumlah cairan masuk terlebih dahulu:
VIDEO INPUT BALANCE CAIRAN SIMRS
Kuis Kasus
1. Tn Y (35 tahun), BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua. Keadaan umum masih lemah,
kesadaran composmentis. Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih
dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka
incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% : 2000 cc/24 jam,
terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi PRC 500 cc. Hitung balance cairan Tn
Y/24 jam !

2. Tn Y (35 tahun), BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua. Keadaan umum masih lemah,
kesadaran composmentis. Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih
dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka
incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% : 2000 cc/24 jam,
terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi PRC 500 cc. Hitung IWL Tn Y/24 jam
bila terjadi kenaikan suhu Tn Y 38.5 !
Jawaban Kuis Kasus
1. Tn Y (35 tahun), BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua. Keadaan umum masih lemah,
kesadaran composmentis. Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih
dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka
incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% : 2000 cc/24 jam,
terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi PRC 500 cc. Hitung balance cairan Tn
Y/24 jam !

JAWAB
Input Cairan :
- Infus = 2000 cc
- Tranfusi WB = 400 cc
Output cairan :
- Drainage = 100 cc
- NGT = 200 cc
- Urine = 1700 cc
- IWL = 600 cc (10 cc x 60 kg) = 2500 cc

Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam :


Intake cairan - output cairan
2400 cc – 2500 cc = - 100 cc.
Jawaban Kuis Kasus
2. Tn Y (35 tahun), BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua. Keadaan umum masih lemah,
kesadaran composmentis. Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih
dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka
incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% : 2000 cc/24 jam,
terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi PRC 500 cc. Hitung IWL Tn Y/24 jam
bila terjadi kenaikan suhu Tn Y 38.5 !

JAWAB
Hal yang perlu kita ingat adalah menghitung jumlah cairan masuk terlebih dahulu:
Input Cairan :
- Infus = 2000 cc
- Tranfusi WB = 400 cc
Output cairan :
- IWL normal = 600 cc (10 cc x 60 kg)

IWL Kenaikan Suhu


[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu]/ 24 jam + IWL normal
[(10% x 2400) x (38,5 – 37.5)]/ 24 jam + 600
(240 x 1) + 600/24 jam
35 cc/jam
DAFTAR PUSTAKA
 
Agro FE, Vennari M. 2012. Physiology of body fluid compartments and
body fluid Management. In: Agro FE, ed. Body Fluid Management.
From physiology to therapy. New York: Springer. 2012: 1-2.
Suwarsa, O. 2018. Terapi Cairan dan Elektrolit pada Keadaan Gawat Darurat
Penyakit Kulit (Fluids and Electrolyte Therapy in Emergency Skin
Diseases). Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of
Dermatology and Venereology. V ol. 30 / No. 2 / Agustus 2018.
Alimul H, A Azis. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Situmorang, EY. 2010. Gambaran Pola Makan Pasien Penyakit Ginjal
Kronis yang Menjalani. Hemodialisa Rawat Jalan Di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2009. Medan : Universitas Sumatera Selatan
Haswita & Reni, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Tim
Sari, L. R. (2016). Upaya Mencegah Kelebihan Volume Cairan Pada Pasien
Chronic Kidney Desease.4.Diakses dari http://jurnal.usu.ac.id pada tanggal
09 juli 2018.
ANY
QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai