APA ITU CAIRAN INFUS? cairan infus biasa disebut sebagai cairan intravena, merupakan cairan tambahan yang digunakan dalam terapi intravena. Cairan ini berguna untuk mengembalikan atau mempertahankan volume cairan normal. Infus adalah perawatan medis yang dilakukan dengan memberikan cairan dan obat langsung melalui pembuluh darah. Jenis cairan infus yang diberikan dapat berfungsi sebagai cairan pemeliharaan atau pun cairan resusitasi saat pasien kritis. Tujuan pemberian cairan infus
• Mencegah kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) akibat sakit atau
melakukan aktivitas secara berlebihan • Pengobatan yang disebabkan oleh infeksi menggunakan antibiotik • Mengendalikan rasa nyeri menggunakan jenis obat-obatan tertent • Pengobatan kemoterapi jENIS CAIRAN INFUS 1. Ringer Laktat
merupakan cairan yang terdiri dari larutan
NaCl (Natrium Klorida) dan Laktat. Cairan ini sering digunakan untuk pengobatan pasien yang dehidrasi berat, karena dapat membantu mengembalikan keseimbangan cairan tubuh pasien. Selain itu, Ringer Laktat juga berguna untuk memperbaiki kinerja jantung, ginjal, dan paru- paru pada pasien. 2. nACL 0,9% NaCl 0,9% atau sering disebut sebagai saline normal merupakan cairan infus yang terdiri dari larutan NaCl dalam konsentrasi 0,9%. Cairan ini sering digunakan untuk mengganti cairan tubuh dan elektrolit pada pasien yang mengalami dehidrasi ringan atau sedang akibat diare, muntah, demam, dan sebagainya. 3. dEXTROSE 5%
Dextrose 5% atau sering disebut sebagai
glukosa adalah cairan infus yang mengandung 5% glukosa dalam larutan NaCl. Cairan ini berguna untuk menyediakan energi pada pasien yang membutuhkan nutrisi atau sebagai sumber energi tambahan bagi pasien yang sedang dalam kondisi pasca operasi. 4. Dextrose 10%
adalah cairan infus yang mengandung 10%
glukosa dalam larutan NaCl. Cairan ini sering digunakan pada pasien yang membutuhkan asupan energi lebih banyak seperti pada pasien dengan luka bakar atau pasien yang mengalami kehilangan darah yang cukup besar. 5. Dextrose 20%
adalah cairan infus yang mengandung 20%
glukosa dalam larutan NaCl. Cairan ini digunakan untuk menyediakan energi pada pasien dengan kondisi yang membutuhkan asupan energi tinggi seperti pada pasien trauma, operasi, atau sepsis. 6. Albumin 5%
adalah cairan infus yang mengandung protein
albumin dalam konsentrasi 5%. Cairan ini sering digunakan untuk menstabilkan tekanan darah pada pasien dengan kondisi yang membutuhkan asupan cairan tambahan seperti pada pasien dengan sirosis hati, peritonitis, atau luka bakar. 7. Fresh Frozen Plasma
atau sering disebut sebagai FFP adalah cairan
infus yang mengandung faktor pembekuan darah yang berguna untuk mencegah perdarahan dan menghentikan perdarahan pada pasien yang membutuhkan perawatan khusus seperti pada pasien dengan von Willebrand disease atau hemofilia. C.. Faktor-faktor yang mempengaruhi cairan dan elektrolit
1. Usia
usia berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas
permukaan tubuh, kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertumbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering disebabkan oleh masalah jantung atau gangguan ginjal. 2. Penyakit Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dasar sel atau jaringan yang rusak (mis., Luka robek, atau luka bakar). 3. lingkungan
individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu
panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan pernapasan. 4. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap
kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme. 5. Diet Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memecah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin. 6. Stres Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine. 7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder
terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium. 8.Pengobatan Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat. Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam tubuh. 9. Pembedahan Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat-obat anastesia. Thank You!